Makalah Immunoserologi (Antibodi)
Makalah Immunoserologi (Antibodi)
ANTIBODI
Dosen Pengampu :
Nurminha, M.Sc.
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Selama pengerjaan makalah ini, kami mencurahkan pikiran, kemampuan, dan pengalaman
sebaik mungkin guna terwujudnya makalah yang baik. Tidak lupa penulisan mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan tidak luput dari kesalahan,
kelalaian dan kekurangan, sehingga dapat diterima bila ada kritik dan saran dari para
pembaca agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam pembuatan makalah
yang berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri dari
benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh inilah yang
disebut sistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit.
Sistem imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal “benda” asing
yang masuk ke dalam tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai
pendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan segera
menghancurkannya.
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun
dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai
ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang
simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau
rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain,
sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L
mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu
rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai
jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D
masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai
L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas
antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site) yang
menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung
bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak
dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat
pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan
degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal
sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian
besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian
masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian
fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen
1. Variasi Isotip
Pada manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas
Immunoglobulin. Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu Ig A, Ig
D, Ig E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa sub kelas seperti
Ig G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H – chain yang terdapat pada
berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu orang maka bagian tersebut
dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga berlaku bagi bagian konstan L – chain
kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada
semua orang.
2. Variasi Alotip
Determinant antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga berbeda dengan
yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut varian Alotip. Contohnya ;
golongan darah rhesus.
3. Variasi Idotip
Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi oleh
individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama. Idiotip inilah yang
membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul imunoglobulin yang lain dalam
alotip yang sama. Variasi idiotip adalah karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
membantu sistem kekebalan tubuh menetralisir dan menghancurkan antigen yang mausk ke
dalam tubuh. Antibodi juga dikenal dengan sebutan Imunoglobulin (Ig). Berikut ini adalah
1. Imunoglobulin G (IgG)
IgG merupakan Antibodi yang paling umum dan biasanya dihasilkan hanya dalam
waktu beberapa hari saja. Immunoglobulin G dapat hidup di dalam darah sampai beberapa
hari bahkan beberapa tahun lamanya. Antibodi IgG beredar di dalam darah kelenjar getah
bening, dan usus. Saat antigen masuk, maka mereka menggunakan aliran darah untuk
IgG mempunyai efek yang kuat dalam pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus, serta
menetralkan asam yang terkandung pada racun antigen. Selain itu, Antibodi IgG memiliki
kemampuan spesifik yang dapat menembus dan menyelip diantara sel-sel dan
menyingkirkan bakteri yang masuk ke dalam sel dan kulit. Terkahir, Antibodi jenis ini juga
dapat menembus masuk ke dalam plasenta ibu hamil untuk melindungi janin dari
kemungkinan terjadinya infeksi. Kemampuan ini dimiliki oleh IgG karena ukuran
2. Imunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A memiliki kecendrungan yang besar untuk memilih lokasi
penempatan di daerah-daerah tubuh yang lembab seperti air mata, ASI, air liur, darah,
kantong-kantong udara, lender, getah lambung, dan sekresi usus. Hal ini dikarenakan
sifatnya yang sama seperti bakteri yang menyukai area lebab untuk dijadikan markas.
Selain itu, Antibodi jenis ini dapat melindungi janin dalam kandungan ibu agar terbebas dari
kemungkinan masukny antigen yang dapat menyebabkan terganggunya tubuh janin. Akan
tetapi, Antibodi IgA dalam tubuh ibu akan menghilang ketika bayi dilahirkan. Namun, akibat
adanya kandungan IgA dalam air ASI, maka bayi tetap mendapat perlindungan.
3. Imunoglobulin M (IgM)
Hampir sama seperti jenis Antibodi yang lain, Antibodi IgM juga terdapat di dalam
darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B. Imunoglobulin M merupakan jenis
Antibodi pertama yang melakukan penyeranagn terhadap antigen bila ada antigen yang
masuk.
Janin di dalam rahim akan mendapat perlindungan dari IgM pada umur kehamilan sekitar 6
bulan. Produksi IgM akan meningkat apabila sedang bertarung melawan antigen. Maka dari
itu, bila ingin melihat apakah janin telah terinfeksi atau tidak, bisa dengan melihat kadar IgM
dalam darah.
4. Imunoglobulin D (IgD)
Antibodi ini juga terdapat di dalam darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel
B. Antibodi IgD tidak mampu untuk bertindak secara sendiri-sendiri, akan tetapi mereka
menempel dengan permukaan sel T, sehingga dapat membantu sel T menangkap antigen.
5. Imunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin E beredar di dalam darah dan bertugas untuk memanggil pasukan
lain untuk menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi jenis ini seringkali
menyebabkan reaksi alergi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, pada orang yang
sedang terkena reaksi alergi, di dalam darahnya meningkat produksi daripada IgE.
Penyakit autoimun terjadi ketika Antibodi tubuh yang beredar tidak mampu
mebedakan antara antigen dengan sel tubuhnya sendiri. Ketika hal ini terjadi, maka tubuh
akan memproduksi Antibodi terhadap sel tubuhnya sendiri yang tidak berbahaya. Maka dari
itu, mereka dapat menyerang sel tubuh normal di dalam tubuh.
Penyerangan yang dilakukan terhadap sel tubuh sendiri ini menyebabkan kerusakan sel
tubuh sehingga timbul penyakit-penyakit yang dapat mematikan para penderitanya. Alasan
mengapa tubuh memproduksi Antibodi terhadap sel tubuh sendiri belum diketahui dengan
pasti. Akan tetapi, dugaan sementara bahwa adanya perantara dari bakteri dan virus yang
masuk ke dalam tubuh dapat memicu respon autoimun. Selain itu, paparan bahan kimia
tertentu dan juga paparan terhadap sinar ultraviolet dapat menyebabkan perubahan pada
protein tubuh. Contoh-contoh penyakit autoimun adalah :
2. Rheumatoid Arthritis
Kondisi ini awal mulanya disebabkan oleh proses peradangan sendi yang terjadi. Akibatnya,
sistem imun tubuh memproduksi Antibodi untuk merespon peradangan tersebut. Akam
tetapi setelah diproduksi, Antibodi ini bukannya menyerang antigen, tetapi menyerang
pelapis sendi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pelapis sendi, bila diabaikan, dapat
mengakibatkan kerusakan permanen pada sendi.
3. Psoriasis
Penyakit ini menyerang kulit yang berawal dari pembentukan Antibodi oleh sistem
kekebalan tubuh yang terlalu aktif di kulit, sehingga menyebabkan terkumpulnya banyak
Antibodi di kulit dan mengakibatkan kulit menjadi bersisik dan berwarna keperakan.
4. Graves Disease
Penyakit ini menyerang manusia dan merupakan penyakit tiroid yang paling sering ditemui.
Penyakit ini dapat menimbulkan keadaan seperti mata menonjol (exophthalmos), pretibial
myxedema, dan kelenjar tiroid yang membesar.
5. Lupus
Lupus disebabkan oleh proses autoimun dimana Antibodi yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh menyerang secara bebas sel-sel tubuh seperti jaringan saraf, ginjal, paru-
paru dan bagian-bagian tubuh yang lainnya. Lupus juga dikenal dengan nama Systemic
Lupus Erythematosus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antibodi adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel B limfosit (salah stau
jenis sel darah putih/leukosit). Antibodi memiliki struktur tertentu dan telah teraktivasi
sehingga menjadi sel plasma. Antibodi ini merupakan sistem pertahanan tubuh melalui
sistem kekebalan tubuh (imunitas) untuk membunuh dan menetralisir zat-zat asing yang
masuk ke dalam tubuh yang dapat membahayakan tubuh, seperti bakteri, virus atau zat
kimia lainnya..Adapun klasifikasi Immunoglobulin adalah :
1. Immunoglobulin A
2. Immunoglobulin E
3. Immunoglobulin M
4. Immunogloblulin D
5. Immunoglobulin G
DAFTAR PUSTAKA
https://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/makalah-imunolgi/
http://nightray13-kuro.blogspot.com/2013/09/imunologi-makalah-interaksi-
antigen.html
https://www.ilmudasar.com/2016/10/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis.html