Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGU KE XI

ASPEK GIZI PENGOLAHAN PANGAN

PENGUJIAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA MINUMAN SERBUK

Oleh :

Kelompok 4

1. Serly Indria Wahyuningtias 16733058


2. Lusiana Indri Yani 16733037
3. Muhammad Zaenury 16733042
4. Nia Rahmawati 16733045
5. Siti Muna fiah 16733060
6. Vicky Ayu Krismonit 16733064
7. Vivi Aprillia 16733066

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2018
BAB I

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Alat Bahan
Pipet Amilum
Alat titrasi Iod 0,01 N
Beaker glass Sampel nutrisari
Labu takar Sampel vegeta
Erlenmeyer Sampel adem sari
Bulb Sampel marimas
Sampel jesscool
Aquades

1.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Menimbang sampel sebanyak 5 gram dan 1 gram (untuk sampel
nutrisari dan adem sari)
3. Melarutkan sampel yang telah di timbang dan mengencerkannya
sampai 100 ml pada labu takar
4. Mengambil 25 ml sampel yang telah diencerkan, kemudian
memasukkannya kedalam erlenmeyer
5. Menambahkan indikator amilum sebanyak 2 ml
6. Melakukan proses titrasi sampel sampai berwarna biru
7. Melakukan proses pengamatan
1.3 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Menimbang sampel sebanyak 5 gram, untuk sampel


nutrisari dan adem sari timbang sebanyak 1 gram

Melarutkan dan mengencerkan sampel sampai 100 ml


pada labu takar, kemudian mengambil 25 ml dan
memasukkannya kedalam erlenmeyer

Menambahkan indikator amilum sebanyak 2 ml


kemudian melakukan proses titrasi sampai berwarna biru

1.4 Hasil Pengamatan

Kelompok Sampel Berat Ml Kandungan


sampel titrasi vitamin C(mg/g)
(g) (ml)
1. Nutrisari 1,2207 3,15ml 9,08
2. Vegeta 5,0765 0,35 ml 0,24
3. Adem 1,0020 4,75 ml 16,69
sari
4. Marimas 5,2067 0,1 ml 0,07
5. Jesscool 5,0472 0,25 ml 0,17

Perhitungan

1. Kandungan vitamin C nutrisari

𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 0,88


𝑉𝐻𝐶 =
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3,15 𝑥 4 𝑥 0,88
= 1,2207

= 9,08
2. Kandungan Vitamin C Vegeta

𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 0,88


𝑉𝐻𝐶 =
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,35 𝑥 4 𝑥 0,88
= 5,0765

= 0,24

3. Kandungan Vitamin C Pada Adem Sari

𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 0,88


𝑉𝐻𝐶 =
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

4,75 𝑥 4 𝑥 0,88
= 1,0020

= 16,69

4. Kandungan Vitamin C Pada Marimas

𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 0,88


𝑉𝐻𝐶 =
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,1 𝑥 4 𝑥 0,88
= 5,2067

= 0,07
5. Kandungan Vitamin C Pada Jesscool

𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 0,88


𝑉𝐻𝐶 =
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,25 𝑥 4 𝑥 0,88
= 5,0472

= 0,17

BAB II

PEMBAHASAN

Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air.
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan
reduktor dan antioksidan. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan
stabil pada keadaan kering (Dewoto 2007). Vitamin C sangat mudah rusak
sehingga jumlah vitamin C dalam tubuh jauh lebih sedikit dan harus diperoleh
dari sumber bahan pangan lain karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh.
untuk mengetahui kandungan vitamin C dalam bahan pangan dapat diketahui
dengan menggunakan metode titrasi iodium. Prinsipnya yaitu menggunakan
larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi
secara kuantitatif pada titik ekivalennya (mengoksidasi vitamin C) dan memakai
amilum sebagai indikatornya.

Larutan iod akan bereaksi dengan amilum sehingga menghasilkan warna


biru pada saat dilakukan proses titrasi. Pada praktikum ini pengujian kandungan
vitamin C dilakukan sebanyak 2 kali (duplo) tujuannya yaitu untuk mendapatkan
data yang valid sehingga akan meminimalisir kesalahan dan mengakuratkan data
yang telah diperoleh. Sampel yang digunakan yaitu marimas, nutrisari, jesscool,
vegeta, dan adem sari. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram, namun untuk sampel
nutrisari dan adem sari ditimbang sebanyak 1 gram. hal tersebut mempengaruhi
banyaknya kandungan vitamin C yang terdapat pada sampel saat pengujian.
Untuk sampel yang ditimbang dengan berat yang lebih rendah akan
menghasilkan kandungan vitamin C yang banyak. Vitamin C merupakan asam
askorbat yang memiliki sifat dapat merusak warna iodium. Pencampuran vitamin
C ke dalam larutan iodium yang berwarna coklat kekuningan dapat mengubah
warna coklat iodium menjadi biru dengan indikator amilum. Larutan iodium yang
berwarna coklat dapat digunakan sebagai indikator keberadaan vitamin C di
dalam bahan tertentu. Semakin banyak tetesan iod yang menyebabkan perubahan
warna pada sampel maka semakin tinggi pula kandungan vitamin C. namun
sebaliknya, jika dengan tetesan sedikit bahan sudah berubah warna berarti
kandungannya sedikit.

Vitamin C digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan virus, kuman,


dan bibit penyakit. Vitamin C dalam tubuh bekerja sebagai tameng dari serangan
kuman. Vitamin C yang kita minum akan melapisi seluruh sel tubuh, jika ada
kuman masuk, maka kuman tersebut akan menyerang pada vitamin C, bukan
tubuh kita.Vitamin C berperan sebagai antioksidan. Vitamin C pada minuman
serbuk sengaja ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh
dimana penambahan vitamin C telah di sesuaikan dengan jumlah angka
kecukupan gizi. Kebutuhan vitamin C yang diperlukan tubuh yaitu sebesar 2000
mg/hari. Untuk sampel marimas pada komposisi yang ada vitamin C yang
ditambahkan pada marimas jeruk manis yaitu sebesar 0,1 mg/gram.

Hasil praktikum pengujian vitamin C pada minuman serbuk yaitu sampel


nutrisari memiliki kandungan vitamin C sebesar 9,08 mg/gram, sampel vegeta
memiliki kandungan vitamin C sebesar 0,24 mg/gram, sampel adem sari memiliki
kandungan vitamin C sebesar 16,69 mg/gram, sampel marimas memiliki
kandungan vitamin C sebesar 0,07 mg/gram dan sampel jesscool memiliki
kanadungan vitamin C sebesar 0,17 mg/gram.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Kandungan vitamin C tertinggi yaitu pada sampel adem sari dengan


kandungan vitamin C sebesar 16,69mg/gram.
2. Kandungan vitamin C terendah yaitu pada sampel marimas dengan
kandungan vitamin C sebesar 0,07 mg/gram.
3. Vitamin C digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan virus, kuman,
dan bibit penyakit.
4. Larutan iod akan bereaksi dengan amilum sehingga menghasilkan warna
biru pada saat dilakukan proses titrasi dan menandakan kadar vitamin C
pada sampel

DAFTAR PUSTAKA
1. Pracaya, 2000. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya dan Pasca Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta.
2. Wijarnako, Simon bambang. 2002. Analisa Hasil Pertanian. Malang,
Universitas Brawijaya
3. Sediaoetama, AD. 1999. Ilmu Gizi (untuk mahasiswa dan profesi).
Jilid II. Dian Rakyat. Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai