LAPORAN
PENGARUH HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL PADA PASIEN
DIARE DI BANJARMASIN
Disusun Oleh
Kelas VC
PROGRAM STUDI S1
FARMASI FAKULTAS
KESEHATAN UNIVERSITAS
SARI MULIA BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
BAB I PENDAHUUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
A. Landasan Teori..............................................................................................4
A. Metode Penelitian.......................................................................................12
D. Analisis data................................................................................................13
A. Hasil Penelitian...........................................................................................14
B. Pembahasan.................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
i
ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................25
Lembar Persetujuan................................................................................................25
Kuisioner Penelitian...............................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
A. Landasan Teori
1. Definisi diare
4
5
2. Klasifikasi Diare
3. Mekanisme Diare
a. Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya fungsi absropsi dari usus. Bakteri
dalam usus akan mengeluarkan toksin yang mana toksin tersebut
akan menstimulasi c-AMP dan c-GMP yang mengakibatkan
peningkatan sekresi cairan dan elektrolit sehingga terjadi diare.
Yang khas pada diare ini yaitu secara
klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak
sekali (M. Asria, 2018).
b. Diare Osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik
intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/ zat kimia
yang hiperosmotik(antara lain MgSO4, Mg(OH)2, malabsorbsi
umum dan efek dalam absorpsimukosa usus misalnya pada
defisiensi disakarida, malabsorpsi,glukosa/galaktosa. Diare osmotik
ditegakkan bila osmotik gap feses > 125mosmol/kg ( normal< 50
mosmol/kg). Osmotik gap dihitung dengan cara:osmolaritas serum
(290 mosmol/kg) - [2x( konsentrasi natrium + kaliumfeses)] (M.
Asria, 2018).
c. Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregulitas motilitas
usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.
Penyebabnya antara lain : pasca vagotomi, dan hipertiroid. (Mery
asria, 2018)
d. Diare Infeksi
Jenis diare yang paling sering terjadi adalah diare karena infeksi,
seperti infeksi rotavirus, protozoa dan fungi. Dilihat dari sudut
kelainan usus yang terjadi pada diare oleh bakteri dibagi atas non
invasif (tidak merusak mukosa) dan invasif (merusak mukosa usus).
Bakteri non invasif dapat menyebabkan diare karena toksin yang
disekresi oleh bakteri tersebut yang disebut diare toksigenik. (Sari
Pediatri, 2016)
Contoh diare toksigenik adalah diare yang disebabkan
oleh bakteri Vibrio cholera. Enterotoksin yang dihasilkan oleh
bakteri ini menempel pada permukaan epitel usus, kemudian
akan membentuk adenosine monofosfat siklik (AMP siklik) di
dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif dari anion
klorida yang diikuti oleh air, ion bikarbonat dan kation
natrium serta kalium.
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Definisi Swamedikasi
Swamedikasi dilakukan untuk keluhan dan gejala penyakit
yang ringan, seperti demam, influenza, batuk, sakit maag atau
gastritis, diare, penyakit kulit dan lainnya (Harahap dkk, 2017).
Swamedikasi menjadi alternatif yang banyak dipilih oleh
masyarakat untuk meredakan atau menyembuhkan keluhan gejala
ringan atau bahkan untuk meningkatkan efektivitas terhadap
pengobatan sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga
kesehatan (Hidayati dkk,2017). Swamedikasi merupakan
pengobatan yang dilakukan diri sendiri tanpa melalui resep dokter.
Dalam pengobatan risiko seperti kesalahan diagnosis, penggunaan
dosis obat yang berlebihan, serta penggunaan jangka panjang dapat
menimbulkan efek buruk pada pasien.(Jajuli dkk, 2018)
Swamedikasi merupakan pengobatan sendiri pada pengobatan
masalah gigi dan mulut di Indonesia sekitar 42%. (Riskesdas,
2018)Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
swamedikasi agar diperoleh swamedikasi yang benar dan aman
(Jajuli dkk, 2018)
a. Waspada efek samping yang terjadi
8. Konsep HBM
Health Belief Model (HBM) merupakan salah satu
pendekatan promosi kesehatan yang digunakan dalam perubahan
perilaku yang berorientasi terhadap persepsi pasien. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa Edukasi Health Belief Model
efektif dalam meningkatkan perilaku preventif (Puspita dkk, 2017),
kepatuhan (Alalah, 2017), kualitas hidup (Lismayanti dkk, 2017)
Health belief Model dapat meningkatkan pengetahuan, sikap
dan atau persepsi terhadap hipertensi yang meliputi perceived
susceptibility, perceived severity, perceived barrier, cues to action,
self efficacy (Alalah, 2017 ; Maharianingsih dkk, 2018)
HBM (Health Belief Model) merupakan salah satu teori yang
digunakan untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku kesehatan individu. HBM juga dapat
diartikan sebagai teori yang digunakan untuk menjelaskan
perubahan dan pemeliharaan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan dan sebagai bentuk perilaku terkait kesehatan individu.
(Tias dkk, 2020)
Gambaran Health Belief Model (HBM)
b. Perceived benefitsm
c. Health motivation
1. Kerangka Teori
Penyebab diare : Infekasi bakteri, virus, dan parasit Kemungkinan melakukan penyembuhan
Diare
Kerentanan yangBahaya
dirasakan
sakit yang dirasakan
Motivasi sehat atau
Keuntunga
sembuh n yangPenghambat
dirasakan yang dirasakan
2. Kerangka konsep
4. Analisis data
A. Hasil Penelitian
a. Karakteristik responden
tanpa darah
3 Pemberian oralit untuk mengatasi diare 4% 4% 71% 21%
Tabel 3 Perceived susceptibility
Teratasi
2 Pemberian informasi obat oleh tenaga kesehatan 2% - 72 26%
dapat membantu saya dalam cara penggunaan obat %
yang rasional (tepat dosis, tepat jangka waktu, tepat
kebutuhan
klinis)
3 Pemberian informasi obat oleh tenaga kesehatan 2% 1% 75 22%
dapat %
membantu saya dalam mengetahui efek samping dari
obat yang saya konsumsi
Tabel 5 Perceived benefit
A. Kesimpulan
HBM terdiri dari enam konstruk Perceived susceptibility, Perceived Severity,
Perceived Benefits, Perceived Barriers, Cues to Action dan Health motivation. Ke
enam kostruk tersebut merupakan pokok utama HBM dalam memahami bagaimana
persepsi terhadap perilaku sehat yang dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021. Dengan responden
sebanyak 100 orang yang diambil secara acak. Dari 100 responden yang diambil
mulai dari umur 16 tahun sampai 53 tahun. Kemudian hasil data menunjukkan
bahwa responden sebagian besar adalah wanita, yaitu sebesar 71 %.
Definisi terjadinya diare terdapat 68% dari seluruh responden menjawab setuju
dengan pernyataan “Saya selalu meminum obat anti diare ketika tinja saya cair” dan
terdapat 96% responden juga menjawab setuju terhadap pernyataan “Diare dapat
disebabkan oleh bakteri dan virus”
Dari data yang kami dapat sudah banyak responden yang memahami
bagaimana cara mengatasi diare yang dialami, hanya saja pada penggunaan
antibiotik masih cukup besar presentase responden yang tidak rasional dalam
penggunaannya.
B. Saran
Peningkataan penggunaan obat anti diare yang rasional memerlukan
pemahaman tentang menggunakan obat antibiotik yang benar. Anggota keluarga,
masyarakat dan tenaga kesehatan perlu bekerja sama untuk menumbuhkan niat
menggunakan obat yang benar pada pasien penderita diare. Bagi masyarakat dan
para pengambil keputusan perlunya pemberiaan informasi pada saat membeli obat
antibiotik. Apoteker atau TTK seharusnya memberikan informasi terkait obat
antibiotik yang didasari oleh niat, norma subyektif, dan minat perilaku untuk
meningkatkan perilaku taat menggunakan obat anti diare.
21
DAFTAR PUSTAKA
Becker, M.H & Janz, N.K. (1984). The Health Belief Model: A Decade Later.
Health Education Quarterly, Vol. 11(1): 1-47 (Spring, 1984).
Candradewi, Kristina. (2017). Gambaran Pelaksanaan Swamedikasi dan
Pendapat Konsumen di Apotek Mengenai Konseling Obat di Wilayah
Bantul. Yogyakarta Vol 7. No.1 Mei 2017. Halaman 41-52.
Jajuli, M., dan Sinuraya, R.K., (2018). “Artikel Tinjauan: Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi dan Resiko Pengobatan Swamedikasi” 16 (1): 6.
22
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI.
Puspita, R. C., Tamtomo, D., & Indarto, D. (2017). Health Belief Model for the
Analysis of Factors Affecting Hypertension Preventive Behavior among
Adolescents in Surakarta. Journal of Health Promotion and Behavior,
02(02), 183–196. https://doi.org/10.26911/thejhpb.2017.02.02. 08
1. Lampiran 1
Responden, Peneliti,
( ) ( )
18
2. Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Alamat :
b. SD
c. SMP/MTs
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan-tinggi
b. Karyawan
c. Guru
e. Tenaga kesehatan
f. PNS
g. Lainnya, sebutkan............
B. Kuesioner Bagian I
b. Pergi ke dukun/paranormal
c. Mengobati sendiri
e. Pergi ke dokter
a. Oralit/penggantuoralit (larutangula-garam)
c. Menggunakan antibiotik
d. Tidak tahu
e. Lainnya, sebutkan……………..
a. Apotek
b. Warung
c. Toko obat
d. Supermarket
e. Lainnya, sebutkan..............................
e. Lainnya, sebutkan......................
c. Iklan
e. Lainnya, sebutkan......................
c. Segera sembuh
e. Lainnya, sebutkan......................
7. Jika pengobatan dilakukan secara mandiri belum sembuh apa
yang Saudara/i/Bapak/Ibu akan dilakukan?
a. segera pergi ke dokter / Rumah sakit
e. Lainnya, sebutkan................
C. Kuesioner Bagian II
tanpa darah
3 Pemberian oralit untuk mengatasi diare
No Perceived STS TS S SS
severity
1 Diare yang tidak teratasi dengan benar dapat
memberikan
No Perceived STS TS S SS
benefit
1 Jika saya meminum obat anti diare maka diare saya
dapat
Teratasi
2 Pemberian informasi obat oleh tenaga kesehatan
dapat membantu saya dalam cara penggunaan obat
yang rasional (tepat dosis, tepat jangka waktu, tepat
kebutuhan
klinis)
3 Pemberian informasi obat oleh tenaga kesehatan
dapat
membantu saya dalam mengetahui efek samping dari
obat yang saya konsumsi
No Perceived STS TS S SS
barrier
1 Saya kurang menjaga kebersihan diri
2 Ketika saya mengkonsumsi antibiotic saya tidak