Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH IMUNOLOGI DAN SEROLOGI

ANTIGEN ALAMI DAN MOLEKUL MHC (MAJOR HISTOCOMPATIBILITY


COMPLEX)

Dosen Pengampu :

Apt. Ayu Rahmawati,M.Farm

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Miftachul Hidayah (220205172)

Nike Uli Lestari (220205178)

Ollyvia Qonitah (220205193)

PROGAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya.
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari makalah adalah “SIFAT
ANTIGEN DAN KOMPLEKS HISTOKOMPATIBILITAS UTAMA”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dosen yang telah
memberikan tugas kepada kami, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Pekanbaru, 09 Maret 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................3
A. Pengertian Antigen .........................................................................................................3
B. Karakteristik Antigen ....................................................................................................4
C. Klasifikasi Antigen .........................................................................................................5
D. Determinan Antigen .......................................................................................................6
E. Hapten.............................................................................................................................6
F. Molekul MHC (Major Histocompatability Complex ).....................................................8
G. Klasifikasi Molekul MHC ..............................................................................................9
H. Fungsi Molekul MHC ................................................................................................... 10
I. Mekanisme ikatan MHC dan antigen .......................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons
tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Imunologi adalah suatu cabang
yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun
(kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis
sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun.
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon
imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan
untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler
atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain
untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan
tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk
menjaga kesehatan. Sistem ini bekerja dengan mengenali dan menyerang zat asing yang
disebut antigen. Antigen dapat berupa berbagai macam zat, termasuk bakteri, virus, jamur,
parasit, dan protein asing dari makanan.
Antigen alami adalah antigen yang ditemukan dalam patogen atau zat lain yang secara
alami dijumpai tubuh. Mereka dapat berupa protein, karbohidrat, lipid, atau asam nukleat.
Antigen alami diproses dan dipresentasikan oleh sel-sel sistem kekebalan tubuh kepada sel T
dan sel B, yang kemudian menghasilkan respons imun untuk melawan patogen.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu antigen ?
2. Apa saja karakteristik antigen ?
3. Apa saja klasifikasi dari antigen ?
4. Apa itu determinan antigen ?
5. Apa itu hapten ?
6. Apa yang di maksud dengan molekul MHC ?
7. Untuk mengetahui klasifikasi molekul MHC.
8. Apa saja fungsi molekul MHC?
9. Bagaimana mekanisme ikatan MHC dan antigen?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu antigen.
2. Untuk mengetahui tentang karakteristik antigen.
3. Untuk mengetahui tentang klasifikasi antigen.
4. Untuk mengetahui apa itu determinan antigen.
5. Untuk mengetahui apa itu hapten.
6. Untuk mengetahui apa itu molekul MHC.
7. Untuk mengetahui klasifikasi molekul MHC.
8. Untuk mengetahui apa saja fungsi molekul MHC.
9. Untuk mengetahui mekanisme ikatan MHC dan antigen.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Antigen
Asal kata antigen merupakan kepanjangan dari antibody enerator atau pemicu
terbentuknya antibodi. Antigen adalah zat (molekul maupun benda asing) yang bereaksi
dengan antibody. Antigen merupakan molekul yang merangsang respon imun dengan
mengaktifkan leukosit untuk perlawanan terhadap penyakit. Antigen dapat berasal dari
mikoorganisme yang menginvasi seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur; organ yang
ditransplantasikan; atau sel abnormal, seperti sel kanker. Antigen adalah semua substan
atau partikel yang dapat merangsang terjadinya respon imun dan dapat bereaksi dengan
antibodi spesifik antigen yang sama.
Secara fungsional antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Imunogen adalah
partikel yang dapat menimbulkan respon imun sedangkan hapten adalah determinan
antigen dengan berat molekul renday yang dapat menjadi imunogen bila diikat oleh carrier
atau protein pembawa. Imunogenitas adalah kemampuan substan asing, seperti antigen
untuk memicu respons imun dalam tubuh manusia atau hewan lain, yang mungkin
diinginkan atau tidak diinginkan.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu
antigen eksogen dan antigen endogen. Antigen eksogen adalah antigen-antigen yang
disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan
atau polutan.Antigen ini bertanggung jawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia,
mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi,
seperti pada asma. Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan
meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan
antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang
terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya,
antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit.

3
Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah
kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies
dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini
terdapat pada sel darah merah, sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan
sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen
histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih
bentuk-bentuk yang berbeda secara genetik didalam populasi.

B. Karakteristik Antigen
Beberapa karakteristik dari antigen :
1. Bersifat asing (Foreignness): Suatu molekul haruslah merupakan molekul yang asing,
yang belum pernah dikenali oleh sel imun terutama saat maturasi sel B (sumsum tulang)
sel T (thymus). Semakin tinggi perbedaan filogenetiknya, maka semakin cepat dikenali
sebagai molekul asing oleh sistem imun.
2. Ukuran molekul: Ukuran molekul merupakan karakteristik terpenting suatu molekul
digolongkan sebagai antigen. Suatu antigen pada umumnya molekul yang berukuran
lebih dari 5 KDa. Molekul antigen yang berukuran kecil dapat digolongkan sebagai
hapten sedangkan, molekul antigen yang berukuran besar digolongkan sebagai
imunogen. Semakin besar ukuran molekul maka molekul tersebut dapat digolongkan
sebagai imunogen. Imunogen aktif cenderung memiliki berat molekul 14-600 KDa.
3. Struktur Kimia: Antigen merupakan substansi yang dapat mengenali permukaan
tersebut. Antigen juga dapat mengakifkan respon imun yang diperantarai oleh sel T dan
menyebabkan respon inflamasi. 4546Substansi tersebut dapat berasal dari lingkungan
eksternal maupun internal tubuh. Struktur antigen pada umumnya terdiri dari molekul
protein, polisakarida maupun peptida. Molekul lipid dan asam nukleat dapat menjadi
antigen apabila berikatan dengan protein maupun polisakarida, seperti misalnya:
lipopolisakarida (LPS) yang membentuk dinding sel bakteri gram negatif. Antigen
memiliki karakteristik dapat berikatan dengan antibodi, reseptor sel B (BCR), maupun
reseptor sel T (TCR) pada bagian yang disebut dengan epitope (antigenic determinant).
Sebuah antigen dapat memiliki lebih dari 1 epitope yang dapat berinteraksi dengan

4
berbagai macam antibodi yang berbeda beda. Pada umumnya epitope terdiri dari 5-6
rantai asam amino.

C. Klasifikasi Antigen
a. Berdasarkan Asal
- Endogen: Antigen yang berasal dari dalam tubuh Antigen ini bertanggungjawab
terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari infeksi hingga penyakit yang
dibenahi secara imunologi seperti asma.
- Eksogen: Antigen yang berasal dari luar tubuh. Meliputi antigen senogenik
(heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog).
b. Klasifikasi antigen berdasarkan epitop
- Unideterminan antibodi: Hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul.
- Unideterminan antibodi: Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih
determinan tersebut ditemukan pada satu molekul
- Multideterminan antibodi: Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu
dari setiap macamnya (kebanyakan protein).
- Multideterminan antibodi: Banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam
pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara
kimiawi).
c. Klasifikasi antigen berdasarkan spesifisitas
- Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
- Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu
- Alloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.
- Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu
- Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri
d. Klasifikasi antigen berdasarkan ketergantungan terhadap limfosit.
- T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh limfosit T dan B terlebih dahulu
untuk dapat menimbulkan respons antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk
dalam golongan ini.
- T antibodi, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan limfosit T untuk membentuk
antibodi. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang

5
dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan misalnya lipopolisakarida, ficoll,
dekstran, levan, flagelin polimerik bakteri.

e. Klasifikasi antigen berdasarkan sifat kimiawia.


- Protein: protein seperti glikoprotein atau lipoprotein umumnya multideterminan dan
univalen, merupakan imunogen yang sangat baik.
- Polisakarida: polisakarida murni dan lipopolisakarida merupakan imunogen yang
baik. Glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme
dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibodi. Contoh lain adalah
respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO yang sifat antigen dan
spesifisitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.
- Lipid: Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat
protein pembawa (carrier). Lipid dianggap sebagai hapten, contohnya adalah
sfingolipid.
- Asam nukleat: Asam nukleat biasanya kurang imunogenik. Namun, mereka dapat
menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya
biasanya tidak imunogenik, namun pada penyakit autoimun SLE, terjadi respon
terhadap DNA.

D. Determinan Antigen
Pada umumnya, struktur dan ukuran antigen jauh lebih besar dibandingkan dengan sisi
antibodi yang mengikat antigen tersebut. Sehingga, hanya sebagian kecil dari struktur
antigen tersebut yang akan dikenal oleh antibodi, sel B, atau sel T. Bagian antigen yang
dikenal dan diikat oleh antibodi disebut epitop, yang disebut juga sebagai determinan
antigenik. Epitop adalah bagian spesifik dari antigen yang mengikat antibodi, sedangkan
bagian antibodi yang mengikat epitop disebut paratop.

E. Hapten
Hapten merupakan substansia yang hanya mempunyai satu determinan antigenik namun
tidak mampu merangsang respon imunitas bila tidak digabung dengan protein karier. Oleh
karena hanya mempunyai satu determinan, bahan ini sangat berguna untuk mempelajari

6
spesifisitas antibodi maupun bentuk kompleks antigen-antibodi. Bila bergabung dengan
prrotein karier, maka antibodi akan mengenal 2 macam spesifisitas yaitu untuk hapten
maupun karier. Antibodi spesifik untuk hapten dapat dipelajari dan dipisahkan dari
kariernya dengan tekhnik seperti dianalisis dengan hapten murni, presipitasi dengan hapten
lain yang tidak menyebabkan reaksi silang atau dengan tekhnik penghambatan presipitasi
oleh hapten bebas.

Karl Landsteiner adalah ilmuwan pertama yang meneliti reaksi imunitas terhadap
hapten. Hal yang luar biasa dari penelitian ini ialah bahwa antibodi mampu membedakan
dua hapten yang strukturnya antibodi sama. Bukti lanjut ialah bahwa bila hapten asam
suksinit Ditambah dengan protein karier, diberikan pada binatang percobaan, maka
antibodi yang timbul hanya mengenal asam maleik bentuk cis antibodi dalam bentuk trans.
Jadi, antibodi hanya spesifik terhadap bentuk cis namun tidak terhadap bentuk trans.

7
Hapten dapat pula dibagi berdasar strukturnya yang harus disesuaikan dengan bahan
konjugasi agar dapat digabungkan dengan protein karier. Pembagian tersebut dapat
disingkat sebagai berikut :
- Hapten dengan kelompok karboksil: Termasuk dalam klas ini ialah seperti asam
asetilsalisilat (aspirin), aintibod angiotensin dan bradikinin, asam uridin 5’-karboksilat,
asam kholat, kelompok steroid seperti antibodi, prostaglandin, thiroksindan lain-lain.
- Hapten dengan kelompok amino: Dua klas yang termasuk dalam kelompok ini yaitu
kelompok amine antibodi seperti khlorampenikol dan amine antibodi seperti
gentamisin, spermidin, tobramisin, bardikinin dan angiotensin, adriamisin dan lain-
lain.
- Hapten dengan kelompok hidroksil : Termasuk dalam klas ini ialah antibodi, phenol,
gula, polisakarida dan nukleotida.
- Hapten dengan kelompok karbonil: Termasuk dalam klas ini ialah kelompok ketone
seperti aldosteron, kortokosterone dan kortisol, dan kelompok aldehida, seperti
piridoksal dan piridoksal phospat.

F. Molekul MHC (Major Histocompatability Complex )


Di dalam tubuh mempunyai sistem marker glikoprotein yang dikode oleh gen yang
dikenal dengan Histocompatability Complex (MHC). Protein tersebut sangat berperan
dalam komunikasi antara sel dan respon imun dalam tubuh, termasuk kemampuan
merespon tipe antigen. Molekul MHC melekat pada permukaan membran sel terutama
pada sel asessoris.
Respon imun terhadap protein antigen adalah terjadinya antigen processing oleh APC
kemudian dipresentasikan kepada limfosit T,karena limfosit T hanya dapat mengenal
antigen yang telah dipecah menjadi peptida yang pendek untuk dapat berhubungan dengan
protein MHC pada permukaan sel. Major hystocompatibility complex dipergunakan secara
umum untuk semua spesies, sedangkan pada manusia disebut sebagai human lymphocytes
antigen (HLA).
Human lymphocytes antigen (HLA) MHC pada manusia terdapat pada lengan pendek
kromosom 6 dan menempati suatu segmen sepanjang empat centromer. Sejauh ini telah
diketahui tujuh lokus genetik yang dinamakan HLA-A, HLA-B dan HLA-C untuk MHC-

8
klas II dan HLA-A1, HLA-DR, HLA-DQ dan HLA- DP untuk MHC-kelas II. Pada setiap
lokus dapat dijumpai satu atau lebih bentuk alternatif (alel) seperti: HLA-A1, HLA-DR1,
HLA-DR4 dan lain lain. Sampai saat ini telah dikenal 23 alel dari lokus HLA-A dan lebih
dari 40 alel dari lokus HLA-B, dimana setiap alel menentukan produk yang merupakan
molekul-molekul pada permukaan sel yang membawa ciri antigen.

Kombinasi alel pada setiap lokus kromosom tunggal yang biasanya diturunkan sebagai
satu unit, disebut haplotip (haplotype). Setiap individu memiliki haplotip sesuai dengan
kromosom yang diturunkan oleh orang tuanya, masing-masing satu haplotip dari ibu dan
satu haplotip dari ayah. Beberapa penyakit diduga berhubungan dengan HLA, seperti
HLADR27 sering ditemukan pada penyakit spondilitis ankilosa, HLA-B27 sering
ditemukan pada arthritis rheumatoid, dan HLA-DR3 ditemukan pada berbagai penyakit
autoimun.

G. Klasifikasi Molekul MHC


Berdasarkan distribusinya dijaringan dan struktur molekulnya, MHC dibagi atas dua
kelas item yaitu antigen MHC-kelas I dan antigen MHC-kelas II. Selain dari kedua kelas
tersebut terdapat kelompok lain yang disebut MHC-kelas III, yang mencakup komponen
C2 dan C4 dari komplemen dan factor B dari properdin.
Antigen MHC kelas I terdapat pada hampir semua sel berinti dengan jumlah bervariasi.
Sel yang tidak berinti seperti eritrosit dan spermatozoa hanya memiliki sedikit sekali
MHC-kelas I pada permukaannya, sedangkan permukaan sel-sel tropoblas plasenta pada
manusia tidak mengekspresikan MHC atau HLA-A, B maupun C. Molekul MHC-kelas I
terdiri dari rantai glikoprotein polimorfik dengan berat molekul 44.000, yang merupakan
rantai berat yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian yang terletak ekstraseluler, bagian
transmembran dan bagian intraseluler. Diduga bahwa bagian ekstraseluler membawa ciri

9
antigen sedangkan bagian intraseluler merupakan bagian yang meneruskan sinyal-sinyal
dari luar kedalam sel.
Antigen MHC-kelas II terutama terdapat pada permukaan sel imunokompeten yaitu
makrofag atau sel prekusornya yaitu monosit, sel-sel retikuloendotel, limfosit B dan
limfosit T yang teraktivasi (Limfosit T-resting mengekspresikan sedikit sekali MHC-kelas
II). Antigen MHC-kelas II terdapat pada permukaan sel spermatozoa, sel- sel intersisial
dari ovarium dan pada permukaan sel-sel hemopoitik. Molekul antigen MHC-kelas II
terdiri dari dua rantai yaitu a dan b. Rantai a tersusun dari glikoprotein dengan berat
molekul 34.000 sedangkan rantai b tersusun dari glikoprotein dengan berat molekul 1.00.
Rantai a dan b dirangkai satu sama lain secara non-kovalen.

H. Fungsi Molekul MHC


Fungsi antigen MHC:
- Menentukan kemampuan sistim imun seseorang untuk membedakan self dan non-
self.
- Molekul MHC mengatur interaksi antara bebrbagai jenis sel yang terlibat pada
respon imun. Limfosit T hanya bereaksi dengan antigen asing kalau antigen tersebut
diekspresikan bersama-sama dengan MHC pada permukaan APC.
- Reaksi penolakan jaringan transplantasi allograft merupakan manifestasi kemampuan
antigen MHC dalam pengenalan non-self.
- Menentukan kemampuan setiap individu untuk bereaksi terhadap antigen spesifik
dan kecenderungan untuk menderita kelainan imunologik.

10
MHC-kelas I merupakan antigen utama yang berperan pada proses penolakan
transplantasi dan proses sitolisis sel yang terinfeksi virus. Antigen ini bila diekspresikan
bersama dengan MHC-kelas I yang sesuai, berperan sebagai antigen sasaran yang akan
dikenal oleh limfosit Tc (CD8), sehingga Tc dapat membunuhnya. MHC-kelas II
terutama berfungsi pada respon imun, imunosupresi, pengenalan self dan interaksi sel,
sehingga disebut sebagai immune response associated antigen (Ia). Fragmen-fragmen
antigen yang dihasilkan dari antigen processing akan dipresentasikan oleh APC bersama-
sama dengan MHC-kelas II untu dikenali oleh limfosit Th (CD4) melalui TCR, dan akan
mengirim sinyal kepada limfosit B untuk berproliferasi dan diferensiasi .

I. Mekanisme ikatan MHC dan antigen


Dalam proses presentasi antigen pada sel T didahului dengan proses ikatan MHC-
antigen. Antigen akan terikat pada celah yang terdapat pada molekul MHC di permukaan
sel. Telah terpola bahwa sel T CD4+ akan berasosiasi dengan MHC II, dan sel T CD8+
akan berasosiasi dengan MHC I. Pola ini berkembang bersama dengan proses pematangan
sejak sel T masih dalam tahap perkembangannya didalam thimus.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Antigen merupakan molekul yang merangsang respon imun dengan mengaktifkan
leukosit untuk perlawanan terhadap penyakit. Antigen dapat berasal dari
mikoorganisme yang menginvasi seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur; organ
yang ditransplantasikan; atau sel abnormal, seperti sel kanker.
2. Sifat antigen yaitu asing dimana suatu molekul haruslah merupakan molekul yang
asing, yang belum pernah dikenali oleh sel imun terutama saat maturasi sel B,
memiliki ukuran minimum, dan struktur kimia tertentu. Antigen dapat berikatan
dengan antibodi dan memicu respon imun.
3. Antigen diklasifikasikan berdasarkan asal, epitop, spesifisitas, ketergantungan
limfosit, & sifat kimiawi. Klasifikasi ini membantu memahami keragaman antigen &
bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem imun.
4. Molekul MHC (Major Histocompatibility Complex) adalah protein yang terdapat di
permukaan sel-sel tertentu dalam tubuh, terutama sel yang berperan dalam sistem
imun. MHC memiliki fungsi penting dalam membantu sistem imun mengenali dan
membedakan antara "self" (molekul tubuh sendiri) dan "non-self" (molekul asing).
5. Berdasarkan distribusinya dijaringan dan struktur molekulnya, MHC dibagi atas dua
kelas utem yaitu antigen MHC-kelas I dan antigen MHC-kelas II.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang
agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akrom. 2013. Pengantar Imunologi Untuk Farmasi. Pustaka Imany : Yogyakarta.

Bagus, ida Kade Suardana. 2017. Diktat Imunologi Dassar Sistem Imun. Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana Denpasar.

Darwin, Eryati, Dwitya Elvira, Eka Fithra Elfi. 2021. Imunologi Dan Infeksi. Andalas University
Press : Padang.

Dorresteyn, Christine Stevens.2010. Clinial and Imunology Serology: A Laboratory Perspective.


F.A. Davis Company : Philadelphia.

Ilyas, Muhammad, dkk. 2023. Imunologi Dasar. Eureka Media Aksara : Jawa Tengah.

Luthfianto, Dodik, dkk. 2023. Buku Ajar Imunologi. CV. Science Tehcno Direct :
Pangkalpinanng.

Sri, Basundari Utami. 1997. Major Hystocompatibility Complex : Struktur, Fungsi, Hubungan
dengan Penyakit dan Pemanfaatan dalam Respon Imun. Jurnal Media Liitbangkes Vol
VII No.03 & 04.

13

Anda mungkin juga menyukai