Titrasi
Dibuat Oleh:
-Christoforus Steven D. -Richie Desandri
- Jasson Reynaldo -Yovline Jeannika Fu
Kelas : XI IPA 1
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-
Nya yang memberikan hikmat dan kesempatan ini lah yang membuat kami dapat
melaksanakan praktikum dengan baik.
Selain itu, kami ingin berterima kasih kepada guru pembimbing dan sumber-
sumber yang telah membantu praktikum kami serta laporan praktikum kami terlaksana
dari awal sampai akhir. Terima kasih
Kami juga ingin meminta maaf kepada siapapun pembaca laporan ini apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan, pemilihan kata, ataupun kesalahan apapun, karena
kami sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan.
Akhir kata, kami terbuka dalam menerima saran ataupun kritik yang ingin
disampaikan oleh pembaca, apapun dan dari siapapun, agar kami dapat memperbaiki
kesalahan dan dapat menjadi lebih baik dalam membuat laporan ke depannya nanti.
Penulis
Bab I
PEMBUKAAN
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam
basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam
tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH.
pH pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi
asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki
rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit
untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi
tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu
berhimpitan dengan titik ekuivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat
memperkecil kesalahan titrasi.
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan standar.
2. Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3. Titik stoikiometri atau titik ekuivalen harus diketahui. Indikator yang memberikan
perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekuivalen yang sering digunakan. Titik
pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir.
4. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus diketahui
setepat mungkin.
Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dapat larut dalam air dan tidak
dapat larut dalam minyak dan zat pelarut lemak. Vitamin C mulai dikenal setelah dapat
dipisahkan atau disolasi dari air jeruk pada tahun 1928. Albert Szent-Györgyi menerima
penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan
tersebut.
Vitamin C dikenal juga dengan nama kimianya asam askorbat. Vitamin ini
dapat mencegah sariawan. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal
bebas yang terdapat pada tubuh, sehingga dapat menghindari dampak buruk dari radikal
bebas.
Vitamin C atau asam askorbat memiliki rumus kimia C6H8O6 dan berat
molekul 176,12 gram/mol. Asam askorbat sendiri merupakan asam diprotik.
1.2. Tujuan
1. Mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung
asam.
2. Mampu mengamati dan mengetahui kadar asam askorbat
3. Mampu menstandarisasi larutan.
1.3. Manfaat
Menambah pengetahuan dalam menentukan konsentrasi asam basa dari suatu larutan
yang diujikan sehingga diharapkan dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari.
A. Alat: B. Bahan :
- Tabung ukur - Tablet Vitamin C
- Lumpang porselin - Air
- Labu Erlenmeyer - Soda api (NaOH)
- Pipet tetes - Indikator Phenolftalein(PP)
- Timbangan digital - Indikator Metil Merah
- Corong
3.1 Dengan PP
2 5 0,25
Reaksi :
*Kadar asam askorbat secara praktek *Kadar asam askorbat per tablet
22 50
%Yield = 50 × 100 = 44% %Asam askorbat : 250 × 44 = 8,8%
2 5 0,25
Reaksi :
22 50
%Yield = 50 × 100 = 44% %Asam askorbat : 250 × 44 = 8,8%
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas, kami mentitrasi asam askorbat dengan NaOH 0.1
M. Massa asam askorbat berdasarkan teori adalah 50 mg pada setiap tablet yang
beratnya 250 mg. Sedangkan setelah melakukan praktek kami mendapati bahwa
setiap tablet yang beratnya 250 mg, terdapat 22 mg asam askorbat. Sehingga
persen teori asam askorbat per tablet adalah 20 %. Sedangkan persen praktek asam
askorbat per tablet adalah 8,8%.
4.2 Saran