Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI DAN KIMIA KLINIK

PRAKTIKUM IV: PROFIL LIPID

Hari, Tanggal Praktikum: Sabtu, 22 Juni 2019

Oleh:
I Wayan Juniarsa

NIM. 171200248

Kelompok II

Kelas A2D

Dosen Pengampu : I K. Putra Juliantara, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu menentukan kadar kolesterol total dalam serum.
1.2 Prinsip
Trigliserida + H20 lipase gliserol +farthy acids
Gliserol + ATP GK G3P + ADP
G3P + 02 GPO DAP +H202
H202 + 4AP P- chlopohenol POD + H20
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak atau senyawa lipid di dalam tubuh. Tubuh
memperoleh kolesterol dari sumber makanan eksogen (diet) dan sintesis lemak endogen
(diproduksi oleh tubuh). Kolesterol dalam beberapa lemak di dalam darah seperti trigliserida
dan fosfolipid merupakan senyawa organic yang tidak larut di dalam plasma (cairan)
darah,tetapiterikat oleh suatu protein yang disebut lipoprotein. Ada 5 jenis protein, yaitu
kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediet density lipoprotein (IDL),
low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Kelima jenis lipoprotein
tersebut, kilomikron dan VLDL lebih banyakmengandung porsi trigliserida, sedangkan LDL
dan HDL lebih banyak mengandung porsi kolesterol (Satriaperwira. 2008).
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Dari
rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3
memiliki posisi oleh karena dihubungkan dengan garis penuh.
Serum adalah cairan tubuh yang mengandung system kekebalan terhadap suatu kuman.
Serum terdapat dalam darah berupa cairan bening pada darah yang membeku .
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap :
i. Sintesis mevalonat, suatu senyawa 6-karbon dan asetil Ko-A.
ii. Enam isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa
skualena.
iii. Unit isoprenioid dibentuk dari mevalonat melalui pelepasan CO2.
iv. Skualena mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid
induk.
v. Kolesterol dibentuk dari kolesterol setelah melewati beberapa tahap selanjutnya
termasuk pelepasan 3 gugus metil.
Sementara itu, pemeriksaan kadar kolesterol total menggunakan penetapan kadar
kolesterol serum dengan metode enzimatik fotometrik test CHOD-PAP (cholesterol Oxidase
Phenol Aminoantipyrin). Prinsip metode ini adalah penguraian kolesterol dan esternya
menjadi peroksida dengan hidrolisa dan oksidasi enzimatik.
2.2 Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ
dalam tubuh. Dari sudut ilmu kimia trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari
gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Trigliserida dalam tubuh digunakan untuk
menyediakan energi berbagai proses metabolisme. Fungsi lipid ini mempunyai peranan yang
hampir sama dengan karbohidrat yaitu memberi energi untuk tubuh (Guyton dan Hall,
2007).

Trigliserid merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak
jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi
merupakan faktor risiko. Kadar trigliserida perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut
yaitu bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang menderita PJK <55
tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM &
pankreas (Anwar, 2004).

Trigliserida merupakan lemak yang terbentuk dari makanan, trigliserida dibentuk di hati
yang disimpan sebagai lemak di bawah kulit dan di organ-organ lain. Kadar trigliserid akan
meningkat apabila asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan.
Trigliserida merupakan sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh (Fauziah dan
Suryanto, 2012).

BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT
a. Tabung reaksi
b. Mikropipet
c. Tissue
d. Kuvet
e. Spektrofotometer
f. Beaker glass
g. Yellow tip dan blue tip
h. Timer/Stopwatch
i. Water bath
3.2 BAHAN
a. Serum
b. Aquadest
c. Larutan Standar

BAB IV
CARA KERJA
5.1Pembuatan Larutan Blanko untuk Trigliserida

Disiapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan

Dimasukkan Reagen ke dalam tabung sebanyak 1000 µL

Ditambahkan Aquadest ke dalam tabung sebanyak 10 µL

Tabung siap digunakan sebagai blank pada pemeriksaan spektrofotometer


5.2Pembuatan Larutan Standar Trigliserida

Disiapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan

Dimasukkan Reagen ke dalam tabung sebanyak 1000 µL

Ditambahkan Standar ke dalam tabung sebanyak 10 µL

Tabung dikocok dan didiamkan pada suhu ruangan selama 10 menit


kemudian dibaca di spektrofotometer

Hasil dicatat dan dihitung


5.3Pembuatan Larutan Sampel Trigliserida

Disiapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan

Dimasukkan Reagen ke dalam tabung sebanyak 1000 µL

Ditambahkan Sampel ke dalam tabung sebanyak 10 µL

Tabung dikocok dan didiamkan pada suhu ruangan selama 10 menit


kemudian dibaca di spektrofotometer

Hasil dicatat dan dihitung


5.4Pengukuran dengan Spektrofotometer

Diatur spektrofotometer dengan cara tekan go to lamda ( )

Diubah lamdanya ( ) menjadi (505 nm untuk Trigliserida)

Ditekan set kemudian enter

Dipindahkan larutan pada tabung reaksi ke dalam kuvet lalu dimasukkan


kedalam spektrofotometer (Dengan urutan: blanko, standar, dan sampel)

Ditekan zero untuk membuat angka blanko menjadi 0

Ditarik tombol pada spektrofotometer untuk mendapatkan angka


absorbansi dari masing-masing larutan. Dicatat dan dihitung hasil yang
didapatkan

BAB V
HASIL PRAKTIKUM
5.1 Hasil
No Bahan Larutan Blanko Standar Sampel 1 Sampel 2

1 Reagen 1000 1000 1000 1000

2 Standar 10 - - -

3 Sampel 1 - - 10 -

4 Sampel 2 - - - 10

Blanko =0
Standar = 0, 155
Sampel 1 = 0, 210
Sampel 2 = 0, 012

Sampel 1

= 270, 96 mg/dl

Sampel 2 =

= 15, 48 mg/dl

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Trigliserida
Pada praktikum ini di lakukan pembuatan tiga larutan yaitu blanko, standar, dan
sampel. Untuk blanko larutan yang digunakan adalah campuran antara aquadest 10 µL dan
Reagen sebanyak 1000 µL. Larutan blanko adalah larutan yang tidak menggunakan analit
untuk dianalisis.Larutan ini berfungsi sebagai kalibrasi alat spektrofotometer.

membuat larutan standar, dengan mencampurkan 1000 µL Reagent, dan 10 µL


Standar ke dalam tabung reaksi, setelah itu tabung diaduk dan dipanaskan dengan water
bath pada suhu 370C selama 5 menit kemudian dibaca di spektrofotometer. Hasil dicatat
dan dihitung. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat larutan sampel, dengan
mencampurkan 1000 µL reagen, 10 µL sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung
diaduk dan dipanaskan dengan water bath pada suhu 37 0C selama 5 menit kemudian
dibaca di spektrofotometer. Hasil dicatat dan dihitung.

Pada spektrofotometri cahaya dibagi menjadi dua, yaitu cahaya absorban dan
cahaya transmitan. Cahaya absorban merupakan cahaya yang diam pada kuvet yang sudah
mengandung sampel. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam
nilai absorbansi karena akan memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel (Rizkiany,
2011). Sedangkan cahaya transmitan merupakan cahaya yang melewati kuvet yang sudah
mengandung sampel.

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai kadar Trigliserida sampel 1 dengan hasil
270,96 mg/dl dan sampel 2 dengan hasil 15,48 mg/dl dengan nilai ekspektasi untuk laki-
laki yaitu 40-160 mg/dL, dan untuk wanita yaitu 35-135 mg/dL yang menandakan sampel
memiliki nilai Trigliserida yang tinggi di atas normal. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kadar trigliserida tersebut antara lain:

1. Gaya hidup

2. Usia

3. Penyakit hati

4. Kadar hormon dalam tubuh

5. Diet tinggi lemak

6. Diet tinggi karbohidrat.

Waktu inkubasi pemeriksaan trigliserida dengan waktu yang tidak sesuai prosedur
dapat mempengaruhi hasil karena perubahan dari zat-zat terlarut didalamnya (Hardjoeno,
2003). Pemipetan yang kurang tepat pada pemeriksaan juga dapat mempengaruhi hasil
kadar trigliserida. Faktor yang dapat juga mempengaruhi hasil yaitu sampel darah
hemolisis dan pemipetan yang tidak tepat

BAB VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa hasil Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai kadar Trigliserida sampel 1 dengan hasil 270,96 mg/dl dan
sampel 2 dengan hasil 15,48 mg/dl dengan nilai ekspektasi untuk laki-laki yaitu 40-160
mg/dL, dan untuk wanita yaitu 35-135 mg/dL yang menandakan sampel memiliki nilai
Trigliserida yang tinggi di atas normal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar
trigliserida tersebut antara lain Gaya hidup,Usia,Penyakit hati,Kadar hormon dalam
tubuh,Diet tinggi lemak dan Diet tinggi karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Bahri. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Fauziah, Y.N., Suryanto. 2012. Perbedaan Kadar Trigliserid pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Terkontrol dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Tidak Terkontrol. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Satriaperwira. 2008. Patofisiologi Pembentukan Plaque from various sources. (akses tanggal
31 maret 2012) Soeharto, I. 2004.Serangan Jantung dan Stoke Hubungannya Dengan
Lemak dan Kolesterol. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai