Ahmad Rifqi Dimasyqi S-185060601111015-Teori Perencanaan Kelas N
Permasalahan Pemanfaatan Ruang Perkotaan Permukiman Informal
(Studi Kasus: Sempadan Rel Kereta Api, Dupak Magersari, Surabaya)
Gambar 1. Kawasan Permukiman Informal di Sempadan Rel Kereta Api
Sumber: Atika, 2020 dalam Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VIII di Surabaya Gambar diatas menjelaskan bahwa di Indonesia masih terdapat kawasan permukiman informal yang berada pada sempadan rel kereta api. Permukiman informal merupakan lingkungan yang berkembang tanpa kendali, namun tidak selalu identik dengan permukiman liar, dan kumuh. Kampung Dupak Magersari RW 09 merupakan salah satu lingkungan permukiman yang berada pada klasterisasi permukiman informal kumuh. Permukiman ini muncul dikarenakan keterbatasan lahan di Kota Surabaya yang mengakibatkan harga jual tanah bisa menjadi mahal dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat yang memiliki ekonomi rendah. Hal itu menyebabkan pertumbuhan kebutuhan permukiman yang tidak memperhatikan kemampuan lingkungan yang salah satunya yaitu pembangunan permukiman di sepanjang sempadan rel kereta api. Berdasarkan Pasal 178 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 menjelaskan bahwa setiap orang dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul, bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang pada jalur kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan keselamatan perjalanan kereta api. Pembangunan kawasan permukiman di sempadan rel merupakan bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang dikarenakan menurut RTRW Kota Surabaya Tahun 2014 – 2034, sempadan rel kereta api merupakan bagian dari kawasan lindung. RTRW Kota Surabaya juga menyebutkan pemanfaatan ruang pada kawasan sempadan rel kereta api hanya diperbolehkan untuk ruang terbuka hijau, dan atau ruang terbuka non hijau. Maka dari itu, untuk mengatasi penyimpangan pemanfaatan ruang yang terjadi di sekitar sempadan rel perlu adanya penertiban dan pengendalian kawasan disekitar sempadan rel ,dan/ atau melakukan perlindungan kawasan sempanjang sempadan rel dari aktivitas pembangunan dengan mendirikan ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau.