Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN

TENTANG

SIFAT DAN PENETAPAN IMUNOGLOBIN

DOSEN PENGAJAR : Nurbaety.S.SiT, M, KM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. ADE AULIA FURI PUTRI


2. LISA RETNO NINGSIH
3. IIN INDRAWAHYUNINGSI
4. MIRATIL HAYAT
5. INDAH KURNIATI
6. KIKI LESTARI

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

AKBID HARAPAN BUNDA BIMATAHUN AKADEMIK 2021/2022


Kata pengantar
Assamalualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan nikmatnya itu
penulis dapat menyelesaikan Mata Kuliah Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan ini yang
berjudul “Immunoglobulin” dengan baik tanpa ada satu halangan apapun

Penulis masih mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan makalahini selanjutnya"
Penulis berharap makalah ini dapat membantu untuk memperluas pembahasan kita dibidang
ini Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, sehingga penulis memiliki dasar ilmu yang dapat digunakan dalam
penyusunan makalah ini" Semoga makalah ini dapat  berguna bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bima , 6 November 2021

Penyusun.
DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................................1
Daftra isi..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................................................. 3
B.Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
C.Tujuan ............................................................................................................................... 4
BAB II isi
A.pengertian imunoglobin.................................................................................................5
B. Struktur imunoglobin.....................................................................................................5
C. Jenis imunoglobulin.........................................................................................................6
D. Cara penempatan kalitatif dan kuantitatif......................................................................... 9
E. Pengertian Antigen…...…………………………........................................................ 10
F.Jenis-jenis Alergi ……........................................................................................................11
G.Penyakit yang mempengaruhi dasar energi.........................................................................12
H. Imunodefisiensi..................................................................................................................15
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan .............................................................................................................9
B.Saran……………..…………………………………………………………………………9
Daftar Pustaka ............................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan


sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigenspesifik dan aktivitas
biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas2 macam rantai
polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenalsebagai rantai H
(rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantairingan) dengan berat
molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit)terdiri dari 2 rantai H dan
2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatandisulfida sedemikian rupa sehingga
membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetrisrangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah
domain, yaitu bagian darirantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam
amino yang diapit olehikatan disulfid interchain.Imunoglobulin atau antibodi adalah
sekelompok glikoprotein yang terdapatdalam serum atau cairan tubuh pada hampir
semua mamalia. Imunoglobulintermasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai
struktur dasar sama, terdiridari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.
Komponen polipeptida membawasifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul
antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai
reaksi fiksasi komplemenserta pelepasan histamin dari sel mast.

Antigen merupakan substansi yang mempunyai kemampuan merangsang


responsimun (di dalam kasus ini juga disebut sebagai imunogen). Termasuk di
respons imun iniyaitu pembentukan suatu antibodi yang spesifik atau sel T. Suatu
antigen juga merupakan suatu substansi yang bereaksi dengan antibodi atau sel T
primatanpa mengindahkan kemampuannya untuk menurunkan mereka. Sebagian
besar antigenmerupakan molekul besar (berat molekul lebih dari 1000).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sifat penetapan imunoglobin
2. Untuk mengetahui struktur imunoglobin
3. Bagian molekul imunoglobin yang berperan dalam reaksi imunoglobin
4. Jenis ig
5. Sifat setiap jenis ig
6. Cara penetapan kealitatif dan kuantitatif
7. Sifat antigen
8. Pengertian antigen
9. Jenis alergi
10. Penyakit yang mempengaruhi dasar energy
11. Imunodefisiensi
BAB ll

PEMBAHASAN
A. Pengertian imunoglobin

Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari sistem imun atau daya tahan tubuh dan
sejumlah bentuk gangguan sistem imun. Ilmu ini kini mengalami perkembangan yang cukup
pesat karena makin banyak gangguan kesehatan yang muncul akibat gangguan pada sistem
imun. Antibodi bekerja melindungi tubuh Anda dengan cara melekatkan diri pada bakteri,
virus, atau alergen, sebelum kemudian menghancurkannya. Namun, pada orang-orang dengan
kondisi tertentu, immunoglobulin bisa menyerang dan merusak organ tubuh maupun jaringan
yang sehat, sehingga memicu munculnya penyakit autoimun. ( SehatQ,2018)

B. Struktur imunoglobin

Antibodi (imunoglobi) adalah glikoprotein dari rantai-rantai polipeptidak ringan


(light, L) dan berat (heawi, H) istilah ringan dan berat menunjukan berat jenis berat molekul,
rantai ringan mempunyai berat 25.000, sedangkan rantai berat mempunyai berat molekul
50.000-70.000. Molekul antibodi paling sederhana mempunyai bentuk Y dan terdiri dari 4
rantai polopeptidak, 2 rantai H dari 2 rantai L. Keempat rantai dihubungkan dengan ikatan
disulfida kovalen. Suatu molekul antibodi selalu mempunyai ranta-rantai H yang identik dan
ranta-rantai yang identic.

Rantai L dan H dibagi menjadi regiovariabel dan ragiokonstan.1 domain variable


dan 3 domain konstan (CL) kebanyakan rantai H terdiri dari 1 domain variable (VH) dan 3
domain konstan (CH). IgG dan IgA mempunyai 3 domain CH, sedangkan IgM dan IgE
mempunyai 4 domain CH : setiap domain terdiri dari sekitar 110 asma amino. Regiovariabel
berfungsi untuk pengikatan antigen, sedangkan Regiokonstan berfungsi untuk berbagai fungsi
biologis, seperti aktivasi komplemen dan pengikatan pada reseptor permukaan sel. Oleh
Prof.Dr A.Samik Wahab.SpA (K dan Dr.Madarina Julia, MPH. 2002)

C. Jenis-jenis imunoglobin

Terdapat beberapa jenis antibodi dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri.


Antibodi dikenal juga dengan immunoglobulin. Berikut ini adalah jenis-jenis antibody.
Menurut Dr.Kevin Adrian Tahun 2020.

1. Immunoglobulin A (IgA)
Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan di dalam
tubuh dan terlibat dalam proses terjadinya reaksi alergi.
Di dalam tubuh, antibodi IgA banyak ditemukan di lapisan mukosa (selaput
lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
IgA juga banyak ditemukan pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air mata,
cairan vagina, dan ASI.
Pemeriksaan antibodi IgA juga biasanya dilakukan oleh dokter untuk
mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas, misalnya penyakit celiac.

2. Immunoglobulin E (IgE)
Antibodi IgE umumnya ditemukan di darah dalam jumlah yang sedikit.
Namun, jumlah antibody IgE akan meningkat ketika tubuh mengalami reaksi
peradangan akibat alergi. Secara medis, pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk
mendeteksi penyakit alergi dan infeksi parasit.

3. Immunoglobulin G (IgG)
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam
darah dan cairan tubuh lainnya. Ketika antigen seperti kuman, virus, atau zat
kimia tertentu masuk ke dalam tubuh, sel-sel darah putih akan "mengingat"
antigen tersebut dan membentuk antibodi IgE untuk melawannya.
Dengan demikian, jika antigen tersebut kembali masuk ke dalam tubuh atau
menyerang tubuh Anda, sistem kekebalan tubuh akan mudah mengenalinya dan
melakukan perlawanan karena antibodi sudah terbentuk lebih dulu.

4. Immunoglobulin M (IgM)
Tubuh akan membuat antibodi IgM saat Anda pertama kali terinfeksi bakteri
atau virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Kadar
IgM akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian perlahan
menurun dan digantikan oleh antibodi IgG.

Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, sering kali dianggap
sebagai tanda adanya infeksi yang masih aktif.Dokter biasanya akan melakukan
pemeriksaan antibodi IgM bersamaan dengan tes antibodi IgA dan IgG untuk memantau
kondisi dan fungsi sistem kekebalan tubuh serta mendiagnosis apakah terdapat penyakit
tertentu, seperti infeksi atau penyakit autoimun.
D. Cara penempatan kealitatif dan kuantatif

Beda Tes Antibodi Kualitatif dan Tes Antibodi Kuantitatif

Tes antibodi kualitatif bertujuan untuk mendeteksi antibodi nucleocapsid atau protein
yang terdapat pada cangkang pelindung bagian inti virus Corona, sedangkan tes antibodi
kuantitatif mendeteksi jumlah antibodi terhadap protein spike yang terdapat pada permukaan
virus Corona.

Tes antibodi kualitatif dapat dilakukan untuk mengetahui reaksi antibodi tubuh
terhadap COVID-19. Tes ini bisa digunakan sebagai screening atau pemeriksaan awal untuk
mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak, misalnya rapid test antibodi
untuk COVID-19.

Sementara itu, tes antibodi kuantitatif mampu mendeteksi jumlah antibodi yang telah
terbentuk. Pada pemeriksaan COVID-19, tes ini bisa menjadi salah satu tolak ukur untuk
menilai seberapa baik respons imunitas tubuh yang terbentuk sebagai reaksi perlawanan
terhadap infeksi virus Corona.

Jenis antibodi yang terbentuk saat tubuh baru terinfeksi virus Corona atau
mendapatkan vaksin COVID-19 adalah imunoglobulin A (IgA) dan imunoglobulin M (IgM).

Setelah beberapa minggu, jumlah IgM dan IgA akan turun dan tubuh akan
membentuk antibodi jenis lain, yakni IgG. Antibodi ini bisa bertahan di dalam tubuh sampai
beberapa bulan.

Tes antibodi kualitatif bisa mendeteksi keberadaan antibodi tersebut dan hasilnya
biasberupa negatif dan positif. Sementara itu, tes antibodi kuantitatif bisa menunjukkan
seberapa banyak jumlah antibodi yang terbentuk dan hasilnya akan berupa satuan angka.

Tes Antibodi Kualitatif dan Tes Antibodi Kuantitatif untuk Penyakit LainTes antibodi
kualitatif dan tes antibodi kuantitatif tidak hanya dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan virus Corona, tapi juga bisa untuk mendeteksi virus dan bakteri lainnya, misalnya
hepatitis B.

Pada penyakit hepatitis B, metode pemeriksaan antibodi kualitatif dan kuantitatif bisa
dilakukan untuk mendiagnosis penyakit hepatitis B, baik yang bersifat akut maupun kronis,
serta respons imunitas tubuh seseorang setelah menerima vaksin hepatitis B pada kondisi
tertentu.

Tes ini juga bisa dilakukan untuk menentukan respons penderita hepatitis B terhadap
pengobatan dan tingkat keberhasilan pengobatan hepatitis B.
E. Pengertian antigen

Dalam imunologi, antigen adalah zat apa pun yang mampu menyebabkan sistem imun
menghasilkan antibodi yang spesifik, dan mampu berikatan dengan sejumlah komponen
sistem imun.

Berikut ini adalah beberapa jenis tes antigen yang cukup sering dilakukan:

1. Prostate-specific antigen (PSA)


Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar PSA di dalam darah pria. PSA adalah zat
kimia yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. Kadar PSA bisa meningkat ketika prostat
mengalami gangguan. Oleh karena itu, tes antigen PSA bisa bermanfaat sebagai
pemeriksaan untuk mendeteksi gangguan prostat, seperti prostatitis dan kanker
prostat.
2. Dengue virus nonstructural protein 1 antigen (NS1)
Tes antigen ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan protein atau antigen NS1
dalam tubuh. Hasil NS1 positif menunjukkan bahwa seseorang sedang mengalami
infeksi akut virus dengue. Tes antigen NS1 ini bermanfaat untuk membantu para
dokter dalam mendiagnosis penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan cepat
dan tepat.
3. Hepatitis B surface antigen (HBsAg)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan protein yang terdapat pada
dinding atau permukaan dari virus hepatitis B. Tes HbsAg atau rapid test HBsAg
umumnya juga dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi hepatitis B akut dan kronis.
4. Antigen HIV (P24)
Tes antigen HIV (P24) dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang terjangkit virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau tidak. Tes ini sebenarnya jarang
dilakukan karena memang belum cukup umum di Indonesia
P24 adalah protein yang terdapat pada virus HIV dan dapat terdeteksi pada beberapa
minggu pertama setelah terinfeksi. Tes ini dapat dikombinasikan dengan jenis tes lain
untuk mendiagnosis HIV.
5. Menjauhkan Diri dari Virus dan Bakteri
Antigen umumnya berasal dari luar tubuh, termasuk virus dan bakteri. Sebagian
antigen tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya. Namun, ada
banyak antigen yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
6. Mencuci tangan
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum makan dan
setelah buang air kecil maupun besar. Kebiasaan baik ini bisa membantu Anda
membnuh virus dan bakteri yang menempel di tangan.
Jika tidak ada air dan sabun, Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer
yang mengandung alkohol minimal 60%.
7. Vaksinasi
Pemberian vaksin atau imunisasi sudah terbukti efektif untuk melindungi tubuh dari
ancaman penyakit tertentu, khususnya penyakit infeksi. Setiap bayi dan anak-anak
diwajibkan untuk menjalani vaksinasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
F. Jenis-jenis alergi

Tingkat keparahan alergi bisa bervariasi dari orang ke orang dan dapat berkisar dari iritasi
ringan hingga anafilaksis (keadaan darurat yang berpotensi mengancam jiwa). Meskipun
sebagian besar alergi tidak dapat disembuhkan, perawatan dapat membantu meringankan
gejala alergi.

Ada beberapa jenis alergi berdasarkan penyebabnya berikut ini:

1. Rhinitis alergi, yang dapat menyebabkan beberapa gejala seperti:

a. Bersin-bersin.
b. Gatal pada hidung, mata atau langit-langit mulut.
c. Pilek, hidung tersumbat.
d. Mata berair, merah atau bengkak (konjungtivitis).
e. Alergi makanan, yang bisa menyebabkan:
f. Kesemutan di mulut.
g. Pembengkakan pada bibir, lidah, wajah atau tenggorokan.
h. Anafilaksis

2. Alergi akibat sengatan serangga, dapat menyebabkan:


a. Area pembengkakan (edema) yang luas di tempat sengatan.
b. Gatal atau gatal-gatal di seluruh tubuh.
c. Batuk, dada sesak, mengi, atau sesak napas.

3. Anafilaksis.
a. Alergi obat, dapat menyebabkan:
b. Kulit yang gatal.
c. Ruam.
d. Pembengkakan wajah.

4. Anafilaksis.
a. Dermatitis atopik, suatu kondisi kulit alergi yang juga disebut eksim, dapat
menyebabkan kulit menjadi:
b. Gatal.
c. Kemerahan.
d. Terkelupas
G. Penyakit yang mempengaruhi dasar energi

Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup, untuk memulih kembali energi yang telah
terbuang. Namun, apa yang terjadi bila Anda memaksakan tubuh untuk tidak istirahat?
Dilansir dari Popsugar.com, Senin (21/8/2017).

1. Glikogen yang Menurun

Glikogen adalah sumber energi pada tubuh kita dan penurunan glikogen bukanlah
yang tubuh Anda inginkan. Penurunan kadar glikogen pada tubuh akan
menghilangkan kontribusi pada respon laktat. Hal ini akan membuat otot menjadi
lebih cepat lelah dan lemas

2. Kortikosteroid Meningkat

Dalam tubuh kita memiliki hormon stres yaitu Kortison dan Kortisol. Kedua hormon
ini terbukti tidak baik untuk tubuh dan dapat menurunkan berat badan.
Kortikoseteroid cenderung meningkat saat tubuh tidak mendapatkan istirahat yang
cukup. Peningkatan ini tentunya akan menekan sistem kekebalan tubuh dengan
menghambat antigen yang tidak dapat melawan sel buruk. Hal ini akan menyebabkan
Anda mudah stres dan terkena penyakit.

3. Kehilangan Massa Otot

Bila Anda sedang melakukan proses pembentukan otot dan tubuh yang ideal, hal yang
Anda perlukan adalah olahraga dan tidur yang cukup. Namun, kebiasaan buruk
dengan tidak istirahat yang cukup, tidak akan membantu sama sekali. Walaupun Anda
melakukan olahraga secara rutin, massa otot tidak akan meningkat bila Anda tidak
istirahat.

4. Perubahan Perilaku

Sudah dipastikan, kurang tidur yang berlebihan akan mengacaukan keseharian


Anda. Tubuh akan merasa letih dan turun semangat untuk melakukan berbagai
aktivitas. Tak hanya itu saja, terdapat perubahan pada mental dan fisik, seperti kurang
percaya diri, mudah marah, dan terlihat kusam.
H. Imunodefisiensi

Sistem imun adalah mekanisme pertahanan alami yang dimiliki tubuh. Sistem ini
berfungsi untuk melindung tubuh dari infeksi dan penyakit. Interaksi yang rumit dari
berbagai komponen di dalam sistem ini, yang meliputi sel B dan sel T, akan menghasilkan
respon imun.
Imunodefisiensi adalah istilah umum yang merujuk pada suatu kondisi di mana
kemampuan sistem imun untuk melawan penyakit dan infeksi mengalami gangguan atau
melemah. Oleh karena itu, pasien imunodefisiensi akan rawan terkena berbagai infeksi atau
timbulnya sel tubuh yang ganas.

Secara umum, sindrom imunodefisiensi dapat dikategorikan berdasarkan komponen dari


sistem imun yang mengalami gangguan. Kelainan pada sel B akan menyebabkan kegagalan
imunitas humoral. Jenis imunodefisiensi ini akan menyebabkan hypogammaglobulinemia
(berkurangnya jumlah antibodi) atau agammaglobulinemia (tidak adanya antibodi).
Sementara itu, kelainan pada sel T akan menyebabkan kegagalan imunitas yang dimediasi
oleh sel, yang akan menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi virus.

Ada berbagai jenis penyakit imunodefisiensi, mulai dari kondisi yang ringan dan
menyebabkan penyakit ringan yang berulang sampai penyakit yang parah dan
membahayakan nyawa. Penyakit imunodefisiensi ringan relatif sering terjadi, dengan 1
penderita dari setiap 600 orang di Amerika Serikat dan Eropa. Namun secara umum, jenis
imunodefisiensi yang parah jarang terjadi dan biasanya bersifat fatal, terutama apabila terjadi
pada masa kanak-kanak

 Penyebab Imunodefisiensi

Imunodefisiensi dapat bersifat primer atau sekunder. Imunodefisiensi primer adalah


penyakit bawaan; hal ini berarti bahwa penyakit ini sudah diderita pasien sejak lahir dan
kemungkinan didapatkan dari orangtuanya. Dalam imunodefisiensi primer, faktor genetik
memiliki peran yang penting. Pasien dengan jenis imunodefisiensi ini dilahirkan dengan
kelainan pada komponen tertentu di sistem imun mereka. Saat ini, ada 80 jenis
imunodefisiensi primer yang telah diidentifikasi.
Sementara itu, imunodefisiensi sekunder adalah penyakit yang didapatkan. Ada
berbagai faktor eksternal yang dapat menyebabkan kondisi ini, termasuk usia lanjut dan
kekurangan nutrisi. Penyakit yang dapat menyebabkan imunodefisiensi adalah infeksi kronis,
tuberkulosis diseminata, acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dan kanker, terutama
sel ganas yang ada di sel darah dan sumsum tulang. Splenektomi, yang merupakan operasi
untuk mengangkat limpa karena alasan tertentu, juga dapat menyebabkan sindrom
imunodefisiensi. Selain faktor-faktor tersebut, ada obat-obat tertentu yang dapat mengganggu
sistem imun, sehingga menyebabkan melemahnya sistem imun. Obat tersebut meliputi obat
kemoterapi, obat untuk cangkok, steroid, dan lain-lain. Imunodefisiensi sekunder lebih sering
terjadi dibandingkan imunodefisiensi primer.
 Gejala Utama Imunodefisiensi

Gejala utama dari sindrom imunodefisiensi adalah pasien semakin rentan terhadap
infeksi. Pasien dengan kegagalan imunitas humoral akan rentan terhadap infeksi bakteri.
Pasien dengan jenis imunodefisiensi ini akan mengalami infeksi pernapasan yang berulang,
termasuk pneumonia, infeksi pada saluran pencernaan, dan meningitis. Infeksi kronis, seperti
otitis media, juga dapat terjadi. Pasien dengan agammaglobulinemia cenderung terkena
infeksi yang parah dan biasanya menyebabkan kondisi yang fatal.

Sementara itu, pasien dengan kegagalan imunitas yang dimediasi oleh sel akan rentan
terhadap infeksi akibat virus dan jamur. Pada pasien dengan penyakit ini, infeksi virus yang
belum aktif, misalnya Varicella zoster dan Herpes simplex dapat menyebar. Infeksi jamur
juga cenderung akan memengaruhi seluruh fungsi tubuh. Kandidiasis atau infeksi ragi juga
sering terjadi, biasanya pada membran mukosa.

Respon imun merupakan respon yang terjadi dengan interaksi antara sel B dan sel T;
sehingga biasanya pasien akan mengalami gejala yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Oleh karena itu, pasien yang terkena imunodefisiensi humoral juga dapat mengalami infeksi
virus yang berulang dan kronis, sedangkan pasien yang terkena imunodefisiensi yang
dimediasi sel juga rentan terkena infeksi bakteri piogenik. Pasien dengan imunodefisiensi
kombinasi parah biasanya akan mengalami beberapa infeksi pada saat yang bersamaan.

Pasien yang mengalami infeksi berulang, terutama infeksi yang parah, harus segera
melakukan konsultasi dengan dokter umum. Pasien dengan kondisi tersebut harus menjalani
beberapa uji laboratorium yang dapat membantu diagnosis dan pengobatan penyakit. Pasien
imunodefisiensi biasanya akan dirujuk pada ahli hematologi, yakni seorang ahli dalam
penanganan penyakit darah. Pasien dengan infeksi yang masih aktif juga dapat dirujuk ke
dokter ahli penyakit menular.

Pengobatan penyakit imunodefisiensi bertujuan untuk mengobati infeksi yang masih


aktif dan mencegah terjadinya infeksi dan penyakit lain. Pasien yang memiliki infeksi akan
ditangani secara agresif. Mereka biasanya akan diberi antibiotik spektrum luas untuk jangka
waktu yang panjang. Apabila dibutuhkan, pasien juga dapat diberi obat anti virus dan anti
jamur. Pengobatan profilaksis atau tindakan pencegahan dengan pemberian obat-obatan juga
dapat dilakukan.

Sementara itu, pasien dengan imunodefisiensi humoral kemungkinan harus menjalani


terapi penggantian, yang dilakukan dengan memberikan immunoglobulin manusia setiap 4
minggu melalui infus. Hal ini dilakukan untuk mengatur jumlah antibodi di dalam tubuh.
Terapi penggantian harus dilakukan dengan pengawasan medis, karena pemberian infus yang
berisi immunoglobulin dapat menyebabkan efek samping yang serius. Apabila telah
mendapatkan terapi penggantian yang cukup, pasien dengan imunodefisiensi sel B dapat
memiliki kehidupan yang sehat dan produktif.
Transplantasi sumsum tulang juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit
imunodefisiensi tertentu. Pengobatan terapeutik yang baru, misalnya transplantasi sel induk,
juga dapat digunakan untuk mengobati pasien imunodefisiensi. Penelitian tentang terapi
genetik dapat meningkatkan pemahaman tentang imunodefisiensi dan diharapkan dapat
membantu menemukan cara pengobatan baru bagi pasien dengan kondisi ini.

Penyakit imunodefisiensi sekunder diobati dengan mengubah faktor eksternal yang


menyebabkan imunodefisiensi. Dokter mungkin harus mengurangi dosis atau mengganti obat
yang menyebabkan melemahnya sistem imun pasien, misalnya steroid. Pasien yang menjalani
splenektomi elektif harus mendapatkan vaksinasi sebelum tindakan. Pasien HIV harus diberi
obat antiretroviral untuk mengendalikan virus dan memperkuat sistem imun mereka.

Pasien dengan sistem imun yang lemah sebaiknya menghindari atau mengurangi
kontak dengan orang yang telah terkena infeksi. Pasien juga disarankan untuk mengenakan
alat pelindung, misalnya masker wajah, terutama saat berada di tempat umum. Transfusi
darah dan pemberian vaksin hidup juga tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki
defisiensi sel T dan SCID, karena kedua tindakan tersebut dapat menyebabkan penyakit graft-
versus-host (penolakan sel donor terhadap sel penerima) atau infeksi yang mematikan.
BAB III

PENUTUP
A.kesimpulan

1. Imunoglobin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdalam serum zat cair yang
terdapat pada tubuh mamalia yang mempunyai struktur dasar sama terdiri dari 82% - 96%
polipeptida dan 4-8% karbohidrat.

2.Imunoglobin bias disebut juga sebagai antibody yang merupakan glikoprotein yang
tersusun atas asam amino dan karbohidrat antibody atau imunoglobin sering kali disingkat ig

B.Saran

Mengharapkan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca, dan merupakan tambahan refrensi untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang
imunoglobin.
DAFTAR PUSTAKA

SehatQ,2018. Pengertian imunoglobin https://www.sehatq.com/artikel/immunoglobulin-


adalah-protein-pelindung-tubuh-dari-penyakit-pahami-jenis-jenisnya

Prof.Dr A.Samik Wahab.SpA (K) dan Dr.Madarina Julia, MPH. 2002 Sistem Imunisasi, dan
Penuakit Imun https://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/04/11/struktur-
imunoglobulin/

Dr.Kevin Adrian Tahun 2020. jeni-jenis Imunoglobin


https://www.alodokter.com/memahami-jenis-dan-fungsi-tes-antibodi

Liputan6.com 21 agustus 2017. https://m.liputan6.com/amp/3065141/ini-yang-akan-terjadi-


bila-anda-tidak-mengistirahatkan-tubuh

Deni Purbawati 2020 Penetapan Kualitatif dan kuantatif


https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif-mengenal-
penelitian-ilmiah

Dr. Kevin Adrian 2 juni 2020 Memahami Antigen https://www.alodokter.com/memahami-


antigen-dan-pengaruhnya-dalam-sistem-imunitas

Popsugar.com, Senin Macam-Macam Imunoglobin 21/8/2017


https://www.alodokter.com/macam-macam-alergi-berdasarkan-penyebabnya

Dr.Kevin Adrian Tahun 2019 kondidi hipersensitif https://www.alodokter.com/seperti-apa-


kondisi-hipersensitivitas

Dr.Kevin Adrian Tahun 2019 Gangguan Metabolik https://www.alodokter.com/gangguan-


metabolik
SOAL-SOAL BIOLOGI DASAR DAN PERKEMBANGAN

1.Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari sistem?

a.Kesehatan

b.Imun

c.Protein

d.Virus

jawabannya adalah B

2.Jenis immunoglobulin G(IgG)paling banyak ditemukan di dalam?

a.Alergi

b.Darah

c.Zat-zat Kimia

d.Virus

Jawabanya adalah B

3.Yang tidak termasuk jenis-jenis dari antigen adalah?

a.Prostate-Specific(PSA)

b.Dengue Virus Non-Structural Protein 1 Antigen(NS1)

c.Antigen HIV(P24)

d.Immunoglobulin E(IgE)

Jawabanya adalah D

4.Antibody yang paling banyak ditemukan dalam sekresi tubuh adalah?

a.Iga

b.IgGc

c.IgMd

d.IgEe

jawabanya adalah A

5.Jika tubuh terinfeksi virus influenza yang telah menginfeksinya beberapakali, akan terjadi?
a.Isomunitas

b.Heteroimunitasc

c.Respon Sekunder

d.Respon Primer

jawabanya Adalah C

6.Ada lima kelas immunoglobin. Immunoglobin yang terbentuk setelah immunuglobin M


adalah?

a.Immunoglobin Eb

b.Immunoglobin Ac

c.Immunoglobin D

d.Immunoglobin G

Jawabanya adalah D

7.Kekebalan yang dimiliki sejak lahir dan bersifat non-spesifik disebut?

a.Kekebalan Humoral

b.Kekebalan Seluler

c.Kekebalan Bawaan

d.Kekebalan Buatane

jawabanya Adalah C

8.Faktor yang tidak diinginkan dari respon imun diantaranya adalah sebagai berikut kecuali?

a.Alergi

b.Proteksi Terhadap Infeksi

c.Penyakit Antoimun

d.Eritroblatosis Fetalis

Jawabanya Adalah A

9.Komponen-komponen sistem imun non-spesifik terdiri atas/

a.Pertahanan fisik/mekanik

b.Pertahanan Biokimiawi
c.Pertahanan Seluler

d.Benar Semua

Jawabanya adalah D

10.Immunoglobin A terdapat pada?

a.Saluran pernapasan, Pencernaan, Asi

b.Liver

c.Serumen

d.Jantung

Jawabanya adalah A

11.Sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan mikroganisme, karena dapat


memberikan respon langsung terhadap antigen?

a.Komplemen

b.Natural Killer

c.Sistem Imun Spesifik

d.Sistem Imun Non-Spesifik

Jawabanya adalah D

12.Antigen merupakan sel host yang unik dan penting dalam respon imun adalah?

a.Protein MHC

b.Interferon

c.Sitokinin

d.Komplemen

Jawabanya adalah B

13.Respon pandangan dan imun yang abnormal disebut?

a.Respon Imun

b.Respon Cepat

c.Reaksi Hipersensitivitas

d.Imunitas
Jawabanya Adalah D

14.Terapi pada penderita AIDA antara lain sebagai berikut?

a.NTRI

b.Sitostatika

c.Inhibitor Protase

d.Antiretrovirus

Jawabanya Adalah A

15.Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya penyakit autoimun adalah?

a.Imunoglobin E

b.ANA test

c.Tes CD4

d.Tes CD8

Jawabanya adalah B

Anda mungkin juga menyukai