Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IMUNOHISTOKIMIA

“ Antibodi (Immunoglobulin) “

OLEH

NAMA : MERLIN BERTHA KOLIBONSO


NIM : B1D119130
KELAS : 2019 E ( ALIH JENJANG )

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FAMASI,TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang
berjudul “ Sistem Kekebalan Tubuh atau Antibodi ”
Saya berharap dengan adanya Makalah ini, dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Saya menyadari
dalam pembuatan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran
yang membangun akan sangat membantu saya dalam pembuatan Makalah
kedepannya. Dengan kerendahan hati, saya berharap kemakluman dari para
pembaca, semoga Makala ini bermanfaat bagi pembaca sekalian, Aamiin.

Makassar, ,Maret, 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3

A. Pengertian Antibodi...........................................................................3
B. Fungsi Antibodi ................................................................................4
C. Sifat-sifat Antibodi ............................................................................4
D. Struktur Antibodi ..............................................................................5
E. Macam-macam Antibodi ..................................................................6
F. Proses Pembentukan Antibodi ..........................................................8
G. Mekanisme Kerja Antibodi................................................................10
H. Interaksi Antigen dan Antibodi .........................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................13

A. Kesimpulan .......................................................................................13
B. Saran..................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dan vertebrata lainnya memiliki system pertahanan tubuh yang
berperan untuk melindungi dirinya dari serangan agen-agen penyebab
penyakit. Sistem ini disebut sebagai sistem kekebalan tubuh atau system imun.
Sistem kekebalan vertebrata merupakan suatu jaringan yang melibatkan
banyak molekul dan sel dengan satu tujuan : membedakan antara unsur
dirinya sendiri dan unsur asing. Fungsi utamanya adalah melindungi manusia
dan vertebrata terhadap mikroorganisme (virus, bakteri dan parasit) (Stryer,
2000).
Kekebalan timbul akibat interaksi antara antigen dan antibody. Sistem
imun dapat membedakan substansi yang masuk ke dalam tubuh sebagai “self”
dan “nonself” melalui proses pengenalan yang rumit. Antigen self (dari tubuh
orang yang bersangkutan) biasanya ditoleransi oleh system kekebalan tubuh,
sedangkan antigen “nonself” atau dari luar tubuh diidentifikasi sebagai
penyusup dan diserang oleh system kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Ilmu yang
mempelajari system kekebalan tubuh (imunitas) disebut immunologi (Badriah.
B, 2016).
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang
terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia.
Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur
dasar sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.
Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut.
Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara
spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari
sel mast.
Kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika

1
sistem kekebalan bekerja dengan benar,sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dsan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat
asing lain dalam tubuh jika sistem kekebalan melemah,kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan pathogen, termasuk
virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor,dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker (Badriah. B, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Antibodi ?
2. Apa Fungsi Antibodi ?
3. Apa Sifat-sifat Antibodi ?
4. Apa saja struktur Antibodi ?
5. Macam-macam Antibodi ?
6. Bagaimana Proses Pembentukan Antibodi ?
7. Bagaimana Mekanisme Kerja Antibodi?
8. Bagaiman Interaksi Antigen dan Antibodi ?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan lebih dalam mengenai sistem imun atau (ANTIBODI) serta
untuk memenuhi tugas mata kuliah Imuno Histokimia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau
kelenjar tubuh vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh
untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri
dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap
antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan. Antibodi
diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang
berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda,
yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai
berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada
pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong
mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang
berbeda yang ditemui (Firmansyah.R. Dkk, 2007).
Antibodi (immunoglobulin) adalah protein yang disintesis oleh hewan
atau manusia sebagai respon terhadap substansi asing (antigen). Antibodi ini
disekresi oleh sel plasma yaitu sel yang diturunkan dari sel limfosit B (sel B).
Protein yang larut ini merupakan elemen pengenalan pada respon kekebalan
humoral. Tiap antibodi mempunyai afinitas spesifik terhadap materi asing
yang memicu sintesis antibodi itu (Badriah. B, 2016).

Gambar 1 : Antibodi

3
B. Fungsi Antibodi
Fungsi dari antibodi antara lain sebagai berikut:
Antibodi mempunyai kemampuan dalam mengenali dan menempel
atau melekat kepada antigen yang dikenali bisa menyebabkan penyakit pada
tubuh. Dalam mengenali dan melekat dengan antigen, zat antibodi selalu
berperilaku sebagai penanda, dan kemudian akan mengirimkan sinyal pada sel
darah putih yang lain untuk menyerang zat asing tadi.
C. Sifat-Sifat Antibodi
Antibodi mempunyai sifat-sifat yang menjadi cirinya, yaitu:
- Diproduksi pada Reticuloendrothelial System (RES) seperti Sumsum
tulang, kelenjar limfe, hati dan lain-lain yang sesuai pada tempat
pembentukan sel dara putih.
- Memiliki sifat tidak tahan kepada sinar matahari (thermolabil). Oleh sebab
itu, zat antibodi yang sudah dibekukan harus disimpan pada lemari
pendingin dan juga tidak terpapar cahaya matahari secara langsung.
- Dapat direaksikan dengan antigen secara khusus, ibarat kunci dengan
gembok.
- Dapat larut dalam darah (sel plasma)
- Tersusun atas suatu zat yang menempel pada gammaglobulin.
Selain sifat diatas, ada beberapa sifat antibodi apabila dinilai dari cara
kerja setiap jenis antibodi itu, sifat antibondi tersebut antara lain yakni:
1. Presipirin
Antibodi yang memiliki sifat presipiriki akan bekerja dengan melakukan
pengendapan zat-zat asing seperti bakteri, virus, dan lain-lain.
2. Lisin
Antibodi yang mempunyai sidat lisin akan bekerja dengan melakukan
penghancuran zat-zat asing yang masuk.
3. Opsonin
Sifat opsopnin ini ada pada antibodi mempunyai makna bahwa antibodi itu
dapat merangsang serangan leukosif atas antigen yang masuk.

4
4. Aglutinin
Aglutinin merupakan sifat antibodi yang bekerja dengan meluruhkan
antigen, aglutinogen, dan zat-zat asing lain.
D. Struktur Antibodi
Antibodi terdiri dari unit efektor dan unit pengikatan yang berbeda.
Dalam suatu penelitian mengenai Imunoglobulin G yang merupakan antibodi
utama dalam serum dipecah menjadi fragmen-fragmen yang tetap mempunyai.
Pada tahun 1959 Rodney Porter menunjukkan bahwa immunoglobulin G
dapat dipecah menjadi tiga fragmen aktif yaitu 2 Fab dan 1 Fc. Dua diantara
fragmen di atas mengikat antigen. Keduanya disebut Fab (ab singkatan untuk
pengikatan antigen atau “antigen binding”, F untuk fragmen). Tiap Fab
mengandung satu situs pengikatan untuk antigen. Fragmen I lainnya yaitu Fc
yang tidak mengikat antigen tetapi dapat berfungsi sebagai efektor.
Selanjutnya, pada struktur antibodi terdapat dua rantai ringan ( light
chain) dan dua rantai berat (heavy chain). Tiap rantai L (ringan) terikat pada
rantai berat (H) dengan suatu ikatan disulfida dan ratai H saling berikatan
dengan paling sedikit satu ikatan disulfida. Panjang rantai H yang
mengandung 446 residu asam amino, kira-kira dua kali panjang rantai L.
Analisis menunjukkan bahwa semua perbedaan urutan asam amino terdapat
pada 108 residu di ujung amino terminal. Jadi rantai panjang, seperti juga
rantai pendek, terdiri dari bagian yang variabel dan bagian yang konstan.
Bagian variabel pada rantai panjang mempunyai panjang yang sama dengan
yang di rantai pendek, sedang bagian yang konstan kira-kira tiga kali panjang
bagian konstan pada rantai pendek (Stryer, 2000, ).

5
Struktur antibodi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2 :Struktur Antibodi

E. Jenis-Jenis Antibodi
Pada sel B tertentu, antibodi-antibodi yang dihasilkan berbeda dari
reseptor sel B hanya dalam wilayah konstan (C) dari rantai berat. Sebagai
ganti dari wilayah transmembrane dan ekor sitoplasmik, rantai berat
mengandung sekuens-sekuens yang menentukan tempat antibodi
didistribusikan dan bagaimana antibodi tersebut memerantarai pembuangan
antigen. Kelima tipe utama wilayah C rantai berat menentukan lima kelas
utama antibodi. (Campbel, 2010). Rantai panjang pada immunoglobulin G
disebut rantai γ, sedangkan pada immunoglobulin A,M,D dan E disebut α, μ,
δ, dan δ berurutan (Styer,2000). Berikut gambaran ke lima kelas antibodi :

Gambar 3 : 5 Kelas Antibodi

1. Imunoglobulin G

6
Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi.
Terbanyak dalam serum (75%). Antibodi ini dengan mudah melewati
dinding pembuluh darah dan memasuki cairan jaringan. IgG juga
menembus plasenta dan memberikan kekebalan pasif bagi ibu ke janin. Ig
G melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam
darah dan limfa, dan memicu kerja sistem komplemen. Mempunyai sifat
opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag.
Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler
berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.
2. Imunoglobulin A
IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu
dimer) oleh sel-sel yang terdapat berlimpah pada membran mukosa.
Jumlah dalam serum sedikit. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna,
kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsi utama IgA adalah
untuk mencegah pertautan virus dan bakteri ke permukaan epitelium.
Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/
virus dengan sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman
yang memudahkan fagositosis.
3. Imunoglobulin M
Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam
stimulus antigen. Konsentasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal
ini diagnostik bermanfaat karena kehadiran IgM umumnya
mengindikasikan adanya infeksi baru oleh patogen yang menyebabkan
pembentukannya. Sintesis imunoglobin M dilakukan oleh fetus waktu
intrauterin. Oleh karena tidak dapat melawan plasenta, maka IgM pada
bayi yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi intrauterin.
Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen, memudahkan
fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.
4. Imunoglobulin E
Antibodi IgE berukuran sedikit besar dibandingakan dengan molekul
IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Ig

7
E disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian
ujung IgE terpicu oleh antigen, akan menyebabkan sel melepaskan
histamin yang menyebabkan peradangan dan reaksi alergi. Mudah diikat
oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi,
infeksi cacing, skistosomiasis,trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit
seperti cacing.
5. Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Antibodi IgD tidak mengaktifkan
sistem komplemen dan tidak menembus plasenta. IgD terutama ditemukan
pada permukaan sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu
reseptor antigen yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B
menjadi sel plasma dan sel B memori. Tidak dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
F. Mekanisme Pembentukan Antibodi
Antibodi dibentuk oleh sel plasma yang yang berasal dari diferensiasi
sel B akibat adanya kontak dengan antigen. Selama berdiferensiasi menjadi sel
plasma, limfosit B membengkak karena retikulum endoplasma kasar (tempat
sintesis protein yang akan dikeluarkan) sangat berkembang. Sel-sel plasma
menghasilkan sampai dua ribu molekul antibodi per detik.
Mekanisme pembuatan antibodi sebagai reaksi atas masuknya antigen
masih belum diketahui secara pasti. Sehingga ada beberapa teori yang
memberi gambaran mengenai sintesis antibodi ditinjau dari beberapa sudut
(Syarifuddin, 2019).
1. Teori Selektif
Permukaan setiap sel pembentuk antibodi di dalam tubuh memiliki
gugusan- gugusan kimia yang khas (side chain), semacam reseptor yang
berfungsi seperti antibodi dan dapat mengikat antigen yang sesuai
untuknya. Antigen itu akan merusak reseptor yang berlebihan dan
dilepaskan oleh sel ke dalam serum sebagai antibodi. Teori ini kemudian
ditinggalkan karena dianggap tidak masuk akal.
2. Teori Instruktif

8
Antigen bekerja sebagai cetakan atau template dan persediaan
gamma- globulin di dalam badan yang bentuknya menyesuaikan bentuk
komplementer dari antigen. Bentuk ini kemudian dapat dipertahankan
dengan ikatan-ikatan disulfida, ikatan-ikatan hydrogen dan sebagainya.
Teori ini tidak dapat dipertahankan setelah diketahui bahwa sifat khas
antibodi ditentukan oleh urutan asam amino di bagian variabel FAB
(Fragment Antigen Binding), yang pembentukannya ditentukan oleh suatu
messenger RNA dan perubahan mRNA tidak dapat terjadi secepat kontak
dengan antigen.
3. Teori Seleksi Klonal
Teori ini berdasarkan kemampuan mutasi dan seleksi dari sel-sel
tertentu di dalam tubuh sesuai dengan kemampuan yang sama pada
kuman. Sel yang berperan dalam reaksi kekebalan, sel limfosit, hanya
dapat mengikat satu jenis antigen. Kemampuan ini telah ada sejak lahir
dan merupakan sifat bawaaan. Dengan demikian maka sel-sel limfosit di
dalam tubuh merupakan kumpulan sel yang berlainan, ada yang dapat
bereaksi dengan satu antigen dan ada yang bereaksi dengan antigen lain.
Bila antigen masuk ke dalam tubuh ia diikat oleh reseptor pada permukaan
limfosit yang cocok, dan sel limfosit itu akan mengalami proliferasi dan
membentuk satu clone. Sebagian dari sel clone ini akan mengeluarkan
antibodi dan sebagian lain akan menyebar melalui aliran darah dan limfe
ke dalam jaringan tubuh sebagai cadangan sel yang sensitif terhadap
antigen itu (memory cells). Antigen yang sama apabila masuk ke dalam
tubuh untuk kedua kalinya akan bertemu dengan sel cadangan ini dan
mengakibatkan terbentuknya antibodi yang lebih cepat dan lebih banyak.
Perbedaan dalam respon imun primer dan sekunder , kadar antibodi
yang dibentuk, lamanya lag phase dan lain-lain sangat bergantung pada
beberapa faktor, antara lain :
- Jenis antigen
- Dosis antigen yang diberikan ke darah
- Cara masuk antigen ke tubuh

9
- Sensitivitas teknik yang digunakan untuk mengukur antibody.

Pembentukan antibodi tidak berlangsung tanpa batas, ada


mekanisme control yang mengendalikan dan menghentikaan
pembentukan antibodi berlebihan. Beberapa di antara mekanisme
control itu adalah berkurangya kadar antigen, pengaturan oleh idiotip,
dan penekanan oleh sel T penekan (Syarifuddin, 2019).

Gambar 4 : Pembentukan Antibodi

G. Mekanisme Kerja Antibodi


Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk
untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini
diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem
kekebalan. Antibodi akan menghancurkan bakteri atau virus tertentu yang
menyerang sistem pertahanan tubuh manusia. Antibodi mempunyai dua
fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.
Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu
menghancurkannya.Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi
mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka
menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan
demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus melumpuhkannya.

10
Antibodi bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak
kunci dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.Tubuh
manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk
hampir setiap musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal.
Sesuai dengan struktur setiap musuh, maka tubuh menciptakan antibodi
khusus yang cukup kuat untuk menghadapi musuh. Hal ini karena antibodi
yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu berhasil bagi penyakit
lainnya. Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan
proses yang luar biasa dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B
mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan
musuh (antigen).Satu sel B yang sedemikian kecil, menyimpan jutaan bit
informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam
kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula dalam suatu sel yang
sangat kecil merupakan keajaiban yang diberikan kepada manusia. Yang tak
kurang menakjubkan adalah bahwa kenyataannya sel-sel menggunakan
informasi ini untuk melindungi kesehatan manusia. Satu sel B menggandakan
antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar membran
selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah
menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu
yang bisa mereka kenali. Antibodi tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan
dua rantai berat asam amino yang bersambungan dalam bentuk Y. Setelah
digandakan sampai jutaan, sebagian besar sel B berhenti membelah dan
menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian dalamnya berisi alat untuk membuat
satu produk antibodi. Sebagian sel B lain membelah terus tak berhingga, dan
menjadi sel memori. Antibodi bebas yang dibuat oleh sel plasma berkeliling di
darah dan cairan limpa. Ketika antibodi mengikatkan diri pada antigen
sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk inilah yang membuat
antibodi "menempel" di bagian luar makrofag (Syarifuddin, 2019).
H. Interaksi Antigen dan Antibodi
Antibodi adalah molekul protein (immunoglobulin) yang memiliki satu
atau lebih tempat perlekatan (combining sites) yang disebut paratope . Antigen

11
adalah molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari limfosit.
Salah satu cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara
mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut antibodi. Istilah
antigen sendiri merupakan singkatan antibody-generator (pembangkit
antibodi). Masing-masing antigen mempunyai bentuk molekuler khusus dan
merangsang sel-sel B tertentu untuk mensekresi antibodi yang berinteraksi
secara spesifik dengan antigen tersebut (Campbell, 2004).
Interaksi antigen antibodi merupakan interaksi kimiawi yang dapat
dianalogikan dengan interaksi enzim dengan substratnya. Spesifitas kerja
antibodi mirip dengan enzim. Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi
adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B
dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang.
Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas, sedangkan
pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan limfoid
dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus. Sistim
kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal humoral dan
seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila
ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel
plasma dan menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang terbentuk
di lepas ke darah sebagai bagian dari fraksi γ- globulin. Antibodi humoral ini
memerangi bakteri dan virus di dalam darah.
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai
imunoglobulin (Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab
terhadap kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel
kanker atau jaringan asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast
yang menghasilkan limphokin (semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke
dalam darah melainkan langsung bereaksi dengan antigen di jaringan. Sistim
kekebalan seluler disebut juga “respon yang diperantarai sel” (Brownlee,
2007).

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh
juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Jika sistem ini
terlalu aktif akan terjadi autoimunitas seperti alergi atau hipersensitivitas.
Antibodi (immunoglobulin) adalah protein yang disintesis oleh
hewan atau manusia sebagai respon terhadap substansi asing (antigen).
Antibodi ini disekresi oleh sel plasma yaitu sel yang diturunkan dari sel
limfosit B (sel B). Protein yang larut ini merupakan elemen pengenalan pada
respon kekebalan humoral. Tiap antibodi mempunyai afinitas spesifik
terhadap materi asing yang memicu sintesis antibodi itu.
B. Saran
Setelah mengetahui teori dasar tentang system kekebalan tubuh kita
diharapkan mampu meningkatkan atau mempertahankan kekebalan tubuh kita
dengan menjalankan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari berbagai
macam infeksi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Badriah. B, 2016. Biologi. Ensiklopedia Rumus Biologi SMA 1,2,3.PT. Pustaka


Ilmu Semesta.

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Firmansyah.R. Dkk, 2007. Biologi. Mudah Dan Aktif Belajar Biologi. PT.
Granfindo Media Pratama

Syarifuddin, 2019. Imunologi Dasar. Prinsip Dasar Sistem Kekebalan Tubuh.


Cendekia Publisher.

Stryer, Lubert. 2000. Biokimia Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai