Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR


“SIRUP”

OLEH :
KELOMPOK I (SATU)
KELAS C 2017
1. MUAMMAR ABDILLAH (O1A117104)
2. MUHAMMAD SYAWAL HASYIM (O1A117109)
3. NOVIANTI PUSPITASARI (O1A117114)
4. NUZUL AULIA FAJARWATI BAKEDE (O1A117116)
5. SAIHUDDIN ZAIM (O1A117120)
6. SITTI NURAISYAH WAHYUNINGRUM (O1A117124)
7. SURYANTI (O1A117126)
8. TITIN SYHAFIRANSYAH ISLAMIATI (O1A117128)
9. WA ODE SITTI AYU NURTATI (O1A117131)
10. ANUGRAHWATI MARSUKI PUTRI (O1A117138)
11. HIDAYATUL ULYA (O1A117149)
12. IKRA AGUSTINA (O1A117150)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan di bidang obat, bentuk sediaan dalam bidang
farmasi juga semakin bervariasi. Sediaan obat tersebut antara lain sediaan padat
seperti serbuk, tablet, kapsul. Sediaan setengah padat seperti salep, cream, pasta,
suppositoria dan gel, serta bentuk sediaan cair yaitu suspensi, larutan, dan emulsi.
Dengan adanya bentuk sediaan tersebut diharapkan dapat memberikan kenyamanan
dan keamanan bagi konsumen. Salah satu contoh sediaan farmasi yang beredar di
pasaran, Apotek, Instalasi kesehatan, maupun toko obat adalah sediaan cair (liquid).
Sediaan liquid merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu atau
lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang homogen pada
saat diaplikasikan. Sediaan cair atau sediaan liquid lebih banyak diminati oleh
kalangan anak-anak dan usia lansia, sehingga satu keunggulan sediaan liquid
dibandingkan dengan sediaan-sediaan lain adalah dari segi rasa dan bentuk sediaan.
Sediaan liquid sendiri terdiri atas jenis yang sangat beraneka ragam, salah
satunya yang sangat terkenal luas di masyarakat adalah sirup. Saat ini, banyak
sediaan sirup yang beredar di pasaran dari berbagai macam merk, baik yang generic
maupun yang paten. Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup karena mudah
penggunaannya, mempunyai rasa yang manis dan aroma yang harum serta warna
yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangan, terutama anak-anak dan
orang yang susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya. Salah satunya
yaitu sirup auranti atau sirup jeruk manis.
Sirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sakarosa. Kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebiih dari 66%.
Secara umum, sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu Non Medicated
Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup)
dan Medicated Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid).
Non Medicated Syrup adalah sediaan syrup yang tidak mengandung bahan
obat, melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna
sedangkan sirup obat mengandung bahan obat/zat berkhasiat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sirup ?
2. Komponen apa saja yang terdapat dalam sirup ?
3. Apa saja jenis-jenis sirup?
4. Kelebihan dan kekurangan Sirup?
5. Fungsi dari sirup?
6. Bagaimana cara pembuatan sirup?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari sirup.
2. Dapat menyebutkan komponen yang terdapat dalam sirup.
3 Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis sirup?
4. Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan Sirup?
5. Untuk mengetahui fungsi dari sirup?
6. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan sirup?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sirup


Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64%
dan tidak lebih dari 66%.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam
kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari
gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa
manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa
(Ansel et al., 2005).
Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup
adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa (Anonim, 1979).
Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal
mengandung 90% sakarosa (Voigt, 1984).

2.2 Komponen Yang Terdapat Pada Sirup


a. Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori
yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis
berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin
dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat
bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
c. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-
bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang
enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup
untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini
harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk
diberi aroma citrus.
d. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH
selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama
tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat
konsisen dengan rasa.
Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan
mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan
stabilisator.

2.3 Jenis-jenis Sirup


1. Sirup simplek: mengandung 65% gula dengan larutan nipagin 0.25% b/v
2. Sirup obat : mengandung 1 jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan dan di gunakan untuk pengobatan
3. Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau
zat penyedap lain

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Sirup


 Kelebihan Sirup
1. Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak -
anak).
2. Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak - anak karena
rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.
3. Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.
 Kekurangan Sirup
1. Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
2. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi
beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh
pasien. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan
individu untuk pasien.
3. Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit
(sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau
eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol,
suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent
yang digunakan.
5. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk
emulsi yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta
emulsifying agent yang digunakan).
6. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat
sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas
setelah dilarutkan haInya beberapa hari).
7. Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus
pula.

2.5 Fungsi Sirup


Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai :
 Obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus.
 Corigensia saporis, misalnya : sirupus simplex
 Corigensia odoris, misalnya : sirupus aurantii
 Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
 Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi
gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.

2.6 Pembuatan Sirup


Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.
Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,
buang busa yang terjadi, serkai.
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon,
ditambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Pada pembuatan sirup
simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang
cocok. Sirup disimpan dalam wadah tertutup rapat dan di tempat yang sejuk.

Metode Kerja :
1. Melarutkan bahan- bahan dengan bantuan pemanasan
Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila :
 Dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin
 Komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh pemanasan
 Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan dan
dipanaskan sampai larut. Contoh : sirup akasia, sirup cokelat
2. Melarutkan bahan-bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan
Metode ini dilakukan untuk menghindari panas yang merangsang inverse sukrosa.
Prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi mempunyai kestabilan yang
maksimal. Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah
dengan melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut
digabungkan ke dalam sirup. Contoh : sirup ferro sulfat
3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang
diberi rasa (Colatura)
Ada kalanya cairan obat seperti tingtur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber
obat dalam pembuatan sirup. Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung
bahan-bahan yang larut dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau
hidroalkohol. Jika komponen yang larut dalam alcohol ibutuhkan sebagai bahan obat
dalam pembuatan sirup, beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan-
bahan tersebut larut dalam air, campuran dibiarkan sampai zat-zat yang tidak larut
dalam air terpisah sempurna dan menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah
cairan obat yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup.
Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan sediaan
berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atau sirup pemberi rasa sebagai
obat. Contoh : Sirup sena
4. Maserasi dan Perkolasi
a. Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam
simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25
0C. Contoh : Sirupus Rhei, Althaeae sirup
b. Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang
simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan
tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat
yang telah ditetapkan. Contoh :Sirupus cinnamomi, sirup aurantii corticis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Sirup mempunyai keunggulan dalam hal kemudahan pemberian obat terkait
sifat kemudahan mengalir dari sirup ini. Selain itu, dosis yang diberikan
relatif lebih akurat dan pengaturan dosis lebih mudah divariasi dengan
penggunaan sendok takar. Meskipun demikian, sirup juga memiliki kelebihan
dan kekurangan.
- Dalam pembuatan sirup harus diperhatikan berbagai aspek yang dapat
mempengaruhi hasil akhir dari sediaan yang dihasilkan. Berbagai aspek itu
antara lain pemahaman dasar mengenai sediaan sirup, komponen dalam sirup,
sifat kimia fisika, dan prinsip-prinsip dalam pengerjaan mulai dari pemilihan
metode kerja yang sesuai dengan bahan yang digunakan sampai pada uji mutu
dan kestabilan obat dalam penyimpanan.

3.2 Saran
1. Kami menyarankan cara sterilisasi botol agar steril itu dengan merebus botol,
botol disusun dalam panci yang diberi alas kain, lalu diberi air dingin hingga
semua botol terendam. Panci direbus kemudian diangkat setelah 30 menit
yang mana dihitung dari saat mulai mendidih bukan dari mulai merebus. Cara
lain sterilisasi adalah dengan pengukusan selama 30 menit.
2. Kami menyarankan agar aroma buahnya lebih tajam, tambahkan beberapa
tetes esen agar setelah sirup agak dingin.
3. Kami menyarankan kalau tidak mau repot, campur saja semua bahan, rebus,
baru disaring.
4. Kami menyarankan jika tidak ada glukosa, ganti saja dengan gula pasir sesuai
jumlah glukosa yang diperlukan.
5. Kami menyarankan jika ingin sirup sedikit asam, tambahkan citrun secukupn
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Mengenal Jenis Sediaan Obat. (on line),


(http://farmasi.unpad.ac.id/padi/mengenal-berbagai-jenis-sediaan-obat-bagian-
2/ , diakses pada tanggal 10 April 2014).
Ariawan, agus. 2012. Sirup. (on line),
(http://gusariawan.blogspot.com/2012/11/makalah-sirup.html , diakses pada
tanggal 10 April 2014).
Aulia, wildan. 2011. Sirup. (on line), (http://wildanhaqiqi.wordpress.com/ilmu-
farmasi/makalah-2/, diakses pada tanggal 10 April 2014).
http://alversia.blogspot.com/2010/09/pembuatan-sirup-buah.html
http://thyie-phoethry.blogspot.com/2012/05/makalah-ilmu-resep-sirup-aurantii-
sirup.html
http://wildanhaqiqi.wordpress.com/ilmu-farmasi/makalah-2/
http://www.beritasatu.com/food-travel/71545-cara-sederhana-membuat-sirup.html
Merryst, rosina. 2013. Sediaan Liquid Farmasi. (on line),
(http://farmasibidangkumerryst.blogspot.com/ , diakses pada tanggal 10 April
2014).
Putri. 2012. Makalah Ilmu Resep Sirup. . (on line), (http://thyie-
phoethry.blogspot.com/2012/05/makalah-ilmu-resep-sirup-aurantii-sirup.html ,
diakses pada tanggal 10 April 2014).

Anda mungkin juga menyukai