Anda di halaman 1dari 34

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

MEKANISME PENYUSUNAN
DAN PENETAPAN APBN

Kelompok V
Muhammad Iqbal Hafidz // Nia Septiyeni Alapa
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
PENDAHULUAN

PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN APBN

PENETAPAN APBN

STUDI KASUS
2
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
APBN

Definisi
Rencana keuangan tahunan pemerintahan daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.

Tujuan
Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara yang dalam melaksanakan kegiatan
produksi dan kesempatan kerja untuk meningkatkan perekonomian.

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Peran APBN bagi Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

• Fungsi Alokasi
• Fungsi Distribusi
• Fungsi Stabilisasi

(dasar hukum: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara)

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Format APBN
T-account tahun 2000 I-account
A. Pendapatan Negara dan Hibah
PENERIMAAN NEGARA PENGELUARAN NEGARA I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Pajak
A. Penerimaan dalam A. Pengeluaran rutin 2. PNBP
negeri 1. Belanja Pegawai II. Penerimaan Hibah
1. Pen. Migas 2. Belanja Barang B. Belanja Negara
3. Belanja Rutin Daerah I. Belanja Pemerintah Pusat
2. Pen. Bukan Migas 1. Belanja Pegawai
4. Bunga & Cicilan utang
2. Belanja Barang
5. Peng. Rutin lainnya
3. Belanja Modal
4. Pembayaran Bunga Utang
B. Penerimaan Pembangunan B. Belanja Pembangunan 5. Belanja Hibah
1. Pembangunan Rupiah 6. Bantuan Sosial
1. Pinjaman Program 7. Belanja Lain-lain
2. Pinjaman Proyek 2. Pembangunan Proyek II. Transfer ke daerah
1. D. Perimbangan
2. D. Otonomi Khusus & Penyesuaian
TOTAL TOTAL C. Keseimbangan/Primer
D. SURPLUS/DEFISIT
E. Pembiayaan

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Format APBN
format lama vs format baru
Format Lama Format Baru
Anggaran Rutin dan Anggaran Pembangunan Anggaran Terpadu
Pendekatan Sektor: Sektor/Subsektor/Program (berbeda antara Pendekatan Fungsi: Fungsi/Subfungsi, Program, Kegiatan
Rutin dan Proyek)
Klasifikasi Ekonomi: Belanja Rutin menurut Jenis & Belanja Klasifikasi Ekonomi: Menurut Jenis Belanja
Pembangunan menurut Sektor
Pengelola Anggaran: Instansi untuk Belanja Rutin & Proyek/Bagian Pengelola anggaran: Kementerian sebagai Pengguna Anggaran,
Proyek untuk Belanja Pembangunan Satuan Kerja sebagai Kuasa Pengguna Anggaran

Dokumen Anggaran: DUK/DUP/LK dan Satuan 3 Dokumen Anggaran: RKA-KL, Satuan Anggaran, DIPA
DIK/SKOR/DIKS untuk Belanja Rutin
DIP/SKOP/DIPP untuk Belanja Pembangunan

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Peran DPR dalam Keuangan Negara

Fungsi:
• Legislasi
• Anggaran
• Pengawasan
(dasar hukum: UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPDdan DPRD pasal 69 ayat 1)

Alat Kelengkapan DPR:


• Pimpinan, • Badan Kehormatan,
• Badan Musyawarah, • Badan Kerjasama Antar- Parlemen,
• Komisi, • Badan Urusan Rumah Tangga,
• Badan Legislasi,
• Panitia Khusus
• Badan Anggaran,
• Alat Kelengkapan DPR lainnya yang diperlukan dan
• Badan Akuntabilitas Keuangan Negara,
dibentuk oleh rapat paripurna

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


SIKLUS APBN
Planning
DPR
Januari-Juli TA-1

Akhir Oktober TA-1


BPK

Organizing & Controlling


(5) Actuating
Pemeriksaan dan
Pertanggung-jawaban

Maksimal 6 bulan TA+1

(4)
Pelaporan dan Pencatatan
Januari-Desember

Sepanjang tahun anggaran

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


KETERKAITAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN APBN
dipedomani
dipedomani dijabarkan
Renstra Renja Rincian
RKA-K/L
K/L K/L APBN
PEMERINTAH
PUSAT
dipedomani dijabarkan
dipedomani
RPJP RPJMN RKP
RAPBN APBN
Nasional Nasional Nasional

dipedomani dijabarkan
dipedomani
RPJP RPJMN RKP
RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah
PEMERINTAH
DAERAH
dipedomani dijabarkan
dipedomani
Renstra Renja SKA- Rincian
Daerah Daerah SKPD APBD

Proses Perencanaan (UU SPPN) Proses Penganggaran (UU KN)


MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
Perencanaan APBN

Tahapan Kegiatan Utama:

Pembahasan RKP
Penetapan RKP
Hasil Kesepakatan
Nasional
dengan DPR
(Internal Pemerintah)
(Pemerintah dan DPR)

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Perencanaan APBN

Penetapan Perpres
tentang RKP Nasional
(paling lambat akhir Mei)

Trilateral Meeting: Bappenas, Kemenkeu,


dan K/L, Musyawarah Perencanaan
Pagu Indikatif dan Pembangunan Nasional.
Rancangan RKP ditetapkan

Evaluasi Program kegiatan tahun berjalan


sekaligus Penyusunan Inisiatif Baru dan
Anggaran Dana yang dibutuhkan

Penyusunan Arah Kebijakan dan Prioritas


Pembangunan Nasional (Januari)

14
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
Perencanaan APBN

RPJP
dipedomani

Renstra
DOKUMEN RPJMN
dipedomani K/L
PERENCANAAN
NASIONAL
dijabarkan dijabarkan

Renja
RKP
diacu K/L

Januari-pertengahan Mei
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
Perencanaan APBN

No Dokumen Jangka Waktu Penanggung Jawab Pengesahan


Penyusunan
1 RPJP Nasional Panjang (20 tahun) Presiden dibantu Menteri Undang-undang
PPN/Kepala Bappenas (oleh DPR)
2 RPJM Nasional Menengah Presiden Peraturan Presiden
(5 tahun)
3 Renstra K/L Menteri/Pimpinan Lembaga Peraturan Menteri
4 RKP Pendek Presiden Peraturan Presiden
(1 tahun)
5 Renja K/L Menteri/Pimpinan Lembaga Peraturan Menteri

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Perencanaan APBN

MEI JUNI JULI


• Perpres RKP disampaikan kepada DPR • (Minggu I dan II) • (minggu I)
• (tanggal 20) Raker Badan Anggaran dan Raker/RDP dengan Mitra Kerja:
Rapat Paripurna - Pemerintah Pemerintah dan pembentukan menyempurnakan alokasi
menyampaikan pokok-pokok Panja anggaran
pembicaraan RAPBN
• (Minggu II)
• (Minggu III) • (paling lambat akhir Juli)
Rapat Intern Badan Anggaran
Rapat Paripurna - Pandangan Fraksi- Penyampaian laporan hasil
DPR RI Penyampaian hasil
Fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan pembahasan tentang RKP dan
Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dalam pembahasan Raker/RDP Komisi
Pembicaraan Pendahuluan
RAPBN • (Minggu III) RAPBN di Badan Anggaran
• (Minggu IV) Rapat Panja (membahas RKP & KEM)
Rapat Paripurna - Tanggapan
• (Minggu IV)
Pemerintah terhadap pandangan Fraksi-
fraksi atas pokok-pokok pembicaraan Rapat Kerja Badan Anggaran
RAPBN dengan Pemerintah dan
Gubernur BI

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Kapasitas Fiskal

Kebutuhan mendanai
anggaran belanja negara Selisih antara kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas
disebut Kebutuhan Fiskal. fiskal adalah Celah Fiskal (Fiscal Gap)

• Disampaikan kepada Bappenas pertengahan Februari,


untuk anggaran (t+1).
Kapasitas Fiskal adalah kemampuan • Dari sisi materi, penyusunan kapasitas fiskal pada
keuangan negara yang dihimpun dasarnya melakukan penyusunan postur APBN (I-
dari pendapatan negara untuk account) secara utuh tetapi masih dalam tahap awal.
mendanai anggaran belanja negara.

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kapasitas fiskal 711,8 981,9 852,5 1.000,1 1.218,1 1.364,6 1.534,0


kebutuhan fiskal 823,0 1.056,9 1.024,7 1.122,3 1.368,8 1.633,4 1.771,3
fiscal gap (111,2) (75,0) (172,2) (122,2) (150,7) (268,8) (237,3)

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Mekanisme Penyusunan Postur APBN
Perhitungan Tiap Diharmonisasikan
Pengaruh Asumsi Dasar Ekonomi Makro
dalam Postur APBN
(ADEM) dan Karakteristik Komponen Komponen utuh dan Ideal
Komponen Pengaruh Karakteristik Komponen Jumlah Komponen Jumlah
ADEM (triliun (triliun
rupiah) rupiah)
Pendapatan pertumbuhan Perkiraan maksimal Pendapatan 1.300 Pendapatan 1.300
ekonomi, inflasi,
Belanja 1.491 Belanja 1.450
kurs, ICP, dan
K/L 636 K/L 595
lifting minyak
1. Angka Dasar 566 1. Angka Dasar 566
- Operasional 198 - Operasional 198
Belanja inflasi, kurs, ICP, Biaya operasional - Non-Ops 368 - Non-Ops 368
lifting minyak, diperkirakan mencapai 2. Inisiatif Baru 70 2. Inisiatif Baru 29
dan SPN 3 bulan 80% dari total belanja Non-K/L 855 Non-K/L 855
pemerintah pusat.
Defisit Dipengaruhi Maksimal 3% dari PDB Defisit 191 Defisit 150
oleh
pendapatan dan Pembiayaan 150 Pembiayaan 150
belanja
Pembiayaan Kurs perkiraan maksimal

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Proses Penyusunan Kapasitas Fiskal dan Postur APBN

Penyusunan Usulan DJA mengkoordinasikan


Penyusunan Konsep Arah penyusunan postur RAPBN
Kebijakan dan proyeksi
Kebijakan Presiden untuk 2014 dalam rangka
penghitungan Pembiayaan
RAPBN 2014 penyusunan kapasitas fiskal
Anggaran RAPBN 2014
dan kerangka anggaran
jangka menengah (MTBF)
2015-2017 dengan instansi
Penyusunan Usulan terkait
Pertemuan awal (Pre Kick off
Kebijakan dan proyeksi
Meeting) asumsi dasar
penghitungan (exercise)
ekonomi makro RAPBN 2014
Belanja Pemerintah Pusat
DJA menyampaikan kepada
Menteri Keuangan
Permintaan asumsi dasar
Permintaan Proyeksi RAPBN
ekonomi makro 2014-2017
2014 dan Kerangka Anggaran
dari Direktorat Penyusunan
Jangka Menengah (MTBF)
APBN ke pemangku
2015-2017
kepentingan

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Proses Penganggaran
Penelaahan RKA-K/L ini
diselesaikan paling lambat
akhir Juli.
Penyusunan
Nota
Penelaahan Keuangan,
RKA-K/L RAPBN, RUU-
Disampaikan ke K/L APBN.
paling lambat akhir Penyusunan
Juni.
RKA-K/L Disampaikan presiden ke
DPR untuk dilakukan
Penyusunan Pagu pembahasan bersama antara
Anggaran pemerintah dengan DPR
pada bulan Agustus.
Peyususunan
Pagu
Disampaikan kepada K/L
Indikatif
pada bulan Maret melalui
surat bersama Menkeu dan
Menteri PPN.

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Proses dan Konsep Penyusunan Pagu Indikatif
Presiden

Bappenas 1. Mengevaluasi pelaksanaan program


Arah Kebijakan
dan kegiatan yang sedang berjalan
Prioritas Kementerian 2. Mengkaji usulan inisiatif baru
Pembangunan Keuangan 3. Penyesuaian Baseline
Nasional 4. Memperhatikan Kapasitas Fiskal

Dirinci Menurut:
“Dalam hal Pagu Indikatif telah
1. Unit Organisasi
Pagu Indikatif
ditetapkan, K/L menyusun Renja K/L 2. Program
berpedoman pada pagu indikatif dan 3. Kegiatan 1 2 3 4
rancangan awal RKP. Dalam proses
penyusunan renja K/L ini dilakukan
pertemuan 3 pihak (trilateral meeting) Catatan:
antara K/L, Kementerian 1. Angka Perkiraan Maju Tahun Sebelumnya
Perencanaan/Bappenas dan 2. Angka Dasar yang disesuaikan
Kementerian Keuangan” 3. Inisiatif baru (kesempatan ke-1)
4. Pagu Indikatif

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Proses dan Konsep Penyusunan Pagu Anggaran K/L (Pagu Sementara)

Pembicaraan pendahuluan Rancangan


APBN: Menteri
DPR 1. KEM dan PPKF
2. RKP
Keuangan
3. Rincian pagu menurut Organisasi,
Fungsi, Program, dan Kegiatan

Pagu Anggaran
Dirinci Menurut:
1. Unit Organisasi
2. Program 1 2 3 4

Catatan: Berpedoman pada:


“Pagu Anggaran K/L merupakan 1. Pagu Indikatif 1. Kapasitas Fiskal
batas tertinggi anggaran yang 2. Penyesuaian Angka Dasar 2. Pagu Indikatif
dialokasikan kepada K/L dalam 3. Inisiatif Baru kesempatan ke-2 3. Renja K/L
rangka penyusunan RKA-K/L” 4. Pagu Anggaran K/L 4. Hasil Evaluasi Kinerja K/L

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Proses Penetapan APBN

Minggu II Agustus Minggu I Oktober Minggu II Oktober


1. Presiden menyampaikan RUU APBN Rapat Kerja/RDP Komisi-Komisi dg mitra
beserta Nota Keuangan (NK); Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan kerjanaya: Penyesuaian RKA/KL sesuai
2. Pemandangan umum Fraksi-fraksi terhadap Pemerintah (Menkeu & Menteri PPN/Kepala hasil pembahasan Badan Anggaran (selama
RUU APBN beserta Nota Keuangannya. Bappenas) & Gubernur BI. 7 hari kerja untuk disampaikan kembali ke
Badan Anggaran untuk ditetapkan).

Minggu IV Agustus Minggu II September – Minggu I Oktober


1. Rapat Paripurna: Jawaban Pemerintah
terhadap pemandangan umum Fraksi-fraksi 1. Rapat Panja-Panja: Pembahasan RUU
terhadap RUU APBN dan Nota Keuangannya; APBN beserta NK-nya Oktober : Rapat Paripurna
2. Rapat Kerja Banggar DPR dg Pemerintah 2. Rapat Tim Perumus Draft RUU APBN. 1. Penyampaian laporan hasil pembahasan
(Menteri Keuangan) dan Gubernur BI. tingkat I di Badan Anggaran DPR RI ;

2. Pernyataan persetujuan/penolakan dari


Minggu IV Agustus – Minggu I September
setiap Fraksi secara lisan yang diminta oleh
1. Rapat Kerja Komisi VII dan XI dg mitra kerjanya: Pembahasan asumsi dasar dalam RUU APBN;
Pimpinan Rapat Paripurna;
2. Rapat Kerja/RDP Komisi-Komisi dgn Mitra Kerjanya: Pembahasan RKA/KL;
3. Rapat Intern : Penyampaian hasil rapat kerja/RDP Komisi dengan Mitra Kerjanya dalam rangka
3. Penyampaian pendapat akhir pemerintah.
pembahasan RKA K/L.

26
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
Proses dan Konsep Penyusunan Pagu Alokasi Anggaran K/L
Pagu Alokasi Anggaran
DPR RUU APBN
1 2 3 4

1. Berita Acara Hasil Kesepakatan


Pembahasan RUU APBN
2. Penyesuaian Angka Dasar
3. Inisiatif baru Kesempatan ke-3
4. Pagu Alokasi Anggaran K/L
Kementerian/
Kemenkeu
Lembaga
Penyesuaian
RKA-KL

Keppres Alokasi
Anggaran
K/L BUN
Dirinci menurut:
Dirinci menurut Klasifikasi Anggaran 1. Kebutuhan Pemerintah Pusat
2. Transfer ke Daerah

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


“PERLUKAH GBHN
DIBERLAKUKAN
KEMBALI?”

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Perlukah GBHN diberlakukan kembali?
Perubahan dalam Tidak dibuatnya lagi GBHN sebagai
Perubahan UUD 1945 pengelolaan pedoman penyusunan rencana
pembangunan pembangunan nasional

Indonesia memerlukan perencanaan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang RPJP Nasional


pembangunan jangka panjang sebagai SPPN mengamanatkan RPJPN yang Ditetapkan dengan keluarnya UU
arah dan prioritas pembangunan ditetapkan dengan Undang-Undang. Nomor 17 Tahun 2007.

RPJP RPJM
RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

RPJP Nasional : Ketika hampir 15 tahun sistem ini berjalan, banyak pihak
Penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara menilai bahwa tanpa GBHN sebagai otoritas tertinggi yang
Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945, dalam bentuk mengarahkan pembangunan bangsa, membuat negara
rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional. seperti berjalan tanpa arah.

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Perlukah GBHN diberlakukan kembali?
PRO KONTRA
• GBHN sebagai pedoman untuk menentukan • Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tidak perlu
kebijakan dan arah pembangunan nasional, GBHN diberlakukan kembali karena prinsipnya sama
menjadi wajib dilaksanakan oleh pengelola negara, dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
mulai dari pusat hingga daerah tanpa kecuali. (RPJM).

• Dengan tidak adanya GBHN, kelemahan terletak • Sistemnya sudah berbeda dengan dulu. Kalau mau
pada munculnya inkonsistensi dan diskontinyuitas menerapkan GBHN dengan (MPR) sebagai
perencanaan pembangunan. penyusunnya, harus melakukan kembali
amandemen UUD 1945.
• RPJP disusun, dikontrol, dan dinilai oleh pemerintah
sendiri. Konsekuensinya, bila kinerja pemerintah • Telah ada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tidak sesuai dari rencana pembangunan, maka tak yang mengatur tentang RPJP, juga paket kebijakan
ada sanksi yuridis yang jelas. yang menjadi rujukan perencanaan pembangunan.

• Adanya kekecewaan terkait proses pembangunan • RPJP ditetapkan melalui Undang Undang, berarti
yang output dan outcome-nya tidak sesuai dengan proses penyusunannya juga melibatkan DPR. Secara
harapan dan tidak padu. teori, kepentingan rakyat telah terakomodir.

• UU No. 17/2007 memilah antara RPJP dan RPJM • Belum perlu, yang harus dibenahi adalah
Nasional dan Daerah. institusinya.

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Daftar Pustaka

1. Undang-Undang Dasar 1945


2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga
7. ---- . 2013. Dasar-dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia. Jakarta: Direktorat Penyusunan APBN, DJA

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN


Diskusi
• Perlu adanya koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan
(perencanaan dan evaluasi).
• Kita terlalu dini untuk menilai apakah RPJMN sudah baik atau belum
karena memang baru diimplementasikan selama 10 tahun.
• Perlu adanya pemilah-milah nilai positif dari GBHN untuk selanjutnya
dapat dituangkan dalam perbaikan RPJMN demi pembangunan
negara yang lebih baik.

33
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

Anda mungkin juga menyukai