Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN KANTONG PARKIR

SEBAGAI ALTERNATIF MENGURANGI KEMACETAN


PADA RUAS JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG
STUDY OF POCKET PARKING AS CONGESTION REDUCE ALTERNATIVE
IN KAWI ATAS ROAD MALANG CITY

Emanuel Bere
Endratno Budi Santoso
Arief Setiawan
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, Institut Teknologi Nasional
Malang
nnoart08@gmail.com

ABSTRAK
Kurangnya lahan parkir pada kawasan yang menjadi pusat aktivitas masyarakat menyebabkan
kendaraan menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir. Hal tersebut menyebabkan kapasitas
ruas jalan atau simpang menjadi berkurang dan menyebabkan arus lalu lintas terhambat. Selain itu
kendaraan yang bermanuver untuk memarkirkan kendaraan atau melanjutkan kembali
perjalanannya menyebabkan tundaan lalu lintas. Hal tersebutlah yang menyebabkan sirkulasi lalu
lintas terganggu dan terjadinya kemacetan terutama pada saat jam-jam puncak. Oleh sebab itu,
peneliti mengambil judul penelitian tentang “Kajian Kantong Parkir Sebagai Alternatif Mengurangi
Kemacetan”. Lokasi penelitian ini berada pada ruas jalan Kawi Atas (mulai dari pertigaan jalan
Pulosari hingga perempatan jalan Kawi) di Kota Malang. Penelitian ini akan menganalisis kebutuhan
serta ketersediaan lahan untuk kantong parkir dan seberapa besar tingkat kemacetan dapat
berkurang jika pada ruas jalan Kawi Atas terdapat kantong parkir tersebut, ditinjau berdasarkan
kinerja jalan dan simpang. Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat kemacetan dapat
berkurang, maka dilakukan perbandingan antara kinerja jalan atau simpang eksisting kinerja jalan
atau simpang alternatif jika terdapat kantong parkir. Kinerja jalan atau simpang yang dinilai adalah
berdasarkan derajat kejenuhan, tundaan serta kecepatan kendaraan rata-rata. Berdasarkan hasil
analisis, titik kemacetan pada jalan Kawi Atas berdasarkan derajat kejenuhan tertinggi berada pada
kaki simpang jalan Kawi Atas dalam simpang bersinyal jalan Kawi Atas – jalan Kawi, dengan nilai
derajat kejenuhan sebesar 1,0845 dan jika ada kantong parkir, nilai derajat kejenuhan tersebut
dapat berkurang 9,97% menjadi 0,9764. Titik kemacetan berdasarkan lamanya tundaan terburuk
juga berada pada kaki simpang jalan Kawi Atas dalam simpang bersinyal jalan Kawi Atas – jalan
Kawi, yaitu selama 48,6427 detik/smp dan dapat berkurang 8,04% menjadi 44,7313 detik/smp.
Sedangkan titik kemacetan berdasarkan kecepatan hanya dapat diamati pada segmen 2, dengan
kecepatan rata-rata terendahnya adalah 25 km/jam dan dapat meningkat 51% menjadi 37,75
km/jam jika ada kantong parkir.

Kata Kunci: Kantong Parkir, Kemacetan, Kinerja Jalan

ABSTRACT
Lack of parking space in the area at the center of community activity led to vehicles using the
road as a parking lot. This causes the capacity of roads or intersections to be reduced and cause
traffic flow inhibited. Besides vehicle maneuvering to park vehicles or continue his journey cause
traffic delays. This is exactly what causes the circulation disrupted traffic and congestion especially
during peak hours. Therefore, the researchers took the title of the study on "Study of Pocket Parking
as Congestion Reduce Alternative”. The location of this research is on the road section of Kawi Atas
street (starting from the Pulosari intersection to the Kawi intersection) in Malang city. This study will
analyze the needs and the availability of land for pocket parking and how much the level of
congestion can be reduced if there is pocket parking on Kawi Atas street, reviewed based on the
road and intersections performance. To be able to know how much the level of congestion can be
reduced, then made a comparison between the existing road or intersection performance to
alternative road or intersection performance if there are pocket parking. Road or intersection
performance assessed based on the degree of saturation, delay and average vehicle speed. Based
on the analysis, congestion point based on the highest degree of saturation are at the Kawi Atas
street approach of Kawi Atas street – Kawi street intersection, with the degree of saturation at
1,0845 and if there are pocket parking, the degree of saturation can be reduced 9.97% to 0,9764.
Congestion points based on the length of delay also is at the Kawi Atas street approach of Kawi Atas
street – Kawi street intersection, ie during 48,6427 seconds/pcu and can be reduced 8.04% to
44,7313 sec / pcu. While the point of congestion based on the average vehicle speed can only be

1
observed in the segment 2, with the lowest average speed is 25 km/h and can be increased by 51%
to 37,75 km/h if there are pocket parking.

Keywords: Pocket Parking, Congestion, Road Performance

Pendahuluan/Latar belakang menyebabkan kemacetan. Hal inilah yang


terlihat pada beberapa titik di kota Malang,
Pertumbuhan penduduk kota Malang dimana parkir ditepi jalan cukup mengganggu
semakin meningkat sejak tahun 2005 hingga kelancaran arus lalu lintas yang sedang melaju.
tahun 2013, dimana pada awalnya memiliki Salah satu ruas jalan di kota Malang yang
jumlah penduduk sebesar 798.104 jiwa hingga kemacetannya terjadi dikarenakan adanya
pada tahun 2013 menjadi 840.803 jiwa, dengan parkir tepi jalan adalah jalan Kawi Atas. Di
tingkat pertumbuhan penduduk 3,9% per koridor jalan ini serta wilayah sekitarnya
tahun.1Peningkatan jumlah penduduk kota terdapat kawasan pertokoan, tempat kuliner
Malang tersebut berpengaruh terhadap serta perkantoran (khususnya bank), sehingga
peningkatan kebutuhan untuk melakukan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk
berbagai macam kegiatan, sebagai contohnya datang ke ruas jalan ini.Seringnya masyarakat
adalah terjadinya peningkatan frekuensi mengunjungi ruas jalan ini dengan berkendara
kegiatan pada pusat-pusat kegiatan menyebabkan tingginya permintaan akan
perdagangan dan jasa. parkir. Permasalahan yang dihadapi adalah
Tingginya pergerakan masyarakat tidak tercukupinya kapasitas parkir diluar
tersebut merubah pola pikir masyarakat badan jalan (off-street parking) yang
dimana sebelumnya hanya bergerak menyebabkan kendaraan-kendaraan terutama
menggunakan angkutan umum sekarang kendaraan roda empat menggunakan badan
cenderung menggunakan kendaraan jalan didepan pertokoan sebagai tempat parkir.
pribadi.Perubahan pola pikir ini disertai dengan Penggunaan badan jalan sebagai tempat
pertumbuhan penduduk yang selalu bertambah parkir cukup mengganggu kelancaran arus lalu
setiap tahunnya menyebabkan peningkatan lintas pada jalan Kawi Atas.Oleh karena itu
kepemilikan kendaraan bermotor yang diperlukan kajian untuk lahan parkir diluar
signifikan. badan jalan disekitar jalan Kawi Atas. Dalam
Tingginya frekuensi kegiatan pada pusat- penelitian ini secara khusus akan mengkaji
pusat kegiatan masyarakat serta semakin tentang kantong parkir sebagai alternatif untuk
banyaknya kepemilikan kendaraan bermotor mengurangi kemacetan di jalan Kawi Atas kota
menyebabkan lalu lintas menjadi lebih padat Malang.
dibanding sebelumnya. Selain lalu lintas yang
lebih padat, permintaan akan parkir pun akan 1.1 Rumusan Masalah
meningkat. Parkir yaitu keadaan tidak bergerak
suatu kendaraan yang bersifat sementara Dari permasalahan pada latar belakang
dengan pengemudi meninggalkan tersebut, dibutuhkan lahan yang layak untuk
kendaraannya(Warpani, 2002). 2Perparkiran dijadikan kantong parkir pada jalan tersebut
merupakan masalah yang sering dijumpai yang aman serta nyaman bagi kendaraan-
dalam sistem transportasi perkotaan, baik di kendaraan yang menggunakannya. Oleh karena
kota-kota besar maupun kota yang sedang itu, dalam penelitian “Kajian Kantong Parkir
berkembang. Masalah perparkiran tersebut Sebagai Alternatif Mengurangi
akhir-akhir ini terasa sangat mempengaruhi Kemacetan”, dirumuskan permasalahannya
pergerakan kendaraan, dimana kendaraan yaitu: pengaruh parkir tepi jalan terhadap
yang melewati tempat-tempat yang kemacetan dan belum teridentifikasinya lahan
mempunyai aktivitas tinggi, laju pergerakannya yang sesuai untuk kantong parkir pada lokasi
akan terhambat oleh kendaraan yang parkir di studi.
badan jalan.3
Selain mengurangi kapasitas jalan, parkir 1.2 Tujuan dan Sasaran
di tepi jalan juga sering menyebabkan tundaan
1.2.1 Tujuan
yang cukup lama terutama saat kendaraan
mulai parkir maupun akan melanjutkan Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji
perjalanannya kembali. Hal tersebut kantong parkir sebagai alternatif mengurangi
menyebabkan laju kendaraan semakin kemacetan di ruas jalan Kawi Atas Kota Malang.
melambat. Laju kendaraan yang semakin
melambat inilah yang pada akhirnya 1.2.2 Sasaran

1Kota Malang dalam angka tahun 2014 Untuk tercapainya tujuan yang telah
disebutkan diatas, perlu dirumuskan sasaran,
yaitu sebagai berikut :
2Dikutip : Horas S.M.M. “Analisa Kebutuhan Fasilitas Ruang 1. Mengidentifikasi karakteristik parkir di
Parkir Studi Kasus Fakultas Ekonomi Universitas Riau” Jurnal. badan jalan;
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Pekanbaru. Pendahuluan
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan
ketersediaan lahan untuk pengembangan
kantong parkir;
3Tamin Ofyar, “Perencanaan dan Permodelan Transportasi:
contoh soal dan aplikasi” ( ITB, 2003) hal.358

2
3. Mengidentifikasi kinerja ruas jalan dan Lingkup Materi
simpang pada kondisi eksisting maupun
alternatif apabila ada kantong parkir; Untuk dapat lebih fokus ke permasalahan
4. Mengkaji kantong parkir sebagai alternatif yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
dalam mengurangi kemacetan lalu lintas. lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi
pada:
1.3 Ruang Lingkup Studi 1. Karakteristik parkir di badan jalan yang
dibutuhkan adalah berupa volume, sudut
Dalam penelitian ini terdapat batasan- parkir, kapasitas, keluar-masuk serta
batasan tertentu yang terbagi dalam 2 lingkup akumulasi parkir;
penelitian diantaranya adalah lingkup lokasi 2. Identifikasi kebutuhan kantong parkir
yang merupakan batasan wilayah penelitian berdasarkan akumulasi tertinggi pada
serta lingkup materi yang merupakan batasan parkir di badan jalan Kawi Atas,
materi yang digunakan dalam pembahasan sedangkan ketersediaan lahan
penelitian ini. berdasarkan jenis penggunaan lahan,
jarak yang yang nyaman bagi pejalan
Lingkup Lokasi kaki menuju tempat tujuan serta
seberapa besar kapasitas lahan untuk
Beberapa alasan dipilihnya ruas jalan Kawi dapat menampung kendaraan yang
Atas sebagai lokasi penelitian diantaranya parkir di badan jalan untuk parkir di
adalah : kantong parkir;
3. Kinerja ruas jalan maupun simpang dapat
1. Ruas jalan Kawi Atas adalah ruas jalan di Kota
diketahui dari volume lalu lintas,
Malang yang arus lalu lintasnya cukup tinggi
kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan
dan sebagian ruas jalannya dijadikan tempat
arus bebas, kecepatan rata-rata, panjang
parkir sehingga sering menimbulkan
antrian serta tundaan pada simpang
kemacetan lalu lintas;
yang dapat menjelaskan mengenai
2. Tersedianya lahan untuk kantong parkir
tingkat pelayanan ruas jalan maupun
dalam jangkauan maksimal 300 meter dari
simpang.
ruas jalan Kawi Atas, yang merupakan jarak
4. Mengidentifikasi perubahan tingkat
maksimal bagi pengendara berjalan kaki dari
kemacetan lalu lintas berdasarkan
kantong parkir ke arah tempat yang dituju
kinerja/tingkat pelayanan ruas jalan
pengendara sepertiperdagangan dan jasa
maupun simpang pada kondisi
yang terdapat di sepanjang ruas jalan Kawi
sebenarnya maupun kondisi alternatif
Atas.
apabila terdapat kantong parkir yang
Berikut ini adalah lokasi penelitian pada mengalihkan kendaraan parkir dari
ruas jalan Kawi Atas badan jalan ke luar badan jalan.

1. Ruas Jalan Kawi Atas


2. Simpang tak bersinyal Jalan Terusan Kawi Tinjauan Pustaka
– Pulosari – Kawi Atas
3. Simpang tak bersinyal Jalan Kawi Atas – Pengertian Kajian
Panderman Kata kajian berasal dari kata kaji yang
4. Simpang Bersinyal Jalan Kawi Atas – Ijen – berarti pelajaran atau penyelidikan tentang
Kawi – Terusan Ijen sesuatu. Berawal dari pengertian kata dasar
kajian yang sedemikian, maka kajian dapat
berarti proses, cara, perbuatan, mengkaji;
penyelidikan (pelajaran yang mendalam);
Peta 1 penelaahan (KBBI 1999: 431). Dalam penelitian
Orientasi Wilayah ini, dilakukan pengkajian terhadap kantong
Penelitian parkir sebagai alternatif dalam mengurangi
kemacetan.

Jalan
Jalan merupakan suatu sarana
perhubungan darat dalam bentuk apapun yang
meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya
diperuntukkan bagi lalu lintas (Undang-Undang
No. 14 Tahun 1992 tentang Jalan).

Kinerja Jalan dan Simpang


Sumber : Survey primer, 2015 Kinerja adalah kemampuan kerja,
sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan.4 Sedangkan jalan merupakan

4Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002, p.570)


3
suatu sarana perhubungan darat dalam bentuk Metode penelitian merupakan cara-cara
apapun yang meliputi segala bagian jalan tertentu yang digunakan untuk memecahkan
termasuk bangunan pelengkap dan masalah secara detail dalam suatu kegiatan
perlengkapannya diperuntukkan bagi lalu lintas penelitian. Pada bagian metode penelitian ini
(Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang akan dijabarkan mengenai metode
Jalan). pengumpulan data serta metode analisis.
Dari pengertian kinerja dan jalan yang
telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan Metode Pegumpulan Data
bahwa kinerja jalan merupakan kemampuan 1. Survey Pendahuluan
setiap bagian jalan termasuk bangunan Survey pendahuluan dalam penelitian ini
pelengkap dan perlengkapannya dalam dimakudkan untuk:
memenuhi fungsinya bagaimana semestinya a. Mendapatkan gambaran awal berupa
yang diperuntukkan bagi lalu lintas. karakteristik wilayah pada lokasi survey;
Kinerja jalan dapat diketahui b. Untuk menentukan lokasi yang paling
karakteristiknya dari beberapa variabel seperti sesuai dengan tema penelitian;
derajat kejenuhan (berkaitan dengan arus atau c. Menentukan lokasi titik-titik survey serta
volume lalu lintas dan kapasitas jalan), memperkirakan jumlah surveyor yang
kecepatan serta tingkat pelayanan jalan. dibutuhkan;
Penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut: d. Mengidentifikasi data-data dasar yang
dibutuhkan;
Pengertian Parkir e. Memperkirakan waktu jam puncak
Parkir merupakan suatu keadaan dimana f. Untuk dapat menentukan ruang lingkup
kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu pembahasan
tertentu (Peraturan Pemerintah No. 43 tahun
1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan). 2. Survey Primer
Fasilitas ruang parkir adalah lokasi yang Survey primer yang dilakukan dalam
ditentukan sebagai tempat pemberhentian rangka mendukung kegiatan penelitian tentang
kendaraan yang bersifat sementara untuk “Kajian Kantong Parkir Sebagai Alternatif
melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu Mengurangi Kemacetan” di jalan Kawi Atas –
tertentu (Pedoman Perencanaan dan Kota Malang adalah sebagai berikut:
Pengoperasioan Fasilitas Parkir, 1998).
2.1 Observasi
Kantong Parkir a. Survey Parkir
Kantong parkir merupakan tempat yang
disiapkan khusus untuk menampung kendaraan Survey ini dilakukan dengan maksud
parkir di beberapa titik lokasi berbeda, memperoleh data karateristik parkir terutama
terutama di badan jalan, agar mudah dalam parkir di badan jalan, yaitu dengan mencatat
pengawasannya.5 Kantong parkir juga jumlah kendaraan yang masuk dan keluar
merupakan suatu areal parkir yang luas yang parkir dengan periode per jam, sehingga dapat
dapat mewadahi parkir kendaraan pada suatu diketahui karakteristik parkir di badan jalan
lokasi dan sebagian kawasan sekitarnya. 6 yang ada.

Perlu juga untuk menghitung jumlah


Hubungan Antara Parkir dan Kinerja Jalan
petak ruang parkir di jalan yang disediakan,
Dalam MKJI, beberapa hal yang menjadi
sudut parkir yang ditentukan maupun jarak
indikator kinerja jalan maupun simpang
kendaraan pertama yang parkir paling dekat
diantaranya adalah kapasitas jalan, kecepatan
dengan titik pemberhentian simpang berlampu
kendaraan rata-rata serta besarnya tundaan.
lalu lintas, untuk keperluan perhitungan
Sedangkan, parkir, terutama parkir di badan
kapasitas segmen jalan yang dipengaruhi
jalan merupakan indikator yang berpengaruh
simpang bersinyal.
terhadap perhitungan kapasitas jalan maupun
kecepatan rata-rata kendaraan di jalan serta
b. Survey Geometrik Jalan dan Simpang
tundaan. Perubahan pada penggunaan parkir di
Survey geometrik jalan dan simpang
badan jalan dapat berpengaruh terhadap
dilakukan dengan mengukur lebar jalan,
kapasitas.
panjang jalan, lebar bahu jalan, lebar parkir di
badan jalan, lebar kaki simpang, lebar masuk
simpang, lebar belok kiri langsung, median
Metode jalan serta data-data lainnya yang
berhubungan.Data dari hasil survey geometrik
jalan dan simpang ini diperlukan dalam
penentuan faktor penyesuaian untuk
5Dikutip dari berita:”Jelang Lebaran, Kantong perhitungan kinerja lalu lintas.Pengukuran
Parkir di Siapkan”, Tribunnews, 8 Juli 2015, dilakukan dengan menggunakan meteran.

c. Survey Arus Lalu Lintas


6Wenten, Sukada dkk, 2012, “Analisis Resiko Survey arus lalu lintas dilakukan dengan
Pada Proyek Pembangunan Sentral Parkir di mencatat jumlah kendaraan yang terklasifikasi
Pasar Badung” Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol 16 menurut jenis kendaraan. Kendaraan-
No 2 kendaraan yang dihitung pada pos pengamatan

4
dibedakan menjadi mobil kecil, angkutan kota, 3.2 Survey Instansi
sepeda motor, truk, bus serta kendaraan tak Survey instansi dilakukan dengan cara
bermotor seperti sepeda, becak, delman dan mengambil data-data yang tersedia di instansi-
sebagainya dengan interval waktu per 15 instansi terkait yang dapat mendukung
menit. Apabila survey dilakukan pada kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, data-
persimpangan, maka perlu dibedakan arus lalu data yang dibutuhkan dari instansi adalah
lintas masing-masing kaki simpang, serta sebagai berikut:
dicatat arus belok kanan, belok kiri serta lurus. 1. Data geometrik jalan
2. Data Klasifikasi Jalan
d. Survey Hambatan Samping 3. Data Parkir
Tim survey bertugas mencatat jumlah 4. Dokumen Rencana Tata Ruang
aktivitas kegiatan hambatan samping pada
ruas jalan diantaranya pejalan kaki, kendaraan Teknik Analisa
berhenti dan parkir, kendaraan yang keluar
masuk lahan di samping jalan dan juga 3.1 Metode Analisis Data
perhitungan jumlah kendaraan lambat Metode analisis yang digunakan dalam
(kendaraan tak bermotor) untuk setiap 200 penelitian ini diantaranya adalah:
meter panjang jalan setiap 15 menit.
3.1.1 Analisa Karakteristik Parkir
e. Survey Pengaturan Lalu Lintas Analisa karakteristik parkir terutama pada
Survey pengaturan lalu lintas yaitu parkir di badan jalan yang menjadi fokus utama
mengamati setiap rambu-rambu lalu lintas penelitian ini adalah analisa akumulasi parkir,
misalnya larangan parkir atau berhenti, oleh karena hasil analisa tersebut digunakan
kendaraan tertentu tidak boleh melalui jalan, untuk perhitungan kebutuhaan lahan parkir
batas kecepatan kendaraan maksimum, waktu pada tahap selanjutnya. Berikut ini adalah
nyala lampu lalu lintas, belok kiri langsung metode-metode analisa karakteristik parkir:
diijinkan saat lampur merah dan sebagainya.
1. Akumulasi Parkir
f. Survey Penggunaan Lahan AP = Ei - Ex
Survey penggunaan lahan dilakukan jika sudah ada kendaraan, maka :
dengan terlebih dahulu menyiapkan peta dasar AP = (Ei - Ex) + Σ kendaraan yang ada
berupa peta citra pada koridor jalan Kawi Atas dengan :
dan dibedakan setiap kapling, dengan skala AP = akumulasi parkir
1:1000.Survey penggunaan lahan dilakukan Ei = Entry (kendaraan yang masuk ke
agar dapat mengidentifikasi lahan untuk lokasi parkir)
kantong parkir. Ex = Exit (kendaraan yang keluar dari
lokasi parkir)
2.2 Dokumentasi
Ini merupakan salah satu teknik 2. Tingkat Penggunaan
pengumpulan data dengan cara merekam Parkir /Parking Turn Over (PTO)
kejadian atau situasi di lokasi penelitian yang
berupa gambar (foto) maupun video untuk Volume parkir
Tingkat Turnover=
menunjang kegiatan penelitian. Pengambilan Ruang parkir tersedia
gambar atau video dilakukan pada lokasi-lokasi
di wilayah studi yang menggambarkan
variabel-variabel yang sedang diamati dalam
penelitian. 3. Indeks Parkir
Akumulasi parkir x 100
Indeks parkir=
3. Survey Sekunder
Ruang parkir tersedia
Survey sekunder merupakan 4. Ketersediaan Parkir
pengambilan data dari sumber lain misalnya
Y xD
dengan mengutip atau menyalin data yang Z=
sudah dalam bentuk jadi. Data-data sekunder T
tersebut dapat diperoleh dari referensi dan
informasi yang didokumentasikan oleh dengan :
kantor/dinas/instansi terkait.Studi literatur Z = ruang parkir yang dibutuhkan
termasuk dalam kategori survey sekunder. Y = jumlah kendaraan parkir dalam
Berikut ini adalah survey sekunder yang satu waktu
dilaksanakan demi menunjang kegiatan D = rata-rata durasi (jam)
penelitian ini: T = lama survei (jam)

3.1 Studi Literatur


Data-data yang diambil melalui studi 3.1.2 Analisa Kebutuhan Lahan Parkir
kepustakaan dari buku, artikel, jurnal, Untuk menganalisa kebutuhan lahan
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan parkir, masukan hasil analisa akumulasi
penelitian ini serta dari sumber-sumber kredibel kendaraan parkir di tepi jalan sepanjang jalan
di internet. Kawi Atas. Dengan mengetahui saat-saat
akumulasi parkir tertinggi, maka dapat
5
ditentukan kebutuhan lahan serta berapa Berikut ini adalah persamaan untuk
kapasitas tempat parkir yang dibutuhkan baik menghitung kapasitas simpang bersinyal:
itu untuk kendaraan roda 4 maupun roda 2.
g
3.1.3 Analisa Ketersediaan Lahan untuk C=Sx
Kantong Parkir c
Analisa ketersediaan lahan untuk kantong
parkir ditinjau berdasarkan jarak nyaman bagi
Dengan:
pemarkir untuk berjalan kaki ke tempat
C = kapasitas (smp/jam)
tujuannya, jenis penggunaan lahan yang cocok
S = arus jenuh (smp/jam)
untuk pengembangan tempat parkir, rencana
g = waktu hijau (detik)
atau kebijakan tata ruang terkait, kemudahan
c = waktu siklus yang ditentukan
akses dari jalan serta menghitung seberapa
(detik)
besar lahan tersebut dapat menampung
kendaraan apabila di desain sesuai standar
Arus jenuh dapat dicari dengan
yang ada.
persamaan:
S = S0 x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT
3.1.4 Analisa Kinerja Jalan
Kinerja jalan merupakan kemampuan
Dengan:
setiap bagian jalan termasuk bangunan
S0 = arus jenuh dasar
pelengkap dan perlengkapannya dalam
FCS = faktor penyesuaian ukuran
memenuhi fungsinya bagaimana semestinya
kota
yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
FSF = faktor penyesuaian
gangguan samping
1. Analisa Volume Lalu Lintas
FG = faktor penyesuaian
Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan
kelandaian
atau persimpangan dapat diekspresikan
FP = faktor penyesuaian parkir
sebagai7:
FRT = faktor penyesuaian belok
n kanan
q=
T FLT = faktor penyesuaian belok kiri

 Kapasitas Simpang Tak Bersinyal


di mana: Berikut ini adalah persamaan untuk
q = Volume lalu-lintas yang melewati menghitung kapasitas simpang tak
suatu titik bersinyal:
n = jumlah kendaraan yang melewati titik
itu dalam interval waktu T C = C0 x FW x FM x FCS x FRSUx FLTx FRTx FMI
T = interval waktu pengamatan (smp/jam)

2. Analisa Kapasitas Ruas Jalan dan Simpang Dimana:


Untuk menganalisa kapasitas ruas jalan C = Kapasitas
dan simpang, berikut ini adalah persamaan C0 = Kapasitas Dasar (smp/jam)
yang digunakan dari Manual Kapasitas Jalan FW = Faktor penyesuaian lebar
Indonesia Tahun 1997: masuk simpang
FM = Faktor penyesuaian median
 Kapasitas Ruas Jalan jalan utama
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS FCS = Faktor penyesuaian ukuran
(smp/jam) kota
FRSU = Faktor penyesuaian tipe
Dimana: lingkungan jalan, hambatan samping
C = Kapasitas FLT = Faktor penyesuaian % belok
C0 = Kapasitas Dasar (smp/jam) kiri
FCW = Faktor penyesuaian lebar FRT = Faktor penyesuaian % belok
jalan kanan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah FMI = Faktor penyesuaian rasio
arah arus jalan minor
FCSF = Faktor penyesuaian
hambatan samping dan lebar
bahu/jarak kerb penghalang 3. Analisa Kecepatan Arus Bebas
FCCS = Faktor penyesuai ukuran kota Analisa kecepatan arus bebas dapat
dilakukan dengan rumus sebagai berikut8:
FV = (FVO + FVW) x FFSF x FFVCS
 Kapasitas Simpang Bersinyal Keterangan:
FV= Kecepatan arus bebas kendaraan
ringan (km/jam)
7Morlok, EK dalam “Pengantar Teknik dan Perencanaan
Transportasi” (Erlangga, 1988) hal.190 8Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
6
FVO = Kecepatan arus bebas dasar
kendaraan ringan (km/jam)
FVW = Faktor penyesuaian lebar
jalur lalu lintas efektif (km/jam) b. Analisa Tundaan Simpang Bersinyal
FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi Perhitungan tundaan lalu lintas rata-
hambatan samping dan lebar bahu rata setiap pendekat (DT) akibat
FFVCS = Faktor penyesuaian pengaruh timbal balik dengan gerakan-
kecepatan untuk ukuran kota gerakan lainnya pada simpang adalah
sebagai berikut:
0,5 x (1−GR )2 NQ 1 x 3600
4. Analisa Derajat Kejenuhan (DS) DT =c x +
Nilai DS menunjukkan apakah suatu ruas (1−GR X DS) C
jalan atau simpang mempunyai masalah
kapasitas atau tidak. Berikut ini adalah rumus
perhitungan Derajat Kejenuhan ruas jalan Dimana:
maupun simpang: DT = Tundaan lalu-lintas rata-rata
Q (det/smp)
DS= c = Waktu siklus yang
C disesuiakan (det)
GR = Rasio hijau (g/c)
Keterangan: DS = Derajat kejenuhan
DS = Derajat Kejenuhan NQ1 = Jumlah smp yang tersisa dari
Q = Volume Lalu Lintas fase hijau sebelumnya
C = Kapasitas C = Kapasitas (smp/jam)
Derajat kejenuhan dihitung dengan 3.1.5 Analisa Tingkat Pelayanan Jalan dan
menggunakan volume dan kapasitas Simpang
dinyatakan dalam smp/jam. Tingkat pelayanan jalan ditentukan
dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6
5. Analisa Kecepatan dan Waktu Tempuh tingkat. Tingkat-tingkat ini disebut A, B, C, D, E
Waktu tempuh rata-rata (TT) dapat dan F, dimana A merupakan tingkat pelayanan
diperoleh dengan cara membagi panjang tertinggi. Apabila volume meningkat atau
segmen (L) dengan kecepatan rata-rata ruang kapasitas menurun, maka tingkat pelayanan
(v), dengan rumus sebagai berikut: menurun akibat dari arus lalu lintas yang lebih
L buruk dalam kaitannya dengan karakteristik-
TT = karakteristik pelayanan. Untuk tingkat
V
pelayanan jalan berdasarkan perbandingan
Dimana: volume lalu lintas dengan kapasitas, dapat
TT = waktu tempuh (jam) dilihat pada tabel di bawah ini.
V = kecepatan (km/jam)
L = Panjang jalan (km) Tabel 1 Karakteristik Tingkat Pelayanan
Jalan untuk Derajat Kejenuhan
6. Analisa Tundaan Simpang
Analisa tundaan simpang (DT) baik itu Tingkat Karakteristik Deraja
simpang tak bersinyal maupun simpang Pelayan t
bersinyal yaitu sebagai berikut: an Kejen
uhan
a. Analisa Tundaan Simpang pada A Kondisi arus bebas 0–
Simpang Tak Bersinyal dengan kecepatan 0,19
Tundaan simpang (D) pada simpang tak tinggi pengemudi
bersinyal menggunakan rumus sebagai dapat memilih
berikut:
kecepatan yang
D = DG + DT1
diinginkan tanpa
Dimana: hambatan
DG = Tundaan Geometrik B Arus stabil tetapi 0,2 –
DT1 = Tundaan Lalu Lintas Simpang kecepatan operasi 0,44
mulai dibatasi oleh
Tundaan Geometrik (DG) dapat kondisi lalu lintas.
ditemukan dengan cara : Pengemudi memiliki
1) Untuk derajat kejenuhan (DS) ≤ 1 kebebasan yang cukup
DG = (1 – DS) x (pT x 6 + (1 – pT) untuk memilih
x 3 + DS x 4 (det/smp) kecepatan.
2) Untuk derajat kejenuhan (DS) ≥ 1 C Arus stabil, tetapi 0,45 –
maka DG = 4 (det/smp) kecepatan dan gerak 0,69
Tundaan Lalu Lintas Simpang (DT1) kendaraan
dapat ditentukan dari kurva empiris dikendalikan.
antara DT1 dan DS pada gambar di
Pengemudi dibatasi
bawah ini:
7
dalam memilih B ≥ 40
kecepatan C ≥ 30
D Arus mendekati tidak 0,7 - D ≥ 25
stabil, kecepatan 0,84 E ≥ 15
masih dikendalikan F <15
V/C masih dapat
ditolerir Pembahasan
E Volume lalu lintas 0,85 -
mendekati berada 1 Kantong Parkir
pada kapasitas. Arus
1. Kebutuhan Lahan untuk Kantong
tidak stabil, kecepatan
Parkir
terkadang terhenti
F Arus yang dipaksakan >1 Untuk menentukan kebutuhan lahan
atau macet, kecepatan untuk kantong parkir pada jalan Kawi Atas
dijumlahkan akumulasi parkir total 3 segmen
rendah, volume
jalan. Total akumulasi parkir tertinggi
dibawah kapasitas.
merupakan kebutuhan lahan parkir untuk
Antrian panjang dan memindahkan parking on-street jalan Kawi Atas
terjadi hambatan- menjadi parking off-street.
hambatan yang besar Berdasarkan hasil analisa akumulasi
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan parkir tepi jalan tertinggi baik untuk setiap
Darat, 1995 segmen maupun gabungan antara semua
segmen maka dapat diketahui kebutuhan lahan
Sedangkan untuk menentukan tingkat
parkir untuk mengalihkan kendaraan parkir tepi
pelayanan jalan atau simpang berdasarkan
jalan menjadi parkir di luar badan jalan.
tundaan maupun kecepatan dapat
menggunakan indeks tingkat pelayanan berikut Tabel 4 Kebutuhan Lahan Parkir Segmen
ini: 1, 2 dan 3
Tabel 2 Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Lokasi Kebutuhan Lahan Parkir
Berdasarkan Tundaan Roda 4 Roda 2

Indeks Tundaan
Tingkat kendaraan SRP Luas SRP Luas
Pelayanan (detik) Segmen 1 2 SRP 25 m2 0 SRP 0m
(ITP) Segmen 2 38 SRP 475 m2 65 SRP 97,5 m
A < 5,0 Segmen 3 15 SRP 187,5 m2 18 SRP 27 m
B 5,1-15,0 Segmen 1, 2 43 SRP 537,5 m2 75 SRP 112,5 m
C 15,0-25,0 dan 3
D 25,1-40,1 Sumber : Hasil Analisa, 2015
E 40,1-60,0
F > 60 2. Penentuan Lokasi Kantong Parkir
Sumber : Permenhub, 2006 Dalam Dirjen Hubdat 1996 disebutkan
bahwa hal-hal yang perlu dipertimbangkan
Tabel 3 Indeks Tingkat Pelayanan Jalan dalam merencanakan tempat parkir di luar
Berdasarkan Tundaan pada Simpang Tak badan jalan berupa taman parkir atau dalam
Bersinyal penelitian ini berupa kantong parkir,
diantaranya adalah:
Indeks Tundaan 1. Rencana Tata Ruang Wilayah;
Tingkat kendaraan 2. Keselamatan dan kelancaran lalu
Pelayanan (detik) lintas;
(ITP) 3. Kelestarian lingkungan;
A <5,0 4. Kemudahan bagi pengguna jasa;
B 5- 10 5. Tersedianya tata guna lahan; dan
C 11 - 20 6. Letak antara jalan akses utama dan
D 21 - 30 daerah yang dilayani
E 31 - 45 Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
F >45 Malang Tahun 2010 – 2030, kawasan di sekitar
Sumber: Permenhub, 2006 lokasi penelitian direncanakan sebagai
kawasan perdagangan dan jasa, pelayanan
Tabel 4 Indeks Tingkat Pelayanan Jalan umum serta permukiman. Di sekitar kawasan
Berdasarkan Kecepatan penelitian juga terdapat lahan yang belum
difungsikan sehingga dapat lebih mudah dalam
Indeks Kecepa pengembangannya.
Tingkat tan Lahan yang belum difungsikan ini dapat
Pelayanan (km/ja diakses dengan mudah karena berbatasan
(ITP) m) langsung dengan segmen 2, dan tepat berada
A ≥ 80 di tengah segmen tersebut. Dari lokasi lahan

8
kosong ke persimpangan ABC (ujung barat)
adalah sejauh ±190 meter sedangkan ke titik
persimpangan GHIJ (ujung timur) adalah sejauh Analisa Kinerja Ruas Jalan dan Simpang
±170 meter. Sehingga lokasi lahan yang belum
Penilaian terhadap kinerja jalan maupun
difungsikan tersebut masih tergolong dalam
simpang dengan menganalisa derajat
batas nyaman bagi pengendara untuk berjalan
kejenuhan, kecepatan rata-rata atau waktu
kaki dari tempat parkir ke tempat tujuan, yaitu
tempuh serta tundaan.Untuk dapat mengetahui
sekitar 100 hingga 300 meter (Munawar, 2009).
hal-hal tersebut maka perlu juga untuk
Lahan tersebut merupakan milik perseorangan.
menganalisa volume lalu lintas serta kapasitas
jalan maupun simpang. Berikut ini adalah hasil
3. Desain Kantong Parkir analisa kinerja jalan dan simpang eksisting:
Lahan kosong yang dapat
dimanfaatkan sebagai kantong parkir ini seluas Grafik 1 Analisa Volume Lalu Lintas
832,5 m2(45 m x 18,5 m). Berdasarkan hasil
analisa dengan dengan luas lahan 832,5
m2berbentuk persegi panjang (18,5 m x 45 m),
sudut parkir 90o, jalur keluar-masuk 2 arah
minimal 8 meter, serta mencukupi kebutuhan
kendaraan untuk manuver saat akan parkir
atau keluar, dan lain sebagainya maka
maksimal hanya mampu untuk menampung 30
SRP mobil golongan II (1 SRP = 2,5 m x 5,0 m)
sedangkan untuk sepeda motor luas lahan
yang tersedia tidak mencukupi untuk membuat
area parkir untuk sepeda motor. Prioritas
kepada kendaraan roda 4 oleh karena parkir
kendaraan roda 4 di tepi jalan lebih besar
pengaruhnya dalam mengurangi kapasitas
jalan dibandingkan kendaraan roda 2. Dari hal
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada
kantong parkir ini masih kekurangan lahan
minimal seluas 162,5 m2 (13 SRP) ditambah
50% dari total ruang parkir untuk sirkulasi dan
ruang manuveruntuk kendaraan roda 4 dan
112,5 m2 (75 SRP) ditambah 50% dari total
ruang parkir untuk sirkulasi dan manuver untuk
kendaraan roda 2.
Kapasitas maksimal dari kantong parkir
tersebut tidak dapat menampung seluruh
kendaraan parkir di tepi jalan pada saat jam
puncak.Oleh karena itu diperlukan skenario
sebagai berikut:
1. Skenario 1 (Kondisi Alternatif 1) Sumber : Hasil analisa, 2015
Pada skenario ini, larangan parkir tepi
jalan pada kendaraan roda 4 diterapkan Grafik 2
pada seluruh segmen dan dialihkan Analisa Kapasitas Ruas Jalan dan Simpang
pada kantong parkir yang tersedia.
Kelemahan dari skenario ini adalah
kantong parkir kekurangan lahan untuk
13 SRP mobil penumpang pada saat
jam puncak parkir sepanjang jalan Kawi
Atas, yaitu pada Sabtu malam;
2. Skenario 2 (Kondisi Alternatif 2)
Larangan parkir tepi jalan hanya
dilakukan pada lokasi-lokasi tertentu
yang punya pengaruh besar dalam
mengurangi kapasitas segmen jalan
maupun persimpangan, dan dialihkan
pada kantong parkir.Lokasi-lokasi
tertentu tersebut diantaranya adalah
20 meter sebelum persimpangan tak
bersinyal, sepanjang segmen jalan dan
sepanjang jarak tertentu dari kaki
simpang bersinyal yang dapat
mengurangi kapasitas kaki simpang.
Skenario 2 diterapkan apabila titik-titik
kemacetan telah diketahui setelah
analisa kinerja jalan dan simpang.

9
2. Kinerja Jalan dan Simpang
Berdasarkan Tundaan
Berdasarkan tundaan pada simpang,
kemacetan dapat berkurang sebesar 8,04%
pada kaki simpang G, sebesar 28,87% pada
simpang DEF dan sebesar 2,76% pada simpang
GHIJ. Selengkapnya mengenai penurunan
tingkat kemacetan berdasarkan tundaan dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
Sumber : Hasil Analisa, 2015 Grafik 4 Kinerja Jalan dan Simpang
Berdasarkan Tundaan (Eksisting dan
Berdasarkan hasil analisa volume lalu Skenario)
lintas serta kapasitas ruas jalan maupun
simpang di atas, maka dapat dilakukan analisa
terhadap kinerja ruas jalan dan simpang baik
itu berdasarkan derajat kejenuhan, tundaan
maupun kecepatan. Untuk mengetahui
keberadaan kantong parkir terhadap
berkurangnya kemacetan pada ruas jalan Kawi
Atas, maka juga dilakukan perbandingan antara
kinerja eksisting serta skenarionya, sehingga
dapat diketahui berapa presentase
berkurangnya kemacetan pada ruas jalan Kawi
Atas.

1. Kinerja Jalan dan Simpang


Berdasarkan Derajat Kejenuhan
Berdasarkan derajat kejenuhan (DS),
kemacetan berkurang pada segmen 2, simpang
Sumber : Hasil analisa, 2015
DEF, simpang GHIJ dan kaki simpang G.
Presentase penurunan kemacetan berdasarkan
3. Kinerja Jalan Berdasarkan
derajat kejenuhan dapat dilihat pada grafik di Kecepatan
bawah ini, yaitu pada segmen 2 dapat
Berdasarkan kecepatan pada segmen jalan
berkurang sebesar 34,08%, pada simpang DEF
(segmen 2), kecepatan rata-rata kendaraan
dapat berkurang sebesar 23,71%, pada
dapat meningkat sebesar 51% yang artinya
simpang GHIJ dapat berkurang sebesar 0,27% kondisi kemacetan berkurang. Selengkapnya
dan pada kaki simpang G dapat berkurang dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
sebesar 9,97%.
Grafik 5 Kinerja Jalan dan Simpang
Berdasarkan Kecepatan (Eksisting
dan Skenario)
Grafik 3 Kinerja Jalan dan Simpang
Berdasarkan Derajat Kejenuhan (Eksisting
dan Skenario)

Sumber : Hasil analisa, 2015

Penutup
Kesimpulan

10
Dari penilitan ini diambil kesimpulan sebagai memperlancar arus lalulintas. Namun oleh
berikut: karena keterbatasan lahan, dalam hal ini
• Kegiatan parkir pada lokasi penelitian menurut kondisi fisik serta hak guna lahan,
dimulai dari pagi hingga malam hari; pengalihan parkir kendaraan di badan jalan
• Volume parkir tertinggi di segmen 2; keluar badan jalan tidak dapat dilakukan secara
• Sudut parkir 60o dan 0o untuk kendaraan maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan studi
roda 4 dan 90o untuk kendaraan roda 2; lanjutan mengenai pemanfaatan lahan
• Parkir terutama kendaraan roda 4 terbangun sebagai tempat parkir, baik itu
menggunakan badan jalan 2 hingga 3 dengan memanfaatkan halaman-halaman dari
meter; rumah atau gedung sekitar, maupun dengan
• Waktu puncak parkir adalah pada hari Sabtu memanfaatkan bagian bawah atau atas
malam untuk kendaraan roda 4 dan Sabtu bangunan. Rekomendasi juga diberikan untuk
sore untuk kendaraan roda 2; melakukan kajian lebih dalam mengenai
• Akumulasi parkir tertinggi seluruh segmen kesediaan pemilik lahan untuk memanfaatkan
adalah 43 SRP untuk kendaraan roda 4 dan lahannya sebagai kantong parkir serta
75 SRP untuk kendaraan roda 2; penelitian terhadap perilaku pemarkir apabila
• Kebutuhan lahan untuk mengalihkan ada kantong parkir.
kendaraan roda 4 maupun roda 2 sepanjang
jalan Kawi Atas ke kantong parkir DAFTAR PUSTAKA
minimalnya adalah 650 m2 untuk 43 SRP AA Alamsyah, 2005, Rekayasa Lalu Lintas,
kendaraan roda 4 dan 75 SRP kendaraan Universitas Muhammadiyah Malang
roda 2; Badan Pusat Statistik, 2011, Malang Dalam
• Ketersediaan lahan yang ada untuk dapat Angka Tahun 2011, Kota Malang.
dikembangkan sebagai kantong parkir Four Season News,
adalah seluas 832,5 m2; http://www.fourseasonnews.com/2012/0
• Dari bentuk lahan/tapak dan pertimbangan 8/pengertian-kemacetan.html
ruang untuk manuver, jalur keluar masuk, Horas S.M.M. “Analisa Kebutuhan Fasilitas
lokasi tersebut berkapasitas maksimal 30 Ruang Parkir Studi Kasus Fakultas
SRP kendaraan roda 4 (375 m2). Ekonomi Universitas Riau” .Jurnal.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Berkurangnya tingkat kemacetan atau Universitas Riau, Pekanbaru.
peningkatan kinerja jalan dan simpang adalah Lensa Indonesia, “Populasi Motor Meningkat
sebagai berikut: Pesat, Kota Malang Kian Macet”, edisi
Hari Selasa, 2 September 2014, diambil
1. Berdasarkan derajat kejenuhan pada tanggal 8 Mei 2015, pukul 06.23
• Segmen 2 : 0,63 (C) menjadi 0,42 (B) WIB.
(32,93%) Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997.
• Simpang DEF: 0,94 (E) menjadi 0,74 (D) Morlok. EK, 1988, Pengantar Teknik dan
(21,46%); Perencanaan Transportasi, Erlangga,
• Kaki simpang G: 1,08 (F) menjadi 0,98 (E) Jakarta.
(9,97%); Munawar Ahmad, 2004, Manajemen Lalu Lintas
• Simpang GHIJ: 0,87 (E) hanya berkurang Perkotaan, Beta Offset, Jogjakarta.
0,26%. Munawar Ahmad, 2005, Dasar-Dasar Teknik
Transportasi, Beta Offset, Jogjakarta.
2. Berdasarkan Tundaan Pedoman Perencanaan dan Pengoperasioan
• Simpang DEF: 16,79 detik/smp (C) Fasilitas Parkir, 1998
menjadi 11,94 detik/smp (C) (28,87%); Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993
• Kaki simpang G: 48,64 detik/smp (E) tentang Prasarana dan Lalu Lintas
menjadi 44,73 detik/smp (E) (8,04%); Jalan.
• Simpang GHIJ: 43,92 detik/smp (E) Putranto Suryo Leksmono, 2008, Rekayasa Lalu
menjadi 42,09 detik/smp (E) (1,93%). Lintas, Indeks, Jakarta.
SA Adisasmita, 2011, Jaringan Transportasi:
3. Berdasarkan Kecepatan rata-rata Teori dan Analisis Transportasi, Graha
• Segmen 2: 25 km/jam (D) menjadi Ilmu
37,75 km/jam (C) (51%). Tamin Z. Ofyar, 2000, Perencanaan dan
Permodelan Transmportasi, ITB,
Rekomendasi Bandung
Dalam penelitian ini, rekomendasi diberikan Tribunnews, “Jelang Lebaran, Kantong Parkir
dengan maksud untuk dapat mengurangi Disiapkan”, edisi Hari Selasa, 8 Juli
kemacetan yang terjadi sepanjang jalan Kawi 2015, diambil pada tanggal 15 Juli
Atas. Kemacetan yang terjadi di sepanjang 2015, pukul 19.20 WIB.
jalan Kawi Atas beberapa penyebabnya adalah Yudha Wijayanto. “Analisis Kecepatan
adanya parkir di badan jalan sepanjang ruas Kendaraan pada Ruas Jalan Brigjen
jalan tersebut. Parkir tersebut perlu diarahkan Sudiarto (Majapahit) Kota Semarang
kelahan yang disiapkan khusus yang lokasinya dan Pengaruhnya Terhadap Konsumsi
berada di luar badan jalan agar dapat BBM” Thesis. Program Magister Teknik
Sipil Undip, 2011, Pekanbaru.

11

Anda mungkin juga menyukai