ELIKSIR
checked by Esty, rechecked by David
Definisi
Farmakope Indonesia Ed. III 1979, hal 8:
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat,
juga zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet;
digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti
gula dapat digunakan sirop gula.
1
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa,
dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan
bakteri, jamur, dan ragi. Banyak larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan
sebagai eliksir. Banyak lainnya dinyatakan sebagai larutan oral, juga mengandung etanol dalam jumlah
yang berarti. Karena kadar etanol tinggi dapat menimbulkan efek farmakologi jika diberikan secara oral,
dapat digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang
diperlukan. Untuk dapat menyatakan sebagai eliksir, larutan harus mengandung etanol.
Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System, 10th ed., 2014, hal. 420
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Larutan obat-obatan dalam air yang
mengandung gula digolongkan sebagai sirup (walau beberapa sirup bisa mengandung alkohol).
Sedangkan larutan jernih dengan pembawa hidroalkohol (kombinasi dari air dan etanol) yang biasanya
diberi pemanis dan perasa untuk meningkatkan kerberterimaan pasien disebut eliksir.
Larutan oral, sirup dan eliksir dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat yang terkandung.
Dalam sediaan ini zat aktif umumnya diharapkan dapat memberikan efek sistemik. Kenyataan bahwa
obat – obat itu diberikan dalam bentuk larutan biasanya berarti bahwa zat aktif larut dalam sistem cairan
serta absorbsinya dalam sistem saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih
cepat daripada dalam bentuk sediaan suspensi atau padat dari zat aktif yang sama.Dibandingkan dengan
sirup, eliksir biasanya lebih tidak manis dan encer namun dapat menjaga komponen larut air dan larut
alkohol dalam larutannya dengan baik karena menggunakan hidroalkohol sebagai pembawa. Proporsi
alkohol dalam eliksir bervariasi sesuai dengan komponen yang terkandung. Selain alkohol dan air, pelarut
lain seperti gliserin dan propilen glikol juga sering digunakan sebagai pelarut tambahan.
2
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Eliksir yang mengandung > 10-12 % alkohol biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri (self preservative)
dan tidak membutuhkan penambahan zat antimikroba. Pemanis yang biasa digunakan adalah sukrosa
atau sirup sukrosa, namun ada juga yang menggunakan sorbitol, gliserin, dan/ atau pemanis buatan.
Untuk eliksir dengan kandungan alkohol tinggi biasanya menggunakan pemanis buatan (ex. sakarin) yang
hanya membutuhkan jumlah sedikit dibanding sukrosa. Eliksir harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat, resisten terhadap cahaya, dan terlindungi dari paparan panas berlebih (karena
mengandung alkohol dan minyak yang mudah menguap).
Pada Remington, Essential of Pharmaceutics 2012, disebutkan bahwa eliksir adalah larutan hidroalkohol
jernih (campuran air dan etanol) dengan rasa yang enak dan diberi pemanis yang ditujukan untuk
pemberian oral. Eliksir termasuk ke dalam golongan larutan non-aqueous dengan kandungan alkohol
bervariasi mulai dari 3-5 % (Coumpound Benzaldehyde Elixir USP) sampai 21-23 % (Aromatic Elixir USP).
2. Tujuan Pembuatan Sediaan Elixir (Catatan kuliah) INI SUMBERNYA HANYA DARI PENGETAHUAN
CATATAN KULIAH
1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat
2. Agar homogenitas lebih terjamin
3. Meningkatkan kelarutan. Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut (disamping
faktor permeabilitas)
4. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti anak-anak dan orang tua.
3
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
10. Sediaan larutan dapat dengan mudah diberi bahan pewangi, pemanis, atau pewarna untuk
meningkatkan penerimaan
Kekurangan:
1. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
2. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
3. Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding dalam bentuk
tablet. (ansel ed 10th hal 420) .
4. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung
kadar gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa obat dibanding dengan
sirup. (ansel ed 10th hal 420).
5. Sediaan cair umumnya kurang stabil dibandingkan bentuk sediaan padat (tablet atau kapsul) dan
ada beberapa obat yang tidak stabil dalam air (terhidrolisis).
6. Tidak dapat digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang harus menghindari alkohol, perlu
diperhatikan jumlah alkohol maksimum sesuai aturan FDA. (ansel ed 10th hal 420).
Jika Kd zat aktif tidak diketahui, maka dilakukan penentuan Kd dengan cara sbb:
Data kelarutan ZA yang diketahui (misal zat X terlarut di etanol, maka .... mg zat X dilarutkan dalam
sejumlah ml etanol kemudian dititrasi dengan air sampai keruh), dicatat jumlah air yang diperlukan.
𝑉.𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑉.𝑎𝑖𝑟
Kd zat = ( 𝑥 𝐾𝑑 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 ) + ( 𝑥 𝐾𝑑 𝑎𝑖𝑟)
𝑉𝑡𝑜𝑡 (𝑎𝑖𝑟+𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙) 𝑉𝑡𝑜𝑡 (𝑎𝑖𝑟+𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙)
Pembuatan beberapa seri larutan agar hasil hitungan lebih akurat
4
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Perhitungan Kd
Usahakan pelarut organik serendah mungkin berada dalam batas maks yang ditentukan (jika tetap
tidak bisa, buat suspensi). Contoh : gliserin, propilen glikol konsentrasi tinggi menyebabkan diare
b. Pengontrolan pH
Suatu senyawa yang bersifat asam atau basa lemah akan berubah kelarutannya dalam air dengan
mengubah pH larutan. Perubahan pH dapat merubah bentuk senyawa asam atau basa lemah menjadi
bentuk garamnya yang lebih mudah larut. Kelarutan asam dan basa lemah akan meningkat seiring
derajat ionisasi meningkat. Parameter yang perlu diketahui adalah harga pKa dan pKb senyawa
tersebut serta pH sediaan yang dibuat perlu diperhatikan.
Berapa pH yang harus dimiliki sediaan untuk membuat sejumlah X zat A terlarut dapat dihitung
dengan persamaan Henderson Hasselbach :
(𝑆−𝑆𝑜)
Untuk asam 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔
𝑆𝑜
𝑆𝑜
Untuk basa 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔
(𝑆−𝑆𝑜)
Keterangan :
S = kelarutan obat (bentuk terionisasi + tidak terionisasi)
So = kelarutan intrinsik (bentuk tidak terionisasi)
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa :
Pada pH sediaan > pKa → kelarutan zat asam akan meningkat
Pada pH sediaan < pKa → kelarutan zat basa akan meningkat
c. Solubilisasi miselar
Penambahan bahan yang bersifat aktif permukaan dapat meningkatkan kelarutan suatu zat. Salah
satu contoh adalah penambahan surfaktan. Mekanismenya adalah karena terjadi asosiasi senyawa
yang bersifat non polar dengan misel yang terbentuk dalam larutan setelah tercapai konsentrasi misel
kritik (KMK) surfaktan. Konsentrasi surfaktan yang ditambahkan tidak boleh terlalu besar, karena
selain sifatnya yang toksik dan harganya yang mahal juga akan terjadi busa pada saat pembuatan
sediaan yang sukar dihilangkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi surfaktan
tertentu dapat mengurangi ketersediaan hayati obat karena terjadinya adsorpsi yang kuat di dalam
misel. Harga HLB surfaktan dapat dipakai untuk memperkirakan kelarutan dan kemampuan
tercampurnya dalam pelarut yang digunakan. Surfaktan dapat meningkatkan kelarutan jika dosis
suatu zat aktif kecil.
5
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Beberapa surfaktan yang umum digunakan dalam sediaan farmasi adalah tween, ester-ester asam
lemak, monoester sukrosa, ester lanolin. (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd ed.,
hal.462-464)
d. Kompleksasi
Mekanisme meningkatkan kelarutan suatu zat berdasarkan adanya interaksi dari senyawa yang tidak
larut dengan senyawa yang larut baik dapat membentuk kompleks intramolekuler yang larut.
(The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd ed, hal.464-466). Misal suatu Zat diinklusi
dengan kompleks siklodekstrin (karena ukuran rongga cocok, dimana molekul yang masuk ke
rongga siklodekstrin harus < ukuran rongga).
6. Formulasi
Formula Umum
R/ - zat aktif
- pelarut utama (etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya melarut zat
berkhasiat)
- pelarut tambahan (gliserin, sorbitol, propilen glikol)
- bahan pembantu (pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking agent; penstabil
kimia seperti pendapar, pengompleks, antioksidan)
6
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Etanol Kd 25,7
Konsentrasi ≥10% : mencegah pertumbuhan mikroba
Pelarut oral liquid : bervariasi (< 10%)
Etanol diinaktivasi dengan adanya surfaktan nonionik dan tidak efektif
menghambat spora bakteri. (HOPE ed 6 2009 hal 17)
Gliserin Kd 43
Pemanis pd eliksir alkohol : ≤20%
Humektan ≤30%
Anticaplocking agent
Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol stabil
secara kimia (HOPE 6th ed hal 283)
Sorbitol Humektan : 3-15%
Larutan oral : 20-35%
Anticaplocking agent pada sirup dan elixir :15-30%
Pengganti untuk gliserin dan propilenglikol : 25-90%
Suspensi oral : 70% (HOPE ed 6 2009 hal 679)
Memiliki efek osmotik laksatif
Propilen glikol Kd 33
Solven atau kosolven oral : 10-25%
Pengawet (untuk larutan oral, semi solid) : 15-30 %
(HOPE ed 6 2009 hal 592)
7
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Untuk mengetahui berapa banyak pelarut campur yang digunakan, dapat dihitung dari nilai konstanta
dielektrik total pelarut yang digunakan yang sesuai dengan konstanta dielektrik ZA.
Maka konstanta dielektrik campuran pelarut adalah: 25,7A + 43B + 33C + 80,4D
100
Contoh beberapa nilai Konstanta Dielektrik
Zat aktif Konstanta dielektrik
As. Asetil Salisilat 2,583
Androsteron 2,214
Barbital 2,256
Kolesterol 2,213
Dehidrokolesterol 2,211
Metiltestoteron 2,213
Fenobarbital 2,247
Sulfanilamide 2,349
Testoteron 2,217
Metil salisilat 9,41
Metanol 32,6
Gliserol 42,5
8
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
9
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Bahan Pembantu
a. Pengawet
Pertumbuhan jamur dan fermentasinya dalam eliksir dapat dihambat jika pembawa mengandung
lebih dari 20% alkohol, gliserol dan propilen glikol (Coopers & Gunn’s hlm 76). Sirup yang
mengandung sukrosa 85% dapat menahan pertumbuhan mikroba oleh pengaruh tekanan osmotik
terhadap pertumbuhan mikroba. Sirup dengan kadar sukrosa kurang dari 85% dengan penambahan
poliol (seperti sorbitol, gliserin, propilen glikol atau PEG) juga memiliki efek yang sama. Sebagai pengawet
dapat juga digunakan etanol 5-10% dalam formulasi. Tekanan uap etanol lebih besar dari air dan akan
menguap ke permukaan cairan dan daerah penutup (cap area) sehingga dapat mengurangi potensial
pertumbuhan mikroba sebagai ketika cairan dituang. (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy,
Lachman,3rd ed., hal.467-468)
Konsentrasi pengawet untuk sediaan oral (HOPE ed 6 2009 hal 442, 596, 61, 672)
- Metil paraben 0,015-0,2%
- Propil paraben 0,01-0,02%
- Asam benzoat 0,01-0,10% untuk oral solution; 0,1 % untuk suspensi oral; 0,15% untuk sirup oral.
- Asam sorbat 0,05-0,2%
Kriteria pengawet yang ideal (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Lachman,3rd ed., hal.467):
- Efektif terhadap mikroba dan berspektrum luas (Gram +, Gram -, dan fungi)
- Stabil secara fisika, kimia, dan mikrobiologi selama shelf life produk
- Tidak toksik, tidak mengiritasi, cukup melarut, kompatibel dengan komponen formula lainnya, rasa
dan bau dapat diterima pada konsentrasi yang digunakan
10
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Sebagai pengawet dapat digunakan turunan hidroksi-benzoat, misalnya metil p- hidroksibenzoat dan
propil p- hidroksibenzoat. Pemakaian pengawet ini didasarkan atas rentang kerja pengawet tsb pada
pH 4-8. Paraben lebih aktif menghambat kapang dan jamur dibanding bakteri, > aktif terhadap bakteri
Gram + dibanding Gram -. Metilparaben (0,18%) yang dikombinasikan dengan propilparaben 0,02%)
banyak digunakan dalam formulasi parenteral. Aktivitas antimikroba meningkat dengan penambahan
propilen glikol (2-5%), asam edetat, dan feniletil alkohol.
Untuk contoh perhitungan dapar dapat dilihat pada KIT PENDUKUNG PERHITUNGAN DAPAR.
Sebagai antioksidan biasa ditambahkan asam askorbat 0,01-0,1% (HOPE 6th ed hal 43) dan sodium
metabisulfit 0,01-1% (HOPE 6th ed hal 654)
11
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Piperazin sitrat
Green S Hijau
Konsentrasi yang biasa digunakan 0,01-0,1%
(Cooper & Gunn’s, Dispensing for Pharmaceutical students hlm 76)
d. Pemanis
Penambahan bahan pemanis digunakan untuk sirup yang mengandung pewangi, gliserol, sorbitol, sirup
onvert dan Na sakarin. Sakarin dapat membantu menutupi rasa pahit dari sediaan antibiotika seperti
neomisin (Cooper & Gunn’s, Dispensing for Pharmaceutical students hlm 76)
Pemanis yang biasa digunakan pada eliksir adalah gula atau pemanis lain sebagai pengganti gula dapat
digunakan sirupus simpleks (FI III).
Pemanis yang biasa digunakan untuk larutan oral (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy,
Lachman,3rd ed., hal.468-469):
Sukrosa /larutan sukrosa dlm air (dapat dibuat hingga 85%) stabil scr fisik & kimia pd pH 4-8, sering
digunakan bersamaan dgn sorbitol, gliserin, dan poliol lain untuk menurunkan caplocking.
Sakarin (250-500 x > manis dari gula tp aftertaste.
Aspartam (200x > manis dari sukrosa) tidak ada aftertaste.
e. Pewangi/Flavour
Untuk sediaan eliksir, bahan pemanis dan pewangi rasa buah lebih banyak digunakan daripada pembawa
aromatik dan ekstrak cairan liquorice. Pewangi rasa buah yang sering digunakan adalah:
- Black currant syrups dalam Eliksir Chloral paed.
- Juice Raspberry pekat dengan sirup invert dalam Parasetamol Eliksir.
- Lemon spirit dengan sirup dan sirup invert dalam Ephedrin Eliksir.
- Compound Orange Spirit dengan gliserol dalam Phenobarbital Eliksir.
Raspberry dan Black currant sangat dikenal oleh anak-anak, dan sangat baik untuk menutupi rasa pahit
obat. Flavour orange efektif untuk menutupi rasa agak pahit barbiturat, sedangkan asam Sitrat dan Na
sitrat membantu menutupi rasa sedikit pahit dari streptomisin . (Cooper & Gunn’s, Dispensing for
Pharmaceutical students hal 76)
Contoh Flavour (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Lachman, hal.470)
Rasa Flavour
Asin Vanila, maple, peach, apricot, wintergreen mint
Pahit Cherry, walnut, coklat, mint, anise
Manis Buah-buahan, vanila, berry
Asam Jeruk, rootbeer, raspberry, licorice
Catatan : Konsentrasi q.s atau dibuat larutan stok dengan memperhatikan stabilitas dan konsentrasi
dalam pembawa.
12
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Monte-Bove peppermint air (mengandung minyak pedas) pekat mempunyai formula sebagai
berikut :
Peppermint oil USP 7,5
Tween 20 42,5
Aquadest ad 100
Ambil 1 mL minyak pekat, encerkan hingga 100 mL, maka larutan peppermint air setara dengan
aromatic air yang dibuat berdasarkan USP. Commented [a1]: Kayanya ini gausah. Pertama kayanya gak
mungkin soalnya air aromatis, trus pustakanya juga susah dicari
Bahan terapeutik yang khas dan penggolongan bahan pewangi mempunyai nama khas dengan
formulasi tertentu. Flavour orange mint secara khusus berpengaruh dalam menutupi rasa
difenhidramin pada formulasi ekspektoran. Penggunaan spice vanila flavour untuk sediaan
fenilefrin dan klorfeniramin maleat (CTM) telah diajukan sebagai pertimbangan. Rasa strawberry
sangat sesuai untuk formulasi transquilizer. Kombinasi rasa apel dengan butterscotch sangat
sesuai untuk mengurangi rasa adsorben dari kaolin dan pektin, juga dianjurkan untuk aminofilin
dan teofilin. (Dapus?)
f. Anti-caplocking Agent
Biasanya digunakan gliserin dan sorbitol yang berfungsi juga sebagai pemanis, karena sirupus simpleks
yang digunakan hanya sekitas 20-35%.
13
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Contoh formula :
R/ Zat aktif 100 mg
Sorbitol solution 30 %
Alkohol 10%
Propilenglikol 5%
(% b/v dari volume 5mL)
Metil paraben 0,2%
Propil paraben 0,03%
Pewangi q.s
Pewarna q.s
Aquades ad. 5 ml
Misalkan : akan dibuat sediaan eliksir, dengan kekuatan sediaan 100 mg/5mL sebanyak 10 botol.
Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol ditambah untuk uji mutu sediaan akhir dibutuhkan :
Organoleptik
1 Botol
Bobot jenis
Penetapan volume terpindahkan (non destruktif) 10 botol (jika TMS, + 20 botol)
Penetapan pH 1 botol (bisa dari bekas volter)
Penetapan viskositas dan rheologi (Hoppler) ~ 120 ml Bisa dari bekas volter
Identifikasi 3 botol*
Penetapan kadar 3 botol
Penetapan potensi antibiotika (jika ZA antibiotika) 2 Botol
Uji batas mikroba 2 Botol
Uji efektivitas pengawet 5 Botol
JUMLAH ±30 botol
*Bila cara uji identifikasi dan penetapan kadar sama, maka dapat dilakukan secara simultan.
Karena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
evaluasi yang lain. Jadi jumlah eliksir yang akan dibuat adalah 10 + 30 = 40 botol.
Perhitungan
Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol, ditambah untuk uji mutu sediaan akhir
dibutuhkan 30 botol. Maka akan dibuat total : 40 botol.
Volume tiap botol dilebihkan 3% untuk menjamin ketepatan volume sediaan setelah dituang
dari botol. Persentase penambahan volume mengacu pada FI V : Volume Injeksi dalam Wadah
<1131>, hal 1570.
Volume sediaan tiap botol = 100 ml + (3 % x 100 ml) = 103 ml
Total volume sediaan yang akan dibuat : 40 botol x 103 ml = 4120 ml
Untuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan 10% sehingga
volume total yang dibuat = 4120 ml + (10% x 4120) ml = 4532 ml.
Catatan editor: melebihkan bahan 10% masih menjadi perdebatan. Menurut Ibu Sasanti hal ini tidak
perlu dilakukan (kecuali untuk semisolid)- perlu didiskusikan!
14
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Penimbangan
Bahan yang
Untuk volume 5 ml Untuk volume 4532 ml
ditimbang
Zat aktif 100 mg 100 mg/ 5ml x 4532 ml = 90640 mg
Sorbitol solution 30% b/v x 5 ml = 1,5 g 1,5 g/ 5ml x 4532 ml = 1359,6 g
Alkohol 10% b/v x 5 ml = 0,5 g 10% b/v x 4532 ml = 453,2 g
Propilen glikol 5%b/v x 5 ml = 0,25 g 5% b/v x 4532 ml = 226,6 g
Metil paraben 0,2% b/v x 5 ml = 0,01 g 0,2% b/v x 4532 ml = 9,064 g
Propil paraben 0,03% b/v x 5 ml = 0,0015 0,03% b/v x 4532 ml = 1,3596 g
Pewangi qs (dalam bentuk persen)
Pewarna qs (dalam bentuk persen)
Aquadest Ad 5 ml Ad 4532 ml
Prosedur Pembuatan
1. Air sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup (air bebas CO2)
2. Bahan aktif dan bahan pembantu (jumlah yang diminta + evaluasi) ditimbang.
3. Pembuatan larutan sakarosa (FI. III. Hal 567). Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben
0,25 % b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental
dan pemanis (jika digunakan pemanis gula)
4. Bahan aktif dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam salah satu pelarut yang paling
melarutkan zat tersebut., kemudian tambahkan pelarut lain sekaligus, atau Apabila kelarutan bahan
berkhasiat di dalam masing-masing pelarut yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif
dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam pelarut campur tersebut, atauApabila digunakan surfaktan
sebagai peningkat kelarutan, dibuat larutan surfaktan dengan konsentrasi tertentu, kemudian bahan
berkhasiat dilarutkan ke dalam larutan surfaktan tersebut.
5. Bahan pembantu dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam pelarut yang paling melarutkan
zat-zat tersebut.
6. Tambahkan berturut-turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna kedalam larutan zat
aktif. (Sedapat mungkin penambahan zat-zat pembantu dalam keadaan terlarut)
7. Tambahkan sisa pelarut campur
8. Masukkan pemanis.
9. Genapkan dengan air sampai volume yang diinginkan.
10. Masukkan kedalam wadah, tutup dan beri etiket.
(Modul Praktikum Semisolida, 2008, hal 15,19).
Evaluasi
a. Evaluasi Fisika
1. Evaluasi organoleptik : bau, rasa, warna, kejernihan, selain itu juga diperiksa kelengkapan etiket,
brosur dan penandaan pada kemasan.
15
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
η = β (ρ1 − 𝜌2 ) 𝑡
Keterangan :
η = viskosita cairan β = konstanta bola
ρ1 = bobot jenis bola ρ2 = bobot jenis cairan
t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu (detik)
b. Evaluasi kimia
1. Identifikasi
2. Penetapan kadar zat aktif
3. pH FI V hal 1563 <1071> : 1 botol
c. Evaluasi Biologi
1. Penetapan potensi antibiotik untuk eliksir dengan zat aktif antibiotika Lihat FI V <131> hal.1392
2. Uji Batas mikroba (FI V <51> hal.1343)
3. Uji Efektivitas Pengawet (FI V <61> hal.1354)
Penyimpanan
Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah menguap yang
rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan pada wadah tertutup rapat dan tahan cahaya
(light resistant), dan terlindung dari panas berlebih. (Ansel 10th ed, hal 425). Pengendapan dan adanya
mikroba atau pembentukan gas kimia adalah dua tanda instabilitas yang utama. (USP30-NF25)
16
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
Eliksir Fenobarbital
R/ Fenobarbital 4g
Orange Oil 0,25 mL
Propilen glikol 100 mL
Alkohol 200 mL
Sorbitol solution 600 mL
Pewarna q.s
Aquadest ad to 1000 mL
Eliksir Teofilin
R/
Teofilin 5,3 g
Asam sitrat 10 g
Liquid glukosa 44 g
Syrup 132 mL
Glycerin 50 mL
Sorbitol Solution 324 mL
Alkohol 200 mL
Sodium saccharin 5g
Lemon oil 0,5 g
FDC yellow No. 5 0,1 g
Aquadest ad 1000 mL
(Ansel, Pharmaceutical dosage and Drug delivery system, 10th ed, hal 420 )
17
TEORI SEDIAAN APT ITB JANUARI 2018 ELIKSIR
18