Anda di halaman 1dari 37

PENGGUNAAN ANTOBODI

MONOKLONAL

apt. Ike Maya P., M.Sc.

1
APA SAJA KEGUNAAN DARI
ANTIBODI MONOKLONAL?

2
PENGGUNAAN ANTIBODI
MONOKLONAL

Pada prinsipnya kegunaan antibodi monoklonal adalah sebagai


berikut:
1. Digunakan untuk mengekstraksi atau memurnikan senyawa
tertentu
2. Digunakan untuk melabel (memberi penanda) pada agen
diagnosis
3. Untuk terapi (imunoterapi), terutama untuk pengobatan kanker

3
PENGGUNAAN ANTIBODI
MONOKLONAL DALAM BIDANG
FARMASI

4
1. INDUKSI IMUNISASI PASIF

• Seseorang yang menderita sakit infeksi atau kanker


dapat diterapi menggunakan antibodi monoklonal yang
dapat mengenali agen infeksi bersangkutan.
• Dengan demikian antibodi monoklonal tersebut akan
mematikan atau menginaktifkan agen infeksi
bersangkutan.
• Dalam hal ini penderita seolah-olah telah mempunyai
antibodi sendiri.

5
2. DIAGNOSTIC IMAGING

• Antibodi yang telah dikonjugasi dengan suatu senyawa


radio aktif dapat digunakan untuk mengetahui status
penyakit seseorang.
• Sebagai contoh: seseorang penderita kanker akan
diperiksa kondisi keparahan penyakitnya. Penderita
tersebut diberikan suatu antibodi monoklonal yang
telah dikonjugasi dengan senyawa radioaktif. Selanjutnya
dilakukan foto rongsen. Hasil yang diperoleh (gambar 4)
menunjukkan bahwa penyakit kankernya telah menyebar
ke berbagai lokasi.

6
Bercak-bercak hitam
diberbagai lokasi
menunjukkan tingkat
keparahan penyakitnya

Gambar 4: Foto rontgen penderita


kanker

7
3. DIAGNOSTIK MOLEKULER

• Penggunaan antibodi monoklonal dalam diagnostik


molekuler telah banyak digunakan untuk mendeteksi
dini penyakit tertentu.
• Pada prinsipnya, agen infeksi atau kondisi penyakit
seseorang dapat diketahui dari protein yang dipunyai
atau diproduksi oleh agen infeksi atau oleh sel penderita.
• Protein-protein tersebut yang dideteksi menggunakan
antibodi monoklonal spesifik terhadap protein
bersangkutan. Selanjutnya dilakukan identifikasi
menggunakan metode ELISA (Enzyme Link
ImmunoSorbent Assay). 8
4. THERAPEUTIC DRUG
MONITORING (TDM)

• Dalam hal ini antibodi digunakan untuk


mengetahui kadar obat di dalam darah.
• TDM biasanya digunakan untuk memonitor
kepatuhan pasien terhadap pengobatan
utamanya obat-obat penyelamat nyawa
(teofilin dan digoxin).
• Prinsip metodenya adalah ELISA.

9
5. PENGHANTARAN OBAT

• Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk menghantarkan obat.


Ada 2 cara untuk menghantarkan obat, yaitu:
1. mengkonjugasikan obat dengan antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal yang digunakan adalah yang spesifk dapat mengenali
sel atau jaringan target, sehingga konjugat dengan obat akan
mengarah pada target yang bersangkutan. Konjugat yang telah
sampai pada target akan masuk ke dalam sel melalui endositosis,
yaitu sel akan menarik konjugat ke dalam sitoplasmanya. Di
dalam sel selanjutnya obat akan dilepaskan (gambar 5 dan 6).
2. Cara yang kedua adalah menggunakan konjugat antibodi
monoklonal dan enzim tertentu.(gambar 7).
10
Gambar 5. Konjugat antibodi
monoklonaldengan obat

11
Gambar 6: mekanisme masuknya
konjugat obat ke dalam sel
12
Gambar 7: konjugat antibodi
monoklonal dengan enzim
13
MEKANISME PENGHANTARAN
PRODRUG KE SEL TARGET

14
15
MEKANISME PENGHANTARAN
PRODRUG KE SEL TARGET

• Pada cara ini, konjugat antibodi monoklonal dan enzim akan


menempel pada sel target.
• Selanjutnya penderita diberikan suatu obat yang berupa
prodrug, yang tidak akan mempunyai efek sebelum dirubah
menjadi obat.
• Sebagai contoh adalah etoposida fosfat. Obat ini adalah obat
kanker yang dapat menghambat enzim topoisomerase 1. Akan
tetapi etoposida fosfat tidak dapat masuk ke dalam sel. Oleh
karena itu obat tadi harus dirubah dulu menjadi etoposida agar
dapat masuk ke dalam sel dan memberikan efek

16
6. PENGGUNAAN ANTIBODI
MONOKLONAL UNTUK PEMURNIAN
SENYAWA TERTENTU

• Pemurnian senyawa tertentu menggunakan


antibodi monoklonal dapat dilakukan dengan
metode
a) imunopresipitasi (gambar 9)
b) kolom kromatografi afinitas (gambar 10)

17
A. IMUNOPRESIPITASI

• Pada metode ini, antibodi monoklonal yang spesifik untuk senyawa


tertentu ditambahkan ke dalam campuran senyawa yang akan
dimurnikan.
• Selanjutnya antibodi monoklonal akan mengikat senyawa yang dikenali.
Karena bobot molekul antibodi monoklonal besar maka akan
mengendap.
• Setelah disentrifugasi, dan dicuci beberapa kali untuk menghilangkan
senyawa lain, senyawa yang dikehendaki dapat dipisahkan dari antibodi
monoklonal dengan merubah pH larutan.
• Setelah sentrifugasi, antibodi monoklonal mengendap atau didialisis,
senyawa dapat dipisahkan.

18
IMUNOPRESIPITASI

19
B. KROMATOGRAFI AFINITAS

• Antibodi monoklonal spesifik dilekatkan pada


matriks tertentu yang digunakan sebagai fase
diam pada kolom. Setelah campuran senyawa
yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam
kolom, dielusi dan dicuci, maka senyawa tertentu
akan ditahan oleh antibodi monoklonal spesifik.
Selanjutnya dipisahkan seperti imunopresipitasi

20
KOLOM KROMATOGRAFI
AFINITAS

21
PENGGUNAAN ANTIBODI
MONOKLONAL UNTUK TERAPI
KANKER

22
• Antibodi monoklonal pada waktu dikembangkan ditujukan untuk diagnotik
molekuler. Saat ini penggunaan utamanya adalah untuk tujuan terapi.
• Namun demikian pada usaha awal sudah muncul problem yaitu penolakan
oleh antibodi manusia yaitu Human Anti Mouse Antibody (HAMA). Hampir
80% pasien yang mendapat terapi mengalami respon HAMA dalam waktu 14
hari sejak terapi. Mengapa demikian?
• Hal ini disebabkan karena antibodi monoklonal tersebut dibuat menggunakan
mencit sehingga di dalam tubuh manusia akan direspon oleh sistem imun
manusia dan kemudian akan didegradasi. Oleh karena itu perlu dilakukan
usaha untuk mengurangi respon imun.
• Usaha untuk mengurangi respon imun adalah dengan cara mengurangi
kandungan protein dari antibodi mencit dengan cara membuat
atau memodifikasi antibodi. Cara tersebut adalah membuat antibodi
monoklonal chimeric dan humanized.

23
MONOCLONAL ANTIBODIES FOR
THERAPEUTIC PURPOSES

• Murine monoclonal antibodies first developed as diagnostic


tools in 1970s (Milstein and Brown)
• Limited therapeutic efficacy due to development of HAMA
(human anti-mouse antibodies) ~ 14 days, 50-80 % patient
• Chimeric and humanised monoclonal antibodies prevent
development of HAMA

24
25
ANTIBODI MONOKLONAL
CHIMERIC

• Dibuat dengan cara mengganti bagian


konstan dari antibodi mencit dengan bagian
konstan antibodi manusia (gambar 12).
• Dengan demikian kandungan protein mencit
menjadi berkurang sehingga diharapkan akan
mengurangi respon imun.

26
Gambar 12: Antibodi monoklonal
chimeric (Walsh, 2007)

apt. Ike Maya P., M.Sc. 27


ANTIBODI HUMANIZED

• Antibodi ini dibuat dengan cara mengganti


hampir seluruh bagian dari antibodi mencit
dengan antibodi manusia.
• Bagian yang tersisa adalah bagian determinan
atau bagian yang dapat berikatan dengan epitop
saja (gambar 13).

28
Gambar 13: Antibodi monoklonal
humanized (Walsh, 2007)
apt. Ike Maya P., M.Sc. 29
KESIMPULAN

• Antibodi chimeric maupun humanized ternyata dapat


memperbaiki problem HAMA karena respon imun turun
menjadi hanya 5% saja.
• Waktu paruhnya juga meningkat menjadi kira-kira 14-23 hari
dibandingkan 30-40 jam jika menggunakan antibodi monoklonal
mencit.
• Disamping itu mekanisme ikutan ketika antibodi berikatan
dengan antigen masih ada, karena diperantarai oleh bagian Fc
dari antibodi manusia.

30
PENAMAAN ANTIBODI
MONOKLONAL

Untuk membedakan jenis antibodi, maka dilakukan penamaan yang


menggambarkan jenis antibodi bersangkutan
1. Antibodi yang berasal dari mencit maka diberi akhiran momab
atau mumab, Misalkan: Tostumomab, Tositumomab
2. Antibodi chimeric (partially humanized) diberi akhiran ximab,
Misalkan: Rituximab, Abciximab
3. Antibodi humanized (75% humanized) diberi akhiran zumab,
Misalkan Trastuzumab, Palivizumab

31
PEMBAHASAN PERTEMUAN KE-11
STUDI KASUS

• Kembali ke kasus di atas. Pada kasus 1, pasien dengan NHL yang


diterapi dengan Mabthera (Rituximab). Rituximab mempunyai target
protein CD20 yang terdapat pada permukaan sel B yang menjadi
kanker. Rituximab mempunyai target yang spesifik sehingga lebih
tepat diberikan pada pasien daripada vincristine.
• Pada kasus 2, trastuzumab mempunyai target pada protein
permukaan sel kanker payudara (HER2). Oleh karena itu
trastuzumab lebih cocok diberikan pada penderita kanker payudara
daripada vincristine.

32
MONOCLONAL ANTIBODIES
IN B-CELL LYMPHOMAS

• Rituximab: Naked chimeric monoclonal antibody against


CD20 antigen

• CD20 on cell surface of most B-cell malignancies except


primitive B-cell ALL and post-mature myeloma cells

33
KEY FEATURES OF RITUXIMAB

• Chimeric anti-CD20 MoAb

• Activates complement
mediated cytotoxicity &
antibody dependent cellular
cytotoxicity (ADCC)

• Direct anti-tumor effects

• Synergistic activity with


Human chemotherapy
Mouse
• Sensitises chemoresistant cell
lines
34
Chimaeric and humanized antibodies
(compared to murine Ab)

1. Significantly less immunogenic (80% 5%)

2. Display a prolonged serum half-life (14-23 days


compared to 30-40 hrs) frequency of administration
reduced

3. Allow activation of various Fc-mediated functions


eg. Activation of complement

apt. Ike Maya P., M.Sc. 35


6/11/2020 apt. Ike Maya P., M.Sc. 36
TERIMA KASIH

37

Anda mungkin juga menyukai