Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai
perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen
spesifik dan aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas
2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal
sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai
ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit)
terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan
disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang
menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari
rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh
ikatan disulfid interchain.
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat
dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin
termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri
dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa
sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi
yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen
serta pelepasan histamin dari sel mast.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi Imunoglobulin ?
2. Jelaskan hubungan Imunoglobulin dan antibody ?
3. Jelaskan klasifikasi dari Imunoglobulin ?
4. Jelaskan fungsi efektor antibody dan efektor ADCC?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Imunoglobulin
2. Untuk mengetahui hubungan Imunoglobulin dan antibody
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Imunoglobulin
4. Untuk mengetahui fungsi efektor antibody dan efektor ADCC
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Imunoglobulin
imunoglobulin adalah glikkoprotein plasma yang bersirkulasi dan dapat
berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigenic yang merangsang
pembentukan antibody, antibody disekresikan oleh sel plasma yang terbentuk
melalui proliferasi dan diferensiasi limfosit B (Effendi, 2003)
Imunoglobulin adalah sistem imun spesifik dan merupakan substansi
pertama yang diidentifikasi sebagai molekul dalam serum yang mampu
menetralkan sejumlah mikroorganisme penyebab infeksi (Andi Emelda, 2015. )
Immunoglobulin atau antibody adalah sekelompok glikoprotein yang
terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia.
Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai
struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.
Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut.
Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik
dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast.
Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai
perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen
spesifik dan aktivitas biologik berlainan. Molekul antibody mempunyai dua fungsi
yaitu
 Meningkatkan antigen secara spesifik
 Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
 Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui
darah seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
 Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung sebagian
besar antibody jaringan serum
 Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan antigen
tersebut kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi
efektor sekunder. Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu
aktivasi komplemen, di samping itu merangsang pelepasan histamine oleh
basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera.

Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang


tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
 H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000
 Rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.

Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai
L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga
membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai
daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir
110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan
antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L mempunyai 2
tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G
(γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai
mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain;
sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-
masing 5 domain.

Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim


papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari
bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang
bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat
pengikatan antigen (antigen binding site) yang menentukan spesifisitas
imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H
saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat
mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan
komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel
mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan
menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan
karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan
akibat kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat
antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik.
Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai
F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen.

B. Hubungan Imunoglobulin dan Antibody


Imunoglobulin biasa disebut juga sebagai antibody yang merupakan molekul
glikoprotein yang tersusun atas asam amino dan karbohidrat. Antibodi atau
Imunoglobulin sering kali disingkat dengan Ig. Imunoglobulin mengikat bakteri,
virus, atau molekul besar yang diidentifikasi sebagai benda asing. Imunoglobulin
diproduksi oleh limfosit B atau sel B. Berat molekul antibodi berkisar 150.000 Da
sampai 950.000 Da yang tergantung pada kelasnya. Semua molekul antibodi
terdiri dari dua untaian peptida yang dikenal dengan light chain, sedang yang
terdiri dari untaian peptida yang panjang disebut heavy chains. Keduanya terjadi
ikatan kovalen bersama yang disebut dengan ikatan disulfide (Nelson and Cox,
2011).
Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk
melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh
sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi
mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh,
yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut
lalu menghancurkannya. Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler,
antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka
menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan
demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus melumpuhkannya.
Tubuh manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk
hampir setiap musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai
dengan struktur setiap musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang
cukup kuat untuk menghadapi si musuh (antigen). Terdapat beberapa tipe antibodi
yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda,
yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat
mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh
mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan
respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui
(Male D, Brostoff J, Roth DB, 2013).

C. Klasifikasi Imunoglobulin
Pada manusia dikenal 5 kelas immunoglobulin,tiap kelas mempunyai
perbedaan fisik, tetpai pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik
dan aktivitas biologic berlaianan. Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain
di bagi menjadi dua sub kelas yakni :
a. Ada lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD.
b. Perbedaan antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai
beratnya. Perbedaan ini disebut: Isotip.
c. Rantai berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA
rantai Alfa, IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta.
d. Struktur dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing
dibentuk dari kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4
(empat) gugusan serupa itu dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua)
gugusan tersebut.
e. Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen
tergantung pada suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab).
Di sini suatu sekuens asam amino tertentu membentuk konfigurasi yang
merupakan pasangan dari konfigurasi antigen.
f. Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-
sendiri dan ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai
ringan dan berat disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung
bagian-bagian yang mempunyai asam amino yang lebih bervariasi daripada
yang lain. Daerah ini disebut daerah hiper variabel dan merupakan tempat
pengikatan antigen.
g. Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama
lain. Daerah-daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana
pun, baik pada rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini
menentukan aktivitas biologik tertentu dari molekul tersebut.

Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain di bagi menjadi yakni :


a. Immunoglobulin Sebagai Rantai Panjang imunoglobulin sebagai rantai
panjang tiap kelas mempunyai berat molekul,masa paruh, dan aktivitas
biologic yang berbeda.
1. Immunoglobulin G ( IgG )
 Merupakan antibodi dominan pada reaksi sekunder dan menyusun
pertahanan yang penting melawan bakteri dan virus. IgG merupakan
satu- satunya antibody yang dapat melintasi plasenta. Oleh karena itu
merupakan immunoglobulin yang palinyg di temukan pada bayi yang
baru lahir.
 IgG mempunyai struktur dasar immunoglobulin yang terdiri dari dua
rantai berta H dan dua rantai ringan L. IgG rantai berat H yang
dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu imonoglobulin ioni
mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka disebut
bivalen.
 IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat
molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari
seluruh jumlah immunoglobulin.
 IgG mempunyai empat subkelas,masing masing mempunyai perbedaan
yang tidak banyak dengan perbandingan jumlah sebagai berikut :
a. IgG1 dengan jumlah 40-70%
b. IgG2 dengan jumlah 4-20%
c. Igg3 dengan jumlah 4-8%
d. IgG4 dengan jumlah 2-6%
 masa paruh IgG adalah 3 minggu kecuali subkelas IgG3 yang hanya
mempunyai masa paruh satu minggu. Kemampuan meningkat
komplemen setiap subkelas juga tidak sama seperti IgG3> IgG1 > igG2
> IgG4. Sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat komplemen dari jalur
klasik tetapi melalui jalur internal.
2. Immunoglobulin M ( IgGn M )
 Antibodi berukuran paling besar mrupakan immunoglobulin yang
dproduksi pada awal respon imunitas primer.
 igN terdapat pada semua permukaan sel B yang belum aktif dan
tersusun atas lima unit L2 ( masing masing hamper sama IgG) dan satu
molekul rantai J (joining)
 erat molekul 900.000 yang mempunyai total selurpuluh tempat
pengikatan antigen yang identik oleh karena itu disebut bervalensi 10.
 Merupakan immunoglobulin yang paling efisien dalam proses aglutinasi
dan reksi antigen – antibody lainya serta penting juga dalam pertahanan
melawan bakteri dan virus.
 Menunjukan afinitas yang rendah terhadap antigena dengan determinan
tunggal (hapten)
 IgM merupakan 10% dari seluruh jumlah immunoglobulin dengan
koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-1000.000. molekul
ini mempunyai 12% dari beratnya karbohidrat.
 Antibidi IgM adalah antibody yany pertama kali timbul pada respon
imun terhadap antigen dan antibody yangt utama pada golongan darah
secara utama.
3. Immunoglobulin A ( IgA )
 Immunoglobulin dengan rantai berat Alfa, terdapat pada cairan tubuh
dan permukaan organ sekresi, konsentrasi tinggi pada mukosa saluran
pernapasan dan pencernaan (saluran yang sering terpapar
mikroorganisme) dan juga terdapat pada air mata, kolostrum dan susu
ibu. IgA berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap invasi
mikroorganisme.
 Merupakan kelas Ig kedua terbanyak dalam serum dan juga merupakan
imunoglubulin utam pda hasil sekresi misalnya susu, saliva dan air mata
serta sekresi traktus respiratorius ,intestinal dan genital.
 Fungsi immunoglobulin ini melindumgi membran mukosa dari serangan
bakteri dan virus. Kehadiranya dalam kolostrum dapat membantu
system imun bayi yang baru lahir.membatasi absorbs antigen yang
berasal dari makanan.
 Tiap molekul IgA (berat molekul 400.000) terdiri dari dua unit H2 L2
dan satu molekul yang terdiri atas rantai J dan component sekresi.
 Bebrapa IgA terdapat dalam serum sebagai monomer dalam H2 L2
terdapat dua sub kelas yaiyu : IgA1 dan IgA2’.
4. Immunoglobulin D (IgD)
 IgD merupakan immunoglobulin yang terendah dalam tubuh dibanding
dengan immunoglobulin lain. Konsentrasi IgD dalam serum kira-kira 3-
50 µg per mil serum.
 Molekul IgD juga terdapat pada membran limphosit B bersama dengan
IgM monomer dan berperan dalam diferensiasi sel B.
 Aktifitas biologik molekul-molekul IgE umumnya tidak jelas, tapi
kadang-kadang aktifitasnya berhubungan dengan IgD, contohnya
terhadap penicillin, toksin diftei dan autoantibody tertentu.
 IgD tidak dapat melewati plasenta dan tidak dapat pada serum tali pusat.
5. Immunoglobulin E (IgE)
 Immunoglobulin yang bertanggung jawab terhadap reaksi
hipersensifitas, diantaranya reaksi atopik dan anafilaktik. Biasanya
ditemukan dalam jumlah tinggi pada pasien akibat hipersensitifitas,
misalnya: asma, bronchiale, renitis, eksem, dll. IgE dibentuk secara
lambat, berfungsi di luar sirkulasi dalam keadaan aktif terikat dengan sel
khusus, sehingga tak berkeliling mencari antigen, tapi menunggu
antigen datang ke tempat terikat. Satuan dari IgE adalah nanogram/ml.
 Mengandung 2 (dua) rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai
berat epsilon.
 Berat molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap.
 IgE terdapat dalam serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali,
kira-kira 10 ng/dl-1.
 IgE terikat kuat pada mast cell dan setelah bereaksi dengan antigen akan
memacu mast cell untuk mengeluarkan histamine dan heparin.

D. Fungsi Efektor Antibody dan Efektor ADCC


Effector function merupakan bagian Ig yang memberikan efek biologis secara
signifikan sebagai fungsi efektor antibodi. Fungsi effector yaitu fiksasi komplemen
yang menyebabkan lisis sel atau pelepasan molekul biologis dan berfungsi sebagai
pengikatan berbagai jenis sel-sel fagosit, limfosit trombosit, sel mast dan basofil
yang memiliki reseptor Ig. Fungsi efektor antibodi adalah netralisasi dan eliminasi
mikroba yang menimbulkan infeksi atau toksinnya menetralkan agen tersebut,
membantu opsionisasi untuk fagosit, berperan pada ADCC dan mengaktifkan
sistem komplemen.
ADCC (antibodi-dependent sitotoksisitas sel-diperantarai): Sebuah respon
imun di mana antibodi, oleh sel target pelapisan, membuat mereka rentan terhadap
serangan oleh sel-sel kekebalan. Antibodi-dependent cell-mediated.Antibodi-
Dependent your-dimediasi Sitotoksisitas (ADCC) adalah mekanisme utama oleh
antibodi terapi yang diarahkan terhadap target permukaan sel pada sel kanker
mengerahkan mereka klinis efek. ADCC adalah mekanisme imunitas diperantarai
sel bawaan dimana sel efektor dari kekebalan Sistem (natural killer (NK), monosit,
makrofag, eosinofil) aktif lisis sel target (sel kanker) yang telah diakui oleh
antibodi spesifik (opsonisasi).
Pada awalnya antibodi, seperti IgG mengikat sel kanker. Bagian Fc dari
antibodi ini diakui oleh reseptor Fc dari sel (atau PBMC) NK. Kemudian, sel NK
rilis sitokin seperti interferon (IFN), dan butiran sitotoksik yang mengandung
perforin dan granzymes. Ini butiran sitotoksik masuk ke dalam sel target dan
memicu apoptosis memimpin kematian sel. Dalam terapi kanker, antibodi dapat
diajukan terhadap antigen spesifik hadir di permukaantumor. Sebagai contoh,
sekitar 30% dari sel-sel kanker payudara menampilkan abnormal tinggi tingkat
reseptor konstitutif aktif,, HER2 pada permukaannya. Kanker payudara tersebut
dikenal sebagai kanker payudara HER2 positif dan HER2 dapat digunakan sebagai
antigen target dalam kasus ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam
serum atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai
struktur dasar sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
2. Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni :
Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai
pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi Immunoglobulin
A Immunoglobulin E, Immunoglobulin M, Immunogloblulin D,
Immunoglobulin G.
3. Imunoglobulin biasa disebut juga sebagai antibody yang merupakan molekul
glikoprotein yang tersusun atas asam amino dan karbohidrat. Antibodi atau
Imunoglobulin sering kali disingkat dengan Ig.
4. Fungsi efektor antibodi adalah netralisasi dan eliminasi mikroba yang
menimbulkan infeksi atau toksinnya menetralkan agen tersebut, membantu
opsionisasi untuk fagosit, berperan pada ADCC dan mengaktifkan sistem
komplemen.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Emelda, S. R. ( 2015. ). Efek Imunostimulan Infus Buah Mahkota Dewa . J.


Trop. Pharm. Chem. , 5.

Effendi, Z. (2003). Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam Tubuh.
Digitized By Usu Digital Libraray , 8.

Jakarta Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. “Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi”

Male D, Brostoff J, Roth DB, R. I. (2013) Immunology, Elsevier.

“Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20”. Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Nelson and Cox, 2011, Principles of Biochemistry, Chinese Journal of Integrative


Medicine.

Anda mungkin juga menyukai