Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH IMUNOLOGI

Disusun Oleh :

1. MARANATHA CICILIA (2005023)


2. SONY HARTONO (2005024)
3. ANIK WAHYUNI (2005025)

UNIVERSITAS ANNUR PURWODADI


JL. GAJAH MADA NO.7, MAJENANG,KURIPAN, PURWODDAI
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-
Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Penyusunan makalah ini bersumber pada informasi via
internet yang kami peroleh, dengan ini diharapkan pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami tentang “konsep teoritis secara umum dan
khusus tentang imunogen dan antigen ”serta dapat memberikan manfaat
bagi para mahasiswa khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis untuk menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi serta
bantuan sehubung pelaksanaan penulisan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan makalah ini. Harapan penulis mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca dalam menambah
wawasan. Terimakasih.

Grobogan, 09 september 2021

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................../....2
Daftar Isi............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang ........................................................................... 4
2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
3 Tujuan ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Antigen....................................................................................5
1. Pengertian ..........................................................................5
2. Macam – Macam..................................................................8
3. Bagian – Bagian...................................................................10
B. Antibodi...................................................................................12
1. Pengertian ...........................................................................12
2. Kelas – kelas .......................................................................13
3. Interaksi antibody dan antigen...................................................13
BAB III PENUTUP
1 Kesimpulan ..............................................................................14
2. Saran....................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................15 

BAB I

PENDAHULUAN

3
1. Latar Belakang
Sistem imun adalah bagian terpenting dari sistem pertahanan tubuh
(Baratawidjaja dan Rengganis, 2004). Sistem imun melindungi tubuh dari
masuknya berbagai mikroorganisme seperti bakteri dan virus yang banyak
terdapat di lingkungan hidup. Dengan adanya sistem imun, tubuh mampu
mempertahankan diri dari infeksi yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, dimana mikroorganisme akan selalu mencari inang untuk
diinfeksi. Penurunan sistem imun akan meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap agen infeksi yang masuk ke
dalam tubuh terdiri dari spesifik dan nonspesifik. Salah satu sistem imun
spesifik yang berperan adalah antibodi (Kresno, 2010). Antibodi
imunoglobulin G paling penting dalam penyakit yang diinduksi oleh toksin,
penyakit mikroba dengan polisakarida kapsul sebagai penentu virulensi, dan
pada pencegahan beberapa infeksi virus (Baratawidjaja dan Rengganis, 2012;
Roeslan, 2002). Sistem imun spesifik hanya akan aktif ketika tubuh telah
terpapar oleh suatu antigen. Imunomostimulator merupakan senyawa yang
dapat mempengaruhi sistem imun dengan cara meningkatkan faktor-faktor
yang berperan dalam sistem imun. Imunostimulator membantu tubuh untuk
mengoptimalkan fungsi sistem imun yang merupakan sistem utama yang
berperan dalam pertahanan tubuh di 2 mana kebanyakan orang mudah
mengalami gangguan sistem imun (Suhirman dan Winarti, 2007). Obat-
obatan yang bersifat imunosupresan, imunostimulator dan vaksin dirasa
penting utamanya untuk membantu mengatasi berbagai penyakit yang
disebabkan karena adanya kerusakan sistem imun seperti kanker dan juga
AIDS (Shen and Louie, 1999).
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian antigen dan antibody?
2. Apa bagian bagian antigen dan antibody ?

4
3. Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami tentang imunologi dan antibody

BAB II

PEMBAHASAN

A. Antigen (immunogen)

5
1. Pengertian
Dalam imunologi, antigen (disingkat Ag) adalah zat apa pun yang
mampu menyebabkan  sistem imun menghasilkan antibodi yang
spesifik dan mampu berikatan dengan sejumlah komponen sistem imun.
Antigen merupakan molekul atau struktur molekul, seperti yang berada
di bagian luar suatu patogen, yang dapat diikat oleh antibodi yang spesifik
terhadap antigen tersebut atau oleh reseptor antigen sel B.Tanggapan yang
diberikan oleh sistem imun disebut respons imun. Singkatan Ag sendiri
merupakan kepanjangan dari antibody generator atau pembangkit
antibodi.
Antigen "dijadikan sasaran" oleh antibodi. Setiap antibodi diproduksi
secara khusus oleh sistem imun untuk disesuaikan dengan antigen
setelah sel-sel dalam sistem imun bersentuhan dengan antigen tersebut;
proses ini digunakan untuk mengidentifikasi antigen secara tepat,
memproduksi antibodi yang sesuai, dan menginisiasi timbulnya respons
imun adaptif. Antibodi dikatakan "sesuai" dengan antigen dalam arti
bahwa ia dapat mengikatnya akibat adaptasi molekuler pada fragmen
pengikat antigen. Dalam kebanyakan kasus, antibodi hanya dapat bereaksi
dan mengikat satu antigen tertentu; dalam beberapa kasus lain, antibodi
dapat bereaksi silang dan mengikat lebih dari satu antigen.
Antigen dapat berupa molekul protein, peptida (rantai asam amino),
dan polisakarida (rantai monosakarida /gula sederhana), sementara
molekul lipid dan asam nukleat menjadi antigen hanya jika
dikombinasikan dengan protein dan polisakarida. Antigen dapat berasal
dari dalam tubuh ("antigen-diri") atau dari lingkungan luar ("bukan-diri"
atau "benda asing"). Sistem imun mengidentifikasi dan menyerang antigen
eksternal berupa "benda asing" dan biasanya tidak bereaksi terhadap
antigen-diri karena seleksi negatif dari sel T dalam timus.
Vaksin adalah contoh dari antigen dalam bentuk imunogenik, yang
sengaja diberikan kepada penerima untuk menginduksi fungsi memori
dari sistem imun adaptif terhadap antigen dari patogen yang menyerang

6
penerima tersebut. Vaksin terhadap virus flu musiman adalah contoh yang
umum.

Tidak semua antigen merupakan imunogen. Untuk dapat bersifat


imunogenik, suatu antigen harus memiliki berat molekuler yang tinggi,
menunjukkan kompleksitas kimiawi, serta menunjukkan keasingan
(dianggap sebagai benda asing atau "bukan-diri"). Molekul antigenik,
normalnya polimer biologis berukuran besar, biasanya memiliki fitur
permukaan yang dapat bertindak sebagai titik interaksi bagi antibodi
tertentu. Fitur seperti ini merupakan epitop, yaitu bagian tertentu dari
antigen yang dikenali oleh sistem imun. Epitop memiliki karakteristik
tertentu sehingga disebut sebagai penentu antigenik. Sebagian besar
antigen berpotensi untuk diikat oleh beberapa antibodi, yang masing-
masing bersifat spesifik untuk salah satu epitop antigen. Dengan
menggunakan metafora "gembok dan kunci", antigen dapat dilihat sebagai
rangkaian kunci (epitop) yang masing-masing cocok dengan gembok yang
berbeda (antibodi).

1. Alergen – Zat yang mampu menimbulkan reaksi alergi. Reaksi (yang


merugikan) dapat terjadi setelah terpapar melalui konsumsi, inhalasi,
injeksi, atau kontak dengan kulit.
2. Superantigen – Kelas antigen yang mengakibatkan aktivasi
nonspesifik dari sel T, yang menghasilkan aktivasi sel T poliklonal
dan pelepasan sitokin secara masif.
3. Tolerogen – Zat yang memicu kekebalan nonresponsif tertentu
karena bentuk molekulnya. Jika bentuk molekulnya berubah, suatu
tolerogen dapat menjadi suatu imunogen.
4. Protein pengikat-imunoglobulin – Protein-protein seperti protein
A, protein G, dan protein L yang mampu mengikat antibodi pada
posisi di luar situs pengikatan antigen. Jika antigen adalah "target"
dari antibodi, protein pengikat-imunoglobulin "menyerang" antibodi.

7
5. Antigen bergantung-T – Antigen yang membutuhkan bantuan sel T
untuk menginduksi pembentukan antibodi spesifik.
6. Antigen independen-T – Antigen yang merangsang sel B secara
langsung.
7. Antigen imunodominan – Antigen yang mendominasi (dibandingkan
semua antigen lain dari suatu patogen) dalam kemampuannya
menghasilkan respons imun. Respons sel T biasanya diarahkan
terhadap epitop imunodominan yang relatif sedikit, meskipun dalam
beberapa kasus (misalnya infeksi patogen malaria Plasmodium spp.),
jenis ini tersebar pada sejumlah besar antigen parasit.[10]

Sel penyaji antigen menghadirkan antigen dalam bentuk peptida


kepada molekul histokompatibilitas. Sel T secara selektif mengenali
antigen, dan tergantung pada antigen serta jenis molekul
histokompatibilitas, berbagai jenis sel T akan diaktifkan. Untuk dapat
dikenali oleh reseptor sel-T (TCR), peptida harus diproses menjadi
fragmen-fragmen kecil di dalam sel dan disajikan oleh kompleks
histokompatibilitas utama (MHC). Antigen tidak dapat menimbulkan
respons imun tanpa bantuan adjuvan imunologis Demikian pula,
komponen adjuvan dari vaksin berperan penting dalam aktivasi sistem
kekebalan bawaan.

Imunogen adalah jenis antigen (atau produk tambahan) yang mampu


memicu respons imun humoral (alami/bawaan) atau respons imun yang
diperantarai sel.[14] Pertama-tama, ia memulai respons imun bawaan, yang
kemudian menyebabkan aktivasi respons imun adaptif. Sebuah antigen
mengikat produk imunoreseptor yang sangat bervariasi (reseptor sel B atau
reseptor sel T) setelah produk tersebut dihasilkan.

Imunogen merupakan jenis antigen tersebut, yang


disebut imunogenik, yang mampu memicu respons imun. Pada tingkat
molekuler, antigen dapat dicirikan oleh kemampuannya untuk mengikat

8
ke wilayah Fab variabel pada antibodi. Antibodi yang berbeda memiliki
potensi untuk membedakan epitop spesifik yang ada di permukaan
antigen. Hapten adalah molekul kecil yang mengubah struktur epitop
antigenik.

Untuk menginduksi respons imun, ia perlu dilekatkan pada molekul


pembawa besar seperti protein (kompleks peptida). Antigen biasanya
dibawa oleh protein dan polisakarida, dan lebih jarang, oleh lipid. Antigen
juga meliputi bagian (mantel, kapsul, dinding sel, flagela, fimbriae, dan
racun) dari bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya. Lipid dan asam
nukleat bersifat antigenik hanya jika dikombinasikan dengan protein dan
polisakarida.[butuh rujukan]
 Antigen non-mikroba bukan-diri dapat mencakup
serbuk sari, putih telur, serta protein dari jaringan dan organ yang
ditransplantasikan atau pada permukaan sel darah yang ditransfusikan.

2. Macam Macam Antigen

Antigen dapat diklasifikasikan menurut sumbernya.

a) Antigen eksogen

Antigen eksogen adalah antigen yang masuk ke dalam tubuh dari


luar, misalnya melalui inhalasi, konsumsi atau injeksi. Respons
sistem imun terhadap antigen eksogen seringkali subklinis.
Dengan endositosis atau fagositosis, antigen-antigen eksogen dibawa
ke dalam sel penyaji antigen (APC) dan diproses menjadi fragmen.
APC kemudian menyajikan fragmen-fragmen tersebut ke sel T
pembantu (CD4+) dengan menggunakan molekul histokompatibilitas
kelas II yang ada di permukaannya. Beberapa sel T bersifat spesifik
untuk peptida: kompleks MHC. Mereka menjadi aktif dan mulai
mengeluarkan sitokin, yaitu zat yang mengaktifkan limfosit T
sitotoksik (CTL), sel B yang mensekresi antibodi, makrofag, dan

9
partikel lainnya.Beberapa antigen dimulai sebagai eksogen dan
kemudian menjadi endogen (misalnya virus intraseluler). Antigen
intraseluler dapat dikembalikan ke sirkulasi setelah sel yang
terinfeksi rusak.

b) Antigen endogen

Antigen endogen dihasilkan dalam sel yang normal sebagai


akibat dari metabolisme normal sel atau karena infeksi virus atau
bakteri intraseluler. Fragmen-fragmen tersebut kemudian disajikan
pada permukaan sel dalam kompleks dengan molekul MHC kelas
I. Jika sel CD8+ T sitotoksik yang teraktivasi lalu mengenali mereka,
sel T mengeluarkan berbagai racun yang
menyebabkan lisis atau apoptosis sel yang terinfeksi. Untuk menjaga
agar sel sitotoksik tidak membunuh sel-sel hanya untuk menyajikan
protein-diri, sel sitotoksik (sel T yang reaktif sendiri) dihapus sebagai
akibat dari toleransi (seleksi negatif). Antigen endogen meliputi
antigen  xenogenik  (heterolog), autolog,
dan idiotipik atau alogenik (homolog). Kadang-kadang antigen
merupakan bagian dari inang itu sendiri dalam penyakit autoimun.

c) Autoantigen

Autoantigen biasanya merupakan protein atau kompleks


protein yang normal (dan terkadang DNA atau RNA) yang dikenali
oleh sistem imun pasien yang menderita penyakit autoimun tertentu.
Dalam kondisi normal, antigen ini tidak boleh menjadi target sistem
imun, tetapi pada penyakit autoimun, sel T yang terkait tidak dihapus
dan malah menyerang.

10
d) Neoantigen

Neoantigen adalah antigen yang sama sekali tidak ada dalam genom
normal manusia. Dibandingkan dengan antigen-diri yang tidak bermutasi,
neoantigen memiliki relevansi dengan pengendalian tumor, karena kualitas
kumpulan sel T yang tersedia untuk antigen ini tidak dipengaruhi oleh
toleransi sel T pusat. Teknologi untuk menganalisis reaktivitas sel T secara
sistematis terhadap neoantigen baru tersedia belakangan ini.[16] Neoantigen
dapat langsung dideteksi dan diukur melalui metode yang disebut MANA-
SRM yang dikembangkan oleh perusahaan diagnostik molekuler,
Complete Omics Inc., melalui kerja sama dengan tim di Fakultas
Kedokteran Universitas Johns Hopkins.[17]

e) Antigen virus

Untuk tumor terkait virus, seperti kanker serviks dan


subset kanker kepala dan leher, epitop yang berasal dari rangka baca
terbuka dari virus berkontribusi pada kumpulan neoantigen.

f) Antigen tumor

Antigen tumor adalah antigen yang disajikan oleh molekul MHC kelas


I atau MHC kelas II pada permukaan sel tumor. Antigen yang hanya
ditemukan pada sel-sel tersebut disebut antigen spesifik-tumor (TSA) dan
umumnya dihasilkan dari mutasi spesifik-tumor. Jenis yang lebih umum
adalah antigen yang disajikan oleh sel tumor dan sel normal, yang
disebut antigen terkait-tumor (TAAs). Limfosit T sitotoksik yang
mengenali antigen ini mungkin dapat menghancurkan sel tumor.Antigen
tumor dapat muncul di permukaan tumor dalam bentuk, misalnya, reseptor
yang bermutasi, dalam hal ini mereka dikenali oleh sel B. Bagi tumor
manusia tanpa etiologi virus, peptida baru (neo-epitop) dibuat oleh
perubahan DNA spesifik-tumor.[16]

11
3. Bagian-Bagian Antigen

Antigen memiliki 2 bagian yang harus kamu ketahui. Kedua bagian


tersebut adalah epitop dan hapten.   

1. Determinan antigen (epitop)

Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan


respons imunitas, atau dengan kata lain, dapat menginduksi
pembentukan antibodi. Satu antigen tersusun dari 2 atau lebih
molekul epitop. 

2. Hapten

Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi


produksi antibodi jika bergabung dengan carrier yang bermolekul
besar. Oleh karena itu, hapten memiliki sifat imunogenik. Hapten
dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik.

4. Faktor – Faktor

Faktor-faktor yang mempengaruhi antigenitas suatu molekul antigen


antara lain adalah ukuran, berat, bentuk, konfigurasi molekul, jumlah titik
reaktif dipermukaan, dan derajat solubilitas:

1. Ukuran, semakin besar molekul antigen maka semakin tinggi


frekuensi antigenitasnya. Molekul antigen kecil merupakan antigen
yang lemah. Antigen dapat menjadi lebih potensial jika diabsorbsi
dalam partikel inert besar seperti collodion.
2. Konfigurasi molekul, konfigurasi molekul antigen cocok dengan
bagian komplementer dari antibodi.
3. Titik reaktif, sebagian antigen dapat bekerja secara efisien jika bersifat
intravenously (masuk pembuluh darah vena) dan sebagian lagi bekerja
efisien jika bersifat subcutaneously (dibawah kulit). Absorbsi rendah

12
antigen dapat menyebabkan produksi titer antibodi menjadi tinggi.
Oleh karena itu rute intradermal lebih efektif pada banyak antigen.
4. Dosis antigen dan sifat fisiknya, antigenitas meningkat jika antigen
dikombinasikan dengan garam alumunium atau alumunium
hidroksida. Campuran antara antigen dengan molekul lain lebih efektif
dibandingkan antigen yang bekerja sendiri Contohnya adalah vaksin
influenza water-in-oil¬ dapat memproduksi titer antibodi yang lebih
tinggi daripada vaksin dalam suspensi cair.

5. species-spesific antigen dan organ-spesific antigen


Species-spesific antigen berarti setiap spesies mempunyai
kesensitifan tersendiri terhadap antigen. Contohnya adalah hewan yang
sensitif terhadap horse serum, tidak sensitif terhadap serum dari spesies
lain. Hal tersebut dikarenakan komposisi kimia dari horse serum berbeda
dengan serum dari anjing dan lain-lain. Oleh karena itu pasien yang alergi
terhadap produk biologi seperti insulin dapat mengambil insulin dari
spesies berbeda. Dilain pihak, terdapat kesamaan antara struktur protein
dari organ yang diambil dari spesies berbeda yang secara antigenikal sama.
Contohnya adalah protein lensa pada kelinci sama pada spesies lain. Hal
tersebut dinamakan organ-spesific antigen. Terdapat 30% reaksi silang
antara manusia dengan bovine gamma globulin dan antisera terhadap
manusia dengan bovine globulin.

B. Antibodi (imunoglobulin)
1. Pengertian

Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat


sebagai molekul pembawa karena membawa molekul kecil (hapten)
dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan

13
memacu pembentukan antibodi (imunogenik) Hapten adalah
molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul
karier)yang diikat oleh molekul besar (imunogen). Namun hapten ini
tidak dapat memacu produksi antibodi jika tidak berikatan dengan
molekul besar sehingga disebut sebagai molekul nonimunogenik.

2. Kelas – kelas

Ada 5 kelas munoglobulin yang harus kamu ketahui

i. IgG
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan lebih
besar pada kontak ke 2, 3, dan seterusnya. IgG dapat
menembus plasenta dan memberikan imunitas pada
bayi. Selain itu, IgG juga merupakan pelindung
terhadap mikroorganisme dan toksin, dapat
mengaktivasi komplemen, dan dapat meningkatkan
efektivitas sel fagositik.

ii. IgA

Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat


sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI, dan
sekresi usus. IgA berfungsi untuk melawan
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

iii. IgM

IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di lokasi


infeksi, menetap di pembuluh darah dan tidak masuk ke
jaringan. IgM berumur pendek dan berfungsi untuk
mengaktivitasi komplemen dan memperbanyak
fagositosis.

14
iv. IgD

IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas dan


banyak ditemukan di limfosit B. Meskipun demikian,
IgD berjumlah sedikit pada limpa dan serum darah.

v. IgE

Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil.


IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator
kimia lainnya. Selain itu, IgE banyak ditemukan dalam
darah dengan konsentrasi rendah dan kadarnya
meningkat ketika bereaksi terhadap alergi.

C. Interaksi Antibodi dan Antigen

Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen
memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh karena itu, kedua sisi
akan berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi. Nah,
mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara

1. Fiksasi komplemen

Dalam fiksasi komplemen terjadi aktivasi sistem komplemen oleh


kompleks antigen-antibodi. Komplemen memiliki 20 protein serum yang
berbeda. Ketika infeksi, protein serum pertama teraktivasi dan
mengaktifkan protein serum selanjutnya secara jalur berantai (efek
domino). Hasil reaksi komplemen tersebut akan melisiskan sel-sel patogen
dan virus. Fiksasi komplemen menghasilkan 2 jenis efek yang disebut
dengan sitolisis dan inflamasi. Seperti apa, ya? Simak gambar di bawah
ini, ya! 

15
2. Netralisasi

Netralisasi menyebabkan antibodi menutup sisi penghubung


determinan antigen, sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya
dapat dicerna oleh sel fagosit.

3. Aglutinasi (penggumpalan)

Yang dimaksud dengan aglutinasi adalah kondisi ketika satu


antibodi memiliki minimal 2 pengikatan. Semua sisi pengikatan
tersebut berikatan dengan antigen berupa materi partikel seperti sel
darah merah atau bakteri. Oleh karena itu, kompleks besar dengan
mudah difagosit oleh makrofag.

4. Presipitasi (pengendapan) 

Presipitasi adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang


terlarut dalam cairan tubuh. Setelah terendapkan, antigen
dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis.

16
BAB III

PENUTUB

1. KESIMPULAN

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang


dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang
dalam tubuh. Jika sistem ini terlalu aktif akan terjadi autoimunitas seperti
alergi atau hipersensitivitas.

2. SARAN

setelah mengetahui teori dasar tentang imunologi, kita diharapkan mampu


meningkatkan atau mempertahankan kekebalan tubuh kita dengan
menjalankan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari berbagai macam
infeksi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Zewert,dkk. 2011. Mikrobiologi kedokteran . jakarta: salemba


Kimbal,1983. Biologi, Jakarta : erlangga

Antigen: MedlinePlus Medical Encyclopedia". Medline Plus.


Diakses tanggal 23 Desembe 

"Antibody". National Human Genome Research Institute, US


National Institutes of Health. 2020. Diakses tanggal 13
October 2020r 2020

18

Anda mungkin juga menyukai