Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRODUK MONOKLONAL ANTIBODI

KELOMPOK III
I Made Astawa Ari Putra 171200245
I Putu Aditya Pradnya Putra 171200246
I Putu Pasek Ardita Nindya 171200247
I Waya Juniarsa 171200248
Khoiriyyahtus Sa’diyah 171200249
A2D FARMASI KLINIS

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida
Sang Hyang Widhi Wasa), karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Produk monoclonal antibody” tepat
waktu. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu prasyarat dalam
menempuh mata kuliah Kimia Medisinal yang diampu oleh bapak Apt. I Gusti
Ngurah Agung Windra W.P., S.Farm.,M.Sc
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami tantangan dan
hambatan, akan tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak, tantangan ini dapat
diatasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada bapak Apt. I Gusti Ngurah Agung Windra W.P., S.Farm.,M.Sc
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik membangun
sangat diharapkan guna memperbaiki makalah ini dan makalah penulis
berikutnya.
Akhir kata penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi penulis dan para pembaca.

Denpasar, November 2020

                                                                               Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Monoklonal Antibodi......................................................................................
2.2 Produk..............................................................................................................
2.3 Proses Produksi...............................................................................................
2.4 Proses Upstream..............................................................................................
2.5 Proses Downstream.........................................................................................
2.6 Analisis Kemurnian ........................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.1 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang homogen, sangat
spesifik dan dapat diproduksi dalam jumlah yang besar sehingga sangat
menguntungkan jika digunakan sebagai alat diagnostik. Beberapa jenis kit
antibodi monoklonal telah tersedia di pasaran untuk mendeteksi bakteri
patogen dan virus, serta untuk ujikehamilan
ebagaimana telah diketahui bahwa antibodi dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan antigen di dalam tubuh. Walaupun imunologi
khususnya imunokimia telah cukup maju, antibodi yang digunakan untuk
mengenali suatu antigen masih dibuat dengan cara yang konvensional,
yaitu mengimunisasi hewan percobaan, mengambil darahnya dan
mengisolasi antibodi dalam serum sehingga menghasilkan antibodi
poliklonal. Apabila dibutuhkan antibodi dalam jumlah besar maka
binatang percobaan yang dibutuhkan juga sangat besar jumlahnya.
Namun jumlah antibodi yang dapat diproduksi melalui binatang untuk
memenuhi kebutuhan antibodi yang spesifik untuk tujuan diagnostik masih
dirasakan sangat kurang. Idealnya antibodi spesifik dapat dibuat secara in
vitro, sehingga dapat diproduksi antibodi dalam jumlah besar tanpa
terkontaminasi dengan antibodi lain yang tidak dikehendaki. Dalam
antibodi poliklonal jumlah antibodi yang spesifik sanagt sedikit, sangat
heterogen karena dapat mengikat macam-macam epitop dan sangat sulit
menghilangkan antibodi lain yang tidak diinginkan.
Pada tahun 1975, Kohler dan Milstein memperkenalkan cara baru
untuk membuat antibodi dengan mengimuniasasi percobaan, kemudian sel
limfositnya difusikan dengan sel mieloma, sehingga sel hibrid dapat
dibiakkan terus menerus (immortal) dan membuat antibodi yang homogen
yang diproduksi oleh satu klon sel hibrid. Antibodi yang homogen ini
disebut dengan antibodi monoklonal yang mempunyai sifat lebih spesifik
dibandingkan dengan antibodi poliklonal karena hanya dapat mengikat 1
epitop antigen dan dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas. Terobosan
Georges Kohler, Cesar Milstein dan Niels Jerne, yang mendapat hadiah
Nobel pada tahun 1985 berkat hasil penemuannya tentang antibodi
monoklonal, telah membawa perubahan besar dalam produksi antibodi
secara in vitro.
Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi dua
jenis sel, yaitu sel limfosit b yang memproduksi antibodi dengan sel
kanker (sel mieloma) yang dapat hidup dan membelah terus menerus.
Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel kanker secara in vitro ini disebut
dengan hibridoma.
Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara
genetik mempunyai sifat yang identik akan memproduksi antibodi sesuai
dengan antibodi yang diproduksi oleh sel aslinya, yaitu sel limfosit B. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang
identik yang dapat mensekresi antibodi yang spesifik. Karena antibodi
yang diproduksi berasal dari sel hibridoma tunggal (mono-klon), maka
antibodi yang diproduksi disebut dengan antibodi monoklonal.
Sel hibridoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tidak
terbatas dalam kultur sel, sehingga mampu memproduksi antibodi
homogen yang spesifik (monoklonal) dalam jumlah yang hampir terbatas.
Contoh dari produk antibodi monoklonal adalah trastuzumab dimana
dia mengikat receptor HER2 (receptor pertumbuhan )dan dapat juga
sebagai pengobatan kanker. antibodi ada beberapa proses seperti upstream
dan downstream proses dimana semua menggunakan metode bioteknolgi
yang baik.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Proses produksi suatu produk monoklonal antibodi ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi produk monoklonal
antibodi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Monoklonal antibody


Antibodi merupakan campuran protein di dalam darah dan
disekresi mukosa menghasilkan sistem imun bertujuan untuk melawan
antigen asing yang masuk ke dalam sirkulasi darah (Alberts.2002).
Antibodi dibentuk oleh sel darah putih yang disebut limfosit B. Limfosit B
akan mengeluarkan antibodi yang kemudian diletakkan pada
permukaannya. Setiap antibodi yang berbeda akan mengenali dan
mengikat hanya satu antigen spesifik. Antigen merupakan suatu protein
yang terdapat pada permukaan bakteri, virus dan sel kanker. Pengikatan
antigen akan memicu multiplikasi sel B dan pelepasan antibodi. Ikatan
antigen antibodi mengaktivasi sistem respons imun yang akan menetralkan
dan mengeliminasinya(Abbas.2005. Antibodi memiliki berbagai macam
bentuk dan ukuran walaupun struktur dasarnya berbentuk `Y . Antibodi
tersebut mempunyai 2 fragmen, fragmen antigen binding Fab dan fragmen
cristallizable Fc. Fragmen antigen binding Fab digunakan untuk mengenal
dan mengikat antigen spesifik, tempat melekatnya antigen antibodi yang
tepat sesuai regio yang bervariasi disebut complementary determining
region (CDR) dan Fc berfungsi sebagai efektor yang dapat berinteraksi
dengan sel imun atau protein serum (Abbas.2005)
Antibodi monoklonal adalah antibodi buatan identifik karena
diproduksi oleh salah satu jenis sel imun saja dan semua klonnya
merupakan sel single parent (Nelson.2000)Antibodi monoklonal
mempunyai sifat khusus yang unik yaitu dapat mengenal suatu molekul,
memberikan informasi tentang molekul spesifik dan sebagai terapi target
tanpa merusak sel sehat sekitarnya. Antibodi monoklonal murni dapat
diproduksi dalam jumlah besar dan bebas kontaminasi. Antibodi
monoklonal dapat diperoleh dari sel yang dikembangkan di laboratorium,
reagen tersebut sangat berguna untuk penelitian terapi dan diagnostik
laboratorium. (Nelson.2000)

Ada empat jenis antibody manoklonal seperti berikut


(Tuscano.2005):
1. Murine,
murni didapat dari tikus dapat menyebabkan human anti mouse
antibodies (HAMA) nama akhirannya ″momab″
(ibritumomab).
2. Chimeric,
gabungan Fc antibodi human dan Fab antibodi monoklonal
tikus nama akhirannya ″ximab″ (rituximab).
3. Humanized,
hanya sebagian kecil Fab antibodi tikus yang digabungkan
dengan antibodi human (95-98%) nama akhirannya ″zumab″
(trastuzumab).
4. Fully human,
keseluruhan antibodi human nama akhirannya ″mumab″
(adalimumab).

2.2. Produk

Ada beberapa produk bioteknologi monoklonal antibodi ini. Di


antaranya seperti :

2.2.1. Trastuzumab
Trastuzumab merupakan antibodi monoklonal yang
menghambat reseptor HER2 (Human Epidermal growth factor
Receptor pada kanker payudara. Reseptor HER2 mampu untuk
membentuk heterodimer. Bentuk heterodimer tersebut merupakan
hasil dari kombinasi antara reseptor HER2 dengan berbagai
reseptor lain dalam family HER, sehingga membentuk kompleks
reseptor heterodimer. (Brennan PJ et al.,2000).
Cara kerja Trastuzumab dapat berikatan dengan HER2 protein
pada bagian ekstraseluler yang mengakibatkan HER2 protein
menjadi inaktif sehingga pertumbuhan tidak terkontrol dari sel
payudara terhenti. Trastuzumab bekerja dengan cara mengurangi
sinyal yang dimediasi HER2 melalui PI3K (phosphatidylinositol 3-
kinase) dan MAPK (mitogen-activated protein kinase) (Kute et al.,
2004).

Trastuzumab juga memiliki kemampuan untuk menginduksi


respon imun melalui mekanisme antibody-dependent cellular
cytotoxicity (ADCC). Mekanisme ini dapat menyebabkan peristiwa
apoptosis sel kanker. Keunggulan mekanisme seperti inilah yang
diharapkan terjadi, karena selama ini obat kanker yang ada,
menstimulasi apoptosis tidak hanya pada sel yang terkena kanker
namun juga sel normal. (Clynes et al., 2000)

2.3. Proses Produksi


Antibodi monoklonal (MAbs) dibuat secara identik sel kekebalan
tubuh dan menargetkan satu epitop tertentu secara monovalen atau afinitas
monospesifik. Tingginya afinitas dan pengikatan selektif MAbs ke epitop pada
antigen target membuat mereka alat yang sangat ampuh untuk digunakan
dalam biokimia, biologi molekuler dan obat-obatan. Yang pertama bekerja
Metode yang dijelaskan untuk isolasi monoclonal Antibodi adalah teknologi
hibridoma, berdasarkan pembentukan sel hibrida (hybridomas) dengan
memadukan antibodi producing B-sel dengan sel myeloma (kivi, et al., 2016)

Pada makalah ini kami menggunakan contoh produk Trastuzumab.


pada proses produksi produk ini intinya adalah pembuatan antibodi manusia
dengan cara kloning suatu antibodi manusia pada host yang di kenal dengan
hibridoma. Dimana ada beberapa proses seperti upstream dan downstream
proses. Upstream proses di mana proses dari pemilihan host dan sumber gen
yang di masukan ke dalam host biasanya berupa suatu antigen, yang nantinya
host akan membuat antibody yang mirip dengan manusia . Setelah itu ada
down stream proses dimana ada pemisahan protein antibody yang di produksi
oleh host , lalu pemurnian antibody, dan modifikasi jika ada. (Nicholus
J.2016)
2.4. Proses Upstream

Ada beberapa proses yang di lakukan untuk mendapat produk


bioteknologi trastuzumab seperti :

a. Host

Host yang digunakan adalah tikus atau mencit yang sudah


di imunisasi/vaksinasi. Pada kebanyakan proeses kebanyakan
menggunakan Chinese hamster ovary (CHO) dan Murine plasma
cell lines (NS0 and SP2/0-Ag14) untuk memproduksi mAb yang
digunakan secara terapi pada psien. CHOO dan NS0 ini adalah
pilihan untuk produksi mAb atau jalur sel (Nicholus J.2016)

b. Sumber Gen

Sumber gen berasal dari antibodi yang mirip dengan


manusia, dengan teknik menghapus beberapa aktivasi limfosit b.
sehingaa saat dimasukan pada host, host akan memproduksi
antibody yang mirip manusia (Nicholus J.2016)

c. Mekanisme kloning dan ekresi gen


Dimana mekanisme cloning sebagai berikut: Antibodi
monoklonal dihasilkan dari sel hibridoma. Sel hibridoma didapat
dengan cara menggabungkan sel limfosit spesifik dengan sel
mieloma. Sel limfosit spesifik mempunyai enzim HPRT
(hipoksantin fosforibose transferase). Sel mieloma hidupnya baka,
atau hidup terus menerus tapi tidak mempunyai enzim HPRT.
Enzim tersebut penting peranannya pada waktu terjadi fusi antara
sel limfosit spesifik dan sel mieloma. Enzim tersebut berfungsi
sebagai jalan terbentuknya metabolisme asam nukleat yang
berguna supaya sel hibridoma berkembang terus. Aminopterin
yang terdapat dalam media selektif HAT dapat memblokir
terjadinya sintesis nukleotid. Sel yang bergabung (hibridoma)
tahan terhadap aminopterin, sehingga dengan demikian dapat hidup
terus dalam media selektif. Hal tersebut terjadi karena sel
hibridoma mengandung enzim HPRT yang didapat dari sel limfosit
spesifik. Sebaliknya sel induk yang tidak bergabung (sel mjelonia
dan sel linifosit spesifik) akan mati dalam media selektif tersebut
(Nicholus J.2016)
Ekspresi vektor mamalia biasanya mengandung satu kaset
kode untuk gen antibodi dan gen penanda yang dapat dipilih untuk
ekspresi dalam sel mamalia, dan kaset kedua untuk gen yang
memungkinkan replikasi plasmid pada bakteri. Untuk mencapai
tingkat ekspresi antibodi yang tinggi, promoter/enhancer yang kuat
seperti promoter cytomegalovirus (CMV) dan promoter elongation
faktor alpha (EF1α) digunakan untuk mendorong ekspresi antibodi
rantai berat dan rantai ringan. Seringkali urutan intron di 5 'daerah
yang tidak ditranslasi disertakan setelah promotor/enhancer untuk
meningkatkan ekspor mRNA yang ditranskripsi ke sitoplasma dari
nukleus, dan satu atau lebih 3' urutan sinyal polialenilasi
dimasukkan untuk memaksimalkan tingkat mRNA. Urutan sinyal
polialenilasi yang umum digunakan adalah sekuens sinyal
polialegilasi SV40 akhir dan awal dan rangkaian poliesterilasi
molekul pertumbuhan sapi. Selain transkripsi, translasi dan sekresi
juga diperlukan untuk produksi antibodi. Biasanya, konsensus
urutan kode gen dibuat dengan menempatkan GCC GCC (A/G) CC
segera di depan kodon inisiasi terjemahan pertama untuk
meningkatkan inisiasi inisiasi terjemahan, sementara urutan
peptida sinyal ditempatkan tepat di depan peptida antibodi matang
untuk mengarahkan sekresi protein antibody (li.2010).
Gambar Proses pendapatan ekpresi gen dan host cell line

2.5. Proses Downstream

Dalam produksi mAb, proses downstream biasanya mencapai lebih dari 60


% biaya produksi mAb. Proses ini dilakukan dengan ketat untuk mencapai
kemurnian yang di butuhkan untuk terapi pada manusia, pada normalnya sel
yang di inginakn di pisahkan dari media dengan sentrifugasi atau filtrasi. Dan
langkah selanjutnya melibabkan membran dan kromatografi untuk
mengisolasi antibodi. Selanjutnaya ada inaktivasi virus, penghapusan virus
berbasis filtrasi dan operasi diafiltrasi akhir mamstikan kemurnian produk dan
ke amaan produk untuk terapi (Nicholus J.2016)

Gambar.2.5. Proses Upstream dan Downstream


2.5.1. Pemisahan dan pemurnian dengan Protein A Kromatografi

Protein kromatografi adalah suatu alat yang sangat di gunakan


untuk menangkap antibodi. Proses ini terdiri dari kolom yang di kemas
dengan resin yang mengandung protein A ligan covalenty attached.
Protein ligan ini memiliki pengikatan dinamis dari 15-100 g mAb/L resin
tergantung dari laju aliran di gunakan, antibodi yang di tangkap dan
absorben yang di gunakan. Protein A memiliki kelebihan yaitu sangat
selektif terhadap IgG, yang berasal dari aliran dengan kemurnian yang
biasanya melebihi 95%. Pengotor terkait seperti DNA, komponen media,
partikel virus dan lainya hampir seluruhnya. IgG yang terikan dielusi
dengan menggunakan buffer pH rendah dan eluatnya di lakukan pada
pemurnian berikutnya. Resin protein A di kautkan dengan beberapa
penurunan seperti pencucian dan pengikatan pengotor yang tidak spesifik
seperti Host Cell Protein dan DNA. Leaching mengurangi kapasitas
pengikat protein A kormatografi dan ada kebutuhan untuk menghilangkan
ligan yang disiapkan pada langkah pemurnian berikutnya sebagai
pengotor. Kerugian dari protein A adalah harganya yang mahal untuk
downstream proses ((Nicholus J.2016)

Langkah langkah pemolesn yang mengikuti kormatografi protein A


memastikan kualitas produk antibodi yang baik. Eluat dari kromaatografi
protein A menajdi sasaran inaktivasi virus dan diafiltrasi sebelum kek
tahap Kromatografi ion exchange (IEC). IEC ini mengurangi pengotor
resido seperti DNA, Sisa HCP, protein A yang tersisa, endotoksin , media
komponen dan virus dari garis sel. Kromatografi ion-exhcange di ikuti
dengan proes filtrasi virus untuk menyingkirkan virus sebelum aliran di
lakukan ke kromatografi hidrophobic interaction. HIC (hidrophobic
interaction cromathografy) menghapus agregat, saat mode pengikat dan
eluat yang mengeleminasi pengotor. Pemisahan HIC lebih murah dari
protein A kromatografi, tetapi terbatas dalam kapasitas dan hasil. Tahap
akhir pemurnian melibatkan diafiltrasi dan filtrasi steril yang menjaim
kemurnian tinggi dari IgG dan formulasi yang benar (Nicholus J.2016)
2.6. Analis Kemurnian

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan di atas ada beberapa kesimpulan yang di
dapatkan
1. Trastuzumab merupakan produk antibodi monoklonal yang mengikat
HER 2
2. Proeses produksi dari trastuzumab dari upstream menggunakan CHO
dan NS0, dengan difusikan beberapa sumber gen seperti limfosit b,
sehingga dapat menghasilkan antibodi monoklonal yang di inginkan
3. Proses downstream menggunakan cromatografi yang melibatkan
pemisahan dan pemurnian dari antibodi yang di inginkan
4.
3.2. Saran
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas

DAFTAR PUSTAKA

Tuscano JM, Noonan K, Mulrooney T. Monoclonal antibodies: case studies in


novel therapies. In: Frankel C, editor. A continuing education program for
oncology nurses. Pittsburgh: OES; 2005

Feng Li et al.,2010.Cell culture processes for monoclonal antibody production,


Oceanside Pharma Technical Development, mAbs

Kivi, et al., 2016. BMC Biotechnology

Nicholus J.2016. Integrated process for the production and purification of


monoclonal antibodies from animal cell cultures

Nelson PN, Reynolds GM, Waldron EE, Ward E, Giannopoulos K, Murray PG.
Demystified monoclonal antibodies. J Clin Pathol: Mol Pathol 2000
Abbas AK, Lichtman AH. Antibodies and antigens. In: Schmitt WR, Krehling H,
editors. Cellular and molecular immunology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2005

Clynes R.2000. Inhibitory Fc receptors modulate in vivo cytotoxicity against


tumor targets. Laboratory of Molecular Genetics and Immunology, The
Rockefeller University

Anda mungkin juga menyukai