Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-
Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Penyusunan makalah ini bersumber pada informasi via
internet yang kami peroleh, dengan ini diharapkan pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami tentang “konsep teoritis secara umum dan
khusus tentang imunogen dan antigen ”serta dapat memberikan manfaat
bagi para mahasiswa khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis untuk menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi serta
bantuan sehubung pelaksanaan penulisan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan makalah ini. Harapan penulis mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca dalam menambah
wawasan. Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................../....2
Daftar Isi............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang ........................................................................... 4
2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
3 Tujuan ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Antigen....................................................................................5
1. Pengertian ..........................................................................5
2. Macam – Macam..................................................................8
3. Bagian – Bagian...................................................................10
B. Antibodi...................................................................................12
1. Pengertian ...........................................................................12
2. Kelas – kelas .......................................................................13
3. Interaksi antibody dan antigen...................................................13
BAB III PENUTUP
1 Kesimpulan ..............................................................................14
2. Saran....................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
3
1. Latar Belakang
Sistem imun adalah bagian terpenting dari sistem pertahanan tubuh
(Baratawidjaja dan Rengganis, 2004). Sistem imun melindungi tubuh dari
masuknya berbagai mikroorganisme seperti bakteri dan virus yang banyak
terdapat di lingkungan hidup. Dengan adanya sistem imun, tubuh mampu
mempertahankan diri dari infeksi yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, dimana mikroorganisme akan selalu mencari inang untuk
diinfeksi. Penurunan sistem imun akan meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap agen infeksi yang masuk ke
dalam tubuh terdiri dari spesifik dan nonspesifik. Salah satu sistem imun
spesifik yang berperan adalah antibodi (Kresno, 2010). Antibodi
imunoglobulin G paling penting dalam penyakit yang diinduksi oleh toksin,
penyakit mikroba dengan polisakarida kapsul sebagai penentu virulensi, dan
pada pencegahan beberapa infeksi virus (Baratawidjaja dan Rengganis, 2012;
Roeslan, 2002). Sistem imun spesifik hanya akan aktif ketika tubuh telah
terpapar oleh suatu antigen. Imunomostimulator merupakan senyawa yang
dapat mempengaruhi sistem imun dengan cara meningkatkan faktor-faktor
yang berperan dalam sistem imun. Imunostimulator membantu tubuh untuk
mengoptimalkan fungsi sistem imun yang merupakan sistem utama yang
berperan dalam pertahanan tubuh di 2 mana kebanyakan orang mudah
mengalami gangguan sistem imun (Suhirman dan Winarti, 2007). Obat-
obatan yang bersifat imunosupresan, imunostimulator dan vaksin dirasa
penting utamanya untuk membantu mengatasi berbagai penyakit yang
disebabkan karena adanya kerusakan sistem imun seperti kanker dan juga
AIDS (Shen and Louie, 1999).
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian antigen dan antibody?
2. Apa bagian bagian antigen dan antibody ?
4
3. Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami tentang imunologi dan antibody
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antigen (immunogen)
5
1. Pengertian
Dalam imunologi, antigen (disingkat Ag) adalah zat apa pun yang
mampu menyebabkan sistem imun menghasilkan antibodi yang
spesifik dan mampu berikatan dengan sejumlah komponen sistem imun.
Antigen merupakan molekul atau struktur molekul, seperti yang berada
di bagian luar suatu patogen, yang dapat diikat oleh antibodi yang spesifik
terhadap antigen tersebut atau oleh reseptor antigen sel B.Tanggapan yang
diberikan oleh sistem imun disebut respons imun. Singkatan Ag sendiri
merupakan kepanjangan dari antibody generator atau pembangkit
antibodi.
Antigen "dijadikan sasaran" oleh antibodi. Setiap antibodi diproduksi
secara khusus oleh sistem imun untuk disesuaikan dengan antigen
setelah sel-sel dalam sistem imun bersentuhan dengan antigen tersebut;
proses ini digunakan untuk mengidentifikasi antigen secara tepat,
memproduksi antibodi yang sesuai, dan menginisiasi timbulnya respons
imun adaptif. Antibodi dikatakan "sesuai" dengan antigen dalam arti
bahwa ia dapat mengikatnya akibat adaptasi molekuler pada fragmen
pengikat antigen. Dalam kebanyakan kasus, antibodi hanya dapat bereaksi
dan mengikat satu antigen tertentu; dalam beberapa kasus lain, antibodi
dapat bereaksi silang dan mengikat lebih dari satu antigen.
Antigen dapat berupa molekul protein, peptida (rantai asam amino),
dan polisakarida (rantai monosakarida /gula sederhana), sementara
molekul lipid dan asam nukleat menjadi antigen hanya jika
dikombinasikan dengan protein dan polisakarida. Antigen dapat berasal
dari dalam tubuh ("antigen-diri") atau dari lingkungan luar ("bukan-diri"
atau "benda asing"). Sistem imun mengidentifikasi dan menyerang antigen
eksternal berupa "benda asing" dan biasanya tidak bereaksi terhadap
antigen-diri karena seleksi negatif dari sel T dalam timus.
Vaksin adalah contoh dari antigen dalam bentuk imunogenik, yang
sengaja diberikan kepada penerima untuk menginduksi fungsi memori
dari sistem imun adaptif terhadap antigen dari patogen yang menyerang
6
penerima tersebut. Vaksin terhadap virus flu musiman adalah contoh yang
umum.
7
5. Antigen bergantung-T – Antigen yang membutuhkan bantuan sel T
untuk menginduksi pembentukan antibodi spesifik.
6. Antigen independen-T – Antigen yang merangsang sel B secara
langsung.
7. Antigen imunodominan – Antigen yang mendominasi (dibandingkan
semua antigen lain dari suatu patogen) dalam kemampuannya
menghasilkan respons imun. Respons sel T biasanya diarahkan
terhadap epitop imunodominan yang relatif sedikit, meskipun dalam
beberapa kasus (misalnya infeksi patogen malaria Plasmodium spp.),
jenis ini tersebar pada sejumlah besar antigen parasit.[10]
8
ke wilayah Fab variabel pada antibodi. Antibodi yang berbeda memiliki
potensi untuk membedakan epitop spesifik yang ada di permukaan
antigen. Hapten adalah molekul kecil yang mengubah struktur epitop
antigenik.
a) Antigen eksogen
9
partikel lainnya.Beberapa antigen dimulai sebagai eksogen dan
kemudian menjadi endogen (misalnya virus intraseluler). Antigen
intraseluler dapat dikembalikan ke sirkulasi setelah sel yang
terinfeksi rusak.
b) Antigen endogen
c) Autoantigen
10
d) Neoantigen
Neoantigen adalah antigen yang sama sekali tidak ada dalam genom
normal manusia. Dibandingkan dengan antigen-diri yang tidak bermutasi,
neoantigen memiliki relevansi dengan pengendalian tumor, karena kualitas
kumpulan sel T yang tersedia untuk antigen ini tidak dipengaruhi oleh
toleransi sel T pusat. Teknologi untuk menganalisis reaktivitas sel T secara
sistematis terhadap neoantigen baru tersedia belakangan ini.[16] Neoantigen
dapat langsung dideteksi dan diukur melalui metode yang disebut MANA-
SRM yang dikembangkan oleh perusahaan diagnostik molekuler,
Complete Omics Inc., melalui kerja sama dengan tim di Fakultas
Kedokteran Universitas Johns Hopkins.[17]
e) Antigen virus
f) Antigen tumor
11
3. Bagian-Bagian Antigen
2. Hapten
4. Faktor – Faktor
12
antigen dapat menyebabkan produksi titer antibodi menjadi tinggi.
Oleh karena itu rute intradermal lebih efektif pada banyak antigen.
4. Dosis antigen dan sifat fisiknya, antigenitas meningkat jika antigen
dikombinasikan dengan garam alumunium atau alumunium
hidroksida. Campuran antara antigen dengan molekul lain lebih efektif
dibandingkan antigen yang bekerja sendiri Contohnya adalah vaksin
influenza water-in-oil¬ dapat memproduksi titer antibodi yang lebih
tinggi daripada vaksin dalam suspensi cair.
B. Antibodi (imunoglobulin)
1. Pengertian
13
memacu pembentukan antibodi (imunogenik) Hapten adalah
molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul
karier)yang diikat oleh molekul besar (imunogen). Namun hapten ini
tidak dapat memacu produksi antibodi jika tidak berikatan dengan
molekul besar sehingga disebut sebagai molekul nonimunogenik.
2. Kelas – kelas
i. IgG
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan lebih
besar pada kontak ke 2, 3, dan seterusnya. IgG dapat
menembus plasenta dan memberikan imunitas pada
bayi. Selain itu, IgG juga merupakan pelindung
terhadap mikroorganisme dan toksin, dapat
mengaktivasi komplemen, dan dapat meningkatkan
efektivitas sel fagositik.
ii. IgA
iii. IgM
14
iv. IgD
v. IgE
Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen
memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh karena itu, kedua sisi
akan berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi. Nah,
mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara
1. Fiksasi komplemen
15
2. Netralisasi
3. Aglutinasi (penggumpalan)
4. Presipitasi (pengendapan)
16
BAB III
PENUTUB
1. KESIMPULAN
2. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18