Model bisnis waralaba ada 3 macam, yakni waralaba jasa, waralaba barang dan
waralaba distribusi. Ketiga bentuk wralab tersebut ditemukan dalam kategorisasi
waralaba yang dibuat oleh European Court of Justice pada putusannya dalam kasus
“Pronuptia”[19]. Kombinasi ketiga bentuk waralaba tersebut terdapat di Inonesia
yang umumnya dapat ditemui pada usaha restoran cepat saji seperti Mc Donalds
dan Kentucky Fried Chiken. Di Indonesia system waralaba setidaknya dibagi
menjadi 4 jenis, yakni:
1. Waralaba dengan system format bisnis
2. Wralaba bagi keuntungan
3. Waralaba kerjasama investasi
4. Waralaba produk dan merek dagang
Dari keempat jenis waralaba tersebut, system waralaba yang berkembang di
Indonesia saat ini adalah waralaba produk dan merek dagang serta waralaba system
format bisnis.
Waralaba format usaha termasuk bisnis waralaba yang berkembang paling pesat.
Bentuknya berupa toko eceran yang menyediakan barang/ jasa atau restoran cepat
saji (fast food). Biaya yang dibutuhkan untuk waralaba format ini lebih besar dari
waralaba format pekerjaan karena dibutuhkan tempat usaha dan peralatan khusus.
3) Waralaba format investasi
Ciri utama yang membedakan waralaba format ini dari waralaba format pekerjaan
dan usaha adalah besarnya usaha, khususnya besarnya investasi yang dibutuhkan.
Perusahaan yang mengambil waralaba format investasi biasanya ingin melakukan
diversifikasi atau penganerkaragaman pengelolaan, tetapi karena manajemennya
tidak berpengalaman dalam mengelola usaha baru sehingga ia memilih jalan
dengan mengambil waralaba format ini. Contoh waralaba format investasi adalah
usaha hotel dengan menggunakan nama dan standar sarana pelayanan hotel
franchisor.
Format ini adalah format yang paling sederhana dan paling banayak digunakan
karena kemudahannya. Franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk
menjalankan usaha atas nama usahanya serta dengan panduan prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya. Franchisee hanya diperkenankan untuk menjalankan
usahanya pada sebuah cabang atau unit yang telah disepakati.
b. Area Franchise
Dada format ini, franchisee memperoleh hak untuk menjalankan usahanya dalam
sebuah wialayah tertentu, misalkan pada sebuah provinsi atau kota, dengan jumlah
unit usaha/ cabang yang lebih dari satu.
c. Master franchise
Format master franchise memberikan hak kepada franchisee untuk menjalankan
usahanya di sebuah wilayah atau sebuah Negara dan bukan hanya membuka
usaha. Franchisee dapat menjual lisensi kepada sub-franchisee dengan ketentuan
yang telah disepakati.
Ciri-ciri Franchise
Waralaba merupakan bentuk kerja sama dimana franschisor memberikan izin atau
haknya kepada franchisee untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama,
merek dagang, produk/jasa dan system operasi usahanya dalam jumlah waktu
tertentu. Waralaba juga dapat dikatakan system keterkaitan usaha vertical antara
pemilik paten yang menciptakan paket teknologi bisnis (franchisor) dengan
penerima hak pengelolaan opersional bisnis (franchisee). Pada dasarnya, di dalam
system waralaba terdapat tiga komponen pokok, yakni:[26]
1. Franchisor, yaitu pihak yang memiliki system atau cara dalam berbisnis;
2. Franchisee, yaitu pihak yang membeli waralaba atau system
dari franchisor sehingga memiliki hak untuk menjalankan bisnis dengan cara
yang dikembangkan oleh franchisor;
3. Franchise atau waralaba, yaitu system dan cara bisnis itu sendiri yang
merupakan pngetahuan atau spesifikasi usaha dari franchisor yang dijual
kepada franchisee.
b. Royalty fee
Keuntungan Sistem Franchise
Bisnis yang menggunakan system franchise memiliki keuntungan-keuntungan.
Keuntungan tersebut adalah:
Pertimbangan berikut ini yang menyebabkan sebaiknya penyiapan bisnis dilakukan setelah
perjanjian ditanda-tangani :
Sengketa antara franchisor dan franchisee sebagian besar disebabkan dari ketidak jelasan
perjanjian antara keduanya.
Anda akan berada pada posisi lemah jika telah mengeluarkan sejumlah uang, seperti
membayar sewa dan membeli peralatan, sebelum menanda-tangani perjanjian.
Isi perjanjian akan menentukan tingkat imbal hasil bisnis Anda. Fokuskan pada biaya-
biaya yang menjadi kewajiban Anda ke franchisor. Untuk biaya dalam bentuk persentase
tentukan besarannya di awal dengan tegas, hindari kalimat ‘akan ditentukan kemudian’,
dst. Ingat ilustrasi penawaran tidak memiliki kekuatan hukum dan hanya sebagai alat
pemasaran belaka.
Disamping biaya, pos pendapatan juga mendapat harus diperhatikan. Adakah terdapat
pendapatan lain-lain, seperti sewa? Bagaimana pembagiannya?
Nah untuk membantu mempelajari Franchise Agreement berikut adalah 8 area utama yang harus
tercantum pada perjanjian, yang 6 diantaranya juga terdapat pada ketentuan British Franchise
Association :
Jangka waktu dalam perjanjian harus memuat berapa lama perjanjian berlangsung. Bagaimana
memperbaruinya dan apa persyaratannya.
2. Teritorial (Territory)
Adalah area (teritorial) yang berlaku dalam perjanjian, apakah hanya satu kota atau bisa kota lain
bahkan negara lain. Apakah Anda diberikan hak ekslusif untuk suatu area atau terdapat
franchisee lainnya dalam teritori tersebut.
5. Biaya-Biaya (Fee)
Terdapat banyak biaya yang mesti Anda bayarkan dalam bisnis ini. Pastikan semua biaya
tersebut dinyatakan dalam perjanjian berikut besarannya. Tiap franchisor menetapkan biaya
beragam, biasanya berupa Franchise Fee (initial fee), royalty fee on sales, dan regular
management fee. Biaya-biaya lain yang dimungkinkan adalah joint marketing fee. Perlakuan fee
tersebut harus ditulis dengan tegas besarannya, apakah flat atau progresif.
Dukungan sebelum memulai bisnis, seperti perijinan, pemilihan lokasi, riset awal, desain
toko, pencarian peralatan (equipment), rekruitment.
Dukungan operasional, meliputi teknologi informasi, jaminan pasokan barang/jasa,
asuransi, standard operation & procedure (SOP), regular training, riset pasar, administrasi
serta laporan-laporan. Tentukan jadwal atau tanggal-tanggal dukungan itu dapat dipenuhi
oleh franchisor.
Dukungan umum (general support), meliputi bantuan hukum, perpajakan.
7. Batasan-batasan (Restriction)
Mengingat franchise lebih sebagai duplikasi bisnis, maka dalam operasinya harus berdasarkan
SOP dari franchisor. Bagian ini harus memuat secara tegas apa yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan. Contoh, apakah Anda diperbolehkan menentukan harga berbeda? Apakah
diperbolehkan memiliki bisnis serupa? Adakah larangan menjalankan bisnis sejenis paska
habisnya perjanjian? Juga penting diperhatikan adalah bagaimana pasokan diperoleh, apakah
semuanya dari franchisor, atau diperbolehkan dari supplier lain. Apakah terdapat jaminan
pasokan dari franchisor.
8. Exit Strategy
Bagian akhir perjanjian sebaiknya memuat bagaimana jika terjadi pemutusan perjanjian lebih
awal dan dengan kondisi-kondisi seperti apa saja. Exit Strategy ini juga sebaiknya menjelaskan
apakah Anda diperbolehkan menjual/mengalihkan franchise yang telah Anda beli karena alasan-
alasan tertentu seperti kesulitan finansial misalnya
Contoh berikut (lihat gambar) ini adalah tahapan-tahapan dalam membeli franchise Domino’s
Pizzas di Amerika. Yang diambil dari situs http://www.ehow.com/how_2086845_buy-dominos-
pizza-franchise.html. Perhatikan Step-7, tanda-tangan kontrak perjanjian bahkan baru dilakukan
setelah franchisee mendapat program pelatihan bisnisnya.
Dokumen
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa dokumen legalitas perusahaan yang
wajib dimiliki perusahaan seperti ;
Deskripsi
STPW Penerima Waralaba Lanjutan Berasal dari Waralaba Luar Negeri; dan
Syarat
Persyaratan untuk Penerima Waralaba Lanjutan Berasal Dari Waralaba (Dalam /
Luar Negeri) Jenis Permohonan : Baru
1. BPJS Ketenagakerjaan
12. Scan Surat Kuasa dan KTP Asli Penerima Kuasa (Bila Diwakilkan)
1. BPJS Ketenagakerjaan
12. Scan Surat Kuasa dan KTP Asli Penerima Kuasa (Bila Diwakilkan)
Lihat Lengkap
Tahapan
Lihat Lengkap
Biaya
Catatan Penting
Dokumen Referensi
Dasar Hukum
Twitter
Facebook
This entry was posted on 2 Februari 2015, in Kelas XII. Bookmark the permalink.Tinggalkan komentar