TENTANG
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan nikmatnya itu
penulis dapat menyelesaikan Mata Kuliah Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan ini yang
berjudul “Immunoglobulin” dengan baik tanpa ada satu halangan apapun
Penulis masih mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan makalahini selanjutnya"
Penulis berharap makalah ini dapat membantu untuk memperluas pembahasan kita dibidang
ini Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, sehingga penulis memiliki dasar ilmu yang dapat digunakan dalam
penyusunan makalah ini" Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun.
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................................1
Daftra isi..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................................................. 3
B.Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
C.Tujuan ............................................................................................................................... 4
BAB II isi
A.pengertian imunoglobin.................................................................................................5
B. Struktur imunoglobin.....................................................................................................5
C. Jenis imunoglobulin.........................................................................................................6
D. Cara penempatan kalitatif dan kuantitatif......................................................................... 9
E. Pengertian Antigen…...…………………………........................................................ 10
F.Jenis-jenis Alergi ……........................................................................................................11
G.Penyakit yang mempengaruhi dasar energi.........................................................................12
H. Imunodefisiensi..................................................................................................................15
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan .............................................................................................................9
B.Saran……………..…………………………………………………………………………9
Daftar Pustaka ............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Pengertian imunoglobin
Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari sistem imun atau daya tahan tubuh dan
sejumlah bentuk gangguan sistem imun. Ilmu ini kini mengalami perkembangan yang cukup
pesat karena makin banyak gangguan kesehatan yang muncul akibat gangguan pada sistem
imun. Antibodi bekerja melindungi tubuh Anda dengan cara melekatkan diri pada bakteri,
virus, atau alergen, sebelum kemudian menghancurkannya. Namun, pada orang-orang dengan
kondisi tertentu, immunoglobulin bisa menyerang dan merusak organ tubuh maupun jaringan
yang sehat, sehingga memicu munculnya penyakit autoimun. ( SehatQ,2018)
B. Struktur imunoglobin
C. Jenis-jenis imunoglobin
1. Immunoglobulin A (IgA)
Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan di dalam
tubuh dan terlibat dalam proses terjadinya reaksi alergi.
Di dalam tubuh, antibodi IgA banyak ditemukan di lapisan mukosa (selaput
lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
IgA juga banyak ditemukan pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air mata,
cairan vagina, dan ASI.
Pemeriksaan antibodi IgA juga biasanya dilakukan oleh dokter untuk
mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas, misalnya penyakit celiac.
2. Immunoglobulin E (IgE)
Antibodi IgE umumnya ditemukan di darah dalam jumlah yang sedikit.
Namun, jumlah antibody IgE akan meningkat ketika tubuh mengalami reaksi
peradangan akibat alergi. Secara medis, pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk
mendeteksi penyakit alergi dan infeksi parasit.
3. Immunoglobulin G (IgG)
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam
darah dan cairan tubuh lainnya. Ketika antigen seperti kuman, virus, atau zat
kimia tertentu masuk ke dalam tubuh, sel-sel darah putih akan "mengingat"
antigen tersebut dan membentuk antibodi IgE untuk melawannya.
Dengan demikian, jika antigen tersebut kembali masuk ke dalam tubuh atau
menyerang tubuh Anda, sistem kekebalan tubuh akan mudah mengenalinya dan
melakukan perlawanan karena antibodi sudah terbentuk lebih dulu.
4. Immunoglobulin M (IgM)
Tubuh akan membuat antibodi IgM saat Anda pertama kali terinfeksi bakteri
atau virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Kadar
IgM akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian perlahan
menurun dan digantikan oleh antibodi IgG.
Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, sering kali dianggap
sebagai tanda adanya infeksi yang masih aktif.Dokter biasanya akan melakukan
pemeriksaan antibodi IgM bersamaan dengan tes antibodi IgA dan IgG untuk memantau
kondisi dan fungsi sistem kekebalan tubuh serta mendiagnosis apakah terdapat penyakit
tertentu, seperti infeksi atau penyakit autoimun.
D. Cara penempatan kealitatif dan kuantatif
Tes antibodi kualitatif bertujuan untuk mendeteksi antibodi nucleocapsid atau protein
yang terdapat pada cangkang pelindung bagian inti virus Corona, sedangkan tes antibodi
kuantitatif mendeteksi jumlah antibodi terhadap protein spike yang terdapat pada permukaan
virus Corona.
Tes antibodi kualitatif dapat dilakukan untuk mengetahui reaksi antibodi tubuh
terhadap COVID-19. Tes ini bisa digunakan sebagai screening atau pemeriksaan awal untuk
mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak, misalnya rapid test antibodi
untuk COVID-19.
Sementara itu, tes antibodi kuantitatif mampu mendeteksi jumlah antibodi yang telah
terbentuk. Pada pemeriksaan COVID-19, tes ini bisa menjadi salah satu tolak ukur untuk
menilai seberapa baik respons imunitas tubuh yang terbentuk sebagai reaksi perlawanan
terhadap infeksi virus Corona.
Jenis antibodi yang terbentuk saat tubuh baru terinfeksi virus Corona atau
mendapatkan vaksin COVID-19 adalah imunoglobulin A (IgA) dan imunoglobulin M (IgM).
Setelah beberapa minggu, jumlah IgM dan IgA akan turun dan tubuh akan
membentuk antibodi jenis lain, yakni IgG. Antibodi ini bisa bertahan di dalam tubuh sampai
beberapa bulan.
Tes antibodi kualitatif bisa mendeteksi keberadaan antibodi tersebut dan hasilnya
biasberupa negatif dan positif. Sementara itu, tes antibodi kuantitatif bisa menunjukkan
seberapa banyak jumlah antibodi yang terbentuk dan hasilnya akan berupa satuan angka.
Tes Antibodi Kualitatif dan Tes Antibodi Kuantitatif untuk Penyakit LainTes antibodi
kualitatif dan tes antibodi kuantitatif tidak hanya dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan virus Corona, tapi juga bisa untuk mendeteksi virus dan bakteri lainnya, misalnya
hepatitis B.
Pada penyakit hepatitis B, metode pemeriksaan antibodi kualitatif dan kuantitatif bisa
dilakukan untuk mendiagnosis penyakit hepatitis B, baik yang bersifat akut maupun kronis,
serta respons imunitas tubuh seseorang setelah menerima vaksin hepatitis B pada kondisi
tertentu.
Tes ini juga bisa dilakukan untuk menentukan respons penderita hepatitis B terhadap
pengobatan dan tingkat keberhasilan pengobatan hepatitis B.
E. Pengertian antigen
Dalam imunologi, antigen adalah zat apa pun yang mampu menyebabkan sistem imun
menghasilkan antibodi yang spesifik, dan mampu berikatan dengan sejumlah komponen
sistem imun.
Berikut ini adalah beberapa jenis tes antigen yang cukup sering dilakukan:
Tingkat keparahan alergi bisa bervariasi dari orang ke orang dan dapat berkisar dari iritasi
ringan hingga anafilaksis (keadaan darurat yang berpotensi mengancam jiwa). Meskipun
sebagian besar alergi tidak dapat disembuhkan, perawatan dapat membantu meringankan
gejala alergi.
a. Bersin-bersin.
b. Gatal pada hidung, mata atau langit-langit mulut.
c. Pilek, hidung tersumbat.
d. Mata berair, merah atau bengkak (konjungtivitis).
e. Alergi makanan, yang bisa menyebabkan:
f. Kesemutan di mulut.
g. Pembengkakan pada bibir, lidah, wajah atau tenggorokan.
h. Anafilaksis
3. Anafilaksis.
a. Alergi obat, dapat menyebabkan:
b. Kulit yang gatal.
c. Ruam.
d. Pembengkakan wajah.
4. Anafilaksis.
a. Dermatitis atopik, suatu kondisi kulit alergi yang juga disebut eksim, dapat
menyebabkan kulit menjadi:
b. Gatal.
c. Kemerahan.
d. Terkelupas
G. Penyakit yang mempengaruhi dasar energi
Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup, untuk memulih kembali energi yang telah
terbuang. Namun, apa yang terjadi bila Anda memaksakan tubuh untuk tidak istirahat?
Dilansir dari Popsugar.com, Senin (21/8/2017).
Glikogen adalah sumber energi pada tubuh kita dan penurunan glikogen bukanlah
yang tubuh Anda inginkan. Penurunan kadar glikogen pada tubuh akan
menghilangkan kontribusi pada respon laktat. Hal ini akan membuat otot menjadi
lebih cepat lelah dan lemas
2. Kortikosteroid Meningkat
Dalam tubuh kita memiliki hormon stres yaitu Kortison dan Kortisol. Kedua hormon
ini terbukti tidak baik untuk tubuh dan dapat menurunkan berat badan.
Kortikoseteroid cenderung meningkat saat tubuh tidak mendapatkan istirahat yang
cukup. Peningkatan ini tentunya akan menekan sistem kekebalan tubuh dengan
menghambat antigen yang tidak dapat melawan sel buruk. Hal ini akan menyebabkan
Anda mudah stres dan terkena penyakit.
Bila Anda sedang melakukan proses pembentukan otot dan tubuh yang ideal, hal yang
Anda perlukan adalah olahraga dan tidur yang cukup. Namun, kebiasaan buruk
dengan tidak istirahat yang cukup, tidak akan membantu sama sekali. Walaupun Anda
melakukan olahraga secara rutin, massa otot tidak akan meningkat bila Anda tidak
istirahat.
4. Perubahan Perilaku
Sistem imun adalah mekanisme pertahanan alami yang dimiliki tubuh. Sistem ini
berfungsi untuk melindung tubuh dari infeksi dan penyakit. Interaksi yang rumit dari
berbagai komponen di dalam sistem ini, yang meliputi sel B dan sel T, akan menghasilkan
respon imun.
Imunodefisiensi adalah istilah umum yang merujuk pada suatu kondisi di mana
kemampuan sistem imun untuk melawan penyakit dan infeksi mengalami gangguan atau
melemah. Oleh karena itu, pasien imunodefisiensi akan rawan terkena berbagai infeksi atau
timbulnya sel tubuh yang ganas.
Ada berbagai jenis penyakit imunodefisiensi, mulai dari kondisi yang ringan dan
menyebabkan penyakit ringan yang berulang sampai penyakit yang parah dan
membahayakan nyawa. Penyakit imunodefisiensi ringan relatif sering terjadi, dengan 1
penderita dari setiap 600 orang di Amerika Serikat dan Eropa. Namun secara umum, jenis
imunodefisiensi yang parah jarang terjadi dan biasanya bersifat fatal, terutama apabila terjadi
pada masa kanak-kanak
Penyebab Imunodefisiensi
Gejala utama dari sindrom imunodefisiensi adalah pasien semakin rentan terhadap
infeksi. Pasien dengan kegagalan imunitas humoral akan rentan terhadap infeksi bakteri.
Pasien dengan jenis imunodefisiensi ini akan mengalami infeksi pernapasan yang berulang,
termasuk pneumonia, infeksi pada saluran pencernaan, dan meningitis. Infeksi kronis, seperti
otitis media, juga dapat terjadi. Pasien dengan agammaglobulinemia cenderung terkena
infeksi yang parah dan biasanya menyebabkan kondisi yang fatal.
Sementara itu, pasien dengan kegagalan imunitas yang dimediasi oleh sel akan rentan
terhadap infeksi akibat virus dan jamur. Pada pasien dengan penyakit ini, infeksi virus yang
belum aktif, misalnya Varicella zoster dan Herpes simplex dapat menyebar. Infeksi jamur
juga cenderung akan memengaruhi seluruh fungsi tubuh. Kandidiasis atau infeksi ragi juga
sering terjadi, biasanya pada membran mukosa.
Respon imun merupakan respon yang terjadi dengan interaksi antara sel B dan sel T;
sehingga biasanya pasien akan mengalami gejala yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Oleh karena itu, pasien yang terkena imunodefisiensi humoral juga dapat mengalami infeksi
virus yang berulang dan kronis, sedangkan pasien yang terkena imunodefisiensi yang
dimediasi sel juga rentan terkena infeksi bakteri piogenik. Pasien dengan imunodefisiensi
kombinasi parah biasanya akan mengalami beberapa infeksi pada saat yang bersamaan.
Pasien yang mengalami infeksi berulang, terutama infeksi yang parah, harus segera
melakukan konsultasi dengan dokter umum. Pasien dengan kondisi tersebut harus menjalani
beberapa uji laboratorium yang dapat membantu diagnosis dan pengobatan penyakit. Pasien
imunodefisiensi biasanya akan dirujuk pada ahli hematologi, yakni seorang ahli dalam
penanganan penyakit darah. Pasien dengan infeksi yang masih aktif juga dapat dirujuk ke
dokter ahli penyakit menular.
Pasien dengan sistem imun yang lemah sebaiknya menghindari atau mengurangi
kontak dengan orang yang telah terkena infeksi. Pasien juga disarankan untuk mengenakan
alat pelindung, misalnya masker wajah, terutama saat berada di tempat umum. Transfusi
darah dan pemberian vaksin hidup juga tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki
defisiensi sel T dan SCID, karena kedua tindakan tersebut dapat menyebabkan penyakit graft-
versus-host (penolakan sel donor terhadap sel penerima) atau infeksi yang mematikan.
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan
1. Imunoglobin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdalam serum zat cair yang
terdapat pada tubuh mamalia yang mempunyai struktur dasar sama terdiri dari 82% - 96%
polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
2.Imunoglobin bias disebut juga sebagai antibody yang merupakan glikoprotein yang
tersusun atas asam amino dan karbohidrat antibody atau imunoglobin sering kali disingkat ig
B.Saran
Mengharapkan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca, dan merupakan tambahan refrensi untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang
imunoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr A.Samik Wahab.SpA (K) dan Dr.Madarina Julia, MPH. 2002 Sistem Imunisasi, dan
Penuakit Imun https://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/04/11/struktur-
imunoglobulin/
a.Kesehatan
b.Imun
c.Protein
d.Virus
jawabannya adalah B
a.Alergi
b.Darah
c.Zat-zat Kimia
d.Virus
Jawabanya adalah B
a.Prostate-Specific(PSA)
c.Antigen HIV(P24)
d.Immunoglobulin E(IgE)
Jawabanya adalah D
a.Iga
b.IgGc
c.IgMd
d.IgEe
jawabanya adalah A
5.Jika tubuh terinfeksi virus influenza yang telah menginfeksinya beberapakali, akan terjadi?
a.Isomunitas
b.Heteroimunitasc
c.Respon Sekunder
d.Respon Primer
jawabanya Adalah C
a.Immunoglobin Eb
b.Immunoglobin Ac
c.Immunoglobin D
d.Immunoglobin G
Jawabanya adalah D
a.Kekebalan Humoral
b.Kekebalan Seluler
c.Kekebalan Bawaan
d.Kekebalan Buatane
jawabanya Adalah C
8.Faktor yang tidak diinginkan dari respon imun diantaranya adalah sebagai berikut kecuali?
a.Alergi
c.Penyakit Antoimun
d.Eritroblatosis Fetalis
Jawabanya Adalah A
a.Pertahanan fisik/mekanik
b.Pertahanan Biokimiawi
c.Pertahanan Seluler
d.Benar Semua
Jawabanya adalah D
b.Liver
c.Serumen
d.Jantung
Jawabanya adalah A
a.Komplemen
b.Natural Killer
Jawabanya adalah D
12.Antigen merupakan sel host yang unik dan penting dalam respon imun adalah?
a.Protein MHC
b.Interferon
c.Sitokinin
d.Komplemen
Jawabanya adalah B
a.Respon Imun
b.Respon Cepat
c.Reaksi Hipersensitivitas
d.Imunitas
Jawabanya Adalah D
a.NTRI
b.Sitostatika
c.Inhibitor Protase
d.Antiretrovirus
Jawabanya Adalah A
a.Imunoglobin E
b.ANA test
c.Tes CD4
d.Tes CD8
Jawabanya adalah B