Abstract. The purpose of this study is to determine the effect of SBI interest rate, capital structure and firm size on
firm value in property and real estate companies. The research method used is a quantitative approach with a type
of causal associative research. Time Horizon used in this study is time series with the period 2015 - 2017. The
population of this study are property and real estate companies listed on the IDX and sampling techniques using
non-probability sampling techniques with 38 companies as a total sample. Data analysis techniques use multiple
regression accompanied by a series of tests. The results showed that Bank Indonesia interest rates (BI Rate) and
company size have a significant and positive effect on firm value while the capital structure does not have a
significant and negative effect on firm value.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suku bunga SBI, struktur modal dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate. Metode penelitian yang
dipergunakanadalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif kausal. Time Horizon yang digunakan
dalam penelitian ini adalah time series yaitu periode tahun 2015 – 2017.Populasi penelitian ini adalah perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di BEI dan teknik sampling menggunakan teknik non probability sampling
dan diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 38 perusahaan. Teknik analisa data menggunakan regresi berganda
yang disertai serangkaian uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan sedangkan struktur modal tidak
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: nilai perusahaan, suku bunga, struktur modal, ukuran perusahaan.
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak ini merupakan rangkuman atas hasil
berpengaruh signifikan dan positif terhadap penelitian terdahulu terkait faktor-faktor yang
nilai perusahaan (S & Machali, 2018). Berikut dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan:
Kptsn Investasi (PER) ---------- ---------- ---------- ---------- S(+) ---------- ----------
Kbjkan Dividen (DPR) ---------- S(+) ---------- S(+) ---------- ---------- ----------
Kptsn Pendanaan
---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ----------
(DAR)
Kptsn Pendanaan
---------- T(-) T(+) S(-) S(+) T(-) T(+)
(DER)
Profit (ROA) T(+) ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ----------
Profit (ROE) ---------- ---------- S(-) ---------- S(+) ---------- ----------
Nilai Tukar S(-) ---------- S(-) ---------- ---------- ---------- ----------
Inflasi T(-) T(+) ---------- T(-) ---------- ---------- ----------
BI Rate T(+) S(-) S(+) T(-) ---------- ---------- ----------
TAG ---------- S(+) ---------- T(+) ---------- ---------- ----------
TATO ---------- ---------- S(+) ---------- ---------- ---------- ----------
Size ---------- ---------- ---------- ---------- S(+) T(+) S(-)
Struktur Asset ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(-) ----------
Sales & income ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(+)
Purchases & expenses ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(+)
Loans ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(-)
Receivables ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(-)
Asset Tunneling ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(-)
Periode krisis ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- S(-)
LQ 45 Grup
Industri Manufaktur Properti Manufaktur Manufaktur Properti
(Bank) perusahaan
Keterangan:
T = Tidak Signifikan (+) = Hubungan Positif
S = Signifikan ( - ) = Hubungan Negatif
Dengan masih belum konsistennya hasil dari penelitian ini sekiranya bermanfaat bagi
penelitian terdahulu, terkait dengan hubungan investor untuk melihat variabel-variabel baik
antara variabel BI Rate, struktur modal dan dari faktor makro dan mikroekonomi yang
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan
maka sekiranya masih terdapat celah (gap) sehingga dapat memberikan masukan dalam
teori yang bisa dibuktikan secara empiris. mengambil keputusan berinvestasi.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
penelitian ini bertujuan untuk melihat KAJIAN LITERATUR
pengaruh dari BI Rate, struktur modal dan
Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
yang dilakukan pada perusahaan properti dan
real estate periode tahun 2014 – 2017. Hasil
Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan keuntungan pajak dengan menggunakan
Nilai Perusahaan hutang dengan biaya yang akan timbul
sebagai akibat penggunaan hutang tersebut.
Suku bunga adalah harga yang harus
Trade-off theory dalam struktur modal yang
dibayar atas modal pinjaman dan dividen
di dengan menyeimbangkan manfaat dan
serta keuntungan modal yang merupakan hasil
pengorbanan yang timbul sebagai akibat
dari modal ekuitas(Brigham & Houston,
penggunaan hutang (Ehrhardt & Brigham,
2010). Suku bunga yang berlaku di Indonesia
2016). Sejauh manfaat penggunaan hutang
adalah suku bunga Bank Indonesia (SBI)
lebih besar, tambahan hutang masih
selama lima tahun terakhir mengalami
diperkenankan. Apabila pengorbanan karena
fluktuasi. Akan tetapi, setelah Suku bunga
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka
dikendalikan oleh Bank Indonesia, maka
tambahan hutang tidak diperkenankan.
fluktuasi suku bunga sudah terkendali
Dengan kata lain, semakin tinggi hutang maka
(Noerirawan & Muid, 2012).
resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini
Suku bunga yang tinggi akan mengurangi akan memengaruhi kepercayaan investor
nilai sekarang dari arus kas masa depan, terhadap perusahaan dan selanjutnya akan
sehingga mengurangi daya tarik peluang memengaruhi nilai perusahaan.
investasi. Oleh sebab itu, suku bunga riil
Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat menjadi penentu utama pengeluaran
hipotesis ke dua dalam penelitian ini adalah
investasi bisnis. Permintaan untuk perumahan
sebagai berikut:
dan barang konsumen yang mahal seperti
mobil, yang biasanya melalui proses H2 : Struktur modal berpengaruh terhadap
pembiayaian oleh lembaga leasing, juga nilai perusahaan
sangat sensitif terhadap suku bunga karena
suku bunga mempengaruhi pembayaran
bunga (Bodie et al., 2011). Lebih jauh,ketika Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan
investor enggan untuk berinvestasi maka Ukuran perusahaan memiliki peran
perusahaan akan banyak mengalami kesulitan penting dalam kinerja perusahaan karena
untuk mempertahankan hidupnya, dan ini berbagai alasan. Dalam perspektif studi
menyebabkan kinerja perusahaan menurun. tertentu, ukuran perusahaan dapat menjadi
Menurunnya kinerja perusahaan dapat proksi dari sumber daya perusahaan
berakibat pada penurunan harga saham, yang dikarenakan perusahaan yang lebih besar
berarti nilai perusahaan juga akan menurun memiliki lebih banyak sumber daya
(Noerirawan & Muid, 2012). organisasi, mereka akan memberikan
Berdasarkan uraian tersebut, maka perusahaan peralatan yang lebih besar
hipotesis ke dua dalam penelitian ini adalah danlebih baik untuk mencapai tujuan mereka
sebagai berikut: (Mule, Mukras, & Nzioka, 2015). Selain itu,
Surajit & Saxena berpendapat bahwa
H1 : BI Rate berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang lebih besar dapat
perusahaan. menemukan cara yang lebih baik untuk
Struktur Modal dan Nilai Perusahaan menghadapi risiko dan ketidakpastian pasar
serta memiliki peluang yang lebih baik untuk
Struktur modal adalah perpaduan antara
mengimbangi kerugian dan berkinerja lebih
hutang jangka panjang dan modal yang
baik. Ukuran perusahan yang besar akan
ditangani oleh perusahaan yang mana dapat
membawa daya tawar terhadap pemasok dan
secara signifikan berpengaruh pada nilai
pesaing, perusahaan besar dapat membeli
perusahaan dengan mempengaruhi risiko dan
situs terbaik dengan keunggulan terkait,
pengembalian perusahaan. Hal ini dapat
teknologi unggul, dan pakar profesional
dijelaskan melalui model Trade-off
terbaik karena kontrolnya terhadap pasar
yangmengasumsikan bahwa struktur modal
(Mule et al., 2015).
perusahaan merupakan hasil trade off dari
Dari tabel 7. diatas dapat dilihat jika nilai periode t dengan kesalahan pengganggu pada
sig. masing-masing variabel bebas (0,405; periode t - 1 (sebelumnya). Jika terjadi
0,858; dan 0,073) lebih besar dari 0,05 (5%) korelasi, maka dinamakan ada problem
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi autokorelasi. Pada penelitian ini cara yang
yang terbentuk bebas dari gejala digunakan untuk mendeteksi ada atau
heteroskedastisitas. tidaknya gejala autokolerasi dengan
menggunakan Run Test. Suatu data dikatakan
Uji Autokorelasi bebas dari gejala autokorelasi jika nilai sig.
Uji autokorelasi mempunyai tujuan untuk diatas alpha 5% (0,05) (Ghozali,
menguji apakah dalam Regresi linear ada 2013).Berikut ini merupakan hasil
korelasi antara kesalahan penggangu pada perhitungan SPSS atas uji autokorelasi:
Tabel 11.Uji t
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -1.737 .752 -2.309 .023
BI Rate 11.811 4.933 .215 2.394 .018
1
DER -.044 .125 -.035 -.355 .723
LNTA .140 .047 .294 3.015 .003
a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Olah Data SPSS, 2018
Hubungan Suku Bunga dan Nilai H0diterima dan Ha ditolak yang berarti secara
Perusahaan. parsial variabel struktur modaltidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai
Dari hasil perhitungan SPSS atas uji t
diketahui nilai sig. = 0,018 < 0,05 maka perusahaan. Dari persamaan model regresi
diketahui pula arah hubungan bersifat negatif,
H0ditolak dan Ha diterima yang berarti secara
maka dapat disimpulkan bahwa variabel
parsial variabel BI Rate berpengaruh
struktur modaltidak berpengaruh signifikan
signifikan terhadap variabel nilai perusahaan.
dan negatif terhadap nilai perusahaan.Hasil
Dari persamaan model regresi diketahui pula
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
arah hubungan bersifat positif, maka dapat
perubahan struktur modal tetap tidak akan
disimpulkan bahwa variabel BI Rate
merubah nilai perusahaan, sehingga dapat
berpengaruh signifikan dan positif terhadap
disimpulkan bahwa tidak ada struktur modal
nilai perusahaan, artinya bahwa semakin
yang terbaik atau perusahaan tidak
tinggi nilai BI Rate maka nilai perusahaan
mendapatkan keuntungan-keuntungan dari
akan naik dan berlaku sebaliknya, jika nilai
penggunaan hutang terhadaptingginya
BI Rate mengalami penurunan maka nilai
pengeluaran bunga dan biaya kebangkrutan.
perusahaan akan menurun.
Fenomena hubungan ini dapatterjadi Semua struktur modal adalah baik, akantetapi
jika dengan merubah struktur modal ternyata
disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang
nilai perusahaan berubah, maka akan
sedangmengalami pelambatan mulai
diperoleh struktur modal yang terbaik.
berdampak pada perekonomian Indonesia, hal
Struktur modal yang dapat memaksimumkan
ini terlihatdari tren nilai perusahaan (PBV)
nilai perusahaan atau harga saham adalah
yang terus menurun sejak tahun 2015 sampai
struktur modal yang terbaik. (Noerirawan &
tahun 2017. Sehingga walaupun BI rate telah
Muid, 2012; S & Machali, 2018).
diturunkan namun kinerja perusahaan belum
dapat pulih akibat tingkat penjualan Hubungan Ukuran Perusahaan dan Nilai
perusahaan-perusahaan properti yang Perusahaan.
mayoritas sedang mengalami penurunan, Dari hasil perhitungan SPSS atas uji t
dengan kondisi yang demikian IHSG dan diketahui nilai sig. = 0,003 < 0,05 maka H0
indeks sektor properti juga mengalami ditolak dan Ha diterima yang berarti secara
penurunan(Sugiarto & Santosa, 2018). parsial variabel ukuran perusahaan
Hubungan Struktur Modal dan Nilai berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai
Perusahaan. perusahaan. Dari persamaan model regresi
diketahui pula arah hubungan bersifat positif,
Dari hasil perhitungan SPSS atas uji t
maka dapat disimpulkan bahwa variabel
diketahui nilai sig. = 0,723 > 0,05 maka
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan Selain itu,ukuran perusahan yang besar akan
dan positif terhadap nilai perusahaan, , artinya membawa daya tawar terhadap pemasok dan
bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan pesaing, perusahaan besar dapat membeli
maka nilai perusahaan akan naik dan berlaku situs terbaik dengan keunggulan terkait,
sebaliknya, jika ukuran perusahaan teknologi unggul, dan pakar profesional
mengalami penurunan maka nilai perusahaan terbaik karena kontrolnya terhadap
akan menurun. pasar(Andawasatya et al., 2017).
Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa
Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
semakin besar suatu perusahaan akan dapat
menemukan cara yang lebih baik untuk Uji F digunakan untuk menguji apakah
menghadapi risiko dan ketidakpastian pasar variabel independen secara simultan
serta memiliki peluang yang lebih baik untuk (bersama-sama) berpengaruh terhadap
mengimbangi kerugian dan berkinerja lebih variabel dependen. Berikut ini merupakan
baik, dengan sumber daya yang dimilikinya. hasil perhitungan SPSS atas uji t.
Tabe l2. Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 6.558 3 2.186 4.945 .003b
1 Residual 48.626 110 .442
Total 55.184 113
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), LNTA, BI Rate, DER
Sumber: Olah Data SPSS, 2018
Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa dari internal (mikro ekonomi) yaitu ukuran
nilai sig. = 0.003< 0,05, maka dapat perusahaan.
disimpulkan untuk menolak Ho dan menerima Sedangkan secara simultan, baik dari
Ha, yang berarti bahwa variabel BI Rate, ekternal (makro ekonomi) dan internal (mikro
struktur modal dan ukuran perusahaan secara ekonomi) dapat berpengaruh terhadap nilai
bersama-sama mempunyai pengaruh yang perusahaan dimana besaran pengaruh sebesar
signifikan terhadap nilai perusahaan. 9,5 % (variabel BI rate, struktur modal dan
ukuran perusahaan) sedangkan sisanya
SIMPULAN
sebesar 90,5% dijelaskan oleh variabel yang
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa lain yang tidak diteliti di penelitian ini.
secara parsial, hanya variabel struktur modal Penelitian ini memiliki keterbatasan
yang tidak berpengaruh signifikan dan negatif dimana hanya dilakukan pada sampel
terhadap nilai perusahaan, sedangkan suku perusahaan properti dan real estate dangan
bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan ukuran periode waktu yang terbatas yaitu 2015 –
perusahaan berpengaruh signifikan dan positif 2017. Selain itu, keterbatasan lainnya,
terhadap nilai perusahaan. Hal ini penelitian ini hanya melihat variabel eksternal
menunjukkan bahwa baik dari ekternal (makro ekonomi) dari variabel BI rate dan
(makro ekonomi) dan internal (mikro variabel internal (mikro ekonomi) dari
ekonomi) dapat berpengaruh terhadap nilai variabel struktur modal dan ukuran
perusahaan dimana pengaruh terbesar berasal perusahaan. Dengan adanya keterbatasan ini
maka penelitian selanjutnya dapat melakukan
penelitian pada sampel penelitian yang lebih GDP, inflasi (eksternal) ataupun variabel
besar (sektor industri manufaktur, perbankan, profitabilitas, rasio aktifitas, pertumbuhan,
transportasi, dll) dan periode waktu yang kebijakan deviden, kepemilikan manajerial
lebih panjang pula. Variabel penelitian juga (internal).
dapat ditambah seperti variabel nilai tukar,