Anda di halaman 1dari 10

Modul Praktikum

KIMIA FARMASI ANALISIS II


VOLUMETRI

ENUR NURAENI

| STIKES KARSA HUSADA GARUT|2020


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur ke khadirat Allah SWT, atas segala limpahan berkat dan
rahmat-Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaian Modul panduan praktikum Kimia
Farmasi Analisis Kuantitatif ini bagi mahasiswa Farmasi.
Modul panduan praktikum ini memuat teori dasar dan contoh praktis mengenai analisis
kimia dalam aplikasinya di dunia kefarmasian. Dengan ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan mempermudah untuk mempelajari hal-hal yang terkait pokok bahasan
sebelum dimulainya kegiatan praktikum.
Penyusunan Modul panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan penyusunan
Modul panduan praktikum ini di kemudian hari.

Garut, Februari 2020


Penyusun
ANALISA KUANTITATIF OBAT
DENGAN TITRASI ASAM BASA (NETRALISASI)

PENDAHULUAN

Metode Volumetri merupakan metode sederhana yang dapat dilakukan pada obat yang
mengandung senyawa obat tunggal. Analisis kuantitatif dengan metode volumetri
didasarkan pada reaksi kimia yang spesifik, yaitu reaksi netralisasi.
Reaksi ini dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi
sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya
untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari
buret disebut titran, sedangkan larutan yang ditambah titran disebut titrat (dalam hal ini
titran dan titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan
titran harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan
ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator
asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Reaksi netralisasi menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat,
asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa
kuat-garam dari basa lemah. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi
berlangsung kuantitatif. Pada Bab 2 ini dirancang untuk 2 topik kegiatan praktikum metoda
volumetric dengan reaksi netralisasi yang terdiri dari metode asidimetri dan alkalimetri,
yaitu:
Topik 1. Penetapan Kadar Asam Salisilat dengan Metode Alkalimetri
Topik 2. Penetapan Kadar Asetosal dengan Metode Asidi-Alkalimetri
Topik 3. Penetapan Kadar Natrium Bicarbonat dengan Metode Acidimetri

PERHITUNGAN VOLUMETRI
Perhitungan dalam analisis volumetri didasarkan pada hubungan stokiometri
sederhana dari reaksi-reaksi kimia. aA + tT  produk
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T disebut
titran (larutan titer), ditambahkan sedikit-demi sedikit, biasanya dari dalam buret. Larutan
dalam buret bisa berupa larutan standar yang konsentrasinya diketahui dengan cara
standarisasi/pembakuan ataupun larutan dari zat yang akan ditentukan konsentrasinya.
Penambahan titran diteruskan sampai jumlah T yang secara kimia setara atau ekuivalen
dengan A, maka keadaan tersebut dikatakan telah mencapai titik ekuivalensi dari titrasi itu.
Dasar reaksi inilah yang digunakan untuk menentukan kesetaraan zat uji dengan larutan
titer yang tertera pada monografi masing-masing senyawa obat dalam Farmakope
Indonesia.
Namun kapan tepatnya tercapai suatu titik ekuivalensi tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Untuk mengetahui kapan penambahan titran itu harus dihentikan, digunakanlah larutan
indikator yang dapat menunjukkan terjadinya kelebihan titran dengan perubahan warna.
Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir titrasi, idealnya
adalah titik akhir titrasi sedekat mungkin dengan titik ekuivalensi. Oleh karena itu, pada saat
Anda melakukan titrasi, penambahan larutan titer harus segera dihentikan jika telah terjadi
perubahan warna pertama. Dan ingat, jika penggunaan larutan titer berlebihan (perubahan
warna pertama tidak Anda perhatikan dengan baik), maka terjadi kelebihan larutan titer
yang menyebabkan hasil analisis yang tidak lagi akurat.
Satuan konsentrasi yang banyak dipakai dalam analisis volumetri adalah molaritas (M) dan
normalitas (N). Untuk itu kita perlu mempelajari kembali tentang molaritas dan normalitas
tersebut.

Seperti yang telah Anda ketahui sebelumnya bahwa :


1. Molar (M) adalah jumlah gram mol atau mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
2. Normal (N) adalah jumlah gram ekuivalen atau grek zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Untuk tujuan perhitungan jumlah bahan yang hendak ditimbang untuk konsentrasi molar
atau normal, satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah ekivalensi satuan :
1. Satuan Liter Ekuivalen Dengan Mol Dan Gram Sedangkan Mililiter Ekuivalen Dengan
Mmol Dan Mg
2. Hal Yang Sama Juga Berlaku Untuk Normalitas (Liter Ekuivalen Dengan Grek Dan Gram
Serta Mililiter Ekuivalen Dengan Mgrek Dan Mgram).

JADI INGAT !!!


Ekuivalensi satuan dalam perhitungan molaritas dan normalitas, adalah :
1. Jika berat dalam gram, maka volume dalam liter
2. Jika berat dalam mg, maka volume dalam mililiter

Berdasarkan defenisi M dan N di atas, secara matematik satuan konsentrasi ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Massa Massa
Molaritas (M) = Normalitas (N) =
BM x Volume BE x Volume

Dimana :
Massa /BM  g/BM = mol atau mg/BM = mmol
BM
BE =
n
n = jumlah H+ dan OH- yang diikat atau dilepas 
Massa/BE  g/BE = grek atau mg/BE = mgrek
MODUL 3

Penetapan Kadar Vitamin C dengan


Metode Iodimetri

Judul Praktikum: penetapan kadar vitamin C dengan metode


iodimetri
PELAPORAN
Hari/Tgl praktek:senin,7 juni 2021
HASIL Sampel Uji: Vitamin C
No Batch:
PRAKTIKUM Metode: Iodimetri
Nama/NIM: Diah Permata Utami

A. Tujuan Praktikum

- Mahasiswa dapat membuat larutan baku Iod 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi
- Mahasiswa dapat melakukan pembakuan larutan Iod dengan arsen trioksida sebagai
baku primer
- Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar vitamin c dengan menggunakan
metode iodimetri

B. Reaksi – Reaksi pada Percobaan


1. Reaksi pada pembakuan
Arsentrioksida + jingga metil + asam klorida + natrium bikarbonat + kanji =
berubah warna menjadi biru

2. Reaksi pada penetapan kadar sampel

Vitamin C + asam sulfat + indikator kanji + iodium = berubah warna menjadi biru

3. Perhitungan Pembakuan
4. Perhitungan Kadar Sampel
a. Data penimbangan I
Berat zat uji = 180 mg
Volume larutan titer (Viod) = 1,4 ml
Mgrek vitamin C = m grek iod
mg vit C
= VIod X NIod
BE vitC
Mg vit C dalam sampel = Viod X Niod X BEvit C
= 1,4 x 0,025 x 88,06
= 3,0821 mg

b. Data penimbangan II
Berat zat uji = 180 mg
Volume larutan titer (Viod) = 1,1 ml
Mgrek vitamin C = m grek iod
mg vit C
= VIod X NIod
BE vitC
Mg vit C dalam sampel = Viod X Niod X BEvit C
= 1,1 x 0,025 x 88,06
= 2,42 mg
c. Data penimbangan III
Berat zat uji = 180 mg
Volume larutan titer (Viod) = 2,5 ml
Mgrek vitamin C = m grek iod
mg vit C
= VIod X NIod
BE vitC
Mg vit C dalam sampel = Viod X Niod X BEvit C
= 2,5 x 0,025 x 88,06
= 5,50 mg

5. Kesimpulan

Normalitas larutan titer adalah 0,024 N


Kadar vitamin C per tablet 2,910 mg/tab
Kadar kemurnian berdasarkan kadar yang tertera pada label 0,785 .%
Jadi ........................................ syarat Farmakope III/IV

.....................................,......................20................

Pengawas / Pembimbing Praktikan

(.....................................) (.....................................)
MODUL
\ 7

Penetapan Kadar Sampel


dengan Metode Argentometri
Judul Praktikum: penetapan kadar sampel dengan menggunakan
PELAPORAN metode argentometri
Hari/Tgl praktek: Senin,7 juni 2021
HASIL Sampel Uji: garam dapur
No Batch:
PRAKTIKUM Metode: argentometri
Nama/NIM: Diah Permata Utami

A. Tujuan Praktikum
- Mahasiswa dapat membuat larutan AgNO3
- Mahasiswa dapat membakukan larutan titer AgNO3 menggunakan baku primer
NaCl.
- Mahasiswa dapat menentukan kadar sampel secara Argentometri.

B. Reaksi – Reaksi pada Percobaan


1. Reaksi pada pembakuan
NaCl murni + K2CrO4 = berubah warna dari kuning menjadi merah jambu

2. Reaksi pada penetapan kadar sampel


Sampel + K2CrO4 = berubah warna dari kuning menjadi merah jambu

C. Perhitungan Pembakuan

D. Perhitungan Kadar Sampel


E. Kesimpulan
Normalitas larutan titer adalah 0,0998 N
Kadar sampel ......................... mg/....
Kadar kemurnian berdasarkan kadar yang tertera pada label .............................%
Jadi ........................................ syarat Farmakope III/IV

.....................................,......................20................
Pengawas / Pembimbing Praktikan

(.....................................) (.....................................)

Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kimia Farmasi II, Pusat Pendidikkan Sumber
Daya Manusia Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan, Harpolia Cartika, 2017.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kimia Farmasi, Pusat Pendidikkan Sumber Daya
Manusia Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Harpolia Cartika, 2016.
Sudjadi Et al., Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009.

Anda mungkin juga menyukai