Anda di halaman 1dari 6

PROFIL DAN PEMETAAN POTENSI DESA CANDISARI DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN DESA SEJAHTERA MANDIRI


Profile and Mapping of Candisari Village Potential in The Private Vocational
Development Framework

Firmansyah Ardian R. 1, Yehezkiel Alfa Ludji Leo 1, Rahmadi Wahyu B. 1, Nisrina


Mufidah 2, Rieska Setyoriny 3, Farah Nabila Khansa’ 4, Siti Aminatun M. 5, Dzakiyyah
Dzikra Afifah 6
1
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
2
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
3
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
4
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga
5
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
6
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga

Abstrak
Desa merupakan tempat di mana masyarakat sekitar dapat berinteraksi, berorganisasi, dan
menjalankan budaya leluhurnya. Setiap desa memiliki potensinya masing-masing dari
berbagai bidang, yakni bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja dan sejauh mana desa Candisari berkembang dilihat dari
segi potensi yang dimiliki desa. Penelitian dilakukan di Desa Candisari, Kecamatan
Sambeng, Kabupaten Lamongan. Di dalam Desa Candisari potensi desa yang dimiliki lebih
menonjol pada bidang ekonomi, baik dari segi perdagangan, peternakan, hingga pertanian.
Warga Desa Candisari memiliki usaha mandiri (industri rumah tangga) seperti penggorengan
dan pengemasan kerupuk, juga terdapat usaha pembuatan minyak serai dan minyak kayu
putih. Selanjutnya dari segi peternakan, warga Desa Candisari memiliki peternakan kambing,
sapi, ayam, bebek, dan burung puyuh, yang dijual daging ataupun telurnya. Pertanian di Desa
Candisari menghasilkan berbagai jenis tanaman, seperti labu, serai dan lainnya. Potensi-
potensi yang ada di Desa Candisari tersebut tidak terlepas dari berbagai hambatan yang
dirasakan oleh masyarakat yang melakukannya, akan tetapi setiap warga memiliki solusi
tersendiri untuk mengatasi hambatannya.
Kata Kunci: Candisari, masalah, potensi, kebutuhan, hambatan

Abstract
The village is a place where the surrounding community can interact, organize, and carry
out the culture of their ancestors. Each village has its potential from various fields, namely
economic, education, social, and others. This study aims to find out what and how far the
village Candisari developed in terms of the potential of the village. The study was conducted
in Candisari Village, Sambeng District, Lamongan Regency. In Candisari Village the
potential of the village is more prominent in the economic field, both in terms of trade,
animal husbandry, and agriculture. Candisari villagers have independent businesses (home
industries) such as frying and packaging crackers, there are also businesses making lemon

1
grass oil and eucalyptus oil. Furthermore, in terms of livestock, the residents of Candisari
Village have goats, cows, chickens, ducks and quails, which are sold for meat or eggs.
Agriculture in Candisari Village produces various types of plants, such as pumpkin,
lemongrass and others. The potential that exists in Candisari Village is inseparable from the
various obstacles felt by the people who did it, but each citizen has its own solution to
overcome the obstacles.
Keywords: Candisari, problems, potential, needs, obstacles

PENDAHULUAN dalam upaya mempercepat terwujudnya


kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara
Desa merupakan unit terkecil untuk memperkuat desa adalah dengan
dalam suatu struktur pemerintahan di adanya program Desa Sejahtera Mandiri.
Indonesia. Struktur desa tersebut di
Desa Sejahtera Mandiri (DSM)
dalamnya terdapat berbagai unsur
adalah desa yang mampu mengelola
organisasi termasuk satuan keluarga,
kekuatan (aset dan potensi) yang dimiliki
Rukun Tetangga, Rukun Warga dan
serta mampu memanfaatkan yang ada
pedukuhan (beberapa kelompok rumah
dalam pengelolaan pembangunan untuk
yang membentuk perkampungan).
kesejahteraan warga desa. Desa yang
Terdapat pula yang menjelaskan bahwa
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
desa perlu dipandang sebagai entitas
dan tidak semata tergantung pada bantuan
sosial yang secara kolektif berarti
dari pemerintah dan pihak luar. Program
memiliki karakter sosiologis, ekonomis,
pengembangan Desa Sejahtera Mandiri
kultural, dan ekologis yang khas atau
merupakan program dari Kementrian
spesifik. Selain itu, Desa merupakan
Sosial Republik Indonesia. Program ini
representasi dari kesatuan masyarakat
telah dirilis pada tahun 2014 seiring
hukum terkecil yang telah ada dan
dengan kebijakan yang diberikan oleh
tumbuh berkembang seiring dengan
Presiden Joko Widodo tentang
sejarah kehidupan masyarakat indonesia
pembangunan Desa melalui Launching
dan menjadi bagian yang tidak
Gerakan Desa.
terpisahkan dari tatanan kehidupan
bangsa. Gerakan Pembangunan Desa
semesta diperkuat dengan terbitnya
Masalah timbul dari berbagai
Undang-Undang No 6 Tahun 2014
aspek, baik dari segi ekonomi, kondisi
tentang Desa. Pengembangan model Desa
geografis, kesehatan, sosial, lingkungan,
Sejahtera Mandiri mengakomodir empat
dan sebagainya. Upaya dalam mengatasi
dari sembilan prioritas program
permasalahan tersebut telah dilakukan
pembangunan pada tahun 2015-2019 yang
oleh berbagai pihak, utamanya pemerintah
ada pada Nawa Cita. Keempat program
desa setempat. Pemerintah desa sebagai
tersebut, yang pertama adalah
unit terdepan pelayanan kepada
membangun Indonesia dari pinggiran
masyarakat serta menjadi tonggak utama
dengan memperkuat daerah-daerah dan
untuk keberhasilan semua program. Oleh
desa dalam kerangka negara kesatuan.
karena itu, memperkuat desa merupakan
Kedua, meningkatkan kualitas hidup
suatu keharusan yang tidak dapat ditunda

2
manusia dan masyarakat Indonesia. pemetaan potensi desa dalam rangka
Ketiga, melakukan revolusi karakter pengembangan desa sejahtera mandiri.
bangsa. Keempat, memperteguh Kami melakukan wawancara dengan
kebhinekaan dan memperkuat restorasi narasumber atau informan yang dirasa
sosial Indonesia. mengetahui informasi yang akan dicari.
Dalam pencarian data ini narasumber
Universitas Airlangga (UNAIR)
yang dipilih adalah kepala dusun dari
sebagai salah satu lembaga pendidikan
setiap dusun yang ada di Desa Candisari
yang juga menjunjung tinggi nilai Tri
dan juga beberapa perangkat desa seperti
Dharma Perguruan Tinggi, juga berupaya
sekretaris dan penanggung jawab Desa
untuk menyelesaikan permasalahan yang
Candisari. Selain itu, terdapat data
ada di desa. Bentuk upaya dalam
monografi desa yang digunakan untuk
mengatasi dan menyelesaikan
mendukung informasi yang didapatkan.
permasalahan tersebut adalah dengan cara
membentuk Desa Sejahtera Mandiri yang Pelaksanaan wawancara dilakukan
dilakukan di Desa Candisari, Kecamatan selama kurang lebih 4 hari yaitu dari hari
Sambeng, Kabupaten Lamongan, Provinsi Minggu sampai dengan hari Rabu pada
Jawa Timur. tanggal 21-24 Juli 2019. Waktu yang
digunakan untuk mengambil data
Program ini dikolaborasikan
menyesuaikan dengan waktu narasumber.
dengan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN)
Tahapan pertama, yang kami lakukan
yang dilakukan mahasiswa UNAIR
adalah mempersiapkan beberapa
sehingga diharapkan melalui kolaborasi
pertanyaan dan apa saja yang akan digali
tersebut menghasilkan hasil yang nyata
untuk melakukan pemetaan Desa
dan konkrit untuk mendukung tercapainya
Sejahtera Mandiri. Tahapan kedua, kami
(DSM). Kolaborasi tersebut dilakukan
menjelaskan tentang program Desa
oleh mahasiswa KKN sebagai lini
Sejahtera Mandiri kepada setiap kepala
terdepan universitas dalam upaya
dusun. Selanjutnya kami melakukan
mewujudkan DSM, upaya awal yang
wawancara kepada kepala dusun di desa
dilakukan adalah dengan melakukan
Candisari untuk mengetahui masalah
pemetaan desa. Pemetaan desa tersebut
utama desa, potensi yang dimiliki desa,
bertujuan untuk mengetahui masalah
kebutuhan pengembangan dan hambatan
utama desa, potensi yang dimiliki desa,
yang dimiliki setiap dusun, dan
kebutuhan pengembangan desa, dan
menanyakan jumlah KK (Kartu Keluarga)
hambatan desa.
yang ada di dusun tersebut. Tahapan
METODE selanjutnya menanyakan jumlah KUBE
(Kelompok Usaha Bersama), dalam
Penelitian ini dilakukan di
menanyakan KUBE ini kami langsung
Kecamatan Sambeng, Kabupaten
datang ke tempat tinggal warga-warga
Lamongan tepatnya di desa Candisari,
yang bersangkutan, lalu kami lakukan
menggunakan metode kualitatif dengan
wawancara. Setelah itu, hasil ditulis di
pendekatan deskriptif yaitu untuk
dalam bentuk format tabel yang telah
memperoleh deskripsi mengenai
disediakan.
informasi desa yang berkaitan dengan
pemenuhan data mengenai profil dan

3
HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Candisari, yakni sebagai berikut
(tabel 1).
Masyarakat desa selalu diidentikkan
dengan masyarakat tradisional, karena Tabel 1: Data Jumlah KK dan Jumlah
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari Penduduk (Laki-laki dan Perempuan)
masih berpegang teguh pada tradisi Tahun 2018
leluhur. Suatu hal yang membedakan Jumlah
antara masyarakat tradisional dengan penduduk
N Nama Jumlah
masyarakat modern adalah
o Dusun KK Laki- Perem-
ketergantungannya dalam kegiatan sehari-
hari terhadap lingkungan alam di laki puan
sekitarnya (Bouman, 1980). Beberapa
Dusun
ciri-ciri masyarakat tradisional menurut 1 170 271 252
Cane
Dannerius Sinaga (1988), yaitu
masyarakat berorientasi pada Dusun
kepercayaan, kebiasaan, juga hukum alam 2 133 214 206
Resik
yang tercermin dalam pola pikirnya;
fasilitas pendidikan dan tingkat Dusun
pendidikan rendah; kegiatan ekonomi 3 Kandang 224 441 429
bertumpu pada sektor agraris; ikatan an
solidaritas kekeluargaan yang kuat; dan
Dusun
lainnya. 4 229 393 387
Nongko
Seperti yang dijelaskan di atas,
bahwa karakteristik masyarakat Dusun
5 126 190 204
tradisional tersebut relevan dengan Gampeng
keadaan di masyarakat Desa Candisari.
Dusun
Masyarakat di sana sebagian besar masih
6 Kedungw 107 167 167
mengandalkan perekonomian atau
aru
pekerjaannya pada sektor pertanian,
seperti menjadi petani dan buruh tani, Sumber: Data Desa Candisari, Lamongan
baik laki-laki atau perempuan. Tingkat tahun 2018
pendidikan di Desa Candisari dapat Setiap desa memiliki kelemahan
dikatakan masih rendah, karena yang menjadi masalah utama desa, baik
masyarakat disana rata-rata masih dari segi perekonomian, sosial, kondisi
berpendidikan hingga jenjang SMP dan geografis, pendidikan, dan lainnya.
SMA, banyak yang lebih memilih Masalah utama di Desa Candisari, yaitu:
melanjutkan untuk mencari kerja bahkan
menikah. 1. Sumber Daya Manusia yang kurang
dibina.
Dalam proses pencarian data potensi
desa, kami juga diharuskan untuk Sehingga untuk mengolah dan
mencatat jumlah keluarga dan jumlah melanjutkan program yang
penduduk laki-laki maupun perempuan di direncanakan oleh pemerintah atau
instansi lainnya dapat terhambat,

4
masalah ini juga dapat menghambat Potensi wisata yang ada contohnya
perkembangan desa. adalah Villa Cane dan Mahoni Raya.
Meskipun tempat-tempat wisata
2. Pasokan air kurang untuk pertanian.
tersebut telah dikenal di masyarakat
Tidak adanya bendungan sebagai desa setempat dan sekitarnya, akan
tempat penampungan air yang tetapi masih perlu upaya
mengalir dari sungai menyebabkan pengembangan baik dari segi promosi
pasokan air yang tidak tersedia setiap ke daerah-daerah lain, maupun
saat. Sehingga di saat terdapat air di pengembangan dalam bentuk fasilitas.
sungai akan menjadi bahan berebut
Potensi sendiri berasal dari bahasa
para petani untuk irigasi sawah
latin yaitu kata potentia yang artinya
masing-masing.
kemampuan, kemampuan ini
3. Bidang peternakan yang ditekuni kemungkinan masih bisa dikembangkan
warga kurang binaan dari dinas oleh seseorang (Pamungkas, 1997). Jadi,
peternakan setempat. potensi yang dimaksud di sini adalah
kemampuan yang dimiliki oleh warga
Akibatnya yaitu dirasa masih belum
Desa Candisari untuk dikembangkan dan
efektif untuk menunjang kehidupan
menjadi suatu keunggulan tersendiri.
ekonomi masyarakat, karena hewan-
Berikut merupakan potensi Desa
hewan mengalami sakit bahkan tingkat
Candisari yang ada di setiap dusun:
mortalitas (kematian) yang tinggi.
1. Bumi Perkemahan Mahoni Raya
4. Pendidikan remaja setempat mayoritas
2. Villa Cane
hanya sampai SMA.
3. Peternakan: Sapi, Kambing, Telur
Hal ini terlihat pada saat program kerja Puyuh, Bebek pedaging, Ayam potong
yang kami jalankan dalam bidang 4. Penyulingan Minyak Serai dan Minyak
pendidikan berupa membuat road Kayu Putih
mapping serta motivasi dan sosialisasi 5. Usaha: Ukiran kayu dan tenun tikar
perguruan tinggi di Desa Candisari. 6. Pemanfaatan Bonggol jagung dan
Terlihat bahwa antusias anak-anak Pecahan Kulit padi
terhadap pendidikan ke jenjang yang 7. Home Industry: walo/labu dan
lebih tinggi masih kurang, bahkan ada singkong
yang berpikir bahwa sekolah hingga 8. Tukang Gigi Palsu
jenjang sekolah menengah pertama dan 9. Tikar anyam dari daun pandan
dilanjutkan dengan bekerja. Kami telah
Dalam memenuhi syarat desa untuk
memberikan motivasi, khususnya
lebih berkembang perlu adanya kebutuhan
terhadap adik-adik Dusun Gampeng
pengembangan desa, antara lain:
agar memiliki keinginan untuk
melanjutkan sekolah hingga kuliah dan 1. Peninggian tandon air di bumi
mendorong agar memiliki cita-cita perkemahan
setinggi mungkin. 2. Pipanisasi
3. Penambahan fasilitas wisata (perbaikan
5. Potensi wisata di desa kurang diketahui
jalan, air, lampu jalan)
oleh masyarakat luar.
4. Peningkatan taraf pembelajaran

5
5. Peningkatan kinerja petugas kebutuhan, dan hambatan yang ada di
peternakan Desa Candisari dipetakan di berbagai
6. Pembuatan pupuk dari kotoran hewan bidang. Hasil pemetaan menunjukkan
7. Membuat waduk penampungan air bahwa masih banyak hal yang perlu
untuk irigasi sawah diperhatikan di Desa Candisari dalam
8. Penyediaan sarana dan prasarana untuk mengembangkan desa, terutama dari segi
pertanian fasilitas, seperti jalan penghubung dari
satu dusun ke dusun yang lain dan
Hambatan ini layaknya masalah pengairan untuk sawah yang menjadi
utama yang dihadapi oleh desa, yaitu mata pencaharian utama desa. Potensi
sama-sama memperlambat perkembangan desa berupa KUBE (Kelompok Usaha
Desa Candisari. Bersama) juga perlu perhatian dari
1. Kurangnya binaan dari pemerintah pemerintah untuk mengembangkan
setempat terkait permasalahan yang usahanya agar lebih maju dan dikenal
ada di desa masyarakat luar.
2. Sumber Daya Manusia di desa yang
SARAN
sulit untuk memahami dan mengolah
program yang diberikan pemerintah Diperlukannya penelitian lebih
3. Minimnya kesadaran akan pentingnya lanjut yang dapat dilakukan oleh peserta
pendidikan. KKN selanjutnya di Desa Candisari,
Kabupaten Lamongan yang terkait dengan
Adanya program pemerintah berupa
potensi desa berupa KUBE (Kelompok
DSM (Desa Sejahtera Mandiri) dapat
Usaha Bersama), masalah utama desa, dan
membantu memetakan masalah utama
hambatan. Juga memberikan solusi yang
yang dihadapi desa, potensi desa, serta
dapat disampaikan pada masyarakat desa
hambatannya. Dengan dilakukannya
untuk mengatasi hambatan bersama-sama.
pemetaan tersebut telah didapatkan
informasi yang lebih dalam, dan
DAFTAR PUSTAKA
diharapkan dapat tersampaikan pada
pemerintah tingkat kabupaten Bouman, P.J. 1980. Ilmu Masyarakat
(Kementerian Sosial Kabupaten Umum: Pengantar Sosiologi.
Lamongan). Jakarta: PT. Pembangunan.
Dannerius Sinaga. 1988. Sosiologi dan
SIMPULAN Antropologi. Klaten: PT Intan
Prawira.
Program Kementerian Sosial
Pamungkas, Pakhi. 1997. Ensiklopedi
Kabupaten Lamongan, berupa Desa
Indonesia, Departemen Pendidikan
Sejahtera Mandiri (DSM) yang
dan Kebudayaan. Jakarta.
bekerjasama dengan LPPM Unair dan
Mulyadi B., dkk. Profil dan Pemetaan
dilaksanakan oleh peserta mahasiswa
Potensi Masyarakat dalam Rangka
KKN-BBM Unair ke-60, memberikan
Pengembangan Desa Sejahtera
angin segar dan harapan dari warga desa
Mandiri. Jakarta: Pusat Penelitian
yang merasa diperhatikan pemerintah.
dan Pengembangan Kesejahteraan
Berbagai masalah utama desa, potensi,
Sosial, Kementerian Sosial RI.

Anda mungkin juga menyukai