Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

JARINGAN EPITEL

Disusun Oleh:
 CITRA AZAHRA ZETIRA
 EVITA PRATIWI

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH.THAMRIN
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Jaringan Epitel “.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai morfologi,klasifikasi,sifat umum tentang jaringan epitel. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
membawa manfaat bagi semua mahasiswa dan mahasiswi Universitas MH.Thamrin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Epitelium ............................................................................................. 2

B. Ciri-Ciri Jaringan Epitelium ................................................................................................ 3

C. Struktur Jaringan Epitel ....................................................................................................... 3

D. Lokasi Jaringan Epitel.......................................................................................................... 3

E. Membran Dasar pada Jaringan Epitel .................................................................................. 4

F. Klasifikasi Jaringan Epitelium ............................................................................................. 4

G. Kelenjar ............................................................................................................................ 7

H. Sel Mio-Epitel .................................................................................................................. 9

I. Kelenjar Endokrin ................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11

B. Saran .................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel merupakan unit
struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya
mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan
sebagainya.
Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memilikibentuk dan fungsi yang sama. Perubahan sel
menjadi jaringan terjadi melalui proses spesialisasi. Jaringan penyusu tubuh hewan ada
empat macam yaitu:
1. Jaringan epitelium
2. Jaringan ikat
3. Jaringan otot
4. Jaringan saraf
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Struktur Hewan dengan
pokok bahasan Jaringan Epitelium.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan epitelium ?
2. Bagaimana cirri-ciri jaringan epitelium ?
3. Apa saja klasifikasi jaringan epitelium ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian dari jaringan epitelium
2. Mengetahui ciri-ciri dari jaringan epitelium
3. Mengetahui klasifikasi dari jaringan epitelium

1
BAB II
PEMBAHASAN

Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memilikibentuk dan fungsi yang sama. Perubahan sel
menjadi jaringan terjadi melalui proses spesialisasi. Jaringan penyusu tubuh hewan ada empat
macam yaitu:
1. Jaringan epitelium, merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi
rongga tubuh.
2. Jaringan ikat, merupakan jaringan yang mengikat dan menyokong bagian-bagian tubuh.
3. Jaringan otot, merupakan jaringan yang menggerakan bagian-bagian tubuh.
4. Jaringan saraf, merupakan jaringan yang menanggapi rangsang (impuls) dari bagian
tubuh yang satu ke bagian tubuh lainnya.

A. Pengertian Jaringan Epitelium


Jaringan Epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.
Jaringan Epitelium tersusun atas lapisan sel-sel yang sangat rapat susunannya, serta dapat
membatasi rongga-rongga dalam tubuh.
Jaringan Epitelium mempunyai jaringan regenerasi yang sangat cepat. Misalnya,saat kulit
kita terluka secara cepat jaringan epithelium dapat mengganti sel-sel yang rusak dengan sel-
sel yang masih hidup dengan cara pembelahan mitosis. Umumnya jaringan epitelium berasal
dari lapisan embrional: eksoterm dan endoterm, kecuali endothelium dan mesotelium berasal
dari lapisan mesoderm.
Jaringan Epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epidermis; jaringan
epithelium yang melapisi lapisan dalam disebut endothelium, jaringan epithelium yang
membatasi rongga disebut mesotelium. Sel-sel jaringan epitelium melekat pada membran
dasar yang terbuat dari jaringan ikat. membran dasar mengandung serat kolagen yang
tertanam dalam matriks. Fungsi membrane dasar adalah utuk menyokong jaringan epitel.

2
B. Ciri-Ciri Jaringan Epitelium
Jaringan Epitelium memiliki cirri-ciri khusus yang membedakannya dengan jaringan lain.
Cirri jaringan epithelium adalah sebagai berikut :
1. Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel
2. Jaringan epithelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mengandung ujung
saraf. Sel epithelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada
jaringan ikat .
3. Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada
epithelium yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula
yang akan rusak akibat zat yang diakibatkan oleh bakteri, asam, atau asap. Selama sel
epitalium mendapat cukup nutrien, sel epithelium akan cepat menggati sel-sel yang
rusak tersebut melalui pembelahan sel.

C. Struktur Jaringan Epitel


Jaringan epitel dapat berasal dari ektoderm (melapisi bagian luar tubuh), endoderm
(membatasi organ), dan mesoderm (membatasi rongga tubuh). Sel dari jaringan epitel
disusun rapat dan kontinu sehingga hampir tidak memiliki ruang antar sel. Semua epitel
biasanya dipisahkan dari jaringan di bawahnya oleh membran basal berserat. Lapisan
permukaan rongga mulut, alveoli pada paru-paru, dan tubulus pada ginjal semua terbuat dari
jaringan epitel. Lapisan darah dan pembuluh limfa merupakan bentuk khusus dari epitel yang
disebut endothelium.

D. Lokasi Jaringan Epitel


Epitel terdapat baik di luar (kulit) maupun bagian rongga tubuh. Lapisan terluar kulit
terdiri dari epitel pipih berlapis dan sel epitel keratin. Jaringan yang melapisi bagian dalam
mulut, kerongkongan, dan bagian rektum terdiri dari epitel pipih berlapis yang mukosanya
tidak berkeratin. Permukaan lain yang memisahkan rongga tubuh dari lingkungan luar
dilapisi oleh epitel pipih selapis atau epitel transisi. Epitel juga terdapat di paru-paru, saluran
pencernaan, saluran reproduksi, saluran kencing, dan sebagai pembentuk endokrin dan
eksokrin kelenjar. Permukaan luar kornea ditutupi dengan sel-sel epitel yang tumbuh cepat
dan mudah diregenerasi. Endotel adalah bentuk khusus dari epitel yang terdapat pada lapisan

3
dalam pembuluh darah, jantung, dan pembuluh limfatik. Jenis lain, mesothelium, membentuk
dinding perikardium, pleura, dan peritoneum.

E. Membran Dasar pada Jaringan Epitel


Jaringan epitel melekat pada membran basal yang bertindah sebagai perangsang supaya
epitel dapat tumbuh dan beregenerasi setelah cedera. Jaringan epitel tidak memiliki suplai
darah sendiri. Maka dari itu, membran basal juga bertindak sebagai membran permeabel
selektif yang menentukan zat mana yang bisa masuk ke epitel.

F. Klasifikasi Jaringan Epitelium


Klasifikasi Jaringan epithelium dibadakan menurut :
1. Bentuk sel yang membangunnya
2. Jumlah lapisan yang menyusunnya
Berdasarkan lapisan dan bentuknya, epithelium dibadakan menjadi :
1. Jaringan epithelium selapis
Epitelium selapis tersusun atas selapis sel yang sama. Epitelium selapis terdiri dari
epithelium pipih selapis, kubus selapis, silindris selapis, batang selapis, dan batang
berlapis semu.
a. Epithelium pipih selapis
Epitelium pipih selapis terdiri atas selapis sel berbentuk pipih. Epitelium tipe ini
tipis dan bersifat permiabel (dapat tembus) untuk dilalui ion terlarut atau difusi.
Peranannya dalam proses difusi O2 maupun CO2 serta filtrasi darah pada proses
pembentukan urin. Epitelium pipih selapis terdapat pada dinding kapiler tempat
terjadinya proses pertukaran nutrient dan zat sisa antara darah dan jaringan tubuh.
Epitelium pipih selapis juga terdapat pada alveolus, yang tempat terjadinya
pertukaran gas. Epitelium pipih selapis ada yang bersifat licin. Contohnya adalah
endothelium yang licin yang meminimalisasikan gesekan pada organ sirkulasi
seperti pada pembuluh darah, pembuluh limfa, dan jantung. Contoh lainnya
adalah mesotelium yang melapisi rongga perut, membrane paru-paru, dan
membrane jantung.

4
b. Epitelim kubus selapis
Epitelium kubus selapis terdiri atas selapis sel yang berbentuk kubus. Epitelium
kubus selapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran
pada ginjal yang berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c. Epithelium silindris selapis
Bentuk epithelium silindris selapis dilihat dari permukaan tampak seperti
epithelium kubus selapis. Sedangkan dari samping tampak seperti pilar-pilar yang
berhimpitan tegak lurus dengan inti yang tampak lonjong atau oval agak
proksimal terhadap membrane basal. Contohnya pada dinding usus, saluran telur
atau oviduct, serta pada saluran pelepasan pada beberapa macam kelenjar.
d. Epithelium batang selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Epitelium ini berfungsi dalam
gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transport ion. Epitelium
batang selapis melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus, serta
pada kelenjar dan diselingi sel goblet. Sel goblet adalah sel yang menghasilkan
lendir atau mucus. Contohnya apada usus halus. Epitelium batang selapis ada
yang memiliki silia, misalnya yang terdapat pada lapisan sebelah dalam saluran
rahim. Silia membantu ovum bergerak menuju rahim.
e. Epithelium batang berlapis semu
Tinggi epithelium batang berlapis semu bervariasi. Semua sel melekat pada
membrane dasar tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan apical
epithelium. Nukleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda sehingga tampak
pada ketinggian yang berbeda sehingga tampak seolah-olah epithelium tersebut
berlapis. Sel ini terdapat pada bagian dalam saluran pernapasan dan berfungsi
mengeluarkan debu yang terperangkap pada lendir dari paru-paru.
2. Jaringan epithelium berlapis
a. Epitelium pipih berlapis
Epitelium pipih berlapis terdiri dari banyak lapisan sel dan sel di permukaannya
berbentuk pipih. Sel-sel dilapisi yang lebih dalam berbentuk kubus atau batang.
Dari semua tipe epithelium, epithelium pipih berlapis yang paling tebal dan paling

5
sesuai untuk fungsi perlindungan. Tipe ini membentuk epidermis kulit, bagian
dalam mulut, esophagus, dan vagina.
b. Epitelium kubus dan batang berlapis
Epithelium jenis ini hanya ada di saluran besar dari beberapa kelenjar, misalnya
kelenjar susu, kelenjar ludah, dan pangkal esophagus. Dan berperan sebaga
sekresi.
c. Epithelium silindris berlapis
Epithelium silindris berlapis jarang sekali ditemukan dalam tubuh, contohnya
terdapat pada bagian kavernosum dari uretra, faring, epiglotis, serta pada saluran
pelepasan yang besar dari bermacam-macam kelenjar pada permukaan yang bebas
sel-selnya berbentuk silindris yang agak gemuk, sedangkan sel-sel basalya
berbentuk kubus. Pada poletum mole di dalam laring dan dalam esofagus dari
foetus, sel silindris yang berbatasan dengan rongga bersilia.
d. Epithelium transisional
Epitalium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang bentuk selnya
dapat berubah-ubah. Epithelium jenis ini terdapat padaorgan urinari, misalnya
ureter dan bagian dalam ginjal. Beberapa organ, misalnya kantong kemih, akan
mengembang jika berisi urin. Saat pitelium transisional mengembang, pitelium
akan menipis. Ketebalannya akan berkurang dari sekitar enam sel menjadi tiga
sel, dan bagian atasnya akan memipih dari bentuk bulat menjadi bentuk pipih
sehingga epitelium mengalami perubahan bentuk (transisi bentuk). Epitelium ini
juga mebentuk penghalang impermeable (tidak dapat ditembus) sehingga urin
tidak menembus dinding kantong kemih.
e. Epithelium kelenjar
Epitelium kelenjar adalah epitelium yang terdapat pada kelenjar. Kelenjar terbagi
kepada dua bagian yaitu kelenjar endokrin, kelenjar eksokrin dan kelenjar
campuran.

6
G. Kelenjar
Kelenjar adalah suatu sel atau beberapa sel tubuh yang menghasilkan substansi khusus
untuk bagian lain dari tubuh.
1. Kelenjar Eksokrin
Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya dan
selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Secara morfologik
kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu.
Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, kelenjar eksokrin dapat digolongkan ke
dalam dua bagian:
A. Kelenjar uniseluler
Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada
epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.
B. Kelenjar multiseluler
kelenjar multiseluler adalah lembaran epitel yang terdiri atas sel-sel sekretoris,
akan tetapi sebagian besar kelenjar multiseluler merupakan invaginasi lembaran
epitel ke dalam jaringan ikat di bawahnya. Berdasarkan letak kelenjarnya
terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi :
 Kelenjar intraepithelial
Yaitu kelenjar yang membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan
tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput
lendir lambung dan rongga hidung.
 Kelenjar ekstraepitelial
Jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat.
Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
 Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret
 Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars
secretoria.
Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam
tubuh dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu :
1) Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)
2) Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)

7
3) Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
4) Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
5) Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)
6) Kelenjar tubuloalveolar majemuk (compound tubuloalveolar)
7) Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan
merupakan kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak
mata sebagai glandula meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar
sederhana bercabang .
8) Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran
keluarnya yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama
contohnya testis.
Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi :
a. kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya
(misalnya testis dan ovarium).
b. kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel.
Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :
 Kelenjar mukosa
Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal
dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin
sebagai pembentuk lendir.
 Kelenjar serosa
Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin.
Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas
dan parotis. Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk
bulat yang terletak agak ditengah. Pada bagian basal sel terdapat glanular
endoplaspic reticulum sehingga pada pengamatan dengan menggunakan
mikroskop cahaya tampak gambaran yang bergaris-garis.

8
 Kelenjar campuran
Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa.
Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk
gambaran bulan sabit yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari
kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis.
Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu :
a) Kelenjar merokrin
Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada
bagian sel yang ikut disekresikan (glandula subdorifera).
b) Kelenjar apokrin
Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-
sam disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel
kelenjar (glandula axillaris dan glandula circumanale).
c) Kelenjar holokrin
Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi
sehingga sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula
sebacea).

H. Sel Mio-Epitel
Sel ini berasal dari epitel tetapi bersifat kontraktil seperti sel otot. Sel tersebut terletak
diantara membrane basalis dan sel-sel epitel kelenjarnya. Sel mio-epitel diduga berfungsi
untuk membantu mendorong sekret kelenjar ke dalam duktus excretorius, terlihat adanya
tonjolan-tonjolan sitoplasma yang panjang mengelilingi pars secretoria membentuk anyaman
sebagai keranjang.

I. Kelenjar Endokrin
Kelenjar ini tidak memiliki saluran keluar, disebut juga dengan kelenjar buntu. Hasil dari
kelenjar ini diangkut oleh pembuluh darah atau pembuluh limfe. Pada umumnya kelenjar
endokrin terdapat anyaman kapiler yang berhubungan langsung dengan sel-sel kelenjar.
Susunan sel-sel kelenjar dapat tersebar dalam anyaman kapiler atau membentuk kelompok-
kelompok.

9
Oleh karena hormon sebagai hasil kelenjar endokrin dalam kadar yang sangat rendah
sudah menunjukkan pengaruhnya, maka hormon tersebut tidak selalu harus diangkut oleh
pembuluh darah, namun harus di timbun terlebih dahulu. Penimbunan pada hormon pada
tingkat pertama dapat dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi yang selanjutnya
dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel kelenjar atau dibatasi dalam suatu
bentuk ruang yang dinamakan folikel (glandula thyroidea).
Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus, melainkan
tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, dan selaput lendir usus). Sebagian kelenjar
endokrin membentuk suatu kesatuan yang dibungkus oleh jaringan pengikat (hypophisis
cerebri).
Ada bentuk khusus dari kelenjar endokrin yang merupakan campuran kelenjar endokrin-
eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat pada pancreas dimana kelenjar endokrin sebagai pulau-
pulau diantara kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin sebagai insula langerhans.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jaringan Epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.
Jaringan epitelium memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel
2. Jaringan epithelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mengandung ujung saraf.
3. Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi.
Klasifikasi Jaringan epithelium dibadakan menurut :
1. Bentuk sel yang membangunnya
2. Jumlah lapisan yang menyusunnya
Berdasarkan lapisan dan bentuknya, epithelium dibadakan menjadi :
1. Jaringan epithelium selapis
a. Epithelium pipih selapis
b. Epitelim kubus selapis
c. Epithelium silindris selapis
d. Epithelium batang selapis
e. Epithelium batang berlapis semu
2. Jaringan epithelium berlapis
a. Epitelium pipih berlapis
b. Epitelium kubus dan batang berlapis
c. Epithelium silindris berlapis
d. Epithelium transisional
e. Epithelium kelenjar

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan
sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.
Amin.
11
DAFTAR PUSTAKA

http:// www.biologi-online.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_epitel
http://wordpress.com/2008/11/19/jaringan-embrionaljaringan-epitel-dan-jaringan-otot/
http:// www.bilogi.lipi.go.id
http://www.scribd.com/doc/19193958/JARINGAN-EPITEL
Marieb, E.N. & J. Mallat. 2001. Human Anatomy. 3rd ed. San Fransisco. Benjamin Cummings
Pratiwi D.A.,Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2006. Biologi SMA jilid 2 untuk kelas
XI. Jakarta . Erlangga
Suripto. Struktur Hewan. Biologi ITB

12

Anda mungkin juga menyukai