Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLIDA-LIKUIDA

SIRUP

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Hayatun Nufus NIM. 11194761910471

Mahda Safina NIM. 11194761910479

Maria Gabriella Angline Djeke NIM. 11194761910480

Mawaddah Rahmah NIM. 11194761910481

Misa Raema NIM. 11194761910482

Rizka Mawarni Maulida NIM. 11194761910497

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Tujuan Praktikum.................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
A. Teori......................................................................................................................................4
B. Deskripsi Bahan Praktikum..................................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM..................................................................................................7
A. Alat dan Bahan.....................................................................................................................7
B. Formulasi..............................................................................................................................7
C. Prosedur Kerja......................................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................9
A. Hasil Pengamatan/Perhitungan.............................................................................................9
B. Pembahasan........................................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Larutan merupakan salah satu sediaan tertua yang digunakan dalam dunia
pengobatan dan mampu dengan cepat diserap tubuh.Untuk sebagian orang yang tidak
bisa menggunakan bentuk sediaan padat, seperti pasien anak-anak, pasien psikiatri,
danlain-lain, sediaan larutan merupakan alternative terbaik.(Marriott, 2010).
Berdasarkan penggunaannya sediaan larutan dibagi dua, yaitu :
a. Sediaan Oral. Penggunaannya dalam tubuh. Seperti, eliksir, sirup, mixture, dll.
b. Sediaan Eksternal. Penggunaannya diluar tubuh. Seperti, losion, collutoria, dll.
Dalam Farmakope Indonesia edisi III, sirup adalah sediaan cair berupa
larutanyang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa
(C12H22O11) tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Sirup adalah sediaan
pekat dalam air darigula atau perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan
pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadartinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar
sukrosadalam sirop adalah 64%-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di
dalamnyaditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jernih berasa manis.
Dapatditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit,
denganmaksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga
dapatmeningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).
Sirup dengan kadar ± 65% disebut sirup simplek yang digunakan sebagai origen
saporis (pemanis).

B. Tujuan Praktikum
Memberikan pengalaman dalam membuat sediaan sirup dan melakukan control
kualitas sediaan sirup.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
1. Sirup
Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutanyang
mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12H2211) tidak kurang dari 64%dan tidak lebih
dari 66%.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar
tinggi (Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat darigula yang
ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasamanis. Sirup adalah
sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa(Ansel et al., 2005).

2. Komponen Yang Terdapat Pada Sirup


a. Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang
dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah.
Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarindan sukrosa sedangkan
yang berkalori rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam
penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau
jamur.
c. Perasa dan Pengaroma Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa
buatan atau bahan- bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai
rasa yangenak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk
memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai
dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.
d. PewarnaPewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pHselama
penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada
warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa.Juga

2
3

banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung


pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental danstabilisator.

B. Deskripsi Bahan Praktikum


1. Dipenhidramin Hcl (Farmakope III, Hal.230)
a. kandungan : mengandung tidak kurang dari 53,0 % dan tidak lebih dari 55,5 %
C17H21NO tidak kurang dari 44,0% dan tidak dan tidak lebih dari 47,0%
C7H7CIN4O2, masing-masing dihitung terhadap yang zat yang dikeribgkan.
b. pemerian : serbuk hablur tidak berbau, rasa pahit diikuti rasa tebal
c. kelarutan : sukar larut dalam air, agak mudah larut dalam etanol (95%) P dan dalam
kloroform agak sukar larutt dalam eter.
2. Ammonuim Hcl adalah senyawaa anorganik NH4Cl yang digunakan sebagai bahan obat
batuk.
3. Dekstrometrofan HBr ( Farmakope III, Hal.206)
a. kandungan : mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 101,0%
C18H25NO,HBr, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
b. Pemerian : serbuk hablur putih tidak berbau, rasa pahit
c. Kelarutan : larut dalam 60 larutan air dan dalam 10 bagian etano 95% mudah larut
dalam kloroform disertai pemisahan air praktis tidak larut dam eter.
4. Na Citrat (Farmakope III, Hal.406)
a. kandungan : mengandung tidak kurang dari 99,0% C6H5Na3O7.2H2O, dihitung
terhadap zat anhidrat
b. pemerian : hablur tidak bewarna atau serbuk halus putih
c. kelarutan: mudah larut dalam air , sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis
tidak larut dalam etanol 95%.
5. Menthol (Farmakope III, Hal. 362)
a. Kandungan : mentol alam yang diproleh dari minyak atsiri beberapa spesies menthe
atau yang dibuat secara sintetik berupa menthol atau menthol rasemik.
b. pemerian : hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak bewarna, bau tajam seperti
minyak parmen, rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin.
c. kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol 95%, dalam
kloroform dan dalam eter, mudah larut dalam parafincair dalam minyak atsiri.
4

6. Corigen saporis digunakan untuk memperbaiki bau dari obat.


7. Corigen coloris digunakan untuk, memperbaiki rasa obat
8. Metil paraben sodium adalah agen anti jamur berbagai pengawet.
9. Propil paraben sodium membantu mencegah timbulnya jamur dan bakteri.
10. Gula
Gula merupakan bahan pemanis makanan dan minuman yang diproses secara alami
maupun sintetis. Dewasa ini banyak pemakaian bahan pemanis selain sukrosa dalam
pembuatan makanan dan minuman, terutama bahan pemanis buatan. Gula selain
digunakan sebagai makanan pokok, gula juga dikonsumsi sebagai makanan ringan atau
camilan seperti yang terdapat di dalam permen, kue dan biskuit (Mareta, 2011).
11. Gliserin adalah cairan kental tidak bewarnaa dan tidak berbau yan diperoleh dari lemak
hewani atau nabati atau dari fermentasi glukosa.
12. Aquadest
Aquades berupa cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.Aquades merupakan
pelarut yang umum digunakan dalam sediaan oral karena tidak toksik, mudah didapat,
dan murah. Aquades untuk pengolahan sediaan farmasi harus digunakan air minum yang
sempurna (Septyani, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan : Beker glass, kompor listrik, pH meter, alat uji kejernihan,
viscometer elektrik dan alat-alat gelas.
2. Bahan yang digunakan : Diphenhidramin HCl, Ammonium HCl, Dekstrometrofan
HBr, dll.

B. Formulasi
Formulasi sediaan sirup :
Tiap 5 ml mengandung:
R/ Diphenhidramin HCl 12,5 mg × 60 = 0,75 g
Ammonium HCl 125 mg × 60 = 7,5 g
Dekstrometrofan 5 mg × 60 = 0,3 g
Na Citrat 50 mg × 60 = 3 g
Menthol 1 mg × 60 = 0,06 g
Corigen Saporis qs
Corigen Coloris qs
Metil paraben sodium 0,18% × 300 = 0,54 g
Propil paraben sodium 0,02% × 300 = 0,06 g
Gula (sukrosa) 65% × 300 = 195 g
Gliserin 10% × 300 = 30 g
Aquadest ad 5 ml (62,79 ml)
Formulasi sediaan sirup dibuat sebanyak 300 ml
Catatan : gula 65% b/v adalah 65 g/100 ml (= 195 g dalam 300 ml)

5
6

C. Prosedur Kerja

Timbang semua bahan sesuai takaran pada ruang penimbangan sentral.

Buat sirup simpleks yakni larutan gula 65% b/v dengan cara gula dimasukkan ke
dalam sebagian air kemudian dipanaskan diaduk-aduk sampai larut semua,
kemudian disaring hingga jernih.

Larutkan diphenhydramine HCl & ammonium HCl ke dalam sebagian air.

Larutkan asam sitrat dengan sebagian air dan tambahkan sedikit larutan gula.

Larutkan menthol, metil paraben sodium, propil paraben sodium ke dalam sebagian.

Campurkan bagian c, d dan e kemudian aduk sampai homogen.

Tambahkan bagian f dengan b aduk sampai homogen.

Tambahkan gliserin ke dalam campuran sirup dan aduk sampai homogen.

Terakhir tambahkan semua corigen dan aduk sampai homogen.

Tambahkan aquadest sehingga volume akhir 300 ml.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan/Perhitungan
Evaluasi Sirup :

Karakteristi Hasil Pengamatan Keterangan


k
Organoleptik Warna : merah
Bau : menthol
Rasa : manis

Homogenitas jernih dan bersih dari pengotor Hasil uji sediaan


sirup seharusnya
jernih, dan tidak
mengandung
pengotor didalamnya
(Zainuddin,2018)

Viskositas 30 Rpm : 12,99 Cp / 1,299 dpa’s Syarat viskositas


60 Rpm : 0,00 Cp / 0 dpa’s sirup 0.37-3,9 dpa’s
(luangrumitchai et
al., 2007)
PH Percobaan 1 : 6,18 Nilai PH sirup 4-7
Percobaan 2 : 6,23 ( Husen, Yamlean
Percobaan 3 : 6,56 and Citraningtya,
Rata- rata : 6,32 2015)
Bobot Jenis ( Piknometer+isi )−( piknometer kosong ) Persyaratan yang
P= ditetapkan pada
volume Piknometer
farmakope Indonesia
edisi ke-4, rentang
( 58,60 gram ) −( 24,48 gram )
P= massa jenis sirup
25 ml antara 1,21 sampai
gram 1,23 g/ml.
P=1,36
ml

7
8

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dibuat sediaan tablet dengan menggunakan bahan aktif
yaitu Dipenhidramin HCl dan Ammonium HCL. Evaluasi yang dilakukan antara lain
seperti organoleptis, Homogenitas, pH, bobot jenis, viskositas. Organoleptis bertujuan
untuk melihat perubahan yang terjadi pada sirup berupa warna, rasa dan bau, dari hasil
evaluasi organoleptic kelompok kami sirup berwana merah,bau menthol dan rasanya
manis. Evaluasi homogenitas sirup kelompok kami menunjukkan hasil jernih dan bersih
dari pengotor sesuai dengan teori Uji dilakukan secara visual dengan mengamati sediaan.
Hasil uji sediaan sirup seharusnya jernih, dan tidak mengandung pengotor didalamnya
(Zainuddin, 2018). Pada Evaluasi ph menunjukkan hasil rata rata pH sirup kelompok
kami adalah pH 6,32 hasil ini sesuai dengan teori Berdasarkan FI ed III, sirup memiliki
nilai pH 4-7 (Husen, Yamlean and Citraningtyas, 2015). Sifat fisik sirup berupa pH,
belum memenuhi syarat karena pH masih dibawah pH 7 disebabkan oleh adanya kadar
asam sitrat yang tinggi pada formula sirup. Asam sitrat dalam formulasi sediaan sirup
selain digunakan sebagai pengawet karena dapat penghambat pertumbuhan mikroba,
dapat juga digunakan sebagai penambah rasa (Ikhsan, Rosalina and Susanti, 2018).
Menurut penelitian Mustofa, (2010), penggunaan asam sitrat dengan konsentrasi 1g/L
dapat memperpanjang umur simpan selama 4 bulan (Husen, Yamlean and Citraningtyas,
2015). Asam sitrat beserta golongannya dapat digunakan sebagai pengawet dalam
minuman maupun makanan.
Evaluasi selanjutnya adalah Evaluasi viskositas , viskositas dipengaruhi oleh
konsistensi sediaan. Semakin banyak bahan padat dalam sediaan sirup, maka semakin
kental konsistensinya dan semakin meningkat viskositasnya. Pengukuran viskositas
menggunakan viskometee dengan menempatkan sampel dalam viskometer hingga spindel
terendam. Viskometer dijalankan, kemudian viskositas dari sirup akan terbaca (Sayuti
dan Agus, 2015). Hasil pengukuran viskositas sirup kelompok kami pada 30 Rpm sebesar
1,299 dpa’s dan pada 60 Rpm sebesar 0 Cps , untuk hasil pada 30 Rpm sesuai dengan
syarat viskositas sirup 0.37-3,9 Cps (luangrumitchai et al., 2007). Sirup harus mempunyai
viskositas yang tepat sehingga mempunyai sifat mudah dituang yang baik supaya
memudahkan dalam penggunaan. Menurut Ria Wijayanty M. Husen, Paulina V. Y.
9

Yamlean, dan Gayatri Citraningtyas (2015). Evaluasi terakhir yaitu evaluasi bobot jenis,
terlebih dahulu menimbang piknometer kosong dengan volume piknometer 25 ml dan
menimbang piknometer beserta isinya diperoleh hasil nilai P 1,36 gram/ml dari hasil
tersebut tidak masuk rentang persyaratan yang ditetapkan pada farmakope Indonesia edisi
ke-4 rentang massa jenis sirup antara 1,21 sampai 1,23 g/ml. Hal ini dapat disebabkan
karena pikno terkena kontak langsung dengan tangan yang seharusnya tangan praktikan
tidak boleh kontak langsung dengan piknometer.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu pada evaluasi yang dilakukan antara lain
seperti organoleptis, Homogenitas , pH, bobot jenis, viskositas. hasil evaluasi organoleptic
kelompok kami sirup berwana merah, bau menthol dan rasanya manis. Evaluasi homogenitas
sirup kelompok kami menunjukkan hasil jernih dan bersih dari pengotor sesuai dengan teori Uji
dilakukan secara visual dengan mengamati sediaan. Hasil pengukuran viskositas sirup kelompok
kami pada 30 Rpm sebesar 1,299 dpa’s dan pada 60 Rpm sebesar 0 dpa’s , untuk hasil pada 30
Rpm sesuai dengan syarat viskositas sirup 0.37-3,9 dpa’s. Evaluasi terakhir yaitu evaluasi bobot
jenis, diperoleh hasil nilai P 1,36 gram/ml dari hasil tersebut tidak masuk rentang persyaratan
yang ditetapkan pada farmakope Indonesia edisi ke-4 menurut literatur rentang massa jenis sirup
antara 1,21 sampai 1,23 g/ml.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Mengenal Jenis Sediaan Obat. (on line),


(http://farmasi.unpad.ac.id/padi/mengenal-berbagai-jenis-sediaan-obat-bagian-2/, diakses
pada tanggal 10 April 2014).
Ariawan, agus. 2012. Sirup. (on line),(http://gusariawan.blogspot.com/2012/11/makalah-
sirup.html, diakses padatanggal 10 April 2014).
Aulia, wildan. 2011. Sirup. (on line),(http://wildanhaqiqi.wordpress.com/ilmu-farmasi/makalah-
2/, diakses pada tanggal 10 April 2014)
Merryst, rosina. 2013. Sediaan Liquid Farmasi. (online),
(http://farmasibidangkumerryst.blogspot.com/, diakses pada tanggal 10 April2014).
Putri. 2012. Makalah Ilmu Resep Sirup. . (on line),(http://thyie
phoethry.blogspot.com/2012/05/makalah-ilmu-resep-sirup-aurantii-sirup.html,diakses
pada tanggal 10 April 2014).
BSN. (2013) SNI 3544:2013 tentang sirup., Badan Standarisasi Nasional , Jakarta
Husen, R. W. M., Yamlean, P. V. Y. and Citraningtyas, G. (2015) ‘Formulasi dan Evaluasi Sirup
Ekstrak Daun Sidaguri (Sida rhombifolia L .)’, Pharmacon, 4(3), pp. 134–138.
khsan, M. A. R., Rosalina, Y. and Susanti, L. (2018) ‘Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Dan
Jenis Kemasan Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang’, Jurnal Agro Industri, 8(2), pp.
139– 149.
Sayuti, K.; Rina Yenrina: Antioksidan Alami dan Sintetik; Andalas Univesity Press: Padang,
2015.
Luangnarumitchai, S., Lamlertthon, S., dan Tiyaboonchai, S., 2007, Antimicrobial Activity of
Essential Oils Against Five Strains of Propionibacterium acnes, Mahidol University
Journal of Pharmaceutical Sciences, Volume 34(1-4), 60-64.
Ali, Zainuddin. 2018. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

12

Anda mungkin juga menyukai