DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami masih dapat menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah farmasetika semi solid dan cair dengan judul sirup dan elixir
dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak apt. Muhammad Arif, M.Farm selaku
dosen pengampu mata kuliah farmasetika semi solid dan cair yang telah memberikan tugas
sehingga kami dapat menambah wawasan tentang mata kuliah yang diberikan.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat masih banyak terdapat kesalahan dan jauh
dari sempurna. Karenanya, kami meminta kritik dan saran kepada para pembaca demi
kebaikan kami selanjutnya. Kami memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang salah dan
kurang berkenan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sediaan liquid merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu atau lebih zat
aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang homogen pada saat
diaplikasikan. Sediaan cair atau sediaan liquid lebih banyak diminati oleh kalangan
anak-anak dan usia lansia, sehingga satu keunggulan sediaan liquid dibandingkan dengan
sediaan-sediaan lain adalah dari segi rasa dan bentuk sediaan. Terdapat beberapa jenis
larutan berdasarkan pemberiannya yaitu larutan oral dan topical. Larutan oral dapat dibagi
menjadi beberapa jenis yakni potio, eliksir, sirup, dan guttae atau drop.
Sediaan cair juga mempunyai keunggulan terhadap bentuk sediaan solid dalam hal
kemudahan pemberian obat terkait sifat kemudahan mengalir dari sediaan liquid ini. Selain
itu, dosis yang diberikan relatif lebih akurat dan pengaturan dosis lebih mudah divariasi
dengan penggunaan sendok takar. kegunaan sendok takar. Sediaan Sediaan liquid lebih
banyak digunakan pada bayi, anak-anak dan lanjut usia yang sukar minum obat, seperti tablet
dan pil yang memiliki rasa pahit atau tidak enak. Selain itu, sediaan liquid juga lebih mudah
diabsorpsi oleh tubuh. Namun, sediaan liquid sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba
sehingga tumbuh jamur pada sediaan, tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil
dalam air, dan bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari sirup dan elixir?
1.3 Tujuan
2.1 Definisi
a. Sirup
Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa,
kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64%
dan tidak lebih dari 66,0%. (FI III, 1979).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan
sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64- 66%, kecuali dinyatakan lain
(Depkes RI, 1979).
Sirup terdiri dari dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil,
pengawet, pengental, pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis. Zat aktif
merupakan zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup. Pelarut
merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai
zat pebawa. Contoh pelarut adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter.
b. Elixir
.
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang
berfungsi sebagai kosolven (M.Anief, 2007). Eliksir adalah Larutan
hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan
biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Disamping alkohol dan air,
pelarut-pelarut lain seperti gliserin dan propilen glikol, sering digunakan
dalam eliksir sebagai pelarut pembantu. Eliksir dimaniskan dengan sukrosa
atau sirup sukrosa, beberapa menggunakan sorbitol, gliserin dan atau pemanis
pemanis buatan seperti seperti sakarin sakarin untuk tujuan ini. Semua eliksir
eliksir mengandung mengandung bahan pemberi pemberi rasa untuk
menambah menambah kelezatan kelezatan dan hampir semua eliksir eliksir
mempunyai mempunyai zat warna untuk meningkatkan penampilannya
(Ansel,Howard C.2008:341).
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula dan atau
pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, digunakan sebagai
obat dalam (Farmakope Indonesia Ed. III. 1979, hal 8).
2.2 Komponen
a. Komponen Sirup
Sirup terdiri dari dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil,
pengawet, pengental, pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis. Zat aktif
merupakan zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup. Pelarut
merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai
zat pembawa. Contoh pelarut adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter.
Pemanis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis
ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Zat penstabil
dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil contoh dari zat
penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengompleks. Pengawet ditambahkan
pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama dan bisa dipakai berulang-
ulang.
Penambahan pengawet biasanya pada sediaan dengan dosis berulang.
Pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut corigen
coloris. Pewarna ditambahkan jika diperlukan. Penambahan pewarna biasanya
agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat. Pewarna yang
digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain
dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan.
Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan
kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa.
Penambahan pengental dalam sediaan sirup hanya jika diperlukan. Pemberian
pewangi ditambahkan hanya jika diperlukan saja, bertujuan agar obat berbau
harum dan menutupi bau zat aktif yang kurang sedap. Contoh dari pewangi
adalah essens straw, oleum rosae, dll. Penambahan perasa ini hanya jika
diperlukan, ditambahkan jika sediaan sirup yang akan diberikan pada pasien
kurang enak atau terlalu pahit. Unsur sirup yang terakhir yaitu pengisotonis
yang biasanya ditambahkan pada sediaan steril (Van, 1990).
b. Komponen Elixir
1. Zat Aktif
Yaitu zat utama/zat berkhasiat dalam sediaan eliksir.
2. Pelarut
Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut zat pembawa.
Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelarutan.
3. Pemanis dan Pewarna
Yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliksir. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol & propilenglikol sebagai pengganti gula.
4. Zat Penstabil
Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil. Penggunaan pelarut
khusus dalam kebanyakan eliksir sering diperhitungkan terhadap pertimbangan
stabilitas, tetapi diperlukan penambahan penstabilisasi, sebagai contoh
Neomisin Eliksir BPC yang diatur pH 4-5 dengan asam sitrat untuk mengurangi
timbulnya warna hitam saat penyimpanan, ditambahkan juga Na EDTA sebagai
pemisah terhadap logam yang mengkatalis penguraian antibiotik. Sebagai
pengatur pH untuk sediaan oral biasa digunakan NaOH, asam sitrat, dapar
phospat. Sedangkan sebagai antioksidan biasa ditambahkan asam askorbat
0,01-0,1% dengan pH stabilitas 5,4 dan sodium metabisulfit 0,01-1%.
5. Pengawet
Yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap stabil dalam
penyimpanan yang lama. Eliksir dengan kadar alkohol 10%-12% dapat
berfungsi sebagai pengawet. Konsentrasi pengawet yang dapat digunakan
Alkohol > 15% (batas max penggunaan alkohol 15%), Propilen glikol 15- 30%,
Metil paraben 0,1- 0,25%, Propil paraben 0,1- 0,25%, dan As. Benzoat 0,1-
0,5%.
2.3 Macam-macam
a. Macam-macam Sirup
Berdasarkan fungsinya, sirup dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
medicated syrup (sirup obat) dan flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup obat
didefinisikan sebagai sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat
berupa obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain yang berupa preparat yang
sudah distandarisasi. Contohnya sirup CTM, paracetamol. Sirup pembawa biasanya
mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa enak yang digunakan sebagai larutan
pembawa atau pemberi rasa. Salah satu contohnya adalah sirupus simplex (Ansel,
1989).
b. Macam-macam Elixir
1. Elixir obat
Elixir ini biasa digunakan untuk keuntungan dari zat obat yang ada.
Umumnya eliksir- eliksir yang resmi diperdagangkan mengandung zat obat
tunggal. Keuntungan dari satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis
yang diperlukan dapat diturunkan dan dapat dinaikkan dengan meminum
eliksir lebih sedikit atau lebih banyak. Apabila zat yang terkandung lebih dari
satu zat obat dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan dan
menurunkan kadar satu zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan
bersamaan mengatur dosis obat lain yang ada, perubahan yang mungkin tidak
diinginkan (Ansel, Howard C.2008:344).
Contoh elixir obat:
1. Elixir Antihistamin
2. Elixir Hipno ir Hipnotik Seda tik Sedatif Bar tif Barbiturat
2.5 Perhitungan
a. Sirup
Keuntungan:
Kekurangan
1. Sediaan sirup
b. Elixir
Keuntungan:
1. Lebih mudah mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat dapat digunakan untuk
bayi, anak-anak, dan orang tua.
8. Dosis dapat diubah sesuai kebutuhan penggunaannya (dari sendok takar yang digunakan).
9. Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat (tidak butuh desintegrasi dahulu).
10. Sifat mengiritasi dari obat bisa diatasi dengan bentuk sediaan larutan karena adanya
faktor pengenceran.
11. Anak-anak dan beberapa orang dewasa yang sukar menelan tablet atau kapsul, akan lebih
mudah menelan sediaan larutan.
12. Sediaan larutan dapat dengan mudah diberi bahan pewangi, pemanis, atau pewarna untuk
meningkatkan penampilan.
Kekurangan :
1. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibandingkan bentuk tablet atau kapsul
terutama bila bahan mudah terhidrolisis.
2. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
3. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar menakar.
4. Rasa obat yang kurang enak akan lebih lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding
dalam bentuk tablet
5. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandung kadar gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi
rasa obat dibanding dengan sirup.
6. Sediaan cair umumnya kurang stabil dibandingkan bentuk sediaan padat (tablet atau
kapsul) dan ada beberapa obat yang tidak stabil dalam air.
7. Obat cairan memerlukan wadah yang besar sehingga merepotkan dibawa-bawa.
8. Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi.
9. Memerlukan alat sendok untuk sendok untuk pemberian dosisnya.
10. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua.
1. Eliksir parasetamol
2. Eliksir teofilin
5. Elixir De Spa
7. Bisolvon kids
9. Curcuma Plus