Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH IMMUNOSEROLOGI

ANTIBODI
Dosen Pengampu :
Nurminha, M.Sc.

Disusun Oleh :

1. Nova Mardiana 1713453007


2. Ayu Novia 1713453009
3. Rania Desmaliya 1713453014
4. Aprilia Mayang Asih 1713453015
5. Syafira Diska Hardanti 1713453017
6. Bagus Saputra 1713453030
7. Risky Messyana 1713453034
8. Sindi Neta Nia 1713453039
9. Febrina Chrisdamara 1713453043
10. M. Taufiqur Rahman 1713453045
11. Ervika Dwi Ananda Putri 1713453048
12. Sheren Wina Reulista 1713453049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI D3 ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Selama pengerjaan makalah ini, kami mencurahkan pikiran, kemampuan, dan pengalaman
sebaik mungkin guna terwujudnya makalah yang baik. Tidak lupa penulisan mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan tidak luput dari kesalahan,
kelalaian dan kekurangan, sehingga dapat diterima bila ada kritik dan saran dari para
pembaca agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam pembuatan makalah
yang berikutnya.

Bandar Lampung, 16 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

BAB IPENDAHULUAN ......................................................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................

BAB IIPEMBAHASAN .......................................................................................................

2.1 Pengertian antibodi ...............................................................................................

2.2 Struktur antibodi ...................................................................................................

2.3 Variabilitas antibodi...............................................................................................

2.4 Jenis jenis antibodi .................................................................................................

2.5 Reaksi antigen antibodi .........................................................................................

2.6 Penyakit antibodi .................................................................................................

BAB IIIPENUTUP ...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri dari
benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh inilah yang
disebut sistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit.
Sistem imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal “benda” asing
yang masuk ke dalam tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai
pendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan segera
menghancurkannya.

Pada manusia dikenal 5 kelas antibodi . Tiap kelas mempunyai perbedaan


sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan
aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar abtibodi terdiri atas 2 macam rantai
polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H
(rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat
molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H
dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa
sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan
imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang
dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri
dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain.

Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat


dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin
termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri dari
82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat
biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu
mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta
pelepasan histamin dari sel mastosit.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian antibodi?
2. Apa saja struktur antibodi ?
3. Apa saja viriailitas antibodi?
4. Apa saja jenis jenis antibodi dan penyakit antibodi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antibodi

Immunoglobulin atau antibody adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam


serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Immunoglobulin termasuk kedalam
kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-96%
polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul
antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara
spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada
manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi
pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik berlainan.

Molekul antibody mempunyai dua fungsi yaitu :

 Meningkatkan antigen secara spesifik


 Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
 Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui darah
seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
 Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung sebagian besar
antibodyàjaringan serum
 Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan antigen tersebut
kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor sekunder.
Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu aktivasi komplemen, di
samping itu merangsang pelepasan histamine oleh basofil atau mastosit dalam reaksi
hipersensitivitas tipe segera

2.2 Struktur Imunoglobulin

Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun
dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai

 H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000


 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Gambar 2.1 srtuktur antibodi

Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai
ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang
simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau
rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain,
sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L
mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu
rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai
jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D
masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.

Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai
L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas
antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site) yang
menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung
bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak
dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat
pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan
degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal
sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian
besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian
masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian
fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen

2.3 Variabilitas Antibody

Immunoglobulin merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen. Heterogenitas


ini disebabkan oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan
mengakibatkan perbedaan struktur molekul. Hal ini selanjutnya menimbulkan variabilitas
dalam determinan antigenik Ig. Keragaman antibodi tergantung pada :

Variabilitas antibodi dapat digolongkan berdasarkan :

1. Variasi Isotip

Pada manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas
Immunoglobulin. Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu Ig A, Ig
D, Ig E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa sub kelas seperti
Ig G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H – chain yang terdapat pada
berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu orang maka bagian tersebut
dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga berlaku bagi bagian konstan L – chain
kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada
semua orang.

2. Variasi Alotip

Determinant antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga berbeda dengan
yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut varian Alotip. Contohnya ;
golongan darah rhesus.

3. Variasi Idotip

Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi oleh
individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama. Idiotip inilah yang
membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul imunoglobulin yang lain dalam
alotip yang sama. Variasi idiotip adalah karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.

2.4 Jenis – Jenis Antibodi


Sebelumnya telah disebutkan bahwa Antibodi merupakan glikoprotein yang

membantu sistem kekebalan tubuh menetralisir dan menghancurkan antigen yang mausk ke

dalam tubuh. Antibodi juga dikenal dengan sebutan Imunoglobulin (Ig). Berikut ini adalah

jenis-jenis Antibodi yang terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu :

Gambar 2.2 klasifikasi antibodi

1. Imunoglobulin G (IgG)
IgG merupakan Antibodi yang paling umum dan biasanya dihasilkan hanya dalam

waktu beberapa hari saja. Immunoglobulin G dapat hidup di dalam darah sampai beberapa

hari bahkan beberapa tahun lamanya. Antibodi IgG beredar di dalam darah kelenjar getah
bening, dan usus. Saat antigen masuk, maka mereka menggunakan aliran darah untuk

menuju ke tempat lokasi masuknya antigen tersebut.

IgG mempunyai efek yang kuat dalam pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus, serta

menetralkan asam yang terkandung pada racun antigen. Selain itu, Antibodi IgG memiliki

kemampuan spesifik yang dapat menembus dan menyelip diantara sel-sel dan

menyingkirkan bakteri yang masuk ke dalam sel dan kulit. Terkahir, Antibodi jenis ini juga

dapat menembus masuk ke dalam plasenta ibu hamil untuk melindungi janin dari

kemungkinan terjadinya infeksi. Kemampuan ini dimiliki oleh IgG karena ukuran

molekulnya yang kecil.

2. Imunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A memiliki kecendrungan yang besar untuk memilih lokasi

penempatan di daerah-daerah tubuh yang lembab seperti air mata, ASI, air liur, darah,

kantong-kantong udara, lender, getah lambung, dan sekresi usus. Hal ini dikarenakan

sifatnya yang sama seperti bakteri yang menyukai area lebab untuk dijadikan markas.

Selain itu, Antibodi jenis ini dapat melindungi janin dalam kandungan ibu agar terbebas dari

kemungkinan masukny antigen yang dapat menyebabkan terganggunya tubuh janin. Akan

tetapi, Antibodi IgA dalam tubuh ibu akan menghilang ketika bayi dilahirkan. Namun, akibat

adanya kandungan IgA dalam air ASI, maka bayi tetap mendapat perlindungan.

3. Imunoglobulin M (IgM)
Hampir sama seperti jenis Antibodi yang lain, Antibodi IgM juga terdapat di dalam

darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B. Imunoglobulin M merupakan jenis

Antibodi pertama yang melakukan penyeranagn terhadap antigen bila ada antigen yang
masuk.
Janin di dalam rahim akan mendapat perlindungan dari IgM pada umur kehamilan sekitar 6

bulan. Produksi IgM akan meningkat apabila sedang bertarung melawan antigen. Maka dari

itu, bila ingin melihat apakah janin telah terinfeksi atau tidak, bisa dengan melihat kadar IgM

dalam darah.

4. Imunoglobulin D (IgD)
Antibodi ini juga terdapat di dalam darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel

B. Antibodi IgD tidak mampu untuk bertindak secara sendiri-sendiri, akan tetapi mereka

menempel dengan permukaan sel T, sehingga dapat membantu sel T menangkap antigen.

5. Imunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin E beredar di dalam darah dan bertugas untuk memanggil pasukan

lain untuk menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi jenis ini seringkali

menyebabkan reaksi alergi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, pada orang yang

sedang terkena reaksi alergi, di dalam darahnya meningkat produksi daripada IgE.

2.5 Reaksi Antigen Antibodi

Gambar 2.3 reaksi antigen antibodi


Reaksi antigen dengana Antibodi akan terjadi apabila ada zat kuman/bakteri
(antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Pada awalnya, ketika ada zat asing yang masuk, maka
leukosit jenis monosit akan langsung menyerang zat tersebut dengan bantuan dari neutrophil.
Setelah itu, monosit yang telah membunuh zat itu langsung mengantarkannya ke limfosit B
untuk didata dan dibuatkan Antibodi untuk jenis zat asing yang telah mati tersebut. Setelah
Antibodi terbentuk, maka giliran limfosit T yang akan berperan untuk memastikan bahwa
Antibodi tadi sudah tertanam di permukaan sel-sel tubuh.

2.6 Penyakit Antibodi (Autoimun)

Penyakit autoimun terjadi ketika Antibodi tubuh yang beredar tidak mampu
mebedakan antara antigen dengan sel tubuhnya sendiri. Ketika hal ini terjadi, maka tubuh
akan memproduksi Antibodi terhadap sel tubuhnya sendiri yang tidak berbahaya. Maka dari
itu, mereka dapat menyerang sel tubuh normal di dalam tubuh.

Penyerangan yang dilakukan terhadap sel tubuh sendiri ini menyebabkan kerusakan sel
tubuh sehingga timbul penyakit-penyakit yang dapat mematikan para penderitanya. Alasan
mengapa tubuh memproduksi Antibodi terhadap sel tubuh sendiri belum diketahui dengan
pasti. Akan tetapi, dugaan sementara bahwa adanya perantara dari bakteri dan virus yang
masuk ke dalam tubuh dapat memicu respon autoimun. Selain itu, paparan bahan kimia
tertentu dan juga paparan terhadap sinar ultraviolet dapat menyebabkan perubahan pada
protein tubuh. Contoh-contoh penyakit autoimun adalah :

1. Diabetes Melitus Tipe 1


Pada penyakit ini, reaksi sistem imun menyerang sel-sel pancreas sehingga dapat merusak
fungsi organ oankreas dalam memproduksi hormone insulin. Akibatnya, glukosa dapat
meningkat di dalam darah. Penyakit ini dapat menyerang remaja maupun dewasa sebelum
usia 40 tahun. Hal yang paling penting adalah penyakit ini belum mampu untuk
disembuhkan secara total. Penderita diabetes mellitus tipe 1 diwajibkan untuk memakai
insulin setiap hari.

2. Rheumatoid Arthritis
Kondisi ini awal mulanya disebabkan oleh proses peradangan sendi yang terjadi. Akibatnya,
sistem imun tubuh memproduksi Antibodi untuk merespon peradangan tersebut. Akam
tetapi setelah diproduksi, Antibodi ini bukannya menyerang antigen, tetapi menyerang
pelapis sendi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pelapis sendi, bila diabaikan, dapat
mengakibatkan kerusakan permanen pada sendi.

3. Psoriasis
Penyakit ini menyerang kulit yang berawal dari pembentukan Antibodi oleh sistem
kekebalan tubuh yang terlalu aktif di kulit, sehingga menyebabkan terkumpulnya banyak
Antibodi di kulit dan mengakibatkan kulit menjadi bersisik dan berwarna keperakan.

4. Graves Disease
Penyakit ini menyerang manusia dan merupakan penyakit tiroid yang paling sering ditemui.
Penyakit ini dapat menimbulkan keadaan seperti mata menonjol (exophthalmos), pretibial
myxedema, dan kelenjar tiroid yang membesar.

5. Lupus
Lupus disebabkan oleh proses autoimun dimana Antibodi yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh menyerang secara bebas sel-sel tubuh seperti jaringan saraf, ginjal, paru-
paru dan bagian-bagian tubuh yang lainnya. Lupus juga dikenal dengan nama Systemic
Lupus Erythematosus.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antibodi adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel B limfosit (salah stau
jenis sel darah putih/leukosit). Antibodi memiliki struktur tertentu dan telah teraktivasi
sehingga menjadi sel plasma. Antibodi ini merupakan sistem pertahanan tubuh melalui
sistem kekebalan tubuh (imunitas) untuk membunuh dan menetralisir zat-zat asing yang
masuk ke dalam tubuh yang dapat membahayakan tubuh, seperti bakteri, virus atau zat
kimia lainnya..Adapun klasifikasi Immunoglobulin adalah :

1. Immunoglobulin A
2. Immunoglobulin E
3. Immunoglobulin M
4. Immunogloblulin D
5. Immunoglobulin G
DAFTAR PUSTAKA

https://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/makalah-imunolgi/

http://nightray13-kuro.blogspot.com/2013/09/imunologi-makalah-interaksi-
antigen.html

https://www.ilmudasar.com/2016/10/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis.html

Anda mungkin juga menyukai