Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anatomi Fisiologis Sistem Imun dan Sistem Hematologi”. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi besar alam,
Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Dengan harapan makalah “Anatomi Fisiologis Sistem Imun dan Sistem
Hematologi” ini bisa menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan
mendatangkan manfaat.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................16
3.1 Kesimpulan......................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem imun
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem hematologi
3. Untuk mengetahui apa saja gangguan dari sistem imun dan hematologi
1.4 Manfaat Makalah
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem imun
2. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem hematologi
3. Mengetahui apa saja gangguan dari sistem imun dan hematologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
2.1.1.2 Antibodi adalah suatu protein dapat larut yang dihasilkan sistem
imun sebagai respons terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi
khususnya dengan antigen tersebut.
Struktur antibodi
Kelas antibodi
1) Molekul IgA Mencapai 15% dari semua antibody dalam semua serum
darah dan ditemukan dalamsekresi tubuh seperti keringat, saliva, air
mata, pernafasan, genitourinari, dan seksresi usus, serta air susu ibu.
Fungsi utama IgA adalah untuk melawan microorganisme pada setiap
titik masuk potensial kedalam tubuh.
2) Molekul IgD dalam sel darah dan limfe relative sedikit, tetapi banyak
ditemukan dalam limfosit B. hanya sedikit yang diketahui mengenai
fungsinya: molekul ini membantu memicu respons imun.
3) Molekul IgE biasanya ditemukan dalam konsentrasi darah yang sangat
rendah. Kadarnya meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit
5
parasitik tertentu molekul ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil
serta menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya.
4) Molekul IgG mencapai 80%-85% dari keseluruhan antibody yang
bersirkulasi dan merupakan satu-satunya antibody yang dapat
menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi baru lahir.
Molekul ini berfungsi sebagai pelindung terhadap microorganism dan
toksin yang bersirkulasi, mengaktivasi sistem komplemen, dan
meningkatkan keefektifan sel pagositik.
5) Molekul IgM antibodi ini mengaktivasi komplemen dan
memperbanyak pagositosis, tetapi umur molekul ini relative pendek.
Karena ukurannya, maka molekul ini menetap dalam pembulu darah
dan memasuki jaringan sekitar.
Imunitas aktif dapat secara alami terjadi jika seseorang terpapar satu
penyakit dan sistem imun memproduksi antibodi serta limfosit khusus.
Imunitas dapat bersifat seumur hidup (campak, cacar).
Imunitas aktif dapat secara buatan merupakan hasil vaksinasi. Vaksin
dibuat dari patogen yang mati atau dilemahkan atau toksin yang telah
diubah, vaksin dapat merangsang imun tetapi tidak menyebabkan
penyakit.
2.1.2.2 Imunitas pasif. Terjadi jika antibosi dipindah dari satu individu ke
individu lain, terdiri dari :
Imunitas pasif alami terjadi pada janin saat antibodi IgG ibu masuk
menembus plasenta. Antibodi IgG memberi perlindungan sementara
pada sistem imun yang imatur.
6
2.1.3.3 Pengenalan bagian diri dan bukan bagian diri (asing). Sistem imun
dapat membedakan agens-agens asing, dan sel-sel tubuh sendiri serta
protein. Walaupun demikian, respon imun terhadap diri sendiri dapat
terjadi dan membentuk suatu kondisi yang disebut autoimunitas.
Autoimunitas dapat menyebabkan efek patologis pada tubuh.
Sel yang terlibat dalam respon imun ada 3, diantaranya : Sel B (Limfosit B),
Sel T (Limfosit T), dan makrofag.
2.1.5.1.3 Makrofag secara fagositik menelan zat asing dan melalui kerja
enzimatik menguraikan materi yang tertelan untuk diekskresi dan untuk
pemakaian ulang.
2.1.5.3.1 Sel T, seperti sel B berasal dari sel batang prekursor dalam
sumsum tulang. Pada periode akhir perkembangan janin atau segera
setelah lahir, sel prokursor bermigrasi menuju kelenjar timus, tempatnya
berproliverasi, berdiferensiasi, dan mendapatkan kemampuan utuk
mengenali diri.
2.1.5.3.4 sel pembunuh alami adalah suatu jenis populasi limposit non T
dan non B yang memiliki sifat sitisoksin.
Darah terdiri atas plasma 55% dan sel 45% sel dalam darah antar lain
trombosit, sel darah putih, sel darah merah.
dengan cepat dengan adanya kjarak pendek antar membran dan isi sel.
Sel darah merah tidak memiliki nukleus. Eritrosi terdiri dari membrane
luar, hemoglobin, protein yang mengandung besi, karbonik anhidrase,
enzim yang terlibat dalam transpor karbondioksida.
12
Jenis-jenis leukosit :
Komposisi plasma
Air 91-92%, protein plasma yang meliputi : Albumin untuk
membentuk bagian terbesar kandungan protein plasma dihasilkan
didalam hati, Globulin, α,β, dan γ dihasilkan didalam hati limfosit
dan sel retikulo-endotelial. Imunoglobulin adalah globulin yang
dibentuk sebagai bagian dari reaksi imunitas tubuh, Fibrinogen
yang dihasikan dalam hati, Protombin atau Prekusor trombin,
Kandungan anorganik seperti, natrium, kalium, kalsium,
magnesium, zat besi, iodium dll, dan Kandungan organic seperti,
urea, asam urat, retinin, glukosa, lipid, asam amino, enzim, dan
hormone.
2.3.1.1 Hipersensitifitas atau alergi adalah respons imun yang terjadi pada
beberapa orang tertentu terhadap zat yang walaupun asing, tidak
membahayakannya.
2.3.1.2 Penyakit autoimuns terjadi akibat kegagalan toleransi diri
imunologis yang meyebabkan respons sistem imun melawan sel tubuh
sendiri. Contoh penyakit ini meliputi penyaki addison kelenjar adrenal,
tiroiditis, artritis rematoid, slerosisi multipel, dan lain sebagainya.
2.3.1.3 Imunodefesiensi adalah kondisi yang menurunkan keefektifan
sistem imun atau suatu kondisi yang tidak mampu merespon antigen.
2.3.1.4 Defisiensi imun kongenital, yaitu seseorang lahir tanpa memiliki
sel B maupun sel T. Orang seperti ini tidak memiliki perlindungan
terhadap infeksi dan harus hidup dalam lingkungan yang steril.
2.3.1.5 Acquried immune deficiency syndrome (AIDS) adalah pemyakit
virus yang sebabkan oleh human immuno deficiency virus ( HIV). Pada
orang yang terkena infeksi HIV jumlah sel T pembantu berkurang dan
sistem imun melemah. Orang yang terjangkit menjadi rentan terhadap
mikroorganisme yang dalam keadaan normal tidak akan menjadi masalah
bagi orang yang sehat ( infeksi oportunistik) dan terhadap perkembangan
kanker seperti kaposis’s sarcoma.
2.3.2.1 Anemia
2.3.2.2 Hemofilia
3.2 Saran
Sebagai perawat kita harus mampu dan memahami apa itu sistem
imun pada manusia dan hematologic sehingga pehahaman itu dapat
diinformasikan kepada orang-orang yang awam dan dapat di
aplikasikan untuk diri sendiri dan lingkungan. Selain itu, penulis
mengharapkan saran yang membangun yang dapat menjadikan
motivasi dalam pembuatan makalah berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2014. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Gibson, John. 2015. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC