OLEH :
TIM DOSEN
TUJUAN PRAKTIKUM
Spektrofotometer UV
Kuvet 1 cm
Tisu lensa
Labu ukur 100 mL
Labu ukur 50 mL
Labu ukur 10 mL
Botol timbang
Mikropipet 10-100 µL
Gelas Kimia 250 mL
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA
Ditimbang secara seksama sejumlah paracetamol kemudian dilarutkan dalam etanol 95%, aduk
hingga terlarut sempurna, dengan menggunakan aquadest tepatkan volume hingga 100 mL dan
dihitung berapa konsentrasi dalam satuan ppm (Larutan stok 1)
Lakukan pengenceran bila diperlukan agar mendapatkan nilai konsentrasi dan nilai absorban
yang di harapkan
Penentuan λmax Paracetamol
Ukur absorbansi dari salah satu konsentrasi larutan baku yang telah dibuat pada panjang
gelombang 235-250 nm dan tidak lupa menggunakan Blangko. Gambar kurva absorpsi untuk
menentukan λmax.
1. Buat kurva kalibrasi dengan cara mengukur absorban masing-masing konsentrasi yang
telah dibuat (dibaca pada λmax). Bila perlu lakukanlah pengenceran terhadap masing-
masing konsentrasi yang telah dibuat (catatlah faktor pengencerannya)
2. Buatlah kurva hubungan antara absorban (sumbu Y) terhadap konsentrasi (Sumbu X)
pada kertas grafik.
Lakukan perlakuan awal terhadap sampel terlebih dahulu, apabila sampel dalam bentuk sediaan
yang memiliki basis yang tidak larut dalam pelarut yang sama maka lakukanlah penyaringan.
Sampel yang sudah dalam bentuk larutan dapat langsung diukur, jika absorban sampel tidak
berada pada kisaran absorban ( A=0.2-0.8) lakukan perlakuan tambahan yaitu dengan cara
pengenceran (Catat faktor pengenceran) atau mempreparasi sampel baru.
Setelah diperoleh nilai absorban pada sampel tersebut, tentukan kadar senyawa dalam sampel
tersebut dengan menggunakan grafik atau persamaan regresi linier
Y=bX+a
MODUL 2
TUJUAN PRAKTIKUM
PRINSIP
Pembentukan kompleks berwarna biru hingga ungu antara turunan hidroksi benzoat dengan ion
Fe(NO3)3 yang dapat diukur pada panjang gelombang 525 nm.
Spektrofotometer UV
Kuvet 1 cm
Tisu lensa
Labu ukur 100 mL
Labu ukur 50 mL
Labu ukur 10 mL
Botol timbang
Mikropipet 10-100 µL
Gelas Kimia 250 mL
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA
Larutan Fe(NO3)3 1%
Ditimbang secara seksama sejumlah 100 mg asam salisilat kemudian dilarutkan dalam 15 mL
Etanol 96% dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas 100 mL (larutan stok), buatlah
larutan baku dengan konsentrasi yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm, 70
ppm untuk pembuatan panjang gelombang maksimum dan pembuatan kurva kalibrasi (sebelum
ditepatkan volume yang diharapkan untuk pengenceran tambahkan masing-masing labu dengan
larutan Fe(NO3)3 1% sebanyak 5 mL tambahkan aquadest hingga tanda batas (Larutan Baku).
Ukur absorban dari salah satu konsentrasi larutan baku yang telah dibuat pada panjang
gelombang 520-530 nm dan tidak lupa menggunakan blangko larutan Fe(NO 3)3 1%. Gambar
kurva absorpsi untuk menentukan λmax.
1. Buat kurva kalibrasi dengan cara mengukur absorban masing-masing konsentrasi yang
telah dibuat (dibaca pada λmax). Bila perlu lakukanlah pengenceran terhadap masing-
masing konsentrasi yang telah dibuat (catatlah faktor pengenceran).
2. Buatlah kurva hubungan antara absorban (sumbu Y) terhadap konsentrasi (sumbu X)
pada kertas grafik.
3. Tentukan persamaan grafik dengan menggunakan regresi linier
Ukur dengan spektrofotometer absorban sampel yang telah disiapkan pada λ max kemudian
tentukan konsentrasi sampel dengan menggunakan kurva kalibrasi dan dengan menggunakan
persamaan garis (regresi linier)
MODUL 3
TUJUAN PRAKTIKUM
PRINSIP
Spektrofotometer UV
Kuvet 1 cm
Tisu lensa
Labu ukur 100 mL
Labu ukur 50 mL
Labu ukur 10 mL
Botol timbang
Mikropipet 10-100 µL
Gelas Kimia 250 mL
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA
Baku Asam Mefenamat ditimbang 100 mg, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, lalu
ditambahkan metanol sampai tanda tera dan dihomogenkan. Diambil 2,5 mL baku Asam
Mefenamat 1000 µg/mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambahkan metanol
hingga 50 mL.
Diambil 2,5 mL baku Asam Mefenamat 50 µg/mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur dan
ditambahkan metanol hingga 50 mL. Sehingga didapatkan larutan Asam Mefenamat dengan
konsentrasi 5 µg/mL. Diukur serapan maksimalnya pada panjang gelombang 280-290 nm
dengan menggunakan pelarut metanol sebagai blanko.
Ukur absorbansi dari salah satu konsentrasi larutan baku yang telah dibuat pada panjang
gelombang 280-290 nm dan tidak lupa menggunakan Blangko. Gambar kurva absorpsi untuk
menentukan λmax.
1. Buat kurva kalibrasi dengan cara mengukur absorban masing-masing konsentrasi yang
telah dibuat (dibaca pada λmax). Bila perlu lakukanlah pengenceran terhadap masing-
masing konsentrasi yang telah dibuat (catatlah faktor pengencerannya)
2. Buatlah kurva hubungan antara absorban (sumbu Y) terhadap konsentrasi (Sumbu X)
pada kertas grafik.
Lakukan perlakuan awal terhadap sampel terlebih dahulu, apabila sampel dalam bentuk sediaan
yang memiliki basis yang tidak larut dalam pelarut yang sama maka lakukanlah penyaringan.
Sampel yang sudah dalam bentuk larutan dapat langsung diukur, jika absorban sampel tidak
berada pada kisaran absorban ( A=0.2-0.8) lakukan perlakuan tambahan yaitu dengan cara
pengenceran (Catat faktor pengenceran) atau mempreparasi sampel baru.
Setelah diperoleh nilai absorban pada sampel tersebut, tentukan kadar senyawa dalam sampel
tersebut dengan menggunakan grafik atau persamaan regresi linier
Y=bX+a
MODUL 4
TUJUAN PRAKTIKUM
PRINSIP
Spektrofotometer UV
Kuvet 1 cm
Tisu lensa
Labu ukur 100 mL
Labu ukur 50 mL
Labu ukur 10 mL
Botol timbang
Mikropipet 10-100 µL
Gelas Kimia 250 mL
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA
Diambil sebanyak 0,027 ml larutan formalin 37%, tambahkan aquadest sebanyak 500 ml atau 20
ppm.
Pembuatan Pembuatan pereaksi asam kromatofat
Timbang 2 g asam kromatofat, encerkan dengan aquadest hingga volume 100 ml.
Pada percobaan ini dibuat 5 variasi larutan standar, yaitu: diambil 0,05; 0,1; 0,15; 0,2; 0,25 ml,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi label (5 tabung reaksi),
tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada tiap konsentrasi yang berbeda, panaskan tabung
reaksi selama 30 menit pada suhu 100oC, terbentuklah larutan standar. Ukur absorbansi salah
satu larutan standar 0,15 ppm pada rentang panjang 400-530 nm, tentukan panjang gelombang
maksimumnya. Lalu buatlah kurva bakunya.
Buat kurva kalibrasi dengan cara mengukur absorban masing-masing konsentrasi yang telah
dibuat (dibaca pada λmax). Bila perlu lakukanlah pengenceran terhadap masing-masing
konsentrasi yang telah dibuat (catatlah faktor pengenceran).
Ukur dengan spektrofotometer absorban sampel yang telah disiapkan pada λ max kemudian
tentukan konsentrasi sampel dengan menggunakan kurva kalibrasi dan dengan menggunakan
persamaan garis (regresi linier)
MODUL 5
TUJUAN PRAKTIKUM
Melalukan prosedur analisis untuk akurasi dan presisi
DASAR TEORI
Akurasi merupakan Kedekatan hasil uji dengan nilai sesungguhnya. Akurasi diinterpretasikan
dari data % recovery / % perolehan kembali. Persyaratan umum untuk analisis farmasi yaitu %
recovery diantara 98-102% atau sesuai % analit di dalam unit sampel menurut AOAC guidelines.
Analit hasil uji
% Recovery = x 100 %
Analit sebenarnya
Uji Presisi merupakan metode analisis yang menunjukkan derajat kedekatan diantara data hasil
uji dengan data lainnya pada satu seri pengukuran berulang pada sampel yang homogen dengan
cara yang sama. Hasil serapannya digunakan untuk menghitung harga serapan rata-rata, SD
(Standar Deviasi), ketelitian alat, dan % RSD (Relative Standar Deviasi).
a. Harga Serapan rata-rata dihitung dengan persamaan
X 1+ X 2+ X 3+ …+ Xn
X́ =
n
Keterangan
X́ = rata-rata serapan
X = Serapan sampel
n = Jumlah sampel
b. Nilai SD dihitung dengan persamaan
SD = n ∑ X 2−¿ ¿ ¿
Keterangan
SD = Standar Deviasi
X́ = Rata-rata konsentrasi
Xi = Konsentrasi sampel
n = Jumlah sampel
c. Nilai RSD dihitung dengan persamaan
Persyaratan nilai %RSD umumnya < 2% atau sesuai dengan % analit di dalam unit sampel
menurut AOAC guidelines.
SD
% RSD= x 100 %
X́
Keterangan
RSD: Relative Standard Deviation
SD : Standard deviation
X́ : Rata-rata konsentrasi
d. Ketelitian alat dihitung dengan persamaan
SD
Ketelitian Alat = 100 -
X
Semakin kecil simpangan relatif maka semakin tinggi ketelitian yang diberikan. Semakin kecil
kadar zat yang dianalisis dan semakin panjang tahapan prosedur metode analisis akan semakin
besar harga simpangan relatifnya. Kriteria ketelitian yaitu jika metode memberikan simpangan
baku relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel
tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium.
ALAT DAN BAHAN
Spektrofotometer UV
Kuvet 1 cm
Tisu lensa
Labu ukur 100 mL
Labu ukur 50 mL
Labu ukur 10 mL
Botol timbang
Mikropipet 10-100 µL
Gelas Kimia 250 mL
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA
Perhitungan Presisi
No. X X2
1
2
3
4
5
6
7
∑
X́
SD = n ∑ X 2−¿ ¿ ¿
… x …−( … . )2
SD = = ...
…(…−1)
SD
% RSD = x 100 %
X
…
% RSD = x 100 %
…
SD
Ketelitian Alat = 100 -
X
…
Ketelitian Alat = 100 -
…
Perhitungan Akurasi
C F−C A
% Recovery = x 100
C¿A
TUJUAN PRAKTIKUM
DASAR TEORI
Spesifitas merupakan kemampuan suatu metode analisis membedakan analit secara tegas dengan
keberadaan komponen lain yang mungkin ada seperti komponen matriks, pengotor, hasil
degradasi, dll. Metode spektrofotometri hanya mampu menganalisis single analit dengan
menggunakan panjang gelombang terpilih yaitu panjang gelombang optimum untuk analisis
analit yang tidak diganggu oleh serapan komponen yang lain.
Linieritas merupakan hubungan antara konsentrasi dan respon analit yang dalam metode
spektrofotometri UV Vis berupa absorban. Linieritas digambarkan dalam persamaan garis
regresi Y= bX + a. Dimana dikatakan linier jika memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,999.
Persyaratan lain linieritas ditunjukan dengan koefisien korelasi dari fungsi yaitu Vxo.
Persyaratan nilai Vxo dinyatakan linier bila nilai Vxo < 2%.
Limit of Detection (LOD) merupakan batas terkecil konsentrasi analit yang mampu dideteksi
oleh metode analisis tanpa perlu dikuantitatifkan. Sedangkan Limit of Quantitation (LOQ)
merupakan batas terkecil konsentrasi analit yang mampu dideteksi oleh metode analisis dimana
dapat dipertanggung jawabkan akurasi, presisi dan linieritasnya.
Batas deteksi ditentukan dengan bantuan kurva baku kalibrasi, yaitu intercept kurva dan standar
deviasi regresi. Persamaan standar deviasi regresi :
2
√
SB y/x= ∑ (Y −Yi )
n−2
Keterangan :
SB y/x = standar deviasi regresi
∑(Y −Yi)2 = jumlah nilai (Y −Yi)2
N = jumlah data pengulangan
Nilai batas deteksi (BD) dapat dihitung dari persamaan :
YBD = 3S y/x + a
YBD adalah respon batas deteksi dan a merupakan intercept kurva kalibrasi. Respon batas deteksi
dari persamaan diatas dihitung berdasarkan persamaan regresi sebagai y, maka diperoleh nilai
batas deteksi (x).
Spektrofotometer UV
Kuvet 1 cm
Tisu lensa
Labu ukur 100 mL
Labu ukur 50 mL
Labu ukur 10 mL
Botol timbang
Mikropipet 10-100 µL
Gelas Kimia 250 mL
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA
A) Spesifitas
1. Buatlah larutan induk bahan aktif dengan konsentrasi .... ppm.
2. lakukan prosedur pengenceran dengan konsentrasi .... ppm.
3. Scan spektrum larutan analit pada panjang gelombang 200- 400 nm.
4. simpan data spektrum dan tentukan panjang gelombang analisisnya.
5. Scan spektrum larutan blanko / larutan matriks.
B) Linieritas.
1. Buatlah larutan induk bahan aktif dengan konsentrasi .... ppm.
2. lakukan prosedur pengenceran dengan 5 konsentrasi .... ppm.
3. ukur absorban 5 konsentrasi larutan baku kerja
4. catat nilai X (konsentrasi) dan Y (absorban)
5. Buatlah persamaan garis regresi Y= bX + a, dan nilai r
No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2
1
2
3
4
5
6
7
∑
X́
√
SB = ∑ (Y −Yi )
n−2