Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MIKROBIOLOGI HEWAN
“ANTIBODI dan SEL LEUKOSIT”

(D. FARIDA NUR YULIATI, M. Si )

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD MUJIB SAFAR


NIM : I011181396
KELAS : PETERNAKAN B1

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH Azza Wa Jalla yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan nikmat dan karunia, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah Mikrobiologi mengenai Antibodi dan Leukosit (Sel Darah Putih).
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami. Makalah ini
kami susun dengan maksimal dan memperoleh informarsi dari berbagai sumber di
internet sehingga mempermudah dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menjadi informasi bagi pembaca dan memenuhi tugas
dari dosen kami.

Karena minimnya pengetahuan dan juga pengalaman kami, dengan ini


kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Demi
kesempurnaan, kami sangat berharap saran dan kritik yang dapat mengevaluasi
dan meningkatkan kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Makassar, 19 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

I. 1. Latar Belakang ................................................................................. 1


I. 2. Rumusan Masalah............................................................................. 1
I. 3. Tujuan................................................................................................2

BAB II TINJAUN PUSTAKA............................................................................ 3

II. 1. Pengertian Antibodi ........................................................................ 3

II. 2. Jenis-Jenis Antibodi......................................................................... 3

II. 3. Struktur Dasar Antibodi...................................................................5


II. 4. Fungsi dari Antibodi.........................................................................6

II. 5. Pengertian Leukosit (Sel Darah Putih).............................................6

II. 6. Jenis Leukosit....................................................................................7

II. 7. Struktur Pembentukan Leukosit........................................................10

II. 8. Fungsi Leukosit (Sel Darah Putih)....................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................. 12

III. 1. Kesimpulan.....................................................................................12
III. 2. Saran...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon


terhadapantigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan
antigen tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga
hanya antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja
yang cocok dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.

Immunoglobulin adalah senyawa protein yang digunakan untuk melawan


kuman penyakit (virus, bakteri, racun bakteri dll.), ada di dalam darah, orang
sering menyebutnya antibodi. Setiap immunoglobulin (disingkat Ig) akan
mengenali satu antigen (kuman penyakit) secara spesifik, artinya satu antigen
dikenali satu antibodi spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah putih yang disebut sel
B atau lebih spesifik lagi sel plasma. Immunoglobulin termasuk kedalam
kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-
96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.

Sel darah putih adalah sel lain yang terdapat dalam darah. Fungsi umum
sel darah putih ini ini sangat berbeda dengan SDM. Sel darah putih atau leukosit
(Leukocyte) ini umumnya berperan dalam mempertahankantubuh terhadap
penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyaikemungkinan untuk
mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu.Meskipun demikian, bila
dilihat kembali kemahluk hidup yang lebihsederhana, leukosit ini hanya
merupakan spesialisasi dari fungsi pertahanantubuh, seperti yang dijalankan oleh
sel-sel pengembara (wanderring cells).

I.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah
naakalah ini adalah “apa pengertian Antibodi, pengertian Leukosit (Sel Darah
Putih), jenis – jenis Antibodi dan Leukosit serta fungsi Antibodi dan Leukosit”
dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

1
I.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ingin dikaji, tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu Antibodi dan Leukosit (Sel Darah
Putih), jenis – jenis Antibodi dan Leukosit serta fungsi Antibodi dan Leukosit.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PENGERTIAN ANTIBODI


Antibodi merupakan glikoprotein yang membantu sistem kekebalan tubuh
menetralisir dan menghancurkan antigen yang mausk ke dalam tubuh. Antibodi
juga dikenal dengan sebutan Imunoglobulin (Ig). Antibodi, disebut juga
imunoglobulin adalah glikkoprotein plasma yang bersirkulasi dan dapat
berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigenic yang merangsang
pembentukan antibody, antibody disekresikan oleh sel plasma yang terbentuk
melalui proliferasi dan diferensiasi limfosit B.
Pada manusia ditemukan lima kelas imunoglobulin, IgG terdiri dari dua
rantai ringan yang identik dan dua rantai berat yang identik diikat oleh ikatan
disulfida dan tekanan non kovalen. Ig G merupakan kelas yang paling banyak
jumlahnya, 75 % dari imunoglobulin serum IgG bertindak sebagai suatu model
bagi
kelas-kelas yang lain.
Antibodi adalah protein yang bersirkulasi yang diproduksi sebagai respon
akibat adanya paparan antigen. Sedangkan komplemen adalah protein dalam
serum yang normalnya inaktif, komplemen ini akan aktif hanya pada kondisi yang
memediasi fungsi efektor komplemen. Struktur utama antibodi dan komplemen
adalah protein yang bisa didapatkan melalui asupan nutrisi yang baik. Secara
umum telah diketahui bahwa malnutrisi berhubungan dengan gangguan fungsi
imun dan meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya infeksi.

II.2. JENIS-JENIS ANTIBODI

Berikut ini adalah jenis-jenis Antibodi yang terdapat di dalam tubuh manusia,
yaitu:

1. Imunoglobulin G (IgG)

IgG merupakan Antibodi yang paling umum dan biasanya dihasilkan


hanya dalam waktu beberapa hari saja. Immunoglobulin G dapat hidup di dalam
darah sampai beberapa hari bahkan beberapa tahun lamanya. Antibodi IgG

3
beredar di dalam darah kelenjar getah bening, dan usus. Saat antigen masuk, maka
mereka menggunakan aliran darah untuk menuju ke tempat lokasi masuknya
antigen tersebut.

IgG mempunyai efek yang kuat dalam pertahanan tubuh terhadap bakteri
dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung pada racun antigen. Selain itu,
Antibodi IgG memiliki kemampuan spesifik yang dapat menembus dan menyelip
diantara sel-sel dan menyingkirkan bakteri yang masuk ke dalam sel dan kulit.
Terkahir, Antibodi jenis ini juga dapat menembus masuk ke dalam plasenta ibu
hamil untuk melindungi janin dari kemungkinan terjadinya infeksi. Kemampuan
ini dimiliki oleh IgG karena ukuran molekulnya yang kecil.

2. Imunoglobulin A (IgA)

Immunoglobulin A memiliki kecendrungan yang besar untuk memilih


lokasi penempatan di daerah-daerah tubuh yang lembab seperti air mata, ASI, air
liur, darah, kantong-kantong udara, lender, getah lambung, dan sekresi usus. Hal
ini dikarenakan sifatnya yang sama seperti bakteri yang menyukai area lebab
untuk dijadikan markas.

Selain itu, Antibodi jenis ini dapat melindungi janin dalam kandungan ibu
agar terbebas dari kemungkinan masukny antigen yang dapat menyebabkan
terganggunya tubuh janin. Akan tetapi, Antibodi IgA dalam tubuh ibu akan
menghilang ketika bayi dilahirkan. Namun, akibat adanya kandungan IgA dalam
air ASI, maka bayi tetap mendapat perlindungan.

3. Imunoglobulin M (IgM)

Hampir sama seperti jenis Antibodi yang lain, Antibodi IgM juga terdapat
di dalam darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B. Imunoglobulin M
merupakan jenis Antibodi pertama yang melakukan penyeranagn terhadap antigen
bila ada antigen yang masuk.

Janin di dalam rahim akan mendapat perlindungan dari IgM pada umur
kehamilan sekitar 6 bulan. Produksi IgM akan meningkat apabila sedang
bertarung melawan antigen. Maka dari itu, bila ingin melihat apakah janin telah
terinfeksi atau tidak, bisa dengan melihat kadar IgM dalam darah.

4
4. Imunoglobulin D (IgD)

Antibodi ini juga terdapat di dalam darah, kelenjar getah bening, dan
permukaan sel B. Antibodi IgD tidak mampu untuk bertindak secara sendiri-
sendiri, akan tetapi mereka menempel dengan permukaan sel T, sehingga dapat
membantu sel T menangkap antigen.

5. Imunoglobulin E (IgE)

Immunoglobulin E beredar di dalam darah dan bertugas untuk memanggil


pasukan lain untuk menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi
jenis ini seringkali menyebabkan reaksi alergi dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu, pada orang yang sedang terkena reaksi alergi, di dalam darahnya
meningkat produksi daripada IgE.

II.3. STRUKTUR DASAR ANTIBODI

Sebenarnya, struktur dasar dari Antibodi adalah molekul protein berbentuk


huruf Y  yang memiliki dua rantai polipeptida berat dan dua rantai polipeptida
ringan. Setiap Antibodi memiliki rantai atas yang berfungsi sebagai pengikat
daripada antigen. Dengan rantai ini, jadi Antibodi dapat mengikatkan dirinya
sendiri pada tubuh antigen. Sedangkan di rantai bawah Antibodi berfungsi untuk
menentukan bagaimana suatu Antibodi dapat berhubungan dengan antigen. Rantai
ini membuat Antibodi dapat mengatur dan merangsang respon imun yang tepat.

Pada dasarnya banyak dikenal molekul antibodi, sebagai contoh


padarespon pertama masuknya antigen ke dalam tubuh dikeluarkan antibodi yang
disebut IgM. Peristiwa inflamasi atau alergi terjadi karena reaksi antara antibodi
IgE dan antigen. Sementara antibodi yang efektif dan digunakan tubuh dalam
jangka waktu lama dikenal sebagai IgG. Semua antibodi di atas mempunyai
struktur hampir sama yang berbentuk huruf Y dan disebut sebagai Ig. Ig terdiri
dari dua rantai polipeptida berukuran besar disebut sebagai rantai berat) dan dua
rantai polipeptida berukuran kecil (disebut sebagai rantai ringan ). Dua rantai
berat pada Ig saling dihubungkan oleh ikatan disulfida dan antara satu rantai berat
dan rantai ringan juga saling dihubungkan dengan ikatan disulfida. Terdapat dua
jenis rantai ringan yang telah diketahui yang disebut dengan gamma dan kappa,

5
sementara terdapat banyak macam rantai berat yang telah diketahui. Rantai berat
ini yang menentukan apakah antibodi tersebut termasuk golongan IgG, IgM, IgA,
IgD atau IgE.

II.4. FUNGSI ANTIBODI

Secara umum, Antibodi pada manusia memiliki dua fungsi yang terpisah. Yaitu :

1. Antibodi memiliki kemampuan untuk mengenali dan menempel/melekat


pada antigen yang dianggap dapat menyebabkan penyakit oleh tubuh.      
2. Dalam mengenali dan melekatkan diri dengan antigen, zat Antibodi
senantiasa bertindak sebagai penanda, dan selanjutnya akan mengirimkan
sinyal ke sel darah putih yang lain untuk menyerang zat asing tersebut.

II.5. PENGERTIAN LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)


Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistim pertahanan tubuh dengan
menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap agen infeksi.
Leukosit dibagi menjadi dua kelompok yaitu granulosit yang terdiri dari heterofil,
eosinofil, basofil dan kelompok agranulosit terdiri dari monosit dan limfosit.
Granulosit dan monosit mempertahankan tubuh terhadap organisme penyerang
dengan cara fagositosis, sedangkan fungsi utama limfosit adalah berhubungan
dengan sistem kekebalan tubuh. Melalui perneriksaan persentase rata-rata jumlah
sel darah putih, dapat diketahui dan dievaluasi tingkat keefektifan pemberian
ekstrak daun mimba dan daun jaloh dalam mengeleminasi antigen dan
mempertahankan fisiologis tubuh dari infeksi koksidia. Persentase masing-masing
jenis sel darah putih berubah sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam
melawan infeksi.

Leukosit atau sel darah putih yang dapat membentuk sistem imun
merupakan unit yang paling aktif karena berperan dalam melawan berbagai
penyakit infeksi dan benda asing. Leukosit terdapat di sumsum tulang (jaringan
mieloid) dan sebagian pada jaringan limfa kemudian tetap tersimpan di sumsum
tulang sampai dibutuhkan disistem sirkulasi, ketika dibutuhkan akan meningkat
jumlahnya. Leukosit yang dibentuk pada sumsum tulang yaitu granulosit

6
(neutrofil dan eousinofil), monosit dan sedikit limfosit, sedangkan yang dibentuk
pada kelenjar limfa yaitu agranulosit hanya pada limfosit.

Leukosit adalah sel darah Yang mengendung inti, disebut juga sel darah
putih. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-
9000
sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis,
bilakurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka
sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan
hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk
inti yang bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen
dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler :
linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit; monosit sel agak besar mengandung
sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil,
dan Asidofil (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula
terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara
tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra
zatnya). Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid
dan melalui proses diapedesis lekosit dapat meninggalkan kapiler dengan
menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung.
II.6. JENIS LEUKOSIT
NEUTROFIL
Neutrofil berkembang dalam sum-sum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi,
sel-sel ini merupakan 60 -70 % dari leukosit yang beredar. Garis tengah sekitar 12
um,satu inti dan 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak diisi oleh granula-granula
spesifik (0;3-0,8um) mendekati batas resolusi optik, berwarna salmon pinkoleh
campuran jenis romanovky. Granul pada neutrofil ada dua : Azurofilik yang
mengandung enzym lisozom dan peroksidase dan Granul spesifik lebih kecil
mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein Kationik) yang
dinamakan fagositin. Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma
granuler, sedikit mitokonria, apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula
glikogen. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi

7
jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Adanya asam amino D
oksidase dalam granula azurofilik penting dalam penceran dinding sel bakteri
yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk
peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan
peroksida dan halida bekerja pada molekultirosin dinding sel bakteri dan
menghancurkannya. Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan
mampu melakukan glikolisis baik secara arrob maupun anaerob. Kemampuan
neutrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan, karena
mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada
jaringan nekrotik. Fagositosis oleh neutrfil merangsang aktivitas heksosa
monofosfat shunt, meningkatkan glicogenolisis.
EOSINOFIL
Jumlah eosinofil hanya 1-4 % leukosit darah, mempunyai garis tengah
9um
(sedikit lebih kecil dari neutrofil). Inti biasanya berlobus dua, Retikulum
endoplasma mitokonria dan apparatus Golgi kurang berkembang. Mempunyai
granula ovoid yang dengan eosin asidofkik, granula adalah lisosom yang
mengandung fosfatae asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak mengandung lisosim.
Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu melakukan fagositosis,
lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrifil. Eosinofil memfagositosis
komplek antigen dan anti bodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan
fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibody. Eosinofil
mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari
pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.
Kortikosteroid akan menimbulkan penurunan jumlah eosinofil darah dengan
cepat.
BASOFIL
Basofil jumlahnya 0-% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12um, inti
satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil
terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, granul
bentuknyaireguler berwarna metakromatik, dengan campuran jenis Romanvaki
tampak lembayung. Granula basofil metakromatik dan mensekresi histamin dan

8
heparin, dan keadaan tertentu, basofil merupakan sel utama pada tempat
peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan
basofil mempunyai hubungan kekebalan.
LIMFOSIT
Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8um, 20-30% leukosit
darah. Normal, inti relatifbesar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin
inti padat, anak inti baru terlihat dengan electron mikroskop. Sitoplasma sedikit
sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Yang berwarna
ungu dengan Romonovsky mengandung ribosom bebas dan poliribisom.
Klasifikasi lainnya dari limfosit terlihat dengan ditemuinya tanda-tanda molekuler
khusus pada permukaan membran sel-sel tersebut. Beberapa diantaranya
membawa reseptos seperti imunoglobulin yang mengikat antigen spesifik pada
membrannya. Lirnfosit dalam sirkulasi darah normal dapat berukuran 10-12um
ukuran yang lebih besar disebabkan sitoplasmanya yang lebih banyak. Kadang-
kadang disebut dengan limfosit sedang. Sel limfosit besar yang berada dalam
kelenjar getah bening dan akan tampak dalam darah dalam keadaan Patologis,
pada sel limfosit besar ini inti vasikuler dengan anak inti yang jelas. Limfosit-
limfosit dapat digolongkan berdasarkan asal, struktur halus, surface markers yang
berkaitan dengan sifat imunologisnya, siklus hidup dan fungsi.
MONOSIT
Merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal,
diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau
lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda.
Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini merupakan sifat tetap momosit
Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-abu pada sajian
kering. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil.
Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak
mitokondria. Apa ratus Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen
dan mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit ditemui dalam darah, jaingan
penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear
(system retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan
membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui

9
aliran darah, menembus dinding kapiler masuk kedalam jaringan penyambung.
DaIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi dengan limfosit dan
memegang peranan penting dalam pengenalan daninteraksi sel-sel
immunocmpetent dengan antigen.

II.7. STRUKTUR PEMBENTUKAN LEUKOSIT


Pembentukan sel darah putih disebut leukopoiesis. Proses pembentukan
ini terjadi pada stem cell (sel induk) hemopoietik pluripoten, berdiferensiasi
menjadi mioblas (sel kecil berinti besar, kromatin tersebar, tiga atau lebih
nucleolus), sel berkembang membesar memiliki granula azurofilik menjadi
promielosit (kromatin didalam inti yang lonjong tampak tersebar dan jelas) lalu
promielosit ini membelah menjadi mielosit yang lebih kecil kemudian membentuk
suatu jalur diferensiasi yang disebut commited stem cell. Sebelum berkembang
menjadi berbagai macam leukosit yang spesifik dibentuk terlebih dahulu suatu
koloni pembentuk, yang disebut CFU-S (unit pembentuk koloni limfa) dan
sebagian dibentuk pada sumsum tulang. Kemudian membentuk beberapa koloni
yang diantaranya CFU-GM, yang nantianya berdiferensiasi menjadi netrofil,
basofil, eosinofil, dan monosit, dan CFU-M yang akan berkembang menjadi
megakariosit.
Proses pembentukan limfosit disebut limfopoiesis, pembentukan limfosit
berasal dari pematangan LSC (Lymphoid Stem Cell) atau sel induk , LSC ini akan
berkembang menjadi Limfosit-T (timus) dan Limfosit-B (sumsum tulang)
kemudian masuk ke perifer beredar dengan interval waktu yang bervariasi
bergantung pada sifat sel dan berkumpul dijaringan limfa atau organ limfatik, sel
limfoid paling dini adalah limfoblas yang akan berkembang menjadi limfosit
kemudian berdiferensiasi menjadi sel plasma yang membentuk kurang dari 4,5%
hitung jenis dari sumsum tulang normal. Sel plasma berfungsi untuk membentuk
antibodi, sel plasma memiliki ciri morfologi inti sel yang terletak eksentrik dan
pola kromatin seperti roda pedati. Limfosit disimpan pada sumsum tulang dan
sebagian di jaringan limfa.

10
Sel B digunakan sebagai salah satu reseptor untuk mengikat antigen asing.
Fragmen antigen yang terikat pada permukaan protein MHC kelas II akan
mengikat sel Th yang aktif. Proses pengikatan tersebut merangsang terjadinya
transformasi dari sel B menjadi sel plasma yang akan mensekresikan antibodi atau
imunoglobulin yang dapat bereaksi terhadap antigen. Ketika antibodi berikatan
dengan antigen, maka akan mengaktifkan sistem komplemen. Komplemen
tersebut bersama dengan antibodi akan bereaksi untuk menghancurkan antigen
asing. Selanjutnya sekresi antibodi tersebut akan mengikat patogen atau substansi
beracun yang diproduksi patogen pada ekstraseluler.

II.8. FUNGSI SEL LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

Setelah dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian
tubuh untuk digunakan. Kebanyakan sel darah putih ditranspor secara khusus ke
daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius yang diakibatkan oleh
bakteri, virus, ataupun protozoa seperti E. Tenella.

Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap kuman-kuman


penyakit yangmenyerang tubuh dengan cara fagosit, menghasilkan antibody.
Leukosit terdiri atas limfosit, monosit, basofil, netrofil dan eosinofil merupakan
komponen darah yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh. Peningkatan
atau penurunan jumlah leukosit dalam sirkulasi darah dapat diartikan sebagai
hadirnya agen penyakit, peradangan, penyakit autoimun atau reaksi alergi, untuk
itu perlu diketahui gambaran normal leukosit pada setiap individu.

11
BAB III
PENUTUP

III.1. KESIMPULAN
Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon
terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan
antigen tersebut.Antibodi dibentuk oleh sel plasma yang yang berasal dari
diferensiasi sel B akibat adanya kontak dengan antigen. Cara kerja antibodi dalam
mengikat antigen ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen
oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan
oleh sel makrofag. Berdasarkan aktivitas biologisnya, antibodi dibagi menjadi,
Imunoglobulin G ( Ig G) disebut juga rantai – γ (gamma), Imunoglobulin A ( Ig
A) disebut juga rantai –α (alpha), Imunoglobulin M ( Ig M) disebut juga rantai –µ
(mu), Imunoglobulin D ( Ig D) disebut juga rantai –δ (delta) dan Imunoglobulin E
( Ig E) disebut juga rantai –ε (epsilon).
Leukosit dan turunannya merupakan sel dan struktur dalam tubuh manusia
yang didistribusikan keseluruh tubuh dengan fungsi utamanya melindungi
organisme terhadap invasi dan pengrusakan oleh mikro organisme dan benda
asing lainnya. Sel-sel limfosit ini, mempunyai kemampuan untuk membedakan
dirinya sendiri (makromolekuler organisme sendiri) dari yang bukan diri sendiri
(benda asing) dan mengatur penghancuran dan inaktivasi dari benda asing yang
mungkin merupakan molekul yang terisolasi atau bagian dari mikro organisme
Semua leukosit berasal dari sum-sum tulang. kemudian mengalami kematangan
pada organ limfoid lainnya.

III.2. SARAN

12
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran. Apabila ada kekurangan dalam penyelesaian makalah ini kami
mohon kritik dan saran agar makalah ini dapat bermanfaat

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, dkk. 2017. “The Number Of Leukocyte And Leukocyte Differential In


Broilers That Infected With Eimeria tenella And Given Neem Leaf
Extract And Jaloh Extract”. Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 11, No. 2:
93-99.
Effendi. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam Tubuh.
USU digital libraray.
Emantoko. 2001. “Antibodi Rekombinan : Perkembangan Terbaru Dalam
Teknologi Antibodi”. Unitas. Vol. 9, No. 2: 29 – 33.
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. ECG Irawati Setiawan,
penerjemah. Jakarta.. Terjemahan dari : TextBook of Medical
physiology.
Izzati, dkk. 2014. “Peran Komplemen, Fagosit (Leukosit) dan Antibodi dalam
Menurunkan Jumlah Mycobacterium tuberculosis“. Vol. 1, No. 2: 75-
79.
Lestari. 2013. “Study Of Total Leukocyte And Differential Leukocyte Of
Different Types Of Female Local Ducks Whose Feed Is Supplemented
With Probiotic”. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol. 1, No. 2: 704 - 709.

13

Anda mungkin juga menyukai