DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Nisa Fitriyani (21.0605.0025)
2. Diana Indin Pramasuri (21.0605.0038)
3. Clara Adinda Firdausa (21.0605.0039)
4. Nailiz Zulfiatin Niamah (21.0605.0042)
5. Mazaya Najmi IZ (21.0605.0045)
6. May Fahtun Ninda (21.0605.0046)
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dimanaatas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah iniyang berjudul, “Sediaan Sirup dalam Farmasi.”
Tidak lupa pula penyusun mengucapakan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibatdalam pembuatan makalah ini. Penyusun sangat berharap dengan
adanya makalah ini, dapatmenambah wawasan dan pengetahuan kita semua
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baikdari segi tata bahasa, penulisan, maupun dari materi yang
disajikan dalam makalah ini. Olehkarena itu, penyusun memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga usaha penyusun dapatbermanfaat bagi kita semua
dan juga bernilai ibadah di sisiNya
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Sirup
2. Jenis Sirup
3. Komponen Sirup
4. Kegunaan Sirup
5. Metode Pembuatan Sirup
6. Kelebihan Kekurangan Sediaan Sirup
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sirup adalah cairan berkadar gula tinggi. Untuk rasa dan flavor, gula sirup
dilarutkan dengan sari buah, atau larutan gula ditambah dengan sari buah.
Sirup jeruk dapat disimpan lama tanpa penambahan bahan pengawet dan tanpa
proses sterilisasi dalam pengemasnnya karena tingginya kadar gula (67,5%)
dan rendahnya pH (di bawah 4,0). Pembuatan sirup jeruk cukup mudah, dan
dapat dikerjakan dengan alat-alat sederhana. Pada tulisan ini dijelaskan
pengolahan sirup jeruk untuk industri kecil. Sirup adalah salah satu bentuk
sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh masyarakat. Saat
ini, banyak sediaan sirup yang beredar di pasaran dari berbagai macam merk,
baik yang generic maupun yang paten.Biasanya, orang-orang mengunakan
sediaan sirup karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai
rasa yang manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga
disukai oleh berbagai kalangan, terutama anak-anak dan orang yang susah
menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya. Salah satunya yaitu sirup
auranti atau sirup jeruk manis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sirup
Sirup adalah larutan yang digunakan secara oral, merupakan sediaan cair yang
mengandung larutan sukrosa (tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih dari 66,0 %
sukrosa) atau gula lain kadar tinggi dengan bahan pengaroma atau pewarna yang
larut dalam air atau campuran kosolven air (Anonim, 1995). Sirup yang
mengandung bahan perasa tanpa mengandung zat aktif disebut flavoring/flavored
syrup", sedangkan yang mengandung zat aktif disebut dengan "medicated syrup"
atau sirup obat (Ansel, 1969). Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal
sebagai sirup atau sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk
bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral (Anonim, 1995). 44 Sirup obat dapat dibuat dengan mencampur
bahan-bahan, seperti sukrosa, air murni bahan pengaroma, bahan pewarna, zat
aktif serta bahan lain yang dibutuhkan dalam pembuatan sirup (Ansel, 1969).
2.2 Jenis-jenis Sirup
Sirup dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Sirup non obat (Non Medicated Syrup/Flavored vehicle Sirup) Merupakan
sediaan syrup yang tidak mengandung bahan obat, melainkan hanya
mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna.
Contohnya : Cherry Syrup, Cocoa Syrup, orange syrup.
2. Sirup obat (Medicated syrup) Merupakan sirup yang mengandung satu atau
lebih jenis bahan obat/Zat berkhasiat dengan atau tanpa zat tambahan.
Contohnya : Sirup Piperazina Sitrat, Sirup Isoniazid.
2.3 Komponen Sirup
Komponen sirup terdiri atas :
Gula atau pengganti gula (pemanis), berungsi untuk memperbaiki rasa
dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi
pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun
pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa
sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.
Pengawet antimikroba, digunakan untuk menjaga kestabilan obat
dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak
ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
Perasa dan pengaroma, karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa
ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Sedangkan
pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma
yang enak dan wangi.
Pewarna, pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak
bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil
dalam kisaran pH selama penyimpanan.
Juga banyak sirup-sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan,
mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental
dan stabilisator.
- Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran
atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya
tidak di butuhkan oleh pasien tersebut.
- Stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent
yang di gunakan.
- Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat
suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena
mengandung alkohol, suspensi.
- Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya
di bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah).
- Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
- Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.
- Harga relatif mahal dan memerlukan kemasan yang khusus pula.
- Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN