Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMUNOSEROLOGI

“RESPON IMUNITAS HUMORAL”

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Refai, M.Kes
Sri Sulpha Siregar, SST, M.Biomed

DISUSUN OLEH
RIKA DIAH ANGGRAINI
PO.71.34.1.20.029

JURUSAN D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena berkat
dan perkenananNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang membahahas
tentang Respon Imunitas Humoral.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Imunologi.
Makalah ini juga disusun sebagai tugas dalam mata kuliah. Di mana isi dari makalah ini
didapat dari beberapa sumber.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih membutuhkan perbaikan, oleh sebab itu masih sangat membutuhkan saran dan
kritik dari bapak/ibu dosen untuk melengkapi makalah ini demi untuk menambah
pengetahuan tentang Imunologi.

Penyusun

Rika Diah Anggraini


DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1.Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3.Tujuan.......................................................................................................................2

BAB ll................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

1. Respon imun.................................................................................................................3

2. Respon Imun Spesifik...............................................................................................4

2.1 Respons Imun Seluler...........................................................................................5

3. Sistem Imun Humoral..............................................................................................6

3.1 Tahapan Dalam Sistem Kekebalan Humoral.........................................................6

3.2 Fungsi dan Jenis-Jenis dari Imun Humoral...........................................................7

PENUTUP.........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran ganda
dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem Indokrin, sistem imun
yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk
melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan
sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya
tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus,
sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas
bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsinya masing-masing (Roitt dkk.,1993; Subowo, 1993; Kresno,
1991).
Sistem imun dirancang sedemikian rupa untuk melindungi tubuh dari substan asing.
Substan asing bisa dalam bentuk bakteri, virus, parasit, termasuk juga sel darah.
Membran sel darah terdiri atas unsur protein, karbohidrat dan lipid. Komponen ini dapat
memicu respon imun jika terjadi ketidakcocokan Ag sel darah pada proses transfusi,
maupun kehamilan. Komponen utama sistem imun berada di : sumsum tulang, organ hati,
kelenjar thymus, kelenjar limfe, limpa dan jaringan limfoid lain yang tersebar dalam
jaringan submukosa saluran nafas, saluran cerna.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Respon Imun?
2. Apakah Definisi Respon Imun spesifik?
3. Apakah Definisi Sistem Imun Humoral.?
4. Bagaimana Tahapan Dalam Sistem Kekebalan Humoral?
5. Apakah Fungsi dan Jenis-Jenis Sistem Imun Humoral?

1.3.Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Respon Imun
2. Untuk Mengetahui Definisi Respon Imun spesifik
3. Untuk mengetahui Definisi Sistem Imun Humoral.
4. Untuk Mengetahui Tahapan Dalam Sistem Kekebalan Humoral.
5. Untuk Mengetahui Fungsi dan Jenis-Jenis Sistem Imun Humoral.
BAB ll

PEMBAHASAN

1. Respon imun
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran ganda
dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem imun
yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk
melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan
sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya
tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus,
sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas
bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsinya masing-masing (Roitt dkk.,1993; Subowo, 1993; Kresno,
1991).
Dengan kemajuan imunologi yang telah dicapai sekarang ini, maka konsep imunitas
dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang bersifat faali yang melengkapi manusia
dan binatang dengan suatu kemampuan untuk mengenal suatu zat sebagai asing terhadap
dirinya, yang selanjutnya tubuh akan mengadakan tindakan dalam bentuk netralisasi,
melenyapkan atau memasukkan dalam proses metabolisme yang dapat menguntungkan
dirinya atau menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri. Konsep imunitas tersebut,
bahwa yang pertama-tama menentukan ada tidaknya tindakan oleh tubuh (respons imun),
adalah kemampuan sistem limforetikuler untuk mengenali bahan itu asing atau tidak
(Bellanti,1985: Marchalonis, 1980; Roitt,1993).
Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila kedalam tubuh terpapar suatu
zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. Konfigurasi asing ini dinamakan
antigen atau imunogen dan proses serta fenomena yang menyertainya disebut dengan
respons imun yang menghasilkan suatu zat yang disebut dengan antibodi. Jadi antigen
atau imunogen merupakan potensi dari zat-zat yang dapat menginduksi respons imun
tubuh yang dapat diamati baik secara seluler ataupun humoral. Dalam keadaan tertentu
(patologik), sistem imun tidak dapat membedakan zat asing (non-self) dari zat yang
berasal dari tubuhnya sendiri (self), sehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat

6
anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Kejadian ini disebut dengan Autoantibodi (Abbas
dkk., 1991; Roit dkk., 1993).
Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan terjadi dua jenis
respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons imun spesifik. Walaupun
kedua respons imun ini prosesnya berbeda, namun telah dibuktikan bahwa kedua jenis
respons imun diatas saling meningkatkan efektivitasnya. Respons imun yang terjadi
sebenarnya merupakan interaksi antara satu komponen dengan komponen lain yang
terdapat didalam system imun. Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologic yang seirama dan serasi (Grange,
1982; tubuh (respons imun), adalah kemampuan sistem limforetikuler untuk mengenali
bahan itu asing atau tidak (Bellanti,1985: Marchalonis, 1980; Roitt,1993).
Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila kedalam tubuh terpapar suatu
zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. Konfigurasi asing ini dinamakan
antigen atau imunogen dan proses serta fenomena yang menyertainya disebut dengan
respons imun yang menghasilkan suatu zat yang disebut dengan antibodi. Jadi antigen
atau Imunogen merupakan potensi dari zat-zat yang dapat menginduksi respons Imun
tubuh yang dapat diamati baik secara seluler ataupun humoral. Dalam Keadaan tertentu
(patologik), sistem imun tidak dapat membedakan zat asing (non-self) dari zat yang
berasal dari tubuhnya sendiri (self), sehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat
anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Kejadian ini disebut dengan Autoantibodi (Abbas
dkk., 1991; Roit dkk., 1993).
Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan terjadi dua jenis
respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons imun spesifik. Walaupun
kedua respons imun ini prosesnya berbeda, namun telah dibuktikan bahwa kedua jenis
respons imun diatas saling meningkatkan Efektivitasnya. Respons imun yang terjadi
sebenarnya merupakan interaksi antara satu komponen dengan komponen lain yang
terdapat didalam system Imun. Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologic yang seirama dan serasi (Grange,
1982; Goodman, 1991; Roit dkk., 1993 Goodman, 1991; Roit dkk., 1993).

2. Respon Imun Spesifik


Merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat dari rangsangan
antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar sebelumnya. Respons imun spesifik
dimulai dengan adanya aktifitas makrofag atau antigen precenting cell (APC) yang
memproses antigen sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan interaksi dengan sel-

7
sel imun. Dengan rangsangan antigen yang telah diproses tadi, sel-sel system imun
berploriferasi dan berdiferensiasi sehingga menjadi sel yang memiliki kompetensi
imunologik dan mampu bereaksi dengan antigen (Bellanti, 1985; Roitt,1993; Kresno,
1991).
Walaupun antigen pada kontak pertama (respons primer) dapat dimusnahkan dan
kemudian sel-sel system imun mengadakan involusi, namun respons imun primer tersebut
sempat mengakibatkan terbentuknya klon atau kelompok sel yang disebut dengan
memory cells yang dapat mengenali antigen bersangkutan. Apabila dikemudian hari
antigen yang sama masuk kedalam tubuh, maka klon tersebut akan berproliferasi dan
menimbulkan respons sekunder spesifik yang berlangsung lebih cepat dan lebih intensif
dibandingkan dengan respons imun primer. Mekanisme efektor dalam respons imun
spesifik dapat dibedakan menjadi, yaitu :

2.1 Respons Imun Seluler

Telah banyak diketahui bahwa mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak
secara intra seluler, antara lain didalam makrofag sehingga sulit untuk dijangkau oleh
antibody. Untuk melawan mikroorganisme intraseluler tersebut diperlukan respons imun
seluler, yang diperankan oleh limfosit T. Subpopulasi sel T yang disebut dengan sel T
penolong (T-helper) akan mengenali mikroorganisme atau antigen bersangkutan melalui
major histocompatibility complex (MHC) kelas II yang terdapat pada permukaan sel
makrofag. Sinyal ini menyulut limfosit untuk memproduksi berbagai jenis limfokin,
termasuk diantaranya interferon, yang dapat membantu makrofag untuk menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Sub populasi limfosit T lain yang disebut dengan sel T-
sitotoksik (T-cytotoxic), juga berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme
intraseluler yang disajikan melalui MHC kelas I secara langsung (cell to cell). Selain
menghancurkan mikroorganisme secara langsung, sel T-sitotoksik, juga menghasilkan
Gamma interferon yang mencegah penyebaran mikroorganisme kedalam sel lainnya.

2.2 Respon Imun Humoral

Respons imun humoral, diawali dengan deferensiasi limfosit B menjadi satu populasi
(klon) sel plasma yang melepaskan antibody spesifik ke dalam darah. Pada respons imun
humoral juga berlaku respons imun primer yang membentuk klon sel B memory. Setiap
klon limfosit diprogramkan untuk membentuk satu jenis antibody spesifik terhadap

8
antigen tertentu (Clonal slection). Antibodi ini akan berikatan dengan antigen membentuk
kompleks antigen – antibodi yang dapat mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan
hancurnya antigen tersebut. Supaya limfosit B berdiferensiasi dan membentuk antibody
diperlukan bantuan limfosit T-penolong (T-helper), yang atas sinyal-sinyal tertentu baik
melalui MHC maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang produksi
antibody. Selain oleh sel T- penolong, produksi antibody juga diatur oleh sel T penekan
(T-supresor), sehingga produksi antibody seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

3. Sistem Imun Humoral

Sistem imun humoral adalah imunitas yang dimediasi oleh molekul didalam darah,
yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini
ditujukan untuk benda asing yang berada diluar sel (berada di cairan atau di jaringan
tubuh). Limfosit B akan mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi
antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik
(antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan
benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai atan sinyal bagi
sel-sel fagosit. Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara
spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, artinya antigen A hanya akan bereaksi
dengan antibodi A. Tidak dengan antibodi B begitu pula sebaliknya. Antibodi umumnya
tidak secara langsung menghancurkan antigen yang menyerang. Namun, pengikatan
antara antigen dan antibodi merupakan dasar dari kerja antibodi dalam kekebalan tubuh.
Terdapat beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau antigen. Yaitu netralisasi,
penggumpalan, pengendapan, dan pengaktifan sistem komplemen (protein Komplemen).

3.1 Tahapan Dalam Sistem Kekebalan Humoral

Antibodi bekerja menghancurkan antigen melalui beberapa tahapan,yaitu:


a) Penetralan (Netralisasi)
Netralisasi terjadi apabila antigen memblokir beberapa tempat antigen berikatan
dan membuatnya tidak aktif. Antibodi menetralkan virus dengan menempel pada
tempat yang seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu, antibodi
menetralkan bakteri dengan menyelimuti bagian beracun darı bakteri sehingga sel
fagosit dapat menerima bakteri tersebut.

9
b) Penggumpalan
Penggumpalan (aglutinasi) bakteri, virus, atau sel patogen lain oleh antibodi
merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilakukan karena
antibodi minimal memiliki dua daerah ikatan (dindingsite). Cara ini memudahkan
sel fagosit menangkap dan memakan sel-sel patogen tersebut.
c) Pengendapan
Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi. Hal iniuntuk
membuat antigen terlarut tidak bergerak dan memudahkan ditangkap oleh sel
fagosit.
d) Aktivasi protein komplemen
Antibodi yang berikatan dengan antigen akan mengaktifkan sistem komplemen
(protein komplemen) untuk membentuk luka atau pori padasel mikroba patogen.
Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan lukaatau pori pada sel mikroba
patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan lisozıim dapat masuk dan
sel patogen tersebut akan hancur(lisis).

3.2 Fungsi dan Jenis-Jenis dari Imun Humoral

Antibodi disebut juga immunoglobin (Ig) atau serum protein globulin, karena
berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima jenis
immunolobin, yaitu IgA, IgD, IgE, IgM, IgG.

1. Imunoglobin A (IgA)
Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat, air
mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang aktiv adalah bentuk
dimer (vy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan yang mensekresi
bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang bertindak sebagai reseptor IgA. Yang
kemudian sel tersebut bersama IgA masuk kedalam lumen. Fungsi dari IgA ini ialah:
a) Mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel mukosa
b) Tidak efektif dlam mengikat komplemen
c) Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan
sekretori yang mengandung IgA Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif.
(Baratawidjaja dan Rengganis. 2009).

10
2. Imunoglobin D (IgD)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda
permukaan pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel B
normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari RNA.
IgD berfungsi sebagai reseptor pada aktivasi sel B (Baralawidjaja dan Rengganis,
2009).

3. Imunoglobin E (IgE)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau berikatan dengan
mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif dengan cosinpphil. IgE
berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan adanya antigen yang spesifik
untuk IgE imunoglobulin ini menjadi bereaksi silang untuk memacu degranulasi dan
membebaskani histamin dan komponen lainnya sehingga menyebabkan reaksi
anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk melawan parasit. (Baratawidjaja dan
Rengganis, 2009).

4. Imunoglobin M (IgM)
Imunoglobulin m ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM
mempunyai waktu paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan lima
valensi. Imunoglobulin ini hanya dibentuk olch factus. Peningkatan jumlah IgM
mencerminkan adanya infeksi baru atai adanya antigen (imunisasi vaksinasi). IgM
adalah merupakan aglutinin yang efisien dan merupakan isohem- aglutinin alamiah.
IgM sngat efisien dalam mengaktifkan komplemen. IgM dibentuk setelah terbentuk T-
independen antigen, dan setelah imunisasi dengan T-dependent antigen. IgM dapat
mencegah gerakan mikroorganisme patogen, memudahkan fagositosis dan merupakan
aglutinator poten protein. (Baratawidjaja dan Rengganis, 2009).

5. Imunoglobin G (IgG)

Imunoglobin G merupakan komponen utama didalam lg serum dengan kadar di


dalam darah sekitar 75 % dari semua immunoglobulin.IgG dapat menembus plasenta
dan masuk ke fetus dan berperan dalam imunitas bayi sampai berusia 6-9 bulan. IgG
dan komplemen bekerja saling membantu di dalam sebagai opsonin pada

11
pemusnahan antigen. IgG juga berperan di dalam imunitas sellular (Baratawidjaja
dan Rengganis. 2009).

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah di atas dapat disimpulan sebagai berikut : Sistem imun humoral
adalah imunitas yang dimediasi oleh molekul didalam darah, yang disebut antibodi.
Diperantarai oleh protein yang dinamakan antibodi, yang diproduksi oleh sel-sel yang
disebut limfosit B yang berasal dari bone marrow dan akan menghasilkan antibodi.
Antibodi tersebut masuk kedalam sirkulasi dan cairan mukosa lalu menetralisir dan
mengeliminasi mikroba serta toksin mikroba yang berada di luar sel-sel inang dalam
darah dan cairan ekstraseluler. Fungsi terpenting antibodi yaitu menghentikan mikroba
yang berada pada permukaan mukosa dan dalam darah agar tidak mendapatkan akses
menuju sel target. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh dari infeksi ekstraseluler,
virus dan bakteri serta menetralkan toksin. Reseptor untuk tiap sel B berbeda-beda.
Setelah mengenali antigen dan dibantu oleh sel T-Helper 2, sel B menjadi aktif dan
segera bereplikasidan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel memori Antibodi

Tahapan Dalam Sistem Kekebalan Humoral


a) Penetralan (Netralisasi)
b) Penggumpalan
c) Pengendapan
d) Aktivasi protein komplemen

Antibodi disebut juga immunoglobin (Ig) atau serum protein globulin, karena
berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima jenis
immunolobin, yaitu IgA, IgD, IgE, IgM, IgG.

2. SARAN

12
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuam penyusun. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang
agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arlen, Harryanto. 2014. Imunologi Veteriner “Sistem Imun Humoral”. Fakultas


Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh

Baratawidjaja, K.G. dan Rengganis, I. 2009. Imunologi Dasar. Edisi 9. BPFKUI:


Jakarta.

Batu Batara, Yorma. Dkk. 2016. Makalah Imunologi “Sistem Imun Spesifik
Humoral”. Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo: Kendari

Nuraini, Tuti. 2019. Dasar-Dasar Imunologi. Universitas Indonesia. Powerpoint : diakses


pada 21 April 2022

Suardana, I.B.K. 2017. Diktat Imunologi Dasar Sistem Imun. Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana Denpasar.

https://www.google.com/search?lei=Yk1hYvySIYXdz7sPzYai0AU&q=sistem%20imun
%20pdf&ved=2ahUKEwj8y7O4k6X3AhWF7nMBHU2DCFoQsKwBKAF6BAhCEAI

13

Anda mungkin juga menyukai