Anda di halaman 1dari 26

Cover

1|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami haturkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat dan kasih
sayangnya kami dapat menyusun sebuah executive summary Kajian Desa Mandiri Hijau.
Buku executive summary ini memberikan gambaran tentang ringkasan kajian tentang
konsep pembentukan desa mandiri hijau. Pada hakikatnya desa mandiri adalah desa yang
maju kehidupan lahir batin meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan dan
ketertiban, kedaulatan politik, peran serta masyarakat dan kinerja pemerintahan desa.
Kemudian yang disebut Desa Mandiri adalah desa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas
sosial yang memadai seperti sarana dan prasarana, kesehatan pendidikan, ekonomi, ibadah,
olahraga, hiburan, perbelanjaan, dan lain-lain.
Kami selaku penyusun, mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Diharapkan laporan ini dapat
diterima dan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Yogyakarta, April 2022


Tim Penyusun

2|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

1 LATAR BELAKANG

Wacana tentang pembangunan desa dalam kerangka Undang-Undang Nomor 6 tahun


2014 tentang Desa, bukan hanya diarahkan pada filosofi, makna, rancangan, strategi, dan
pelaksanaan desa membangun sebagai konsep penting dalam rangka mengembalikan
kedaulatan desa. Diluar wacana tersebut, penting juga membahas tentang wacana desa hijau
(green village), yaitu desa yang memiliki kualitas ekologi atau lingkungan hidup yang
berkelanjutan. Tanpa adanya desa hijau, maka agenda desa membangun akan gagal. Banjir,
kekeringan, erosi dan tanah longsor, pencemaran lingkungan, eksploitasi berlebih atas sumber
daya alam (SDA) dan degradasi lingkungan terus berlangsung semakin parah. Kerusakan
lingkungan tersebut akan berakibat pada meningkatnya kerentanan ekonomi, kesehatan, dan
konflik sosial. Desa hijau akan membuat sumber daya alam menjadi lestari dan dipakai secara
arif dan bijaksana untuk kesejahteraan warganya secara adil dan merata.
Jauh sebelum meluasnya pengaruh negara, dan bahkan juga modernisasi, desa di
Nusantara merupakan Republik Kecil (a little republic) yang mampu menyediakan dan
mengelola sumber daya alam untuk kesejahteraan warganya. Desa menjaga keseimbangan
ekologis dengan menegakan hukum adat, pranata sosial dan kearifan lokal agar sumber daya
alam itu bisa dinikmati warganya dari generasi ke generasi tanpa mengalami degradasi.
Dengan konsep desa hijau seperti itu dan tanpa bergantung pada hadirnya negara, desa bisa
mencukupi kebutuhan warganya seperti papan, sandang, air dan energi.
Sejumlah pakar menilai pendekatan ekonomi hijau dapat mendorong laju perekonomian
Indonesia sekaligus menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai dampak ekonomi yang
disebabkan oleh pandemi covid–19. Ekonomi hijau sendiri merupakan suatu gagasan isu
keberlanjutan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus mencegah
meningkatnya emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim.
Melalui pendekatan ekonomi hijau, pemerintah akan dapat memetakan sektor mana
yang pantas mendapatkan stimulus. Jangan sampai stimulus tersebut, justru diberikan kepada
sektor yang rentan atau bahkan merusak. Pemetaan tersebut juga untuk melihat sektor mana
yang tahan banting terhadap segala kondisi, termasuk pandemi saat ini.
Ekonomi hijau menurut UNEP (2011) dicirikan sebagai: (1) peningkatan investasi hijau;
(2) peningkatan kuantitas dan kualitas lapangan pekerjaan pada sektor hijau; (3) peningkatan
pangsa sektor hijau; (4) penurunan energi/sumberdaya yang digunakan dalam setiap unit
produksi; (5) penurunan CO2 dan tingkat polusi per GDP yang dihasilkan; dan (6) penurunan
konsumsi yang menghasilkan sampah (decrease in wasteful consumption). Sejalan dengan
program pemerintah, Konsorsium Hijau (KH) melalui dukungan Proyek Pengetahuan Hijau dari
MCA-Indonesia menggembangkan delapan model Desa Hijau Inklusif yang melibatkan kaum
muda di desa untuk pembangunan hijau. (Diskusi Hijau "Desa Membangun Untuk Indonesia
Hijau | Pengetahuan Hijau, n.d.)
Pembangunan desa selama ini masih sering menganut konsep “membangun desa” dan
bukan “desa membangun”. Pada konsep membangun desa, faktor eksternal lebih berperan
menentukan arah pembangunan desa dan ini menyebabkan desa semakin tergantung pada
bantuan luar. Sebaliknya, pada konsep desa membangun peran masyarakat justru menjadi
faktor utama guna membangun desa yang berketahanan.
Dalam konteks pariwisata, besarnya peranan pihak luar sering mengarah bukan pada
kebutuhan masyarakat desa. Untuk kepentingan nasional, pembangunan pariwisata

3|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

perdesaan sering diarahkan pada konsep keserakahan (greedy tourism) dengan tujuan untuk
mendatangkan jumlah wisatawan sebanyak-banyaknya. Sebaliknya, pembangunan bersama
masyarakat akan menyebabkan pembangunan pariwisata mengarah pada bentuk pariwisata
hijau (green tourism) karena berkaitan dengan kepentingan jangka panjang masyarakat itu
sendiri.
Pada hakikatnya desa mandiri adalah desa yang maju kehidupan lahir batin meliputi
bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik, peran
serta masyarakat dan kinerja pemerintahan desa. Kemudian yang disebut Desa Mandiri adalah
desa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang memadai seperti sarana prasarana,
kesehatan, pendidikan, ekonomi, ibadah, olahraga, hiburan, perbelanjaan dan lain-lain.
Tujuan dari program/kegiatan ini, diharapkan dapat membantu pemerintah dan
masyarakat desa mengatasi permasalahan yang ada di desa, antara lain meliputi: 1)
Perumusan kawasan desa mandiri, 2) Penambahan modal dalam rangka penguatan ekonomi,
3) Pembangunan infrastruktur perdesaan, dan 4) Kegiatan padat karya produktif melalui
kegiatan kelompok usaha.
Desa Mandiri Hijau merupakan desa yang mampu mengembangkan dan menguatkan
kapasitas kelembagaan desa dengan tetap mempertahankan tradisi, kearifan, dan
pengetahuan lokal. Selain itu desa diharapkan mampu mengembangkan produk-produk
ekonomi desa berbasis sumber daya alam dan dikelola secara berkelanjutan, yang membuka
jalan bagi kesejahteraan masyarakat desa dan kawasan perdesaan.
Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) yang dikembangkan oleh Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Daerah DIY masuk dalam kriteria
maju. Kriteria ini secara rinci menyebutkan bahwa Bantul masuk dalam kategori mandiri,
sementara Sleman, Gunungkidul dan Kulon Progo termasuk kriteria maju. Pengembangan desa
mandiri hijau ini salah satu program yang dikembangkan Kemendesa PDTT bersama dengan
World Wildlife Fund for Nature yang tertuang dalam nota kesepahaman bernomor
24/HK.07.01/SJ/X/2019. Nota kesepahaman ini berisi tentang pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri hijau di desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi. Program ini juga relevan dengan Permendesa 13 tahun 2020 tentang prioritas
penggunaan dana desa tahun 2021 yang berfokus pada SDGs desa.
Terkait dengan keistimewaan Yogyakarta, beberapa status desa dalam perspektif urusan
keistimewaan, seperti Desa Mandiri Budaya, Desa Wisata, Desa Prima, Desa Preneur, Desa
Maritim, dan Desa Mandiri Hijau menjadi dasar yang penting. Bagaimana dasar ini kemudian
dikembangkan menjadi fondasi yang kuat untuk mewujudkan desa mandiri hijau. Pemda DIY
saat ini sedang dan akan mendorong implementasi ekonomi hijau dan salah satunya
diharapkan ada percontohan Desa Mandiri Hijau, sehingga diperlukan adanya kajian Desa
Mandiri Hijau.

2 HASIL KAJIAN

Hasil dari kajian ini adalah 1) Menyusun konsep Desa Mandiri Hijau di DIY; 2) Menyusun
konsep roadmap pelaksanaan Desa Mandiri Hijau di DIY; 3) Menyusun konsep rencana aksi
pelaksanaan Desa Mandiri Hijau di DIY; dan 4) Menyusun rumusan kebijakan dan rekomendasi
konsep pengelolaan Desa Mandiri Hijau di DIY.

4|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

3 METODE PENELITIAN

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk


mencapai tujuan penelitian. Studi pustaka, observasi lapangan, wawancara, dan beberapa
masukan dari focus group discussion (FGD) dianalisis secara menyeluruh untuk menghasilkan
konsep desa mandiri hijau, roadmap dan rencana aksi serta rekomendasi kepada pemangku
kebijakan (stakeholder) dalam lingkup pelaksanaan dan pemwujudan Desa Mandiri Hijau.

4 KAJIAN DAN ANALISIS

A. KONSEP PEMBENTUKAN DESA MANDIRI HIJAU


Dalam upaya pembentukan desa mandiri hijau, berikut ini langkah-langkah yang dapat
di upayakan, yakni:
1. Identifikasi Potensi Dan Pemetaan Kawasan
a. Menetapkan Keputusan Pengembangan
Keputusan pengembangan Desa Mandiri Hijau merupakan tahap paling awal dari
keseluruhan proses yang ada. Tahap ini penting karena akan mengikat komitmen
seluruh pemangku kegiatan. Pada tahap awal ini sudah harus dipahami mengapa
memilih Desa Mandiri Hijau dan apa faktor-faktor awal yang harus mendapat
pertimbangan utama.
b. Mendefinisikan tujuan dan sasaran
Tujuan dan sasaran merupakan langkah awal yang sangat penting dan perlu
diperhatikan karena akan berpengaruh pada seluruh kebijakan yang ditetapkan
kemudian.
c. Menetapkan masalah pokok
Masalah yang dihadapi oleh masing-masing Desa Mandiri Hijau berbeda-beda.
Dengan demikian, memahami masalah pokok merupakan hal penting dalam proses
perencanaan karena akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Menetapkan
masalah pokok dapat dilakukan dengan cara membandingkan tujuan yang ingin
dicapai dengan kondisi dan kemampuan yang ada saat ini. Masalah juga harus
merupakan hal yang riil yang dapat diselesaikan dengan sumber daya yang ada.
Menetapkan masalah tanpa memperhatikan kemampuan sumber daya akan sia-sia
karena tidak dapat mewujudkan penyelesaiannya. Masalah juga harus ditetapkan
secara jelas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda.
d. Melakukan feasibility study (studi kelayakan)
Informasi merupakan alat yang sangat penting dalam menyimpulkan fakta dan data
yang relevan yang dapat menjadi dasar yang solid untuk pengambilan keputusan,
antara lain dalam perencanaan, pengelolaan pariwisata, pasar yang ada dan yang
potensial.
e. Mengindentifikasi nilai-nilai alam dan warisan budaya
Nilai-nilai yang ada di Desa Mandiri Hijau sangat penting untuk dipahami karena
diperlukan untuk pengembangan produk, perencanaan, pengelolaan dan interpretasi
yang efektif. Juga penting untuk mempertimbangkan apakah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di suatu daerah warisan budaya layak dan sesuai. Pemahaman ini

5|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

membantu untuk memastikan bahwa pengembangan Desa Mandiri Hijau dimasa


depan sepadan dengan penghormatan terhadap nilai-nilai yang ada.

2. Pembentukan Kelembagaan
a. Mengidentifikasi pemangku kebijakan
Sangatlah penting untuk mengetahui siapa saja yang memiliki perhatian dan
tanggung jawab dalam pengembangan perekonomian, alam, dan budaya yang terkait
dengan pengembangan Desa Mandiri Hijau.
b. Membentuk pengelola Desa Mandiri Hijau
Komunitas diharapkan dapat secara aktif berfungsi dan bertindak sebagai pengelola
Desa Mandiri Hijau karena diperlukan kegiatan yang tetap dan berkesinambungan.

3. Perencanaan dan Pengembangan


a. Menganalisis isu-isu yang diperlukan untuk perencanaan dan pengembangan
Diperlukan fokus pada usaha untuk menganalisis isu-isu yang menjadi prioritas.
Dengan sumber daya yang terbatas, penilaian perlu dibuat berdasarkan informasi dan
analisis yang tersedia. Analisis tersebut dapat berupa penilaian sederhana dengan
justifikasi bagaimana pengelola sampai pada kesimpulan tersebut dengan mengutip
data atau informasi yang mendukung kesimpulan tersebut.
b. Melibatkan seluruh elemen masyarakat
Keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam upaya perencanaan dan
pengembangan Desa Mandiri Hijau tersebut ditujukan untuk menumbuhkan rasa
memiliki dan rasa kepedulian di masyarakat. Sehingga dalam upaya pengembangan
tidak terbengkalai dan ditinggalkan oleh masyarakat.

4. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia


Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah bagian dari proses
dan tujuan dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran
pembangunan yang berkembang di Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh
kesadaran yang makin kuat akan tidak terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia
dalam proses global yang sedang berlangsung itu. Sumber daya manusia memiliki peran
yang sangat penting dalam pengembangan Desa Mandiri Hijau karena berfungsi sebagai
motor penggerak pengembangan, pelaku utama yang menciptakan kawasan mandiri
hijau. Peningkatan kapasitas dan kualitas suatu bangsa melalui pembangunan SDM yang
unggul merupakan tugas bersama dalam menciptakan bangsa yang kuat dan negara
yang makmur.
Upaya tersebut tentu saja membutuhkan kerjasama dari semua pihak khususnya
lingkungan dalam hal pemberian pendidikan dan keahlian sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh pemerintah. Kesadaran serta semangat untuk terus meningkatkan
kualitas diri dan daya saing juga diperlukan dari generasi muda yang merupakan agen
pembangunan bagi bangsa ini dan khususnya dalam pengembangan Desa Mandiri Hijau.
Selain itu, diperlukan pengawasan dan evaluasi untuk memastikan program-program
yang ada berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan dampak yang
signifikan dalam meningkatkan produktifitas tenaga kerja khususnya generasi muda.
Dengan SDM yang berkualitas, target dalam pembangunan Desa Mandiri Hijau akan
lebih mudah tercapai.

6|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

B. ANALISIS SWOT DAN ROADMAP/RENAKSI UPAYA PEMBENTUKAN DESA MANDIRI HIJAU


1. Pilar Budaya

Tabel 1. Analisis SWOT Pilar Budaya


OPORTUNITY THREATS
1. Penanaman nilai-nilai leluhur. 1. Regenerasi berjalan lambat – punah.
2. Daya Tarik wisata. 2. Anak muda tidak berminat mempelajari seni
3. Pendidikan budaya sejak PAUD. tradisional.
4. Literasi budaya, literasi agama. 3. Budaya tradisional dikuasai, diakuisisi oleh orang
5. Menggali sumber informasi dari narasumber yang asing atau bangsa lain.
berkompeten. 4. Budaya global.
6. Melibatkan anak muda. 5. Menanamkan nilai budaya masih kurang dan
STRATEGI BUDAYA
7. Banyak orang luar negeri yang tertarik terhadap tidak formal.
budaya tradisional.
8. Membuka daya Tarik wisata.
9. Membuka sanggar.
10. Pendidikan.
11. Artis lokal.
12. Didukung program pemerintah.
13. Kemitraan antar lembaga.
STRENGTH Strategi SO Strategi ST
1. Merti Desa, Merti Dalan. 1. Penanaman nilai-nilai leluhur untuk memperkuat 1. Memberikan afirmasi dan prioritas bagi
2. Sedekah Sasi: Suran, Muludan jati diri masyarakat jogja dengan nguri-nguri kreatifitas tanpa batas anak muda dalam
dan seterusnya. kabudayan. mencintai dan mengembangkan budaya.
3. Slametan siklus hidup 2. Pengembangan wisata berbasis aktifitas budaya. 2. Mendorong dan memberikan apresiasi bagi
pertanian:labuan, wiwitan, 3. Pembuatan kalender budaya yang dapat dinikmati anak muda yang memiliki gerak dalam aktifitas
tandur, panen. oleh wisatawan. pelestarian seni dan budaya.
4. Slametan siklus hidup ternak: 4. Daya tarik wisata berdasarkan warisan dan cagar 3. Dapat membuka program pendidikan seni atau
gumrekan, sedekah lingkungan, budaya budaya. sanggar untuk Orang asing yang mempelajari
Merti Kali, merti umbul. 5. Merawat dan melestarikan benda-benda dan seni tradisional Yogyakarta.
5. Sejarah Mataram. tempat cagar budaya.
6. Situs budaya.

7|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

7. Candi. 6.
Membuat literasi tentang budaya baik yang 4. Memperbanyak program dan kegiatan dalam
8. Pusaka. tangibel maupun intangibel. Memamahi budaya sendiri, memperkenalkan
9. Industri kreatif. 7. Menginventarisir budaya yang ada di DIY. kepada bangsa lain.
10. Pameran budaya. 8. Melibatkan anak muda dalam semua aktifitas dan 5. Menginventarisir dan mendaftarkan budaya
11. Kerajinan kulit, bambu, eceng kegiatan budaya di DIY. tangible dan intangible ke UNESCO.
gondok, gerabah, perak dan 9. Memperkenalkan budaya baik tangible dan 6. Adaptasi budaya diperlukan untuk lebih
emas. intangible culture sejak anak-anak. mencintai budaya sendiri dan mengenalkan
12. Tenun, batik, anyam. 10. Mendukung program munculnya seniman daerah, kepada bangsa lain.
13. Seni tari, ketoprak, wayang seniman muda dan seniman cilik. 7. Pengembangan budaya berbasi IT sangat
orang, wayang kulit, reog, 11. Mengoptimalkan program keistimewaan untuk diperlukan untuk aksesibilitas kaum milenial.
jathilan, dadung awuk, ledhek, mendukung sepenuhnya budaya sebagai way of 8. Memunculkan tokoh-tokoh, pakaian, senjata
ndolalak, angguk, tayub. life yang adaptif dan inklusif. tradisional dalam game.
14. Karawitan, samproh, campur sari,
12. Terbentuknya komunitas-komunitas seni dan 9. E-gamelan, E-wayang, E-tari dll perlu
gamelan. budaya sehingga terjalin jaringan yang kuat dan dikembangkan.
15. Hampir semua desa mempunyai saling mendukung untuk peningkatan ekonomi 10. Memperbanyak program dan kegiatan untuk
joglo. wilayah. mengenalkan budaya sendiri dan upaya
16. Sanggar seni dan budaya. 13. Mendukung kreatifitas dengan memanfaatkan pelestariannya.
17. Gamelan dan alat musik sumberdaya lokal secara arif dan berkelanjutan. 11. Program diplomasi budaya.
tradisional. 14. Mendorong pemanfaatan fasilitas budaya seperti
joglo untuk aktifitas masyarakat, seni dan budaya.
15. Dapat memfasilitasi pihak lain yang ingin belajar
tentang seni dan budaya Yogyakarta.
WEAKNESS STRATEGI WO STRATEGI WT
1. Membutuhkan banyak anggaran 1. Penyesuaian penyelenggaraan budaya dengan 1. Sinergi seluruh stakeholder dalam
dan energi. memperhatikan anggaran dan energi. penyelenggaraan budaya yogyakarta.
2. Konsumsi yang berlebihan 2. Penyelenggaraan budaya dengan memperhatikan 2. Regenerasi aktor-aktor budaya yogyakarta.
3. Regenerasi terlambat. konsumsi yang ramah lingkungan. 3. Adaptasi budaya sehingga menjadi diminati oleh
4. Sulitnya bahan baku. 3. Mendukung penyelenggaraan produksi, konsumsi kaum millenial.
5. Ketertarikan anak muda terhadap dan distribusi ramah lingkungan dan berkelanjutan. 4. Penyelenggaraan dan pengenalan budaya tidak
seni budaya tradisional rendah. 4. Menemukan sumber-sumber bahan baku untuk terbatas sejak anak-anak.
6. Degradasi Budaya. produksi barang-barang dan penyelenggaraan
7. Kelangkaan bahan baku budaya yang berkualitas tinggi.
8. Perawatan masih rendah

8|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

9. Dipakai musiman. 5. Meningkatkan kapasitas SDM si semua lini hingga


ke desa untuk berkesadaran terhadap hamemayu
hayuning bawono, sangkan paraning dumadi dan
manunggaling kawulo gusti.
6. Melibatkan anak muda dalam penyelenggaraan
budaya sejak dari lingkungan keluarga hingga
negara.
7. Pengadaan alat-alat budaya harus disertai
perawatan (maintenance)

Tabel 2. Roadmap/Renaksi Pilar Budaya


Pilar Budaya
No Arah Kebijakan Target Strategi Ukuran Kriteria OPD
1. Melestarikan hak Melindungi hak Melindungi dan Sinkronisasi terbentuk Dinas
berkebudayaan berkebudayaan dalam bidang mengembangkan kepentingan komitmen Kebudayaan
ekonomi, politik, dan sosial kebudayaan yang ada di masyarakat melestarikan dan
budaya desa tersebut budaya Dinas Pariwisata
2. Membangun jati Melindungi dan a. Koordinasi antar Terwujudnya sinergitas Semua Dinas
diri dan karakter mengembangkan jati diri pemangku antar kepentingan kepentingan Kebudayaan,
kepentingan, dalam hal sadar Dinas
b. Sosialisasi tentang jati diri terwujud Pariwisata, dan
jati diri dan karakter Dinas
pendidikan
pemuda dan
olehraga
3. Sejarah dan Mengembangkan data base Penguatan sistem data a. Inventarisasi ulang Tercetaknya buku Balai Pelestarian
warisan budaya hingga ke tingkat desa base budaya data mengenai dan adanya sistem Cagar Budaya
sejarah dan warisan informasi budaya DIY
budaya yang terupdate

9|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

Pilar Budaya
No Arah Kebijakan Target Strategi Ukuran Kriteria OPD
b. Pembuatan buku
terkait sejarah dan
warisan budaya
Melindungi budaya tangible Menginventarisasi dan Banyaknya budaya Budaya Yogyakarta Dinas
dan intangible DIY mendaftarkan budaya Yogyakarta yang tetap terjaga dan kebudayaan
dari setiap desa ke terdaftar di UNESCO terpelihara
UNESCO
4. Diplomasi budaya Optimalisasi teknologi Pengembangan budaya Berkembangnya Bertambahnya jenis Dinas
informasi untuk penguatan berbasis teknologi Kreatifitas budaya dan macam kebudayaan
budaya berbasis IT adaptasi budaya
terhadap teknologi
informasi
5. Industri budaya Pengembangan industri a. Penemuan sumber a. Ditemukan sumber a. Ditemukannya Dnas
budaya dan seni kreatif bahan baku industri bahan baku baru Sumber bahan kebudayaan,
seni dan budaya, untuk baku industri Dinas
b. Peningkatan kualitas pengembangan seni dan perindustrian
SDM seni dan industri seni dan budaya. dan
budaya. budaya, b. Adanya SDM perdagangan
b. Pelatihan seni dan budaya
peningkatan kualitas yang berkualitas
SDM seni dan
budaya
Mengembangkan akses Menyediakan akses Layanan dapat diakses Masyarakat mudah Dinas Kominfo
layanan informasi budaya informasi budaya selama 24 jam mengakses

10 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

2. Pilar Sosial

Tabel 3. Analisis SWOT Pilar Sosial


OPORTUNITY THREATS
1. Pemdes ditarget harus 40% shg mencari warga utk 1. Mental, menciptakan ketergatungan
menerima BLT 2. Alih fungsi lahan pertanian
2. Bahan makanan lokal diolah menjadi komoditi 3. Pertanian tadah hujan
3. Diversivikasi pangan 4. Masukanya makanan fas food
4. Jamkesda 5. Aksesibilitas ke tempat Kesehatan Sebagian
5. JKN wilayah kurang
STRATEGI SOSIAL
6. Ada potensi sumber daya air tapi tidak didukung 6. Kualitas SDM rendah
teknologi 7. Pengangguran
7. Tersedia Lembaga Pendidikan formal yang 8. Patriakhi
memadai
8. Semua organisasi di desa memberi kesempatan
partisipasi wanita

STRENGTH Strategi SO Strategi ST


1. Ada warga menulis surat 1. menumbuhkan dan mempertebal kesadaran 1. Mengajak masyarakat hidup mandiri secara
menyatakan dirinya tidak miskin. masyarakat untuk menolak BLT jika bukan /tidak ekonomi
2. Hampir semua desa menyatakan warga miskin yang layak menerima BLT 2. Menyusun dan menetapkan peraturan desa
tidak ada yang ”miskin 2. Menganjurkan masyarakat mengkonsumsi produk untuk membatasi alih fungsi lahan pertanian
3. Semua penduduk makan 3x lokal 3. Mendorong partisipasi kaum Wanita
sehari 3. mendorong kaum Wanita agar bersedai terlibat 4. mengembangkan olahan pangan berbahan baku
4. Tersedia bahan pangan alternatif. dalam kegiatan kemasyarakatan pangan lokal
5. Tersedia polindes, Puskesmas, 4. Masyarakat bersedia memeriksakan Kesehatan 5. Peningkatan kualitas SDM melalui berbagai
dokter praktek, toko obat, secaar rutin di fasilitas Kesehatan yang tersedia. pelatihan
pengobatan alternatif 5. Melakukan pendataan anak usia sekolah agar
6. Tanaman dan obat herbal memanfaatkan Lembaga Pendidikan frmal yang
7. Hampir semua wilayah tersedia.
mempunyai MCK 6. Menganjurkan masyarakat menanam Toga di
pekarangan.

11 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

8. Semua anak usia sekolah 7. Sosialisasi jarak minimal 10M antara sumber air
mengikuti Pendidikan formal dengan MCK untuk mendapatkan air yang sehat
9. Hampir semua organisasi
kemasyarakatan pengurus ada
unsur Wanita
WEAKNESS Strategi WO Strategi WT
1. Ketika ada bantuan Sebagian 1. Pemerintah desa harus mampu menolak target 1. Mendorong masyarakat untuk jujur
masyarakat mampu meminta penerima BLT dengan dengan alas an yang riil. 2. Menjaga fungsi lahan tetap menjadi lahan
jatah 2. Standarisasi produk obat herbal pertanian
2. Kualitas dan kuantitas bahan 3. Memantau kualitas dan kuantitas bahan makanan, 3. Mensosialisasikan makanan sehat
makanan misal: tingkat kekeringan gabah,jumlah produks, 4. Membuka ruang berdiskusi untuk kaum Wanita,
3. Obat herbal belum semua luas tanam, dll misal Menyusun RPJMD
terstandarisasi. 4. Melarang kegiatan masyarakat yang mencemari 5. Mensosialisasikan hak yang sama untuk pria dan
4. Masih ada yang mempunyai sungai, misal: mandi, BAB, buang sampah di sungai, Wanita dalam berbagai kesempatan
aktivitas MCK di sungai dll 6. Mengoptimalkan pilar-pilar sosial ditingkat desa
5. Air hujan yang ditampung untuk 5. Mendorong anak usia sekolah dan keluarga sampai
memasak makanan dan MCK di perguruan tinggi
6. Minat melanjutkan ke PT masih 6. Memberi kesempatan Wanita untuk menjadi
rendah pemimpin
7. Keterbatasan anggaran keluarga
8. Belum semua Wanita mau
menjadi pengurus organisasi
kemasyarakatan
9. Masih sedikit Wanita yan menjadi
kepala desa

12 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

Tabel 4. Roadmap/Renaksi Pilar Sosial


PILAR SOSIAL
No ARAH KEBIJAKAN TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
1. Tanpa kemiskinan Berkurangnya penerima Peningkatan pendapatan Tidak ada SDS yg Rumah layak huni Dinas
bansos masyarakat berbasis hilang dan rusak, Semua anak usia Pendididikan
SDA, SDS menurunya jumlah sekolah bersekolah Pemuda Dan
konflik Olahraga,
Dinas Sosial dan
Dinas kesehatan
2. Tanpa kelaparan Semua warga 1 hari Menghidupkan modal Tidak ada warga bergizi Pilar-pilar sosial Dinas Sosial dan
makan 3x sosial buruk berperan aktif Dinas Kesehatan
3. Pendidikan berkualitas Tercapainya wajar 9 tahun Pendidikan formal dan Tidak ada warga usia Terdapat fasilitas Dinas
Pendidikan non formal wajar sekolah yg buta Pendidikan di Pendidikan
huruf tingkat desa Pemuda Dan
Olahraga
4. Kehidupan sehat Tidak ada warga terlantar Pemenuhan kebutuhan Tidak ada kekkerasan Ada dan berfungsi Dinas
sejahtera dan memiliki presentase dari Lansia, Anak, Bumil, terhadap LABD dana sosial’ kader kesehatan,
yang rendah untuk penyakit dan Disabilitas (LABD) Terpenuhi kebutuhan pendamping BPOM, dan
kronis LABD Dinas Sosial
5. Desa memiliki JPS Memberikan pelayanan bagi Pendataan warga Terpenuhinya Perlakuan sesuai Dinas Sosial,
semua warga terlantar terlantar berdasarkan kebutuhan bpss, dengan HAM Dinas
update data terbaru ekonomi, dan Kesehatan,
keamanan Dikpora,
Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat
6. Kesetaraan gender Tidak ada KDRT Menurunnya KDRT Terdapat pengurus Tidak ada PKK, Dinas
Ruang untuk perempuan Bertambahnya jumlah perempuan pada setiap perbedaan P2AKB,
berpartisipasi dan perempuan yang organisasi di tingkat kewenangan BKKBN
beraktivitas menduduki jabatan desa antara perempuan
dalam organisasi dan laki-laki

13 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

3. Pilar Ekonomi

Tabel 5. Analisis SWOT Pilar Ekonomi


OPORTUNITY THREATS
1. Memiliki potensi untuk mengembangkan energi 1. Voltase yang tidak stabil berpeluang merusak
terbarukan peralatan elektronik
2. Mengembangkan pertanian terintegrasi 2. Dikuasai orang asing
3. Penumbuhan jiwa entrepreneurship berbasis 3. Berdampak pada peningkatan produksi sampah
potensi lokal. 4. Masuknya teknologi luar
STRATEGI SOSIAL 4. Kemitraan terintegrasi 5. Persaingan dengan produk luar negeri dengan
5. Pengembangan teknologi lokal harga lebih murah
6. Pelatihan peningkatan kualitas SDM. 6. Persaingan usaha yang tidak sehat
7. Mewujudkan masyarakat dan pelaku usaha yang 7. Ekonomi makro
inklusif 8. Toko modern
8. Capacity building untuk manajerial.
9. Komitmen
STRENGTH Strategi SO Strategi ST
1. Semua wiayah sudah terjangkau 1. Memanfaatkan SDA (sungai, sinar matahari, iklim) 1. Perlu menstabilkan voltage listrik
listrik menjadi sumber energi di desa 2. Memberi berbagai pelatihan guna meningkatkan
2. Bisa produksi 2. Setiap elemen individu dalam masyarakat dapat potensi SDM
3. Punya pekerjaan mengembangkan jiwa entrepreneurship 3. Memperkuat dan mengembangkan teknologi
4. Penduduk Usia produktif lebih 3. membuka kesempatan kerja di sektor pertanian lokal untuk menangkal masuknya teknologi luar
dominan semakin luas 4. Menyediakan took took yang dapat menampung
5. Tersedia lapangan pekerjaan di 4. Melatih kelompok rentan (defabel, Lanjut usia) agar dan menjual produk lokal berkualitas
sektor pertanian lebih produktif 5. Menetapkan harga terjangkau untuk produk lokal
6. Keterpaduan sumber daya alam 5. Mengembangkan potensi lokal(SDA, SDM, SDS, 6. melakukan daur ulang pada sampah produksi
yang terintegrasi SDR)
7. Industri berbasis sumber daya 6. Potensi Lembaga di desa dikembangkan kearah
lokal sosial entrepreneurship (LKM, KUD, Bumdes)
8. Teknologi lokal Melibatkan 7. hasil SDA, pertanian dll diutamakan untuk
kelompok rentan, difabel, lansia. memenuhi kebutuhan masyarakat desa terlebih
dahulu

14 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

9. Perempuan dan laki-laki


mempunyai akses yang sama
terhadap ekonomi
10. LKM
11. Bumdes
12. KUD
13. Lembaga keuangan mikro
WEAKNESS Strategi WO Strategi WT
1. Daya watt nya beda 1. Menetukan standar kualitas untuk produk yang 1. Peralatan elektronik yang digunakan harus
2. Tidak semua energi untuk dihasilkan sesuai dengan daya watt yang tersedia
konsumsi bukan produksi 2. membangun kemitraanusaha dengan 2. Mampu memanfaatkan sumber energi air, sinar
3. Tidak bisa menjual 3. Pihak luarr untuk meluaskan area pemasaran matahari yang tersedia di desa
4. Penghasilan belum mencukupi 4. Mengajak kaum Wanita berkomitmin terjun/bekerja 3. perlu dilakukan standarisasi produk yang
5. Banyak anak muda tidak tertarik disektor pertanian dihasilkan agar produk marketable
masuk sektor pertanian. 5. Melibatkan dan pelatih pemuda disektor pertanian 4. melakukan pengenalan produk melalui media
6. Sumber daya alam masih belum untuk mengembangkan petani melineal sosial Peralatan elektronik
dikelola dengan baik 6. Memberikan pelatihan pada kelompok rentan dan
7. Masa pakai lansia agar kualitas produk yang ditetapkan dapat
8. Kualitas produk kelompok rentan dicapai
dan lansia belum marketable. 7. Pengawasan dan standarisasi pada produk lokal
9. Pelaku usaha belum mempunyai yang dihasilkan masyarakat
perspektif terhadap difabel, lansia
10. Manajemen masih lemah
11. Pelayanan masih terbatas

Tabel 6. Roadmap/Renaksi Pilar Ekonomi


PILAR EKONOMI
No TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
1. Peningkatan kualitas Pemberdayaan masyarakat Melibatkan berbagai elemen Partisipasi masyarakat PMD
SDM masyarakat (difabel, kaum muda, ibu, dalam berbagai kegiatan Kesbangpol
bapak)

15 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

PILAR EKONOMI
No TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
Pelatihan sesuai dengan skill Produk yang dihasilkan berkualitas dan Produk diterima di pasar Dinas Koperasi dan
dan jenis pekerjaan bervariasi UMKM Dan
Dinas perdagangan
Peningkatan pengetahuan Melakukan manajemen usaha Manajemen usaha yang Dinas Koperasi dan
berwirausaha menjadi sehat UMKM dan
Dinas perdagangan
Tokoh penggerak/inovator Terdapat kepedulian dari anggota Menemukan suksesor PMD,
masyarakat Dinas Koperasi dan
UMKM
Perluasan jejaring usaha Memperoleh pengetahuan dan skill Peningkatan volume Dinas Koperasi dan
yang baru penjualan UMKM dan
Dinas perdagangan
2. Peningkatan kualitas Pameran/promosi produk Dapat mengikuti pameran di luar desa Produk yang layak dan Dinas Pariwisata, dan
produk lolos kurasi Dinas Koperasi dan
UMKM
Packaging (kemasan) Packaging higienis Packaging memenuhi Rumah Kemasan
produk standar kesehatan
Spesifikasi produk Produk merupakan ciri khas desa Produk berbasis sumber Dinas Perindustrian
setempat daya lokal yang rendah dan perdagangan
karbon
Diversifikasi produk Dari satu macam bahan baku dapat Inovasi produk Dinas perindustrian
dihasilkan bermacam-macam produk dan perdagangan,
BPPOM
Dinas Pertanian,
Dinas Kebudayaan,
dan
Dinas Pariwisata
Kerja sama dengan instansi Memperoleh pembinaan dari instansi Terjalin berbagai Diskominfo,
terkait terkait jaringan dari hulu ke hilir Dinas Perdagangan

16 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

4. Pilar Lingkungan

Tabel 7. Analisis SWOT Pilar Lingkungan


OPPORTUNITIES THREATS
1.Memiliki sumber air bawah tanah. 1. Setiap orang dan setiap aktifitas berpeluang
2.Pengolahan air hujan menjadi air bersih menghasilkan sampah.
3.Memanen air hujan 2. Produksi dan konsumsi yang kurang
STRATEGI BIDANG
4.Potensi limbah MCK menjadi biogas bertanggung jawab
LINGKUNGAN
5.Pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi 3. Bencana alam akibat perubahan iklim
rupiah. 4. Pengendalian lingkungan termasuk flora dan
6. Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang fauna berpotensi menjadi hama.
7. Peningkatan Sustainable Ecotourism
STRENGTH Strategi S-O Strategi S-T
1. Semua wilayah mempunyai akses 1. Mengoptimalkan sumber air yang tersedia dengan 1. Pengurangan sampah yang dihasilkan
terhadap air bersih peningkatan kapasitas teknologi masyarakat dengan memberikan sosialisasi
2. Sebagian besar wilayah memiliki 2. Pemanfaatan limbah menjadi pupuk, energi, dan 2. Penerapan konsumsi dan produksi yang
MCK lain-lain bertanggung jawab dari setiap industri rumah
3. Beberapa desa memiliki sistem 3. Peningkatan Sustainable Ecotourism tangga yang dikembangkan di desa
pengelolaan sampah berbasis 4. Peningkatan ke-ekonomian sampah yang 3. Pembuatan peraturan terkait flora dan fauna
rumah tangga. dihasilkan oleh desa dalam rangka pengendalian lingkungan
4. Memiliki ruang terbuka yang 5. Konservasi flora dan fauna endemik
cukup dan aksesibel. 6. Konservasi sumber air bersih (seperti air hujan)
5. Penerapan sustainable tourism
development
6. Persentase sisa makanan yang
dapat dimanfaatkan
7. Adanya TAGANA
8. Ada Kawasan hutan, laut,
pertanian.
9. Biodiversifikasi: kera ekor
panjang

17 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

WEAKNESS Strategi W-O Strategi W-T


1. Masih menggunakan air dari PAH 1. Pengolahan air yang digunakan untuk kebutuhan 1. Pengelolaan sampah terpadu secara mandiri di
untuk kebutuhan sehari-hari sehari-hari termasuk dari PAH tingkat desa
termasuk konsumsi 2. Peningkatan sanitasi dengan membuat IPAL 2. Pembuatan program-pragram penanganan
2. Masih ada yang menggunakan komunal perubahan iklim
WC cemplung 3. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan 3. Peraturan dan kebijakan mengenai pengelolaan
3. Masih ada yang MCK di sungai sampah lingkungan hidup
4. SDM untuk mengelola sampah 4. Peraturan yang mengatur program penanganan
5. Desa belum mampu perubahan iklim
menyelesaikan masalah sampah
mandiri
6. Persentase sisa makanan yang
dibuang
7. Belum ada program penanganan
perubahan iklim
8. Sampah yang terbuang di laut,
hutan akibat wisata yang belum
memiliki konsep berkelanjutan

Tabel 8. Roadmap/Renaksi Pilar Lingkungan


PILAR LINGKUNGAN
No ARAH KEBIJAKAN TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
1. Pengelolaan sampah Terdapat sistem Menerapkan produksi Pemilihan sampah di Berkurangnya Dinas
terpadu ditingkat desa pengelolaan sampah di dan konsumsi yang tingkat rumah tangga timbulan sampah, Lingkungan
tingkat desa bertanggungjawab Terdapat sistem dan Meningkatnya Hidup, dan
Penyedia sistem dan peralatan untuk 3R kegiatan reduce, Dinas
teknologi yang reuse, recycle (3R) Kesehatan
mendukung 3R
2. Perlindungan hutan Konservasi sumber daya Program perlindungan Keberadaan sumber Menurunya keluhan Dinas
hutan sumber daya hutan yang daya hutan warga atas perilaku Lingkungan
endemik kera ekor Panjang Hidup
3. Pengelolaan sumber Terpenuhinya kebutuhan air a. Menjaga sumber daya a. Inventarisasi a. Sumber daya air Dinas
daya air dan sanitas bersih warga air yang ada sumber daya air terinventarisir Lingkungan

18 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

PILAR LINGKUNGAN
No ARAH KEBIJAKAN TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
b. Pengolahan sumber b. Teknologi b. Klasifikasi Hidup , Dinas
daya air menjadi air pengolahan sumber pengelolaan PUESDM, dan
bersih daya air yang sumber mata Dinas
aksesibel air Kesehatan
c. Implementasi
teknologi
pengolahan
sumber daya air
yang aksesibel
Semua masyarakat Program sanitasi Fasilitas sanitasi yang Jambanisasi
mempunyai fasilitas sanitasi memadai Ipal komunal
yang memadai.

5. Pilar Hukum

Tabel 9. Analisis SWOT Pilar Hukum


OPPORTUNITIES THREAT
1. Menyusun perda terkait desa mandiri hijau 1. Tidak ada undang-undang tentang desa
STRATEGI BIDANG HUKUM
2. Menyusun perdes, perkades tentang budaya, mandiri hijau
ekonomi dan lingkungan
STRENGTH Strategi S-O Strategi S-T
1. Keistimewaan DIY 1. Menyusun peraturan dan kebijakan tentang desa 1. Mengkaji dan mengadvokasi peraturan dan
2. Ada desa yang telah memiliki mandiri hijau kebijakan terkait desa mandiiri hijau.
peraturan desa terkait budaya, 2. Menyusun peraturan dan kebijakan tentang 2. Mengkaji dan mengadvokasi lebih lanjut untuk
ekonomi dan lingkungan. perlindungan serta pengembangan budaya tangible peraturan dan kebijakan desa mandiri hijau
3. Sebagian besar desa memiliki dan intangible di DIY
komitmen pemerintah terkait 3. Menyusun peraturan dan kebijakan tentang
budaya, ekonomi dan lingkungan. pengelolaan lingkungan berbasis desa

19 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

4. Pergub DIY Nomor 53 tahun 2014 4. Menyusun perturan tantang pelestarian dan
tentang pedoman budaya pengendalian flora dan fauna di DIY
pemerintahan 5. Menyusun peraturan dan kebijakan yang mengatur
5. Pergub DIY Nomor 131 tahun tentang penanganan perubahan iklim hingga
2021 tentang grand design tingkat desa.
keistimewaan DIY tahun 2022 - 6. Menyusun peraturan dan kebijakan tentang
2042 sustainable livelihood dan sustainable ecotourism
hingga tingkat desa.
7. Menyusun kebijakan tentang konservasi sumber air
bersih hingga tingkat desa.
8. Menyusun peraturan dan kebijakan terkait
konsumsi dan produksi yang bersih dan
berkelanjutan.
WEAKNESS Strategi W-O Strategi W-T
1. Tidak semua kabupaten memiliki 1. Sosialisasi dan penguatan isu desa mandiri budaya 1. Pilot project desa mandiri hijau
perda terkait desa mandiri hijau. melalui berbagai media. 2. Kunjungan kerja ke desa mandiri hijau yang
2. Tidak semua desa memiliki Perdes 2. Penguatan komitmen daerah dan desa dalam sudah ada atau mendekati sempurna sesuai
tentang budaya, ekonomi dan mewujudkan desa mandiri budaya. dengan kriteria.
lingkungan SDM untuk mengelola
sampah

Tabel 10. Roadmap/Renaksi Pilar Hukum


PILAR HUKUM
No ARAH KEBIJAKAN TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
1. HAM Penurunan Jumlah kasus a. Perlindungan hukum Menurunya terbentuk Bidang Hukum
pelanggaran Hak Asasi setiap WN pengaduan komitmen taat dan HAM
Manusia (HAM) b. Tersedia Lembaga pelanggaran HAM hukum Satpol PP
HAM ditingkat desa
2. Isu Gender Menurunnya kasus KDRT Perlindungan hukum, Meningkatnya keluarga Pilar-pilar sosial Bidang Hukum
Sosialisasi sadar hukum berperan aktif dan HAM
Dinas Sosial,

20 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

PILAR HUKUM
No ARAH KEBIJAKAN TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
Dinas
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak dan
Pengendalian
Penduduk
3. Lingkungan Terdapat berbagai Menyusun Kebijakan Adanya naskah Adanya kajian DLH
kebijakan berkaitan dengan mengenai : akademik tentang tentang :
lingkungan a. Penanganan a. Penanganan a. Penanganan
perubahan iklim perubahan iklim perubahan
b. Pengelolaan sampah b. Pengelolaan iklim
c. Pengelolaan sumber sampah b. Pengelolaan
daya air dan sanitasi c. Pengelolaan sumber sampah
daya air dan c. Pengelolaan
sanitasi sumber daya
air dan sanitasi
4. Budaya Terdapat berbagai Menyusun kebijakan Adanya naskah Adanya kajian Dinas
kebijakan terkait dengan mengenai: akademik tentang: tentang : Kebudayaan
budaya a. Warisan dan sejarah a. Warisan dan a. Warisan dan
budaya sejarah budaya sejarah budaya
b. Perlindungan dan b. Perlindungan dan b. Perlindungan
pemeliharaan pemeliharaan dan
tangible culture dan tangible culture dan pemeliharaan
intangible culture intangible culture tangible culture
dan intangible
culture
5. Perda Desa Mandiri Terdapatnya Perda tentang Menyusun perda tentang Menyusun naskah Adanya kajian Biro
Hijau Desa Mandiri Hijau Desa Mandiri Hijau akademik tentang desa renaksi desa Administrasi
mandiri hijau mandiri hijau Perekonomian
daan SDA

21 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

PILAR HUKUM
No ARAH KEBIJAKAN TARGET STRATEGI UKURAN KRITERIA OPD
6. Perdes Terdapat perdes tentang Menyusun perdes Pemerintah
lingkungan, perlindungan tentang lingkungan, desa
sosial, budaya dan perlindungan sosial, Dinas PMD
pengembangan ekonomi budaya dan
lokal. pengembangan ekonomi
lokal.

C. KRITERIA KONSEP PEMBENTUKAN DESA MANDIRI HIJAU

Tabel 11. Aspek dan Kriteria Penyederhanaan Pembentukan Desa Mandiri Hijau

No Aspek Kriteria Indikator

a. Direktori adat dan budaya,


Karakter dan jati diri b. Partisipasi masyarakat, dan
c. Pendidikan karakter.
a. Upaya pemeliharaan sejarah dan warisan budaya,
Sejarah dan warisan budaya b. Dokumentasi sejarah desa, desa wisata sejarah dan warisan budaya,
I. Pilar Budaya c. Pelestarian dan pengembangan.
a. Industri kreatif,
b. Sistem informasi budaya,
Diplomasi budaya c. Keamanan dengan berbasis budaya,
d. Sekolah budaya, dan
e. Pameran budaya
a. Desa memililki fasilitas kesehatan yang dapat diakses dengan mudah.
b. Warga masyarakat yang telah memiliki jaminan kesehatan, jaminan
II. Pilar Sosial Kehidupan sehat sejahtera
kesehatan khusus (untuk difabel), jaminan kesehatan ibu dan anak, orang
tua dan kelompok rentan.

22 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

No Aspek Kriteria Indikator

Desa memiliki program jaminan kesehatan, jaminan sosial dan partisipasi


Desa Jaring Pengaman Sosial
masyarakat yang tinggi dalam gotong royong untuk pembangunan.
a. Desa mempunyai program aktif dalam pengentasan kemiskinan;
Tanpa kemiskinan
b. Desa mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.
Desa mempunyai program untuk meningkatkan kualitas SDM dalam pendidikan
Pendidikan berkualitas
seperti beasiswa dan lainnya.
Kesetaraan gender Desa mempunyai program responsif gender dan inklusif
a. Tersedia sumber alternatif pangan
Tanpa kelaparan
b. Warga mendapatkan sumber makanan yang memadai
Keberfungsian pilar-pilar sosial Terdapat program-program yang mendukung fungsi pilar sosial
Tenaga kerja lokal Banyaknya tenaga lokal yang digunakan
Industri rumah tangga ramah Menghasilkan limbah yang dapat dikelola
III. Pilar Ekonomi lingkungan
Pemenuhan kebutuhan internal desa Prioritas perlindungan dan pemenuhan kebutuhan internal desa.
Pengaktifan unit usaha BUMDesa Memiliki unit usaha yang berfungsi
a. Memiliki sumber air bersih,
b. Kebutuhan air bersih warga terpenuhi,
Sumber air bersih dan sanitasi c. Memiliki sumber air cadangan (PAH),
d. Rumah warga memiliki fasilitas WC,
e. Desa memiliki IPAL komunal.
a. Hemat energi di rumah
IV. Pilar Lingkungan b. Fasilitas untuk berjalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi umum
c. Inventarisasi gas rumah kaca (dari jumlah transportasi yg ada, jumlah
Penanganan perubahan iklim
industri rumah tangga, dll)
d. Kelembagaan terkait pengurangan risiko perubahan iklim (seperti banjir,
kekeringan, dll)
a. Terdapat sistem pengelolaan sampah di tingkat desa (dari pemilahan,
Pengelolaan sampah terpadu
pengumpulan sampai pengangkutan dilakukan dan dikelola oleh desa)

23 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

No Aspek Kriteria Indikator

b. Teknologi pemanfaatan sampah yang digunakan secara optimal (daur ulang


sampah plastik menjadi kerajinan lokal, pupuk, pakan ternak, dsb)
c. Desa dapat mengelola sampah secara mandiri
a. Program-program konservasi sumber daya hutan,
Perlindungan hutan
b. Pengendalian terhadap hama (seperti kera ekor panjang).
 Terdapat peraturan desa/ kalurahan mengenai pengelolaan lingkungan
Komitmen dari desa/kalurahan
 Terdapat peraturan desa/ kalurahan mengenai DMH
RKP Des Pembangunan Rencana kerja desa dikaitkan dengan pencapaian DMH
V. Pilar Hukum
Berkelanjutan
RPJMDes Perencanaan program-program desa untuk mencapai DMH
APBDes Terdapat anggaran untuk mencapai DMH

24 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dibab-bab sebelumnya pada kajian
desa mandiri hijau adalah sebagai berikut:
1. Desa Mandiri Hijau (DMH) yang akan diimplementasikan di Yogyakarta diartikan sebagai
desa yang memiliki kemampuan dan komitmen yang kuat dalam menyelesaikan
permasalahan di desa berdasarkan kewenangan yang dimiliki dengan
mengharmonisasikan pilar budaya, ekonomi, sosial, lingkungan, hukum serta
pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkeadilan berbasis sumberdaya lokal untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dari pengertian di atas, DMH didasarkan dari 5 pilar
yang akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat analisis, kriteria, indikator, dan
program dalam pembentukan DMH.
2. Roadmap yang disusun dalam DMH berdasarkan 5 pilar, yaitu budaya, sosial, ekonomi,
lingkungan, dan hukum. Roadmap disusun berdasarkan analisis SWOT yang dapat
mengindikasikan strategi yang harus dilakukan. Roadmap yang disusun meliputi
sosialisasi, penyusunan peraturan, implementasi strategi, penerapan teknologi, dan
pengembangan DMH agar menjadi desa yang mandiri dan keberlanjutan secara
keseluruhan.
3. Rencana aksi disusun berdasarkan roadmap dan OPD yang melaksanakan setiap
program yang dibuat pada roadmap untuk memenuhi indikator DMH. Rencana aksi yang
disusun pada 5 pilar tersebut meliputi penguatan data base mengenai budaya pada
masing-masing kalurahan, komitmen dalam melindungi budaya, pengembangan budaya
berbasis teknologi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam cakupan ekonomi
sampai Pendidikan, memperhatikan poin kesetaraan gender, pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan perekonomian kalurahan, dan peningkatan kesadaran serta
pengelolaan lingkungan di lingkungan kalurahan. Rencana aksi juga dibuat untuk
membuat target pelaksanaan program untuk pengembangan DMH.
4. Rumusan kebijakan harus dibuat untuk memperkuat dasar hukum dalam penerapan
DMH. Arah kebijakan dibuat dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
kabupaten/kota sampai dengan tingkat kecamatan serta desa. Kebijakan yang disusun
meliputi kebijakan mengenai HAM dan isu gender, pengelolaan lingkungan termasuk
kebijakan dalam penanganan perubahan iklim, perlindungan dan pemeliharaan budaya,
peraturan daerah mengenai DMH, dan peraturan di masing-masing kalurahan yang
mengatur mengenai DMH

B. REKOMENDASI
Rekomendasi untuk pengambil kebijakan pada kajian desa mandiri hijau adalah sebagai
berikut:
1. Untuk Pemerintah Pusat:
a. Perlu mengkaji tentang penerapan, pengembangan, penemuan, inovasi untuk
menemukan sumber bahan baku, energi terbarukan, produk dalam kegiatan budaya,
sosial, ekonomi yang ramah lingkungan;

25 | P a g e
EXECUTIVE SUMMARY
Kajian Desa Mandiri Hijau

b. Membuat kebijakan agar semua kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintahan,


budaya, sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum perlu menerapkan konsep ramah
lingkungan, rendah karbon dan non polutan;
c. Pertumbuhan ekonomi berbasis pada desa dengan mempertimbangkan keserasian
antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam lingkungan.

2. Untuk Pemerintah Provinsi:


a. DIY perlu memperhitungkan desa dalam pencapaian dan penerapan ekonomi hijau
dengan konsep desa mandiri hijau;
b. Konsep desa mandiri hijau perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan regulasi, sistem
kelembagaan dan infrastruktur yang mendukung pengembangan budaya, sosial,
ekonomi, lingkungan dan hukum hingga tingkat desa;
c. Penerapan konsep desa mandiri hijau harus dilakukan oleh seluruh stakeholder
pembangunan di semua sektor, terintegrasi dan memperhitungkan KLHS;
d. Penerapan ekosistem digital untuk pengembangan budaya, ekonomi, sosial,
lingkungan dan hukum dalam pembangunan;
e. Pengembangan ekonomi yang berbasis pada desa seperti pertanian berkelanjutan,
bisnis beretika dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan produksi dan konsumsi
yang bertanggungjawab;
f. Perlu penyiapan dan pendampingan dalam pengembangan desa mandiri hijau dengan
peningkatan kualitas SDM, inventarisasi SDA, SDB, SDS dan SDR untuk pembangunan
desa yang lebih terintegrasi dan komprehensif.

3. Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota sampai Kecamatan dan Kalurahan:


a. Mendukung desa dalam pembuatan masterplan penerapan desa mandiri hijau;
b. Desa mandiri hijau (DMH) bermuara dari desa budaya, desa prima, desa preneur dan
desa wisata yang salah satu sumber pembiayaannya adalah dana keistimewaan DIY,
sehingga DMH menjadi bagian dari program keistimewaan DIY.

4. Pengampu utama dalam pelaksanaan DMH adalah Bappeda dan 4 OPD driver, yaitu
Dinas Kebudayaan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Dinas
Pariwisata, Dinas Koperasi Dan Dinas PMD di DIY dan Kabupaten/Kota.

26 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai