BIOLOGI MOLEKULER
TRANLASI DNA
OLEH
TRANSLASI DNA
Petunjuk B :
A. Jika pernyataan benar, alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan sebab
akibat.
B. Jika pernyataan benar dan alasan benar tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan
sebab akibat.
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
D. Jika pernyataan salah dan alasan benar.
E. Jika pernyataan dan alasan salah.
Petunjuk C :
Petunjuk A
Petunjuk B
Petunjuk C
Translasi merupakan proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida. Adapun tiga tahapan
translasi adalah inisiasi, elongasi poli-asam amino, dan terminasi translasi. Pada prokaryot,
proses translasi dilakukan secara hampir serentak dengan proses transkripsi, artinya sebelum
transkripsi selesai makan proses translasi sudah dimulai. Sebaliknya, pada eukaryot, translasi
baru dapat dilaksanakan jika proses transkripsi sudah selesai.
1. Kenapa translasi harus terjadi di G1-G2? Kenapa tidak terjadi pada S, dan kemana
perginya mRNA?
2. Terdapat asam amino esensial dan non esensial, bagaimana contoh asam amino non
esensial? Bagaimana asam amino non esensial bisa di translasi? Pada 3 gugus utama,
bagaimana bisa asam amino yang sama ketika gugus fungsi utamanya hilang?
3. Kenapa kodon stop jadi parameter akhir? Apakah yang terjadi pada kodon stop?
Kenapa kodon stop tidak bisa mensintetis protein?
4. Bagaimana aplikasi konsep proses translasi pada uji tes DNA?
1. -Fase M adalah periode dimana sel-sel mempersiapkan diri untuk sitokenesis. Fase M
(fase mitosis atau mitosis). Selama mitosis kromosom berpasangan dan kemudian
membelah pada pembelahan sel. Kejadian pada tahap ini membawa pada tahap/tahap
dalam pembelahan sel yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.
Fase G1 , proses yang terjadi dalam siklus sel mengikuti sitokenesis. Selama fase ini
sel-sel ditentukan apakah akan tetap bertahan dan melangsungkan siklus atau
mengahiri diferensiasi. Tahap inilah yang banyak dikaji dalam hubungan dengan
apoptosis. Jika tidak terjadi diferensiasi lagi setelah sitokenesis maka disebut fase G0.
fase G0 ini dapat diinduksi lagi setelah beberapa waktu tidak berdiferensiasi dengan
stimulus spesifik untuk memasuki kembali siklus sel pada fase G1. selama G1 sel
akan memulai sintesis semua komponen seluler yang dibutuhkan untuk menghasilkan
kembali 2 sel indetik. Sebagai akibatnya ukuran sel mulai bertambah selama G1.
Fase S, fase dalam siklus sel dimana DNA direplikasi. Fase ini merupakan fase
sintesis DNA. Protein tertentu di sintesis dalam fase S, seperti histon.
Fase G2, dicapai setelah replikasi DNA komplete. Selama G2 kromosom mulai
berkondensasi, nukleus mulai tidak tampak dan mikrotubul terorganisir pada bagian
pusat memulai polimerisasi tubulin untuk menghasilkan spindel pole.
- mRNA adalah molekul pembawa informasi genetik dari DNA, memiliki molekul
yang lebih besar dari 2 jenis RNA lainnya. mRNA membawa informasi genetik dalam
bentuk kodon triplet yang akan ditranslasi menjadi protein. Pada proses translasi
mRNA berfungsi sebagai templete sintesis protein. mRNA akan terdisosiasi atau akan
digunakan kembali pada proses translasi berikutnya.
2. -Contoh Asam amino non esensial :•Glisin (Gly) •Alanin (Ala) •Serin (Ser) •Sistein
(Cys)•Tirosin (Tyr) •Triptofan (Trp) •Asam aspartat (Asp) •Asparagin
(Asn)•Glutamin (Gln)
•Asam glutamat (Glu) •Hidroksilin (Hyl)
-Pada daftar asam amino yang ada terdapat gugus fungsi utama yang dikodekan
dengan kodon yang berbeda-beda, sehingga dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi
utama tidaklah hilang hanya saja telah dikodekan menjadi kodon yang berbeda, hal ini
mempengaruhi jumlah asam amino yang di translasi.
3. kodon stop merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA.
Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino.
Kodon akhir menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan
untuk melepas ribosom.Kodon pada molekul mRNA dapat menyandi asam-asam
amino dengan bantuan interpretasi kodon oleh tRNA. Setiap tRNA membawa satu
jenis asam amino sesuai dengan tiga urutan nukleotida atau triplet yang disebut
dengan antikodon yang berada pada simpul antikodon tRNA. Antikodon mengikatkan
diri secara komplementer pada kodon di mRNA, sehingga asam amino yang dibawa
oleh tRNA sesuai dengan kodon yang ada pada mRNA, pesan genetik ditransalsi
kodon demi kodon dengan cara tRNA membawa asam-asam amino sesuai antikodon
yang komplementer dengan kodon dan ribosom menyambungkan asam-asam amino
tersebut menjadi suatu rantai polipeptida. Ribosom menambahkan tiap asam amino
yang dibawa oleh tRNA ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Kodon stop
tidak bisa mensintesis protein karena translasi terhenti ketika ribosom mencapai
kodon stop pada mRNA. Kodon stop tidak berikatan dengan tRNA, namun ia
berikatan dengan protein khusus yang disebut release factors (faktor pelepas). Faktor
pelepas menghentikan translasi dan menghidrolisis ikatan antara asam amino terakhir
pada rantai polipeptida baru dan tRNA-nya Pada proses sintesis protein, satu macam
gen umumnya hanya mengatur satu sintesis polipeptida. Polipeptida yang terbentuk
terlebih dahulu dimodifikasi untuk menjadi protein yang fungsional. Misalnya,
beberapa polipeptida harus disatukan untuk membentuk satu protein yang memiliki
fungsi tertentu.
4. Pada aplikasi konsep translasi uji tes DNA dapat dilakukan PCR, Elektroforesis, dan
pemetaan DNA. DNA yang diamplifikasi kemudian akan dicocokkan dengan hasil
pemetaan dan dianalisi untuk mendapat hasilnya. Yang berbeda pada kasus aplikasi
konsep translasi pada uji tes DNA ini yakni pada DNA yang diisolasi adalah
genomnya dengan beberapa metode untuk dianalisis, dilihat dari segi filogenetik atau
kekerabatannya menggunakan software khusus.
Kesimpulan pada sesi diskusi
Pada fase G1 , proses yang terjadi dalam siklus sel mengikuti sitokenesis. Selama fase ini sel-
sel ditentukan apakah akan tetap bertahan dan melangsungkan siklus atau mengahiri
diferensiasi. Fase S merupakan fase sintesis DNA. Protein tertentu di sintesis dalam fase S,
seperti histon. Sedangkan fase G2, dicapai setelah replikasi DNA komplete. Selama G2
kromosom mulai berkondensasi, nukleus mulai tidak tampak dan mikrotubul terorganisir
pada bagian pusat memulai polimerisasi tubulin untuk menghasilkan spindel pole. Adapun
mRNA pada proses translasi berfungsi sebagai templete sintesis protein, mRNA akan
terdisosiasi atau akan digunakan kembali pada proses translasi berikutnya. Kemudian adapun
contoh asam amino non esensial yaitu Glisin, Alanin, Serin, Sistein, Tirosin, Triptofan,
Asam aspartat, Asparagin, Glutamin, Asam glutamat , Hidroksilin. Pada daftar asam amino
yang ada terdapat gugus fungsi utama yang dikodekan dengan kodon yang berbeda-beda,
sehingga dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi utama tidaklah hilang hanya saja telah
dikodekan menjadi kodon yang berbeda, hal ini mempengaruhi jumlah asam amino yang di
translasi. Yang terakhir, stop kodon merupakan sinyal untuk berhentinya proses translasi
karena tidak adanya asam amino yang disandikan oleh kodon stop. Dan pada pengaplikasian
konsep translasi oleh uji tes DNA maka dapat dilakukan dengan berbagai metode modern
yang telah ada diantaranya adalah PCR, Elektroforesis, dan pemetaan DNA. Dimana DNA
yang diamplifikasi kemudian akan dicocokkan dengan hasil pemetaan dan dianalisi untuk
mendapat hasilnya.