Anda di halaman 1dari 13

Laporan Percobaan Kimia

Titrasi

Dibuat Oleh:
-Christoforus Steven D. -Richie Desandri
- Jasson Reynaldo -Yovline Jeannika Fu

Kelas : XI IPA 1

Guru Pembimbing : Reinna Elsha, S.Pd

Yayasan Pendidikan Unggul Sakti


Tahun Ajaran 2017/2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-
Nya yang memberikan hikmat dan kesempatan ini lah yang membuat kami dapat
melaksanakan praktikum dengan baik.
Selain itu, kami ingin berterima kasih kepada guru pembimbing dan sumber-
sumber yang telah membantu praktikum kami serta laporan praktikum kami terlaksana
dari awal sampai akhir. Terima kasih
Kami juga ingin meminta maaf kepada siapapun pembaca laporan ini apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan, pemilihan kata, ataupun kesalahan apapun, karena
kami sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan.
Akhir kata, kami terbuka dalam menerima saran ataupun kritik yang ingin
disampaikan oleh pembaca, apapun dan dari siapapun, agar kami dapat memperbaiki
kesalahan dan dapat menjadi lebih baik dalam membuat laporan ke depannya nanti.

Jambi, 20 Februari 2018

Penulis
Bab I
PEMBUKAAN

1.1. Landasan Teori

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam
basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam
tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH.
pH pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi
asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki
rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit
untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi
tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu
berhimpitan dengan titik ekuivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat
memperkecil kesalahan titrasi.
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan standar.
2. Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3. Titik stoikiometri atau titik ekuivalen harus diketahui. Indikator yang memberikan
perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekuivalen yang sering digunakan. Titik
pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir.
4. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus diketahui
setepat mungkin.

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dapat larut dalam air dan tidak
dapat larut dalam minyak dan zat pelarut lemak. Vitamin C mulai dikenal setelah dapat
dipisahkan atau disolasi dari air jeruk pada tahun 1928. Albert Szent-Györgyi menerima
penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan
tersebut.
Vitamin C dikenal juga dengan nama kimianya asam askorbat. Vitamin ini
dapat mencegah sariawan. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal
bebas yang terdapat pada tubuh, sehingga dapat menghindari dampak buruk dari radikal
bebas.

Vitamin C atau asam askorbat memiliki rumus kimia C6H8O6 dan berat
molekul 176,12 gram/mol. Asam askorbat sendiri merupakan asam diprotik.

1.2. Tujuan
1. Mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung
asam.
2. Mampu mengamati dan mengetahui kadar asam askorbat
3. Mampu menstandarisasi larutan.

1.3. Manfaat
Menambah pengetahuan dalam menentukan konsentrasi asam basa dari suatu larutan
yang diujikan sehingga diharapkan dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari.

(Dibuat Oleh Yovline)


BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan bahan:

A. Alat: B. Bahan :
- Tabung ukur - Tablet Vitamin C
- Lumpang porselin - Air
- Labu Erlenmeyer - Soda api (NaOH)
- Pipet tetes - Indikator Phenolftalein(PP)
- Timbangan digital - Indikator Metil Merah
- Corong

3.2 Prosedur Kerja


1. Timbang Sebutir tablet vitamin C

2. Haluskan dengan lumpang porselin


3. Masukkan ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan air hingga 50 ml

4. Kocok hingga homogen

5. Ambil 5 ml larutan vitamin C sebagai titrasi


6. Tetesi dengan indikator sebanyak 0,15 ml

7. Tetesi NaOH 0,1 M hingga tampak perubahan warna (digoyang)

8. Amati perubahan warna dan catat volume NaOH (1 ml = 20 tetes)

9. Hitung kadar asam askorbat

(Dibuat Oleh Richie)


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Dengan PP

No Volume Larutan(ml) Volume Gambar


NaOH(ml)
1 5 0,25

2 5 0,25

Mmol NaOH = 0,1 x 0,25 = 0,025mmol

Reaksi :

H2C6H6O6 + 2NaOH → Na2(C6H6O6) + H2O


m: 0,0125 0,025 - -
r : 0,0125 0,025 0,0125 0,0125
s : 0 0 0,0125 0,0125

Mencari mol asam yang digunakan :


0,0125 𝑥
5𝑚𝑙
= 50𝑚𝑙 x = 0,125 mmol
Sehingga massa asam askorbat yang digunakan adalah :
Gr = mol x Mr = 0,125 x 176 = 22 mg
Massa asam askorbat teori ialah 50 mg
Massa vit C per tablet = 250 mg

*Kadar asam askorbat secara praktek *Kadar asam askorbat per tablet

22 50
%Yield = 50 × 100 = 44% %Asam askorbat : 250 × 44 = 8,8%

Massa asam askorbat pertablet dengan indikator PP :


8,8
Gr = massa tablet × %massa asam askorbat = 250 × 100= 22 mg

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa untuk menetralkan 5 ml larutan asam


askorbat diperlukan sebanyak 0,25 ml larutan NaOH yang memiliki konsentrasi 0,1
M dengan kadar asam askorbat secara praktek adalah 44% , kadar asam askorbat
per tablet 8,8% , dan juga diketahui masa asam askorbat pertablet dengan indikator
pp ialah 22 mg.Pada saat proses pentitrasian pertama dan kedua keduaduanya sama-
sama membutuhkan 5 tetes larutan NaOH untuk menitrasi 5 ml larutan asam
askorbat.
3.2 .Dengan Metil Merah

No Volume Volume Gambar


Larutan(ml) NaOH(ml)
1 5 0,5

2 5 0,25

Mmol NaOH = 0,1 x 0,25 = 0,025mmol

Reaksi :

H2C6H6O6 + 2NaOH → Na2(C6H6O6) + H2O


m: 0,0125 0,025 - -
r : 0,0125 0,025 0,0125 0,0125
s : 0 0 0,0125 0,0125

Mencari mol asam yang digunakan :


0,0125 𝑥
= 50𝑚𝑙 x = 0,125 mmol
5𝑚𝑙

Sehingga massa asam askorbat yang digunakan adalah :


Gr = mol x Mr = 0,125 x 176 = 22 mg
Massa asam askorbat teori ialah 50 mg
Massa vit C per tablet = 250 mg
*Kadar asam askorbat secara praktek *Kadar asam askorbat per tablet

22 50
%Yield = 50 × 100 = 44% %Asam askorbat : 250 × 44 = 8,8%

Massa asam askorbat pertablet dengan indikator Metil merah :


8,8
Gr = massa tablet × %massa asam askorbat = 250 × 100= 22 mg

Berdasarkan hasil percobaan menggunakan indikator metil merah menunjukkan


bahwa diperlukan larutan NaOH sebanyak 5 tetes yaitu 0,25 ml untuk mentitrasi 5ml
larutan asam askorbat,dengan kadar asam askorbat secara praktek adalah 44% , kadar
asam askorbat per tablet 8,8% , dan juga diketahui masa asam askorbat pertablet
dengan indikator pp ialah 22 mg. Pada saat proses pentitrasian pertama dan kedua
keduaduanya sama-sama membutuhkan 5 tetes larutan NaOH untuk mentitrasi 5 ml
larutan asam askorbat.

(Dibuat Oleh Jasson)


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan di atas, kami mentitrasi asam askorbat dengan NaOH 0.1
M. Massa asam askorbat berdasarkan teori adalah 50 mg pada setiap tablet yang
beratnya 250 mg. Sedangkan setelah melakukan praktek kami mendapati bahwa
setiap tablet yang beratnya 250 mg, terdapat 22 mg asam askorbat. Sehingga
persen teori asam askorbat per tablet adalah 20 %. Sedangkan persen praktek asam
askorbat per tablet adalah 8,8%.

4.2 Saran

 Lakukan titrasi dengan penuh konsentrasi dan teliti untuk mendapatkan


pengukuran yang tepat.
 Larutkan vitamin C secara menyeluruh jangan sampai ada yang tidak larut
 Sebaiknya gelas ukur dan labu erlenmeyer dicuci bersih sebelum digunakan untuk
praktikum dengan indikator lain agar terhindar dari kontaminasi zat sebelumnya.
 Berhati-hati saat mengamati perubahan warna.
Lampiran

(Dibuat & Disusun Oleh Christoforus)

Anda mungkin juga menyukai