Anda di halaman 1dari 18

485

KAJIAN KELAYAKAN PEMBANGUNAN PARKIR VERTIKAL KOTA MALANG

M. Anis Januar
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang
Email: yayan.yanuar@malangkota.go.id

Abstrak: Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang merupakan kajian yang
ditujukan untuk mengetahui tingkat kelayakan lokasi pembangunan bangunan parkir vertikal di Kota
Malang. Analisa yang digunakan adalah analisa kebijakan, analisa kinerja parkir, analisa proyeksi
kebutuhan parkir dan analisa kelayakan. Suevey Kinerja parkir dilaksanakan di empat titik lokasi.
Jalan Gajahmada (ruas jalan Pemerintah Kota Malang), Jalan Gajahmada (depan Pemerintah Kota
Malang), Jalan Tumapel, dan Jalan Mojopahit. Survey dilaksanakan weekday, weekend sabtu dan
weekend minggu. Dieroleh indeks parkir tertinggi di Jalan Tumapel pada saat weekend minggu siang
sebesar 0.30, sedagkan indeks parkir terendah terjadi di Jalan Gajahmada (depan Pemerintah Kota
Malang) sebesar 0. Berdasarkan royeksi kebutuhan ruang parkir disimpulkan bahwa pada tahun
2024 jumlah total ruang parkir serta luas yang dibutuhkan 1.553 SRP dengan luas 17.860 m2.
Analisis kelayakan bangunan parkir vertikal ditinjau dari empat aspek, yaitu aspek teknis, aspek
lingkungan dan kesehatan, aspek ekonomi, serta aspek sosial..berdasarkan seluruh aspek anlisa
kelayakan bahwa nilai lokasi eks DLH adalah 51 dan untuk lokasi Balaikota juga 51. Sehingga
keduanya dikatakan layak untuk dibangun parkir vertikal.
Kata Kunci: parkir, bangunan, vertikal

Abstract: Feasibility Study of Vertical Parking Development in Malang City is a study aimed to
determine the feasibility level of the location of vertical parking building construction in Malang
City. The analysis used is policy analysis, parking performance analysis, parking demand projection
analysis and feasibility analysis. The parking performance survey was carried out at four locations.
Gajahmada Street (Malang City Government road), Gajahmada Street (in front of Malang City
Government), Tumapel Street, and Mojopahit Street. The survey is carried out weekdays, Saturdays
and weekends weekends. Obtained the highest parking index on Jalan Tumapel at the weekend of
0.30, while the lowest parking index occurred at Jalan Gajahmada (in front of the Malang City
Government) of 0. Based on the reflection of parking space requirements, it is concluded that in
2024 the total number of parking spaces and the required area 1,553 SRP with an area of 17,860
m2. The feasibility analysis of vertical parking buildings is viewed from four aspects, namely
technical aspects, environmental and health aspects, economic aspects, and social aspects ... based
on all aspects of the feasibility analysis that the value of the former DLH location is 51 and for the
City Hall location it is also 51. So that both are said to be feasible. for built vertical parking.
Keywords: parking, building, vertical

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di Indonesia khususnya di Kota
Malang, kebutuhan ruang parkir cenderung
Parkir merupakan salah satu komponen meningkat dari tahun ke tahun seiring
atau aspek tak terpisahkan dalam kebutuhan dengan bertambahnya jumlah penduduk
sistem transportasi, karena setiap perjalanan yang membawa kendaraan pribadi terutama
dengan kendaraan pribadi umumnya selalu mobil dan motor. Hal ini disebabkan karena
dimulai dan diakhiri di tempat parkir. Pada hampir setiap tahun Kota Malang didatangi
dasarnya parkir adalah kebutuhan umum oleh perantau-perantau dari luar kota
yang awalnya berfungsi melayani. Sesuai bahkan dari luar Pulau Jawa yang salah
dengan fungsi tersebut, ruang parkir satunya untuk menempuh pendidikan
disesuaikan dengan permintaan seiring sehingga kepadatan pun semakin
dengan kebutuhan orang yang berkendaraan meningkat. Banyak lahan jalan yang
untuk berada atau mengakses suatu tempat. terpaksa dimanfaatkan sebagai lahan parkir
(Prayudyanto, 2015). sementara.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG


602
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 603

Situasi ini jelas menjadi pemicu kemacetan Berdasarkan gambar diatas, bahwa dengan
di Kota Malang. Karena situasi tersebut, luas wilayah Kota Malang seluas 11.055,66
tuntutan penyediaan tempat parkir menjadi Ha ini, penggunaan guna lahan terbesar
tidak bisa dihindarkan. Pemerintah Kota adalah permukiman tertata seluas kurang
Malang pada akhirnya harus mencoba lebih 3.966,66 Ha atau 36% dari luas
mencari sebuah sistem manajemen baru wilayah Kota Malang (luas total
dalam menghadapinya. Salah satunya permukiman seluas 4558,44 Ha).
dengan mengaplikasikan teknologi Penggunaan lahan kedua terbesar adalah
bangunan parkir vertikal. untuk pertanian tanah kering/tegalan seluas
Tujuan dari adanya kegiatan Kajian 2.654,17 Ha atau 24% dari luas wilayah.
Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Tabel 1. Luas Lahan (Hektar) menurut
Kota Malang adalah untuk mengetahui Kecamatan dan Penggunaan Lahan
tingkat kelayakan lokasi pembangunan Penggunaan Lahan
bangunan parkir vertikal di Kota Malang. Pertania Total
Kecamatan Bukan
Sawah n Bukan Luas
Pertanian
B. Tinjauan Pustaka Sawah Lahan
Kedungkandang 591 1.271 2.127 3.989
Luas wilayah Kota Malang sebesar Sukun 226 704 1,167 2.097
11.006,66 hektar yang saat ini dimanfaatkan Klojen - 6 877 833
Blimbing 85 6 1.686 1.777
untuk mendukung berbagai aktivitas Lowokwaru 240 88 1.932 2.260
masyarakat seperti kawasan permukiman, Kota Malang 1.142 2.075 7.789 11.006
lahan pertanian (sawah, tegalan & kebun), Sumber: Kota Malang dalam Angka, 2019
serta tanah kosong. Lahan di wilayah Kota
Malang mayoritas difungsikan untuk Parkir menurut Keputusan Menteri
pengembangan kawasan permukiman yang Perhubungan Nomor 66 Tahun 1993 tentang
mencapai 41% dari luas total wilayah Kota Fasilitas Parkir Untuk Umum adalah
Malang. Kota Malang sebagai suatu daerah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan
perkotaan yang umumnya didominasi oleh yang tidak bersifat sementara. Keadaan
kawasan terbangun yang terdiri dari parkir berbeda dengan keadaan berhenti.
perumahan, fasilitas umum, kawasan Keduanya merupakan keadaan tidak
perdagangan dan kawasan. Kawasan bergeraknya suatu kendaraan yang bersifat
perumahan mendominasi pada lahan pada sementara. Namun, perbedaannya terletak
bagian tengah-barat-utara wilayah kota yang pada pengemudinya. Dikatakan parkir
meliputi Kecamatan Klojen, sebagian apabila pengemudi meninggalkan
Kecamatan Sukun dan Kecamatan kendaraannya dan sebaliknya dikatakan
Blimbing. Untuk lebih jelasnya untuk berhenti apabila pengemudi tidak
penggunaan lahan Kota Malang dapat meninggalkan kendaraannya (Direktorat
dilihat pada gambar dan tabel berikut ini. Jenderal Perhubungan Darat, 1998).
Pembangunan fasilitas parkir untuk
umum harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut (Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas
Parkir Untuk Umum):
1. Dapat menjamin keselamatan dan
kelancaran lalu lintas.
2. Mudah dijangkau oleh pengguna jasa.
3. Apabila berupa gedung parkir, harus
memenuhi persyaratan konstruksi sesuai
peraturan perundang-undangan yang
Gambar 1. Diagram Penggunaan Lahan Kota berlaku.
Malang (km2) 4. Apabila berupa taman parkir, harus
Sumber: BPN Kota Malang, 2019
memiliki batas-batas tertentu.

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 604

5. Dalam gedung parkir atau taman parkir, 2. Parkir Berdasar Statusnya


diatur sirkulasi dan posisi parkir Berdasarkan statusnya, jenis
kendaraan yang dinyatakan dengan parkir diklasifikasikan menjadi 5.
rambu lalu lintas atau marka jalan. Jenis parkir tersebut antara lain parkir
Jenis fasilitas parkir terdiri dari dua, umum, parkir khusus, parkir darurat,
yaitu parkir di badan jalan (on street gedung parkir, dan taman/areal parkir.
parking) dan parkir di luar badan jalan (off a) Parkir umum merupakan parkir
street parking) (Keputusan Direktur yang menggunakan areal tanah,
Jenderal Perhubungan Darat Nomo 272 jalan, lapangan yang
Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis pengelolaannya diselenggarakan
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir). oleh pemerintah daerah.
1. Penempatan fasilitas parkir di badan b) Parkir khusus merupakan parkir
jalan adalah berada pada tepi jalan tanpa yang menggunakan tanah yang
pengendalian parkir dan pada kawasan tidak dikuasai oleh pemerintah
parkir dengan pengendalian parkir. daerah sehingga pengelolaannya
2. Parkir di luar badan jalan adalah fasilitas diselenggarakan oleh pihak swasta.
parkir untuk umum yang berupa gedung c) Parkir darurat merupakan parkir
parkir atau yaman parkir untuk umum yang menggunakan areal umum
yang diusahakan sebagai kegiatan milik pemerintah daerah maupun
tersendiri. Selain itu fasilitas parkir swasta yang terjadi karena kegiatan
sebagai fasilitas penunjang adalah tempat insidental.
yang berupa gedung parkir atau taman d) Gedung parkir adalah bangunan
parkir yang disediakan untuk nunjang yang digunakan sebagai areal
kegiatan pada bangunan utama. parkir yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pemerintah daerah atau pihak
(1998) mengklasifikasikan jenis parkir swasta yang telah mendapatkan
menjadi 4, yaitu: izin dari pemerintah daerah.
e) Taman/areal parkir adalah areal
1. Parkir Berdasarkan Penempatan
bangunan parkir yang dilengkapi
Berdasarkan penempatan, jenis parkir
dengan fasilitas dan sarana
diklasifikasikan menjadi 2. Jenis parkir
perparkiran yang pengelolaannya
tersebut antara lain parkir di badan jalan
diselenggarakan oleh pemerintah.
(on street parking) dan parkir di luar
badan jalan (off street parking). 3. Parkir Berdasar Jenis Kendaraan
a) Parkir di badan jalan (on street Pemisahan tempat parkir menurut jenis
parking) adalah jenis parkir yang kendaraannya memiliki maksud agar
tempatnya di sepanjang tepi jalan pelayanan lebih mudah dan agar tidak
dengan ataupun tidak melebarkan terjadi keruwetan, terdapat beberapa
badan jalan untuk fasilitas parkir. golongan parkir yaitu:
b) Parkir di luar badan jalan (off street a) Parkir untuk kendaraan beroda dua
parking) adalah tata guna lahan yang tidak bermesin.
khusus disediakan sebagai ruang b) Parkir untuk kendaraan beroda dua
parkir dan mempunyai pintu bermesin.
pelayanan masuk atau pintu pelayanan c) Parkir untuk kendaraan beroda tiga,
keluar sebagai tempat mengambil empat atau lebih bermesin.
karcis sehingga dapat mengetahui 4. Parkir Berdasar Jenis Kepemilikan
secara pasti jumlah kendaraan dan Berdasarkan jenis kepemilikan, jenis
jangka waktu kendaraan parkir yang parkir diklasifikasikan menjadi 3. Jenis
telah diparkir. parkir tersebut antara lain:

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 605

a) Parkir milik dan yang mengoperasikan 1. Tempat parkir umum;


Pemerintah Daerah. 2. Tempat parkir khusus yang dimiliki atau
b) Parkir milik dan yang mengoperasikan dikelola oleh orang atau Pemerintah,
swasta. Pemerintah Propinsi, maupun Pemerintah
c) Parkir milik Pemerintah Daerah Daerah;
namun yang mengoperasikan adalah 3. Tempat parkir kegiatan insidental; dan
pihak swasta. 4. Tempat khusus parkir yang dimiliki atau
dikelola oleh orang atau badan.
Dalam Peraturan Daerah Kota Malang
Terkait dengan perkembangan kota
Nomor 4 tahun 2009 tentang Pengelolaan
Malang hingga 20 tahun mendatang, maka
Tempat Parkir Pengaturan Pengelolaan
diperlukan pengaturan sistem parkir,
Tempat Parkir dilaksanakan berdasarkan
khusunya pada titik-titik tarikan pergerakan
asas manfaat dan ketertiban terhadap
yang cukup besar, misalnya pada kawasan
masyarakat maupun lingkungan. Pengaturan
perdagangan jasa, pendidikan, perkantoran,
pengelolaan tempat parkir bertujuan:
sarana olahraga, sarana ibadah, sarana
1. Mengatur kendaraan yang parkir dengan
rekreasi, dll. Perencanaan sistem
memperhatikan dampak parkir terhadap
perparkiran menganut asas tempat parkir
lingkungan sekitar;
yang bebas dimana saja asalkan aman dan
2. Menjamin keteraturan, ketertiban dan
kenyamanan lingkungan di sekitar tidak terjadi gangguan baik terhadap
kendaraannya serta tidak terjadi kemacetan
tempat parkir;
lalu lintas. Adapun rencana aturan larangan
3. Mengantisipasi dan menekan seminimal
parkir di Kota Malang berdasarkan Rencana
mungkin tindak kejahatan pada
Induk/Grand Desain/Rencana Umum
kendaraan ditempat parkir;
Perencanaan Pembangunan Sektor
4. Memberikan perlindungan kepada
Perhubungan dan Komunikasi Informatika
masyarakat yang memarkir kendaraannya
Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
terhadap bahaya, kerugian dari tindak
1. Pada daerah di mana kapasitas lalu lintas
kejahatan ditempat parkir yang 7telah
diperlukan, di mana lebar jalan secara
ditentukan.
keseluruhan dibutuhkan untuk
Ruang lingkup pengaturan Pengelolaan
mengalirkan lalu lintas;
Tempat Parkir dalam Peraturan Daerah ini
2. Pada daerah di mana akses jalan masuk
meliputi tempat parkir di tepi jalan, tempat-
ke lahan sekitarnya diperlukan;
tempat parkir di perkantoran baik
3. Di dalam daerah persimpangan dengan
pemerintah maupun swasta, tempat parkir di
jarak minimum absolut 10 meter. Jarak
pertokoan dan tempat parkir di mall-mall.
ini dikombinasikan dengan pertimbangan
Tempat parkir kendaraan sebagaimana
terhadap keselamatan (jarak pandang),
dimaksud dalam Pasal 4, diklasifikasikan
pembatasan kapasitas (pengurangan lebar
sebagai berikut:
jalan) dan lintasan membelok dari
1. Tempat parkir kendaraan yang
kendaraan-kendaraan yang besar;
diklasifikasikan sebagai retribusi yaitu
4. Pada jalan yang sempit, yang lebarnya
semua lahan parkir di Daerah yang
kurang dari 6 meter dan mengijinkan
dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah
parkir hanya pada 1 sisi jalan saja untuk
Daerah.
jalan-jalan dengan lebar 6-9 meter;
2. Tempat parkir kendaraan yang
5. Dalam jarak 6 meter dari suatu
diklasifikasikan sebagai pajak yaitu lahan
penyeberangan pejalan kaki;
parkir yang dimiliki dan dikelola oleh
6. Pada jembatan dan terowongan;
orang atau badan yang memiliki izin
7. Dalam jarak 5 meter dari sumber air
usaha perparkiran.
(hydrant) pemadam kebakaran; dan
Jenis-jenis tempat parkir sebagaimana
8. Selanjutnya diparkir ganda atau parkir di
dimaksud dalam Pasal 8, terdiri dari:
atas trotoar tidak diperbolehkan.

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 606

Terkait dengan adanya visi untuk Tabel 2. Luas Rencana Parkir Vertikal
mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Lokasi Luas Lahan
Pendidikan, maka diperlukan adanya (Ha)
perhatian dalam hal pengelolaan parkir Parkir vertikal Pemerintah Kota
kawasan sekolah dan universitas sebagai Malang (belakang gedung Badan
0,032
penunjang sistem transportasi secara Perencanaan Pembangunan dan
Penelitian Kota Malang)
menyeluruh. Rencana pengaturan sistem
Parkir vertikal bangunan Kantor
parkir penunjang kawasan pendidikan ini Dinas Lingkungan Hidup yang berada 0,018
yaitu: di Kecamatan Klojen.
1. Optimalisasi keberadaan dan penyediaan
sarana parkir pada masing-masing Parkir vertikal diperkirakan akan
kawasan pendidikan untuk menunjang memuat kendaraan beroda empat. Parkir on
kebutuhan pergerakan, keamanan dan street eksisting yang berada di Jalan
kenyamanan baik untuk moda kendaraan Gajahmada akan dipindahkan ke bangunan
bermotor maupun tidak bermotor. parkir vertikal yang berada di Pemerintah
2. Pengelolaan sistem on street parking Kota Malang, sedangkan parkir on street
pada sekitar kawasan pendidikan, eksisisting yang berada di Jalan Tumapel
khususnya pada peak hours jam masuk dan Jalan Mojopahit akan dipindahkan ke
dan pulang sekolah dimana lokasi parkir bangunan Kantor Dinas Lingkungan Hidup.
yang menggunakan badan jalan ini
mempunyai kepadatan lalu lintas yang
tinggi, maka penempatan parkir ini akan
mengakibatkan berkurangnya kapasitas
jalan sehingga dapat menimbulkan
gangguan terhadap kelancaran lalu lintas.
Gedung parkir adalah gedung yang
khusus dibangun untuk tempat parkir
kendaraan, dengan demikian pemakaian
lahan terutama di kawasan pusat kota dapat
dilakukan secara efisien. Gedung parkir
dapat dikombinasikan dengan pusat
kegiatan, dimana lantai basement dan
beberapa lantai di atasnya digunakan untuk
parkir dan selanjutnya di atasnya Gambar 2. Rencana Bangunan Parkir Vertikal
ditempatkan bangunan pusat kegiatan Kota Malang
seperti pertokoan, perkantoran dan pusat
kegiatan lainnya.
Di era modern ini pembangunan
gedung parkir sudah sangat banyak
dilakukan di berbagai negara yang
mengalami permasalahan terhadap parkiran,
termasuk inovasi gedung parkir dengan
pendekatan bangunan pintar yang mengikuti
kecanggihan dan berteknologi tinggi,
berikut beberapa sistem parkir yang canggih
dan berteknologi tinggi yang telah banyak
diterapkan pada bangunan parkir vertikal.
Pembangunan parkir vertikal di Kota
Malang direncakan pada dua lokasi, yaitu
Pemerintah Kota Malang dan bangunan
Kantor Dinas Lingkungan Hidup. Gambar 3. Parkir On-Street Eksisiting

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 607

ANALISA
A. Analisa Kebijakan

Tabel 3. Analisis Kebijakan


Aspek Perencanaan
Kebijakan
Visi Keterangan Kebijakan
RPJPD Kota Terwujudnya Merupakan wilayah yang Misi RPJPD Kota Malang yang terkait dengan
Malang Kota Malang akan melayani pergerakan pengembangan infrastruktur di Kota Malang
sebagai Kota umum Kota Malang yaitu “Mengembangkan pembangunan
Pendidikan yang bagian timur-barat. wilayah dan infrastruktur yang
Berkualitas, berkelanjutan”. Arah pembangunan
Berbudaya, infrastruktur diwujudkan melalui penguatan
Berwawasan sistem perencanaan infrastruktur Kota Malang
Lingkungan melalui terbangunnya jaringan infrastruktur
Menuju transportasi yang handal dan terintegrasi antar
Masyarakat moda berbasis pada efisiensi, efektif dan
Sejahtera. berkeadilan untuk mendukung perkembangan
wilayah dan memperlancar tingkat aksesibilitas
baik orang, barang maupun jasa, sehingga
kesenjangan antar wilayah dapat terkurangi.
RPJMD Kota Terwujudnya Berdasarkan kondisi Misi dan Tujuan RPJMD Kota Malang yang
Malang Kota Malang eksisting pertumbuhan berkaitan dengan infrastruktur, yaitu:
Sebagai Kota jaringan jalan di Kota “Mengembangkan sistem transportasi
Bermartabat. malang masih rendah jika terpadu dan infrastruktur yang nyaman
dibandingkan dengan untuk meningkatkan kualitas hidup
pertumbuhan kendaraan masyarakat”.
bermotor, sehingga Bertujuan untuk terwujudnya daya dukung
menyebabkan aksesibilitas transportasi melalui peningkatan akses
di Kota Malang tergolong transportasi dan terwujudnya pengembangan
rendah. sistem transportasi perkotaan yang terpadu
yang menjamin kelancaran mobilitas
masyarakat melalui pengembangan sistem
transportasi terpadu

RTRW Kota Terwujudnya Wilayah perencanaan Rencana sistem prasarana utama terdiri dari
Malang Kota Malang melewati beberapa BWP rencana perbaikan pola pergerakan
sebagai Kota yang memiliki ragam transportasi, pembangunan jalan lingkar,
Pendidikan fungsi perkotaan. Dengan pembangunan jalan tembus dan peningkatan
yang ditetapkannya sebagai sup fungsi jalan.
Berkualitas, pusat pelayanan kota yang
Kota Sehat dan terbagi menjadi dua, yaitu
Ramah BWP Malang Timur dan
Lingkungan, BWP Malang Tenggara,
Kota maka antar sup pusat kota
Pariwisata yang dan antara asing-masing
Berbudaya, sup pusat kota dengan
Menuju pusat kota harus
Masyarakat yang dihubungkan melalui
Maju dan jaringan jalan berjenjang
Mandiri dengan pola pergerakan
merata.

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 608

Aspek Perencanaan
Kebijakan
Visi Keterangan Kebijakan
Tataran - Permasalahan terkait 1. Permasalahan dengan areal parkir
Transportasi Parkir kendaraan adalah terdapat beberapa
Lokal Kota lokasi parkir yang menyebabkan
Malang tingginya hambatan samping, dan
berdampak pada menurunnya kapasitas
jalan.
2. Pada satu sisi adanya APK (Area Parkir
Kendaraan) ini karena kebutuhan dari
pengguna maupun operator kendaraan
umum, namun di sisi lainnya
menimbulkan permasalahan, khususnya
pada kinerja jalan.
3. rencana yang ada untuk mengatasi
permasalahan parkir adalah
pengembangan prasarana transportasi di
Kota Malang berupa penyediaan fasilitas
parkir.
Peraturan - Ruang lingkup pengaturan 1. Tempat parkir kendaraan yang
Daerah Kota Pengelolaan Tempat Parkir diklasifikasikan sebagai retribusi. Semua
Malang Nomor dalam Peraturan Daerah lahan parkir di Daerah yang dikuasai dan
4 Tahun 2009 ini meliputi tempat parkir dikelola oleh Pemerintah Daerah.
tentang di tepi jalan, tempat- 2. Tempat parkir kendaraan yang
Pengelolaan tempat parkir di diklasifikasikan sebagai pajak. Lahan
Tempat Parkir perkantoran baik parkir yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah maupun orang atau badan yang memiliki izin
swasta, tempat parkir di usaha perparkiran.
pertokoan dan tempat
parkir di mall-mall
Jenis-Jenis parkir 1. Tempat parkir umum;
2. Tempat parkir khusus yang dimiliki atau
dikelola oleh orang atau Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, maupun Pemerintah
Daerah;
3. Tempat parkir kegiatan insidental; dan
4. Tempat khusus parkir yang dimiliki atau
dikelola oleh orang atau badan.

B. Analisis Kinerja Parkir 60


Jumlah Kendaraan

Kinerja parkir off-street dilihat pada 40


Jalan Gajahmada (Pemerintah Kota 20
Malang), Jalan Tumapel (ruas jalan menuju
0
Pasar Splendid), dan Jalan Mojopahit (ruas Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar
jalan ke arah bangunan Kantor Dinas
Lingkungan Hidup Kota Malang). Survei Rabu Sabtu Minggu

dilaksanakan pada weekday, weekend Sabtu, Pagi Siang Sore


dan weekend Minggu, dikarenakan
perbedaan jumlah kendaraan pada ketiga Gambar 4. Jumlah Kendaraan Parkir On Strret
Jalan Gajahmada I (ruas jalan Pemerintah Kota
hari tersebut. Berikut adalah tabel dari Malang)
jumlah kendaraan yang parkir On-street.

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 609

30
Jumlah Kendaraan
20 Berdasarkan penjelasan gambar, jumlah
10 kendaraan roda empat yang parkir paling
0
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar banyak di Jalan Mojopahit adalah pada saat
Rabu Sabtu Minggu
weekend Sabtu. Jumlah kendaraan yang
parkir rata-rata berasal dari pengunjung
Pagi Siang Sore
Pasar Burung. Selain itu, jumlah kendaraan
yang masuk paling banyak adalah saat
Gambar 5. Jumlah Kendaraan Parkir On Strret weekend Sabtu pada siang hari, sedangkan
Jalan Gajahmada II (depan Pemerintah Kota
Malang)
jumlah kendaraan yang keluar paling
banyak adalah saat sore hari.
Berdasarkan gambar dapat dilihat 1. Akumulasi Parkir On Street
bahwa pada saat weekday jumlah kendaraan
Akumulasi parkir merupakan jumlah
roda empat yang parkir di Jalan Gajahmada
kendaraan yang parkir di suatu tempat pada
lebih banyak daripada pada saat weekend.
waktu tertentu, dan dapat dibagi sesuai
Hal tersebut dikarenakan rata-rata
dengan kategori jenis serta maksud
kendaraan yang parkir adalah kendaraan
perjalanan, di mana integrasi dari akumulasi
dinas yang menuju ke bangunan Pemerintah
parkir selama periode tertentu,
Kota Malang.
menunjukkan beban parkir (jumlah
kendaraan parkir) dalam satuan jam
60 kendaraan per periode tertentu. Berikut
Jumlah Kendaraan

40
adalah hasil dari analisis akumulasi parkir
20
0
on street.
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar
60 49 55
Rabu Sabtu Minggu 30
Jumlah Kendaraan

40 22 19
13 11
Pagi Siang Sore 20 3 2
0
Pagi

Pagi

Pagi
Sore

Sore

Sore
Siang

Siang

Siang
Gambar 6. Jumlah Kendaraan Parkir On Strret
Jalan Tumapel Weekday Weekend Weekend
Sabtu Minggu
Pada Jalan Tumapel, jumlah
Gambar 8. Grafik Akumulasi Parkir Jalan
kendaraan roda empat yang parkir lebih Gajahmada (Ruas Jalan Pemerintah Kota
banyak pada saat weekend Sabtu daripada Malang)
weekday. Selain itu, jumlah masuk paling
banyak saat weekend Sabtu adalah siang 25 23
15
hari, sedangkan jumlah keluar paling 20
Jumlah Kendaraan

15 4 4
banyak adalah sore hari. 10
5
0 0 0 0 0
0
Pagi

Pagi

Pagi
Sore

Sore

Sore
Siang

Siang

Siang

40
Jumlah Kendaraan

20 Weekday Weekend Weekend


Sabtu Minggu
0
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Gambar 9. Grafik Akumulasi Parkir Jalan
Rabu Sabtu Minggu Gajahmada (depan Pemerintah Kota Malang)

Pagi Siang Sore Pada Jalan Tumapel, puncak


Gambar 7. Jumlah Kendaraan Parkir On Strret
akumulasi tertinggi pada saat weekday
Jalan Mojopahit terjadi pada siang hari dengan jumlah 51
unit kendaraan.

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 610

Akumulasi tertinggi yang terjadi pada 3. Volume Pakir


saat weekend adalah hari Minggu di siang Volume parkir menyatakan jumlah
hari dengan jumlah 59 unit kendaraan. kendaraan termasuk dalam beban parkir.
Waktu yang digunakan kendaraan untuk
80 55 59 parkir, dalam satu menit atau jam yang
51
Jumlah Kendaraan

60 37 43 43 menyatakan lamanya parkir dihitung dengan


40 22
13 menjumlahkan kendaraan yang masuk ke
8
20 areal parkir selama sejam pengamatan.
0
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Berikut adalah hasil analisis dari volume
parkir.
Weekday Weekend Sabtu Weekend
Minggu
Tabel 5. Volume Parkir On-Street
Gambar 10. Grafik Akumulasi Parkir Jalan Volume
Lokasi Hari
Tumapel Parkir
Weekday 181
Akumulasi tertinggi pada Jalan Mojopahit Weekend
Jalan Gajahmada (ruas jalan Sabtu 81
saat weekday adalah siang hari dengan Pemerintah Kota Malang) Weekend
jumlah 25 unit kendaraan. Saat weekend Minggu 71
terjadi pada hari Sabtu siang dengan jumlah TOTAL 333
unit kendaraan 42 unit. Weekday 70
60 42 Weekend
Jumlah Kendaraan

Jalan Gajahmada (depan Sabtu 0


40 25
16 11 Pemerintah Kota Malang) Weekend
7 10 8
20 3 3 Minggu 5
0 TOTAL 75
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Weekday 159
Weekday Weekend Sabtu Weekend Weekend
Minggu Sabtu 192
Jalan Tumapel
Weekend
Gambar 11. Grafik Akumulasi Parkir Jalan Minggu 227
Mojopahit TOTAL 578
Weekday 86
2. Durasi Parkir On Street Weekend
Durasi parkir adalah rentang waktu Sabtu 116
Jalan Mojopahit
sebuah kendaraan parkir di suatu tempat Weekend
Minggu 49
(dalam satuan menit atau jam). Berikut
TOTAL 251
adalah hasil analisis durasi parkir dari parkir
on street.
4. Pergantian Parkir
Tabel 4. Durasi Parkir On-Street Pergantian parkir adalah tingkat
Rata-rata Rata-rata penggunaan ruang parkir dan diperoleh
Rata-rata
Lama Parkir Lama Parkir dengan membagi volume parkir dengan
Lama Parkir
Lokasi Weekend Weekend
Weekday
Sabtu Minggu
jumlah ruang-ruang parkir untuk satu
(Jam/Kend) periode tertentu.
(Jam/Kend) (Jam/Kend)
Jalan
Gajahmada
(ruas jalan
Tabel 6. Pergantian Parkir On-Street
1.16 0.43 0.31 Weekend Weekend
Pemerintah Weekday
Kota Sabtu MInggu
Lokasi (Kend/SRP/j
Malang) (Kend/SRP/j (Kend/SRP/j
am)
Jalan am) am)
1 0 0.1 Jalan
Gajahmada
Jalan Gajahmada
(ruas jalan
Tumapel 1.12 1.3 1 0.91 0.41 0.36
Pemerintah
Jalan
0.45 1.25 0.51 Kota
Mojopahit
Malang)

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 611

Weekend Weekend Jumlah Kapasitas Parkir


Weekday
Sabtu MInggu Total Weeken
Lokasi (Kend/SRP/j Lokasi Weekd Weeken
(Kend/SRP/j (Kend/SRP/j Petak d
am) Parkir ay d Sabtu
am) am) Minggu
Mojopahit
Jalan
0.35 0 0.03
Gajahmada
Jalan Berdasarkan tabel dapat dilihat
0.80 0.96 1.14
Tumapel bahwa kapasitas parkir tertinggi untuk
Jalan kendaraan roda empat terjadi pada hari
0.43 0.58 0.25
Mojopahit
weekend Minggu di Jalan Gajahmada
dengan nilai kapasitas parkir mencapai 645
Tingkat pergantian parkir untuk
kendaraan/jam. Untuk kapasitas parkir
kendaraan roda empat adalah kurang dari
terendah terjadi pada hari weekday di Jalan
satu kendaraan/SRP/jam, kecuali pada Jalan
Gajahmada mencapai 22 kendaraan/jam.
Tumapel pada weekend Minggu. Tingkat
pergantian parkir tertinggi kendaraan pada
hari weekday sebesar 0,91 kendaraan/ 6. Indeks Parkir
SRP/jam di Jalan Gajahmada (ruas jalan Indeks parkir adalah ukuran yang
Pemerintah Kota Malang), sedangkan lain untuk menyatakan penggunaan panjang
terendah terjadi di Jalan Gajahmada (depan jalan dan dinyatakan dalam persentase
Pemerintah Kota Malang) sebesar 0,35. ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir.
Tingkat pergantian parkir tertinggi Berikut adalah hasil analisis dari indeks
kendaraan pada weekend Sabtu sebesar 0,96 parkir.
kendaraan/SRP/jam di Jalan Tumapel,
sedangkan terendah sebesar 0 Tabel 8. Indeks Parkir On-Street
Indeks
kendaraan/SRP/jam di Jalan Gajahmada Lokasi Hari Waktu
Parkir
Keterangan
(depan Pemerintah Kota Malang. Selain itu, Pagi 0.25 Memenuhi
tingkat pergantian parkir tertinggi pada Weekday Siang 0.28 Memenuhi
Jalan
weekend Minggu sebesar 1,14 kendaraan/ Gajahmada Sore 0.02 Memenuhi
SRP/jam di Jalan Tumapel, sedangkan (ruas jalan Weekend
Pagi 0.07 Memenuhi
terendah sebesar 0,03 kendaraan/SRP/jam di Pemerintah Siang 0.15 Memenuhi
Sabtu
Kota Sore 0.06 Memenuhi
Jalan Gajahmada (depan Pemerintah Kota Malang) Pagi 0.11 Memenuhi
Malang). Weekend
Siang 0.10 Memenuhi
Minggu
Sore 0.01 Memenuhi
Pagi 0.08 Memenuhi
5. Kapasitas Parkir Siang 0.12 Memenuhi
Weekday
Kapasitas parkir adalah banyaknya Jalan Sore 0.02 Memenuhi
kendaraan yang dapat ditampung oleh suatu Gajahmada
Pagi 0 Memenuhi
(depan Weekend
lahan parkir selama waktu pelayanan. Pemerintah Sabtu
Siang 0 Memenuhi
Berikut adalah hasil analisis dari kapasitas Kota Sore 0 Memenuhi
Malang) Pagi 0.02 Memenuhi
parkir. Weekend
Siang 0 Memenuhi
Minggu
Sore 0 Memenuhi
Tabel 7. Kapasitas Parkir On-Street Pagi 0.11 Memenuhi
Jumlah Kapasitas Parkir Weekday Siang 0.26 Memenuhi
Total Weeken Sore 0.04 Memenuhi
Lokasi Weekd Weeken
Petak d Pagi 0.19 Memenuhi
Parkir ay d Sabtu Jalan Weekend
Minggu Siang 0.28 Memenuhi
Jalan Tumapel Sabtu
Sore 0.07 Memenuhi
Gajahmada Pagi 0.22 Memenuhi
(ruas jalan 200 172 465 645 Weekend
Minggu Siang 0.30 Memenuhi
Pemerintah
Kota Malang) Sore 0.22 Memenuhi
Jalan Pagi 0.08 Memenuhi
22 22 - 220 Weekday Siang 0.13 Memenuhi
Gajahmada Jalan
Sore 0.02 Memenuhi
Jalan Tumapel 200 179 154 200 Mojopahit
Weekend Pagi 0.06 Memenuhi
Jalan 200 444 160 392 Sabtu Siang 0.21 Memenuhi

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 612

Lokasi Hari Waktu


Indeks
Keterangan Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Parkir
Sore 0.04 Memenuhi
bahwa kebutuhan petak parkir untuk mobil
Pagi 0.05 Memenuhi telah dibagi per ruas jalan dan diambil nilai
Weekend Siang 0.04 Memenuhi maksimum. Untuk Jalan Gajahmada (ruas
Minggu
Sore 0.02 Memenuhi jalan Pemerintah Kota Malang) kebutuhan
ruang parkir untuk kendaraan roda empat
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa berupa mobil adalah sebanyak 211 petak
indeks parkir tertinggi terjadi di Jalan parkir, sedangkan untuk Jalan Gajahmada
Tumapel pada saat weekend Minggu siang (depan Pemerintah Kota Malang) kebutuhan
hari sebesar 0,30, sedangkan indeks parkir ruang parkir adalah sebanyak 28 petak
yang terendah terjadi di Jalan Gajahmada parkir. Untuk Jalan Tumapel kebutuhan
(depan Pemerintah Kota Malang) sebesar 0. ruang parkir kendaraan roda empat berupa
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat mobil sebanyak 659 petak parkir, sedangkan
bahwa kendaraan roda empat memiliki nilai untuk Jalan Mojopahit kebutuhan ruang
indeks parkir kurang dari satu, hal tersebut parkir yang dibutuhkan sebanyak 185 petak
menunjukkan bahwa kapasitas ruang parkir parkir.
masih dapat menampung permintaan yang Satuan Ruang Parkir (SRP) merupakan
ada. ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan, termasuk ruang bebas dan lebar
C. Analisis Proyeksi Kebutuhan Parkir bukaan pintu. Untuk menentukan kebutuhan
luas area pakir Satuan Ruang Parkir (SRP)
Proyeksi kebutuhan parkir mengguna-
yang digunakan berdasarkan Pedoman
kan metode dengan cara mencari selisih
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
terbesar antara kedatangan dan keluaran
Parkir Direktorat Jenderal Perhubungan
(maximum accumulation). volume parkir
Darat Kementerian Perhubungan Tahun
paling puncak (tinggi) terjadi pada weekday
1998, untuk kendaraan roda empat berupa
Rabu sebesar 496 kendaraan untuk jenis
mobil, SRP yang digunakan adalah 2,3 m x
kendaraan roda empat dan weekend Sabtu
5 m. Kebutuhan luas parkir untuk empat
sebesar 389 untuk jenis kendaraan roda
ruas jalan yang akan direncanakan untuk
empat. Kebutuhan ruang parkir (SRP) yang
dipindah ke bangunan parkir vertikal adalah
dibutuhkan adalah sebagai berikut.
seabagai berikut.
Tabel 9. Petak Parkir yang Tersedia untuk Mobil
Rata- Jumlah Tabel 10. Kebutuhan Luas Parkir
Laman Volume Jumlah Kebutuhan
Rata Petak Ukuran
ya Kendar Lokasi Petak Luas Area
Lama Parkir SRP
Survei aan parkir (m2)
Lokasi Parkir S=(NT*
(T) (Nt) Jalan
(D) D)/T
(Jam/ken Gajahmada
Jam (Kend) SRP (ruas jalan 211 2425
d)
Jalan Pemerintah
Gajahmada Kota Malang)
(ruas jalan Jalan
1 0.63 333 211 Gajahmada
Pemerintah 2,3x5
Kota (depan 28 316
Malang) Pemerintah
Jalan Kota Malang)
Gajahmada Jalan Tumapel 659 7578
(depan Jalan
1 0.37 75 28 185 2126
Pemerintah Mojopahit
Kota
Malang)
Jalan Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat
1 1.14 578 659
Tumapel bahwa kebutuhan luas area parkir pada
Jalan
Mojopahit
1 0.74 251 185 masing-masing ruas jalan adalah 2.425 m 2,
316 m2, 7.578 m2, dan 2.126 m2. Hasil
proyeksi jumlah kendaraan roda empat

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 613

untuk mobil dan kebutuhan ruang parkir peralatan, serta 10 lantai untuk parkir mobil.
lima tahun ke depan adalah seperti tertuang Bangunan parkir vertikal juga direncanakan
pada tabel 11. memiliki luas 223.125 m2 pada tiap
Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat lantainya. Maka, dapat disimpulkan bahwa
bahwa setiap satu tahun ke depan, proyeksi kondisi rencana bangunan parkir vertikal
kendaraan roda empat pada tiap ruas jalan layak digunakan untuk memfasilitasi parkir
akan bertambah. Hal tersebut akan on-street eksisting yang berada di Jalan
berpengaruh terhadap kebutuhan ruang Gajahmada (Pemerintah Kota Malang),Jalan
parkir yang juga akan bertambah. Berikut Tumapel, dan Jalan Mojopahit (ruas jalan ke
adalah proyeksi kebutuhan ruang parkir arah bangunan Kantor Dinas Lingkungan
pada tiap ruas jalan. Hidup Kota Malang).

Tabel 11. Proyeksi Kendaraan Roda Empat D. Analisis Kelayakan


Berdasarkan Akumulasi Parkir Maksimum
Proyeksi Kendaraan Roda Empat
Analisis kelayakan bangunan parkir
Jalan Jalan vertikal ditinjau dari empat aspek, yaitu
Gajahmada Gajahmada aspek teknis, aspek lingkungan dan
Tahun (ruas jalan (depan Jalan Jalan kesehatan, aspek ekonomi, serta aspek
Pemerintah Pemerintah Tumapel Mojopahit sosial. Pada aspek ekonomi, perhitungan
Kota Kota menggunakan metode net present value
Malang) Malang)
(NPV), metode benefit cost ratio (BCR),
2019 55 23 59 42
2020 67 28 72 51
dan metode internal rate of return (IRR).
2021 70 29 75 53 Berikut adalah hasil analisis kelayakan
2022 73 30 78 56 bangunan parkir vertikal.
2023 76 32 81 58
1. Analisis Teknis
2024 79 33 85 60
Pengkajian aspek teknis suatu aspek
Tabel 12. Proyeksi Kebutuhan Ruang Parkir yang berkenaan dengan proses pemban-
(SRP) Berdasarkan Akumulasi Parkir gunan proyek secara teknis dan pengope-
Maksimum dan Luas yang Dibutuhkan rasiannya setelah proyek tersebut selesai
dibangun. Pengkajian aspek teknis amat erat
hubungannya dengan aspek lain terutama
aspek finansial, dan pasar (Soeharto, 2002).
a. Analisis Kondisi Lahan
Analisis kondisi lahan pemanfaatan
ruang sekitar Pemanfaatan ruang adalah
upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang. Beberapa kaidah yang terkait dengan
pemanfaatan ruang antara lain:
a. Pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan
dengan pemanfaatan ruang, baik
pemanfaatan ruang secara vertikal
Berdasarkan tabel 12, dapat maupun pemanfaatan ruang di dalam
disimpulkan bahwa pada tahun 2024 jumlah bumi.
total ruang parkir serta luas yang b. Program pemanfaatan ruang beserta
dibutuhkan adalah 1.553 SRP dengan luas pembiayaannya termasuk jabaran dari
17.860 m2. Bangunan parkir vertikal Kota indikasi program utama yang termuat di
Malang direncanakan dibangun dengan dalam rencana tata ruang wilayah
jumlah lantai sebanyak 11 lantai, yang
terbagi menjadi satu lantai untuk ruang

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 614

c. Pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan,


pelaksanaan program pemanfaatan ruang pemberian insentif dan disinsentif, serta
beserta pembiayaannya. pengenaan sanksi. Agar pemanfaatan
d. Pelaksanaan pemanfaatan ruang di ruang sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah disinkronisasikan dengan wilayah, dapat diberikan insentif
pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah dan/atau disinsentif oleh Pemerintah dan
administratif sekitarnya. Pemerintah Daerah.
e. Pemanfaatan ruang diselenggarakan
b. Analisis Aksesibilitas
secara bertahap sesuai dengan jangka
waktu indikasi program utama Analisis aksesibilitas bertujuan
pemanfaatan ruang yang ditetapkan untuk mengetahui tingkat kemudahan
dalam rencana tata ruang. pencapaian suatu bangunan dari lokasi lain.
f. Pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan Analisis ini ditentukan berdasarkan hasil
memperhatikan standar pelayanan observasi lapangan dengan indicator jarak
minimal dalam penyediaan sarana dan lokasi rencana ke jalan utama, waktu
prasarana. tempuh ke fasilitas kota, jarak dekat ke
g. Pengendalian pemanfaatan ruang fasilitas kota, biaya tempuh ke fasilitas kota,
merupakan upaya untuk mewujudkan dan ketersediaan angkutan umum.
tertib tata ruang yang dilakukan melalui

Tabel 13. Analisis Kelayakan Teknis


Nilai
Nilai
Parkir
Variabel Indikator Parameter Analisis Eks-
Balai
DLH
Kota
Kelayakan Teknis
Kondisi -Lahan sesuai 1. Jika tidak sesuai Sesuai untuk 2 2
lahan dengan ketentuan peruntukan parkir peruntukan parkir
tata ruang 2. Sesuai dengan
peruntukan parkir
-Ketersediaan 1. Jika tidak sesuai (<400 Luas lahan DLH = 1 2
luas lahan m2) 439,8 m2, Balai Kota
2. Jika sesuai (+- 400 m2) = >500 m2
-Lahan terhindar 1. Jika terdapat ancaman Tidak terdapat 2 2
dari potensi bahaya banjir, longsor ancaman bencana
bahaya yang kebakaran, dll
mengancam 2. Jika tidak terdapat
kesehatan dan ancaman bahaya banjir,
keselamatan jiwa longsor kebakaran, dll
-Kemiringan 1. Jika kemiringan lahan Kemiringan lahan 2 2
lahan rata-rata >15% <15%
kurang dari 15%
-Kemiringan 2. Jika kemiringan lahan
lahan rata-rata <15% Kemiringan lahan
kurang dari 15% 1. Jika terdapat gangguan <15% 2 2
-Lahan terhindar kebisingan Tidak terdapat 2 2
dari gangguan gangguan kebisingan
kebisingan
-Lahan terhindar 2. Jika tidak terdapat
dari gangguan gangguan kebisingan Tidak terdapat
kebisingan 1. Jika terdapat gangguan gangguan kebisingan
2 2
-Lahan terhindar pencemaran udara Tidak terdapat
2 2
dari gangguan gangguan pencemaran
pencemaran udara
udara

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 615

Nilai
Nilai
Parkir
Variabel Indikator Parameter Analisis Eks-
Balai
DLH
Kota
-Lahan terhindar 2. Jika tidak terdapat
dari gangguan gangguan pencemaran
pencemaran udara
udara 1. Jika tanah bukan asset
Tidak terdapat
-Lahan memiliki milik Kota Malang
gangguan pencemaran
status hak atas 2 2
udara
tanah/memiliki 2 2
Tanah milik asset
izin pemanfaatan
Kota Malang
dari pemegang
hak atas tanah
sesuai ketentuan
peraturan
-Lahan memiliki 2. Jika tanah asset milik
status hak atas Kota Malang
tanah/memiliki
izin pemanfaatan 1. Jika < standar jarak
dari pemegang minimum garis Tanah milik asset
hak atas tanah sempadan(sungai, sutet, Kota Malang
danau, situ) 2 2
sesuai ketentuan Lokasi < standar jarak
1 2
peraturan minimum sempadan
-Tidak berada sungai
pada garis
sempadan
(sungai, sutet,
danau, situ)
-Tidak berada 2. Jika > standar jarak
pada garis minimum garis
sempadan sempadan(sungai, sutet,
(sungai, sutet, danau, situ) Lokasi < standar jarak
danau, situ) 1. Jika perkerasan jalan minimum sempadan
1 2
-Kondisi jalan berupa tanah sungai
2 2
masuk Perkerasan jalan
menggunakan berupa aspal
perkerasan
berupa aspal atau
paving blok
Aksesbilitas -Kondisi jalan 2.Jika perkerasan jalan
masuk berupa paving dan aspal
menggunakan 1.Jika waktu tempuh >10 Perkerasan jalan
perkerasan menit berupa aspal 2 2
berupa aspal atau Lokasi berdekatan 2 2
paving blok dengan fasilitas kota
-Waktu tempuh
ke fasilitas kota
-Waktu tempuh 2.Jika waktu tempuh <10
Lokasi berdekatan
ke fasilitas kota menit
dengan fasilitas kota 2 2
-Jarak dekat 1.Jika jarak >400 m
Lokasi berdekatan 2 2
dengan fasilitas
dengan fasilitas kota
kota
-Jarak dekat 2.Jika jarak <400 m
dengan fasilitas 1.Jika jarak >400 m Lokasi berdekatan
kota
dengan fasilitas kota
-Jarak dekat 2 2
Lokasi berdekatan
dengan pusat 2 2
dengan pusat
pemerintahan
pemerintahan

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 616

Nilai
Nilai
Parkir
Variabel Indikator Parameter Analisis Eks-
Balai
DLH
Kota
-Jarak dekat 2.Jika jarak <400 m Lokasi berdekatan
dengan pusat 1. Jika sulit diakses dengan pusat
2 2
pemerintahan angkutan umum pemerintahan
2 2
-Ketersediaan Terdapat angkutan
angkutan umum umum berupa angkot
-Ketersediaan 2. Jika mudah diakses Terdapat angkutan
angkutan umum 2 2
angkutan umum umum berupa angkot
24 26

2. Analisis Fasilitas Umum


Tabel 14. Analisis Kelayakan Fasilitas Umum

Variabel Indikator Analisis Nilai Eks- Nilai Parkir Balai


DLH Kota
Kelayakan Fasilitas Umum
Suplai Material 1. Terdapat kesulitan Material konstruksi 2 2
mobilitas pada saat telah tersedia berupa
konstruksi rangka parkir vertikal
2. Terdapat kemudahan
mobilitas pada saat
konstruksi
Suplai jaringan 1. Tidak mendapatkan daya Terdapat daya listrik 2 2
listrik listrik dari PLN atau PLN, baik area balai
sumber lain kota dan DLH
2. Mendapatkan daya listrik
dari PLN atau sumber lain
Suplai jaringan 1. Tidak terdapatnya Terdapat jaringan 2 2
telekomunikasi jaringan telekomunikasi telekomunikasi yang
baik, tidak termasuk
dalam black zone
1. Terdapatnya jaringan Terdapat jaringan
Suplai jaringan telekomunikasi yang telekomunikasi yang 2 2
telekomunikasi memadai baik, tidak termasuk
Total 6 dalam black zone 6

Listrik Tenaga Air(PLTA), Pembangkit


Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit
Infrastruktur perkotaan listrik meliputi
Listrik Tenaga (PLTD) dan lainnya. Pada
Pembangkit, Gardu, dan Jaringan kabel.
kondisi seperti ini maka infrastruktur yang
Sistem kelistrikan ini memiliki berbagai
dimiliki hanya mengenai distribusi yang
fasilitas sesuai dengan fungsi masing-
terdiri dari Gardu dan Jaringan Kabel
masing sarana sistem, kapasitas sistem dan
tingkat pelayanan sistem. Maka hal ini
merupakan kerjasama dari berbagai sistem 3. Analisis Tata Masa Banguan
sarana yang menuntut adanya Berikut adalah analisa kelayakan tata
’interconnection’ yang mampu menjamin masa bangunan. Berdasarkan tabel 15
tingkat layanan sistem. Pembangkit sebagai bahwa nilai Eks DLH dan nilai parkir
sumber daya listrik dimana tidak semua Balaikota mempunyai kelayakan tata
kota tidak memiliki, baik Pembangkit masa bangunan yang sama.

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 617

Tabel 15. Analisis Kelayakan Tata Massa 4. Analisis Ekonomi


bangunan Analisis finansial memberikan
Nilai Nilai
Variabe Eks- Parkir informasi arus kas untuk dan dari yang
Indikator Analisa
l DLH Balai berkepentingan. Analisis Ekonomi
Kota memberikan informasi sumber nyata yang
Kelayakan Tata Massa
Bangunan berpengaruh terhadap pendapatan Biaya-
1. KLB tidak KLB sesuai 2 2 biaya yang tidak diperhitungkan adalah
sesuai dengan semua biaya yang dikeluarkan pada waktu
ketentuan penataan
penataan ruang, tidak yang lampau, biaya-biaya ini tidak perlu
ruang termasuk diperhitungkan dalam evaluasi kelayakan
Luas dalam proyek baik dalam analisis ekonomi
KLB 2. KLB KKOP dan
sesuai dapat maupun dalam analisis finansial.
ketentuan disusun Dalam evaluasi kelayakan proyek
penataan sebanyak 10 hanya biaya dan hasil yang akan datang
ruang tingkat per
tower yang diperhitungkan, hal ini disebabkan
1. Jarak GSB 2 2 pada hakikatnya investasi baru ini
Jarak GSB
tidak sesuai
sesuai merupakan biaya tambahan dari kondisi
ketentuan
penataan
dengan yang ada, contoh biaya-biaya yang tidak
ketentuan diperhitungkan adalah proyek yang
ruang
GSB penataan
2. Jarak GSB
ruang, tidak direhabilitasi dimana dalam hal ini biaya
sesuai
ketentuan
melanggar rehabilitasinya biaya yang telah lalu, jika
GSB jalan, proyek ini merupakan usulan proyek baru
penataan
sungai, dsb
ruang maka biaya rehabilitasi tidak perlu
1. 2 2 diperhitungkan dalam biaya proyek,
Harmonisasi
antar demikian juga halnya dengan biaya
bangunan Harmonisasi persiapan proyek dalam hal ini studi
kurang sesuai bangunan kelayakan, tidak diperhitungkan dalam
Visual
2. kurang
Harmonisasi sesuai evaluasi kelayakan proyek.
antar Perkiraan Biaya Konstruksi Harga
bangunan parkir vertical per piece adalah 6.300 USD,
sesuai
atau setara 88,317,576.79.
Total Nilai 6 6

Tabel 16. Analisis Kelayakan Finanasial


Nilai
Nilai Park
Variabel Indikator Indikator Analisa Eks- ir
DLH Balai
Kota
1. Perkiraan harga pembebasan lahan tinggi Semua lahan alternatif
parkir vertikal adalah
2 2 2
2. Perkiraan harga pembebasan lahan rendah milik pemerintah yang
siap pakai
Kelayakan 1. Perkiraan biaya konstruksi tidak dapat
Perkiraan biaya
Finansial ditangai melalui investor dengan kerjasama
konstruksi dapat
pemerintah
2 ditangani melalui 2 2
2. Perkiraan biaya konstruksi dapat ditangai
kerjasama dengan
melalui investor dengan kerjasama
investor
pemerintah
Total 4 4

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 618

Tabel 17. Analisis Kelayakan Sosial


Nilai Nilai
Eks- Parkir
Variabel Indikator Analisa
DLH Balai
Kota
Kelayakan Sosial
1. Terdapat adanya keberatan, klaim, dan 2 2
atau keluhan dari masyarakat yang berada Mayoritas responden tidak
di lokasi perencanaan keberatan terhadap adanya
Kondisi sosial
2. Tidak terdapat adanya keberatan, rencana pembangunan
klaim, dan atau keluhan dari masyarakat parkir vertikal
yang berada di lokasi perencanaan
1. Menghambat kegiatan ekonomi baru Pada lokasi eks-DLH
memberikan potensi
stimulan ekonomi baru
2. Memberikan stimulan kegiatan dikarenakan dapat semakin
ekonomi baru menghidupkan pasar burung
Manfaat kepada dan pertokoan sekitar 2 1
masyarakat 1. Tidak adanya kesempatan kerja untuk Memberikan kesempatan
masyarakat sekitar kerja pada petugas parkir
yang terdapat pada area
2. Adanya kesempatan kerja untuk sebagai operator dan
masyarakat sekitar petugas kebersihan parkir
vertikal 2 2
1. Keberadaan parkir tidak berpengaruh Keberadaan parkir vertikal
Manfaat kepada dalam pengurangan parkir onstreet dapat mengurangi parkir on
Pemerintah 2. Keberadaan parkir mengurangi parkir street di sekitar alternatif
onstreet lokasi 2 2
Total 8 7

5. Analisis Sosial Sedangkan dampak positifnya adalah


berkurangnya tingkat stress penduduk
a) Aspek sosial pada dasarnya merupakan
dikarenakan area parkir lebih tertata
aspek untuk menilai sejauh apa
secara rapi.
dampak pembangunan parkir vertical.
b) Pada tahap persiapan hingga tahap 6. Nilai Gabungan Analisis Kelayakan
operasional terhadap kehidupan sosial Berdasarkan hasil analisis tersebut,
penduduk di sekitar area pembangun- dapat diketahui bahwa nilai dari seluruh
an. Dampak sosial dimaknai sebagai analisis kelayakan sebagai berikut. Nilai
dampak-dampak yang mencakup pada lokasi eks DLH adalah 51 dan untuk
semua konsekuensi sosial dan budaya yang Lokasi Balai Kota adalah 51 juga
sehingga keduanya dikatakan LAYAK
atas suatu kelompok manusia tertentu untuk dibangun parker veritkal.
yang diakibatkan setiap tindakan
publik atau swasta yang mengubah Tabel 18. Hasil Analisis Kelayakan
cara-cara bagaimana orang menjalani Nilai
kehidupan. Dampak sosial yang dapat Kelayakan
Eks DLH Balai Kota
ditinjau adalah ketentraman penduduk Hukum 2 2
di sekitar parkir vertikal karena akan Teknis 25 26
semakin banyak kendaraan yang Fasilitas Umum 6 6
melintas, memungkinkan terjadinya Tata Massa Bangunan 6 6
konflik dengan petugas parkir yang Sosial 8 7
beroperasi secara tidak resmi. Finansial 4 4
Total 51 51

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang


JURNAL PANGRIPTA, Vol. 3 No. 2, September 2020 619

KESIMPULAN Jenderal Perhubungan Darat.


Menteri Perhubungan. (1993). Keputusan
Berdasarkan hasil analisis kinerja Menteri Perhubungan Nomor KM 66
parkir, kondisi parkir on-street eksisting Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir
yang berada di Jalan Gajahmada untuk Umum. Jakarta: Menteri
(Pemerintah Kota Malang), Jalan Tumapel Perhubungan.
(ruas jalan menuju Pasar Splendid), dan Nurega, Pajar; Subekti, Ruminto; dan
Jalan Mojopahit (ruas jalan ke arah Nugraha, Nur Wisma. (2016). Rancang
bangunan Kantor Dinas Lingkungan Hidup Bangun Sistem Kendali Parkir Rotasi
Kota Malang) masih dapat memenuhi, Vertikal Berbasis RFID untuk Sistem
namun perlu diingat bahwa parkir pada area Parkir Pintar. Jurnal. STEMAN 2016
tersebut adalah ilegal. Oleh karena itu, ISBN 978-979-17047-6-2.
apabila parkir tersebut dipindahkan ke Nursani, Andi. (2015). Gedung Parkir
bangunan parkir vertikal yang direncanakan Vertikal dengan Pendekatan Bangunan
akan memiliki 10 lantai, kondisinya akan Pintar di Makassar. Skripsi. Makassar,
sangat berpengaruh terhadap hambatan Universitas Islam Negeri Alauddin
samping jalan hingga keindahan kota. Fakultas Sains dan Teknologi.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan, Prayudyanto, Muhammad Nanang. (2015)
didapatkan hasil berikut. Manajemen Parkir di Perkotaan.
Tabel 19. Kesimpulan Nilai Hasil Analisis Jakarta: GIZ.
Kelayakan Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan
Nilai Pemodelan Transportasi. Bandung:
Kelayakan
Eks DLH Balai Kota ITB.
Hukum 2 2
Walikota Malang. (2009). Peraturan
Teknis 25 26
Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun
Fasilitas Umum 6 6
2009 tentang Pegelolaan Tempar
Tata Massa
6 6 Parkir. Malang: Walikota Malang.
Bangunan
Sosial 8 7 Warpani, S. (1984). Analisis Kota &
Finansial 4 4 Daerah. Bandung: Penerbit ITB.
Total 51 51

Berdasarkan kondisi tersebut, maka


diketahui bahwa kondisi lokasi
pembangunan parker vertical pada
Bangunan Eks-DLH dan Ruang Parkir Balai
Kota masing-masing adalah “LAYAK”.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.


(1998). Pedoan Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilita Parkir. Jakarta:
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan
Angkutan Kota Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
(1996). Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor
272/HK.105/DRJD/96 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Fasiltas Parkir. Jakarta: Direktur

Kajian Kelayakan Pembangunan Parkir Vertikal Kota Malang

Anda mungkin juga menyukai