Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Tugas ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah


IMUNOLOGI
Dosen Pengampu : ASTIKA NUR ROHMAH, S.KEP., NS., M.BIOMED

Disusun oleh:
NAMA: NUR FAUZAN
NIM: 2211604032

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
2022

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….
Latar Belakang Masalah …………………………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………....
Pengertian ………………………………………………………………….
Klasifikasi ………………………………………………………………….
Etiologi ……………………………………………………………………..
Manifestasi Klinis ………………………………………………………….
BAB III ISI ………………………………………………………………..
Latihan …………………………………………………………………….
BAB IV KESIMPULAN …………………………………………………..
Kesimpulan …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sistem imun berfungsi dalam mempertahankan kondisi tubuh terhadap 
benda asing dan patogen pada lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus 
dan parasit. Sistem ini merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang 
berperan dalam resistensi terhadap infeksi.
Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau non spesifik
(natural/innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquried).
Sistem imun alamiah merespon lebih cepat dan bertindak sebagai pertahanan
awal, seperti mekanisme batuk dan bersin, asam lambung, system
komplemen, dan pertahanan selular berupa proses fagositosis.Kemampuan
pertahanan yang lebih spesifik dimiliki oleh sistem imun 
adaptif berupa sistem imun humoral oleh limfosit B dan sistem imun seluler oleh 
limfosit T. Sistem imun spesifik memberikan perlindungan lebih baik terhadap 
antigen yang sudah pernah terpajan sebelumnya.
Limfosit merupakan sel imun spesifik yang bisa mengenali dan 
membedakan berbagai macam antigen dan berperan dalam 2 respon adaptif 
imun, yaitu spesifitas dan memori. Limfosit T serta B yang matur disebut sebagai 
naive limfosit serta teraktivasi sang adanya antigen melalui antigen presenting cell
(APC). Antigen tersebut akan menstimulasi naive limfosit buat berploriferasi 
melalui mekanisme autokrin oleh IL-2 yang kemudian diklaim limfoblas.

IL-2 merupakan faktor pertumbuhan untuk sel T yang dirangsang oleh antigen. IL-2 


juga meningkatkan proliferasi dan diferensiasi sel NK serta sel B.1
setelah 
terstimulasi dan berproliferasi, naive limfosit akan berdiferensiasi sebagai 
limfosit efektor seperti antibody-secreting B cells atau Th1 dan Th2.2
Limpa merupakan organ limfoid sekunder yang berperan penting untuk 
merespon sistem imun primer terhadap antigen asal darah.FBagian limpa yakni 
pulpa putih terdapat limfosit T dan B matur yg akan mengalami proliferasi serta 
diferensiasi setelah terpajan sang antigen. Limpa adalah tempat utama fagosit 
memakan mikroba yang dilapisi antibodi, oleh karena itu individu tanpa limpa 
akan menjadi rentan terhadap infeksi bakteri berkapsul.
peran imunostimulan diperlukan dalam meningkatan pertahanan tubuh
terhadap berbagai macam antigen. Imunostimulan herbal seperti mahkota tuhan 
(Phaleria macrocarpa) dan meniran (Phyllanthus niruri) sudah dikenal luas 
penggunaannya oleh masyarakat untuk menjaga stamina tubuh.
Phaleria macrocarpa atau mahkota dewa ialah tumbuhan orisinil Papua 
Indonesia, tanaman ini memiliki zat aktif di dalam daun dan kulit buahnya yaitu 
flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan senyawa resin.
 Hubungannya dengan sistem imun, senyawa flavonoid Phaleria macrocarpa
berperan dalam peningkatan proliferasi serta aktivasi sel T serta peningkatan IL-2.4
Limfosit T akan mengaktivasi makrofag dan sel NK yang kemudian makrofag akan 
distimulasi untuk menghasilkan IL-12 dan sel NK akan menghasilkan IFNγ.2
Phyllanthus niruri merupakan salah satu tanaman yang telah terbukti 
sebagai imunostimulator. anugerah ekstrak Phyllanthus niruri dapat 
tiga meningkatan fagositosis serta kemotaksis makrofag, kemotaksis neutrofil dan 
sitotoksisitas sel NK. Selain itu jua terjadi respon imunitas seluler berupa 
peningkatan proliferasi sel limfosit T menggunakan menaikkan sekresi TNFα, IFNγ 
dan IL-4 dan menurunkan sekresi IL-2 dan IL-10, sedangkan di imunitas 
humoral mengalami peningkatan produksi IgG dan IgM.5 dalam mekanisme 
proliferasi limfosit tidak hanya IL-2 tetapi IL-4 pula merupakan stimulan utama 
dalam diferensiasi sel T naive CD4+ menjadi Th2.
Phaleria macrocarpa dan Phyllanthus niruri masing-masing sudah diketahui 
dapat menaikkan proliferasi dan aktivasi sel T namun penggabungan ekstrak 
Phaleria macrocarpa dan Phyllanthus niruri belum pernah dilakukan 
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan mencit BALB/c yang diberi ekstrak 
menggunakan dosis yang berasal dari penelitian sebelumnya yaitu 0,14 mg/0,5cc/hari 
untuk Phaleria macrocarpa dan 0,4 mg/0,5cc/hari untuk Phyllanthus niruri.
4,6 Mencit diberi perlakuan selama 7 hari setelah itu mencit akan diterminasi serta 
dilakukan isolasi splenosit dan perhitungan limfoblas.
Penggabungan ekstrak keduanya bisa menimbulkan salah satu interaksi 
farmakodinamik yaitu sifat adaptive, sinergis juga antagonis. oleh karena itu 
melalui penelitian ini penulis berharap jika kombinasi ekstrak menunjukkan 
hasil yang signifikan sehingga bisa diterapkan dan dimanfaatkan lebih lanjut 
dalam perannya menjadi imunostimulan.

BAB II LANDASAN TEORI


1. Pengertian
Sistem imun merupakan sekelompok sel, protein,
jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya
bagi tubuh.
Sistem ini terdiri berasal banyak komponen,
mulai dari sel sampai organ. salah satu jenis
sel yang paling krusial dalam jaringan tadi adalah sel darah putih (leukosit).
Leukosit dihasilkan atau disimpan di berbagai tempat di tubuh di antaranya yaitu
timus, limpa, dansumsum tulang, di mana organ-organ ini dikenal menjadi organ
limfoid. Kadang leukosit juga disimpan dalam gumpalan jaringan limfoid
(kelenjar limpa) yang tersebar pada seluruh tubuh.
Leukosit berkiprah di seluruh tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh
darah mirip berpatroli, memantau adanya kemungkinan penyerang yg berbahaya.
terdapat dua tipe leukosit utama yg bekerja sama buat mencari serta membunuh
organisme atau zat penyebab penyakit, yaitu: Limfosit ialah sel-
sel yang membantu tubuh mengingat dan mengenali penyerbu sebelumnya.
Limfosit juga membantu menghancurkan penyerbu tersebut. ada 2 macam
limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. dihasilkan di sumsum tulang, limfosit
akan menetap serta berkembang menjadi sel B, atau berpindah ke kelenjar
timus dan berkembang menjadi sel T.
Fagosit ialah sel-sel yg memakan penyerbu. terdapat berbagai macam
sel yang tergolong sebagai fagosit. Setiap jenis fagosit memiliki tugasnya masing-
masing. sebagai contoh, tipe yang paling awam artinyaneutrofil, yg bertugas
melawan bakteri.
Bagaimana sistem imun bekerja?
Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang
tubuh dianggap menjadi antigen alias bibit penyakit. saat antigen terdeteksi,
serangkaian respon imun akan terjadi buat melindungi tubuh berasal terinfeksi.
pada proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama buat mengenali
antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit
B untuk menghasilkan antibodi.
Antibodi artinya protein yangdidesain khusus untuk melekat pada antigen tertentu. 
setelah itu, sel T mencari antigen yg telahditumpangi serta menghancurkannya.
Sel T pula membantu memberi sinyal di sel-sel lain
(seperti fagosit) untuk melakukan tugasnya.
Begitu dihasilkan, antibodi akan berada dalam tubuh seseorang selama
beberapa waktu, sehingga apabilaantigen atau bibit penyakit kembali,
antibodi sudah tersedia buat melakukan misinya.
Antibodi pula dapat menetralkan
racun yang dihasilkan oleh organisme dan mengaktifkan sekelompok
protein yang disebut komplemen. Komplemen adalah bagian dari sistem
imun yang membantu membunuh bakteri, virus atau sel-sel yang terinfeksi.
beserta, seluruh sel-sel khusus serta bagian sistem
imun menghasilkan perlindungan bagi tubuh terhadap
penyakit. perlindungan inilah yang disebut imunitas.
2. Klasifikasi
dalam kondisi normal, apabila ada mikroorganisme seperti bakteri atau virus
masuk ke tubuh, tubuh akan menolak dan menghancurkannya.
Tubuh memiliki sistem kekebalan berlapis untuk menhadapi benda
asing dari luar yang bisa menyebabkan penyakit. untuk dapat masuk
ke dalam jaringan tubuh, benda asing harus melewati beberapa penghalang, antara
lain kulit, membran mukosa, protein antimikroba, sel fagosit, dan limfosit. Sistem
kekebalan terdiri atas kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. pada artikel kali
ini kita akan membahas lebih rinci tentang kekebalan bawaan.
Kekebalan Bawaan
Kekebalan bawaan marupakan bagian dari tubuh kita.
Penghalang yang melindungi tubuh, sel dan senyawa
kimia serta berfungsi sebagai pertahanan pertama ini sudah ada sejak dilahirkan.
Pertahanan ini tidakditujukan buat melawan
antigen eksklusif, tetapi dapat memberikan respons langsung terhadap berbagaiant
igen buat melindungi tubuh.
perlindungan permukaan
Kulit serta membran mukosa merupakan lapis pertama pertahanan tubuh. Selama
kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba.
Keratin yang melapisi epitelium kulit jugatahan terhadap asam dan basa
lemah serta racun serta enzim bakteri. bila mikroba dapat menembus kulit,
membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat
mikroba tersebut. perlindungan yangdihasilkan sang kulit serta membran
mukosa ialah menjadi berikut :
hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5) sebagai
akibatnya menghambat pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) di kulit
mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.
Mukosa lambung mengandung larutan HCl dan enzim pencerna protein. ke
2 zat tadi bisa membunuh mikroorganisme.
Ludah dan air mata mengandung lisozim, yaitu enzim penghancur bakteri.
Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk ke saluran
pencernaan serta saluran pernapasan.
Kekebalan dalam Tubuh
Bila mikroba berhasil melewati penghalang permukaan tubuh,
masih ada penghalang berikutnya yangbersiap
melawannya. proteksi yang dimaksud ialah perlindungan dalam tubuh yang bersif
at nonspesifik. Nonsfesifik ialah penghalang tersebut melawan semua patogen
tanpa membeda-bedakan. proteksinonspesifik ini mencakup diantaranya fagosit,
sel natural killer (sel NK) serta protein antimikroba.
Fagosit
Fagositosis bakteri oleh makrofag
Fagositosis bakteri sang makrofag
Sel yg termasuk fagosit (sel pemakan) misalnya makrofag,
neutrofil, serta eosinofil.
Makrofag asal darimonosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Neutrofil dan eosinofil juga ialah bagian dari sel darah putih. Monosit,
neutrofil serta eosinofil yang dihasilkan disumsum merah bersifat
fagositik sertamasuk ke jaringan yang terinfeksi.
Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan krusialdalam pertahanan
tubuh melawan cacing parasit.
Sel Natural Killer (Sel NK)
Sel NK berjaga di sistem peredaran darah serta limfatik. Sel NK artinya sel
pertahanan yg bisa melisis dan membunuh sel-sel kanker dan sel
tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel
NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh menggunakan cara menyerang
membran sel sasaran dan melepaskan senyawa kimia yg diklaim perforin.
Protein Antimikroba
Protein antimikroba mempertinggi pertahanan pada tubuh dengan melawan
mikroorganisme secara eksklusif atau menggunakan menghalangi
kemampuannya buat bereproduksi. Protein
antimikroba yangpenting artinya interferon serta protein komplemen.
Interferon merupakan suatu protein yg didapatkan sang sel tubuh yg terinfeksi
virus buat melindungi bagian sel lain disekitarnya.
Interferon bisa merusak perbanyakan sel-
sel yang terinfeksi, namun dapatmenaikkan diferensiasi sel-sel.
Protein komplemen ialah sekelompok plasma
protein yg bersirkulasi pada darah pada keadaan tak aktif. oleh keluarnya ikatan
antigen serta antibodi atau Bila protein komponen bertemu dengan molekul
polisakarida dipermukaan tubuh mikroorganisme.
3. Etiologi
mekanisme imunitas alami fisiologinya berupa komponen
normal tubuh di seseorang yang selalu ditemukan di individu yang
sehat dan siap mencegah masuknya mikroba ke dalam tubuh seta dapat
menyingkirkan mikroba tersebut dengan cepat. disebut non-spesifik
dikarenakan tak ditujukan pada mikroba eksklusif, siap berfungsi serta
telah ada sejak lahir. Imunitas alami adalah pertahanan paling
terdepan dalam menghadapi serangan berbagai macam mikroba serta
dapat lansung memberikan respon (Baratawidjaja, 2014).
Pertahanan terdepan pada imunitas alami antara lain; pertahanan
fisik atau mekanik yang meliputi bersin, batuk, silia saluran pernafasan,
selaput lendir serta kulit. Bila mikroba patogen bisa menembus pertahan
fisik atau mekanik, maka akan berhadapan dengan sistem pertahanan
biokimia. Pertahanan biokimia mencakup sekresi sebaseus, pH asam
keringat, berbagai asam lemak yang dilepas kulit dan memiliki dampak
denaturasi protein membran sel sehingga bisa mencegah infeksi yang
terjadi melalui kulit. Lisozim dalam air mata, ludah dan keringat dapat
melindungi tubuh seseorang terhadap bakteri gram positif dikarenakan
dapat menghancurkan dinding bakteri (lapiran peptidoglikan)
(Baratawidjaja, 2014).
Bila mikroba patogen dapat menembus pertahanan fisik/mekanik
serta biokimia maka patogen tersebut wajib menghadapi garis
pertahanan imunitas alami ke 2, yaitu prosedur yang saling
berinteraksi, respon peradangan, protein antimikroba dan mencakup
fagositosis (Campbell et al, 2014). Komponen-komponen yg
berperan pada sistem imun non-khusus antara lain; sel dendritik,
makrofag serta netrofil. Sel netrofil diklaim memeliki kiprah netrofil
ini juga telah terdeteksi pada awal infeksi dan beberapa hari selesainya
infeksi (Fulton et al., 2002).

4. Manifestasi klinis

Pengertian Gangguan Immunodefisiensi


Gangguan immunodefisiensi adalah kondisi ketika kekebalan tubuh
terganggu, sehingga tidak bisamelawan infeksi dan penyakit. Jenis gangguan
ini dapat membuat tubuh mudah terinfeksi oleh virus sertabakteri. Gangguan
ini mampu dimiliki semenjak lahir (utama) atau didapatkan di kemudian hari
(sekunder). 
Jenis-Jenis Gangguan Immunodefisiensi
Gangguan immunodefisiensi terjadi ketika sistem
imun tidak bekerja mirip yang diharapkan. seseorangyang terlahir dengan ganggua
n ini, bisa dibilang mengidap gangguan immunodefisiensi utama. 
contoh gangguan imunodefisiensi utama mencakup:
Imunodefisiensi variabel umum.
Alymphocytosis.
Penyakit granulomatosa kronis.
Gangguan imunodefisiensi sekunder terjadi ketika sumber luar mirip bahan kimia
atau infeksi melemahkan kekebalan tubuh. contoh gangguan immunodefisiensi
sekunder mencakup:
AIDS.
Kanker sistem kekebalan tubuh, seperti leukemia.
Penyakit kompleks imun, seperti hepatitis virus.
Multiple myeloma (kanker sel plasma, yang menghasilkan antibodi).
Penyebab Gangguan Immunodefisiensi
Gangguan immunodefisiensi primer paling tak jarang disebabkan oleh mutasi
gen yang diturunkan. sementara itu, gangguan immunodefisiensi
sekunder bisa ditimbulkan oleh berbagai hal, diantaranya:
kondisi kronis (seperti diabetes atau kanker).
Penggunaan narkoba.
Terapi radiasi (jarang terjadi).
Rawat inap jangka panjang.
Kekurangan nutrisi.
dengan bertambahnya usia, sistem imun menjadi semakin kurang efektif. Jaringan
sistem imun (terutama jaringan limfoid, seperti timus)
menyusut serta jumlah serta aktivitas sel darah putih menurun.
kondisi dan penyakit berikut juga dapat menyebabkan gangguan
immunodefisiensi:
Ataxia-telangiectasia.
Defisiensi komplemen.
DiGeorge syndrome.
Hypogammaglobulinemia.
Job syndrome.
Defek adhesi leukosit.
Bruton disease.
Wiskott-Aldrich syndrome.
Faktor Risiko 
Orang yang mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan
immunodefisiensi utama mempunyai risiko lebih
tinggi buat mengembangkan gangguan ini. Apa pun yang melemahkan sistem
kekebalan juga dapatmenyebabkan gangguan imunodefisiensi sekunder. 
contohnya, paparan cairan tubuh yang terinfeksi HIV atau
pengangkatan dan penggantian organ dapatmenjadi penyebab keduanya.
Penuaan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Seiring bertambahnya
usia, beberapa organ yang memproduksi atau memproses sel darah putih
menyusut sertamenjadi kurang efisien.
tanda-tanda umum berasal gangguan immunodefisiensi, mencakup:
Mata merah.
Infeksi sinus.
Pilek.
Diare.
Pneumonia.
Infeksi jamur.
Gingivitis.
Orang dengan gangguan immunodefisiensi juga bisa mengalami sakit perut
kronis. Mereka bahkan bisamengalami penurunan berat badan seiring waktu.
diagnosis 
Jika dokter menduga seorang mungkin mengalami gangguan
immunodefisiensi, dokter akan:
wacana riwayat medis.
Melakukan investigasi fisik.
memilih jumlah sel darah putih.
menentukan jumlah sel T.
memilih kadar imunoglobulin.
Vaksin dapat menguji respons sistem imun menggunakan tes antibodi.
Dokter akan memberi vaksin, kemudian melakukan tes
darah untuk melihat respons terhadap vaksin beberapa hari atau
minggu kemudian.
Jika tidak memiliki gangguan immunodefisiensi, sistem imun
akan membentuk antibodi buat melawan
organisme di vaksin. seseorang bisa mempunyai gangguan Bila tes
darah tidak menunjukkan antibodi.
Pengobatan 
Pengobatan gangguan immunodefisiensi umumnya berkisar di:
Mencegah infeksi Jika memungkinkan.
Mengobati infeksi waktu terjadi.
Memperkuat bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Perawatan gangguan immunodefisiensi bisa berbeda pada setiap orang,
tergantung pada syarat tertentu. misalnya, AIDS mengakibatkan beberapa
infeksi tidak sama. Dokter akan menyampaikan obat buatsetiap
infeksi. seorang juga dapat diberikan antiretroviral untuk mengatasi infeksi
HIV Jikamemungkinkan.
Perawatan buat gangguan penyakit
ini umumnya meliputi antibiotik dan terapi imunoglobulin. Obat antiviral
lain, yang bisa diberikan seperti amantadine dan acyclovir, atau
obat yang disebut interferon dipergunakan untuk perawatan infeksi
viral dampak gangguan imunodefisiensi.
Bila sumsum tulang seorang tidak menghasilkan cukup limfosit,
dokter dapat melakukan transplantasi sumsum tulang (stem
cell). Jika gangguan immunodefisiensi dibiarkan, bisa menyebabkan daya
tubuh simpel terinfeksi serta bahkan mampu berujung pada kematian.
Pencegahan 
karena gangguan
kekebalan utama disebabkan oleh stigma genetik, tidak ada cara buat men
cegahnya. namun, ketika seorang atau anak memiliki sistem
kekebalan yang melemah, maka bisa merogoh langkah-
langkah buat mencegah infeksi dengan melakukan
kebersihan yang baik. contohnya, cuci tangan dengansabun
ringan selesainya memakai toilet dan sebelum makan.
Kapan harus ke Dokter?
Jika engkau mengalami gejala gangguan
immunodefisiensi seperti yang dijelaskan tersebut, segeralah temui
dokter untuk mendiskusikannya. Semakin
cepat diagnosis serta pengobatan dilakukan, maka semakin baik
BAB III ISI
1. Latihan
BAB IV KESIMPULAN
Kesimpulan
Sistem imun adalah sistem proteksi efek luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika sistem kekebalan bekerja menggunakan sahih, sistem ini
akan melindungi tubuh terhadap infeksi. Bila sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh pula berkurang, sebagai
akibatnya mengakibatkan patogen, termasuk
virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang pada tubuh. Jika 
sistem ini terlalu aktif akan terjadi autoimunitas seperti alergi atau
hipersensitivitas.
 Saran
sehabis mengetahui teori dasar tentang imunologi,
kita diharapkan bisa meningkatkan atau mempertahankan kekebalan tubuh
kita dengan menjalankan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari
berbagai macam infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

httphs://www.halodoc.com/kesehatan/imunologi
https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/sistem-imun-manusia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imun

Anda mungkin juga menyukai