Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

PADA REDESAIN TERMINAL INDUK RAJA BASA

Bioclimatic Architecture Concept Approach to the Re-Design of Raja


Basa Bus Station

Proposal penelitian Seminar Arsitektur

Diusulkan oleh:
Mahardika Clara Ditama
1415012026

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRAK

Arsitektur Bioklimatik merupakan pendekatan arsitektur yang dipengaruhi


oleh iklim. Perkembangan arsitektur bioklimatik dimulai dari tahun 1960-an.
Arsitektur bioklimatik merupakan pencerminan kembali dari arsitektur Frank Loyd
Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan
lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa didalam seni membangun tidak hanya
efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan,
kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya.
Terminal bus adalah prasarana untuk angkutan jalan raya guna untuk
mengatur kedatangan, pemberangkatan dan juga sebagai pangkalannya kendaraan
umum, serta memuat atau menurunkan penumpang atau barang (Morlok, 2005).
Terminal Induk Raja Basa adalah satu-satunya terminal bus tipe-A yang berfungsi
sebagai terminal induk Kota Bandarlampung dan menjadi tempat transit bus-bus
yang berasal dari luar kota maupun provinsi. Sebagai terminal tipe-A, Terminal
Induk Raja Basa belum sepenuhnya memenuhi persyaratan terminal bertipe-A dan
masih jauh dari kata nyaman untuk para calon penumpang. Untuk itu, diperlukan
redesain guna menjadikan terminal Raja Basa terlihat lebih baik disegala sisi.
Redesain Terminal Induk Raja Basa, Lampung dengan Pendekatan Konsep
Arsitektur Bioklimatik direncanakan dapat mengatasi ketidaknyamanan calon
penumpang dan juga bisa membuat terminal tampak jauh lebih baik dari
sebelumnya.

Kata kunci: Terminal, Terminal Raja Basa, Lampung, Arsitektur Bioklimatik


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada era saat ini, dunia arsitektur sedang berhadapan dengan isu-isu

seperti krisis energy, perubahan iklim, pemanasan global, juga bencana

lainnya yang disebabkan oleh eksploitasi dan kerusakan lingkungan. Namun

pemanasan global saat ini merupakan isu paling utama yang sedang dicoba

untuk dicari bagaimana cara mengatasinya.

Karenanya, dibutuhkan konsep arsitektur yang ramah lingkungan.

Salah satu konsepnya yaitu Arsitektur Bioklimatik. Konsep Arsitektur

bioklimatik menggambarkan suatu pendekatan desain bangunan yang

terinspirasi oleh keadaan alam dan menggunakan logika yang berkelanjutan

didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan pada optimasi dan

penggunaan lingkungan.

Logika-logika tersebut meliputi kondisi peruntukan lahan, ekonomi,

konstruksi, manajemen bangunan, serta kesehatan dan kesejahteraan

manusia melalui keadaan fisik bangunan. (Rahayu, 2014). Adapun ciri-ciri

daerah tropis sebagai berikut:

a. Curah hujan relative tinggi dan tidak merata 2000-3000 mm/tahun.

Bandar Lampung ± 2257-2454 mm/tahun. (sumber: Bappeda Kota Bandar

Lampung Tahun 2016-2021)

b. Radiasi matahari relative tinggi ± 1500-2500 kwh/m2.


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

c. Kelembaban udara tinggi. Bandar Lampung ± 78,4%/tahun (sumber:

Bappeda Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2021)

d. Suhu udara relative tinggi. Bandar Lampung ± 26,3ºC/tahun. (sumber

Bappeda Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2021)

e. Kecepatan angin relative tendah. Bandar Lampung rata-rata 2,34

km/jam. (sumber: digilib.unila.ac.id/12409/4/4.%20gambaran%20umum.pdf)

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, terlihat jika Kota Bandar Lampung

memiliki sebagian besar ciri-ciri dari daerah iklim basah.

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang

memiliki 13 (tiga belas) kecamatan dan 98 (Sembilan puluh delapan)

kelurahan. Kota Bandar Lampung juga merupakan pusat dari semua

kegiatan, sehingga dituntut untuk memiliki sistem transportasi yang baik

agar semua kegiatan berjalan dengan baik dan aman.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Bandar

Lampung merupakan salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional atau beberapa

provinsi. Pembangunan sektor tranportasi di Kota Bandar Lampung

menitikberatkan pada angkutan jalan raya atau transportasi darat yang

berfungsi sebagai penghubung antar daerah, antar kota dan angkutan/lalu

lintas pergerakan kota dengan fungsi utama untuk mendistribusikan barang

dan jasa dari pusat-pusat produksi dan daerah pertumbuhan ke daerah

pemasaran atau konsumen.


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

Didukung oleh posisi yang stategis, menyebabkan mobilitas penduduk

serta lalu lintas di setiap ruas jalan protokol atau jalan utama di Kota Bandar

Lampung cenderung padat. Kota Bandar Lampung juga memiliki andil

penting dalam jalur transporatasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik

dari Jawa menuju Sumatra maupun sebaliknya.

Pemerintah kota saat ini memulai reformasi sarana angkutan umum

yang semula menggunakan angkutan kota (mobil kecil) secara bertahap

akan digantikan dengan bus kota Trans Bandar Lampung yang secara

bertahap akan melayani ruas jalan seputar Kota Bandar Lampung.

Terminal Induk Raja Basa merupakan terminal bus bertipe-A yang

dimana diharuskan untuk bisa melayani seluruh transportasi umum, mulai

dari pemberangkatan, kedatangan, transit hingga parkiran bus-bus antar

daerah atau provinsi juga angkutan antarkota. Namun kondisi terminal

induk Raja Basa saat ini hampir tidak mencerminkan terminal bus bertipe-

A. Kondisi ini bisa terlihat dari adanya terminal bayangan yang berada

sekitar 2-3 km dari terminal induk Raja Basa (Bundaran Raden Intan,

Hajimena, Natar), jalur kedatangan dan keberangkatan yang tidak jelas,

ruang tunggu yang tidak nyaman, banyaknya calo juga tukang ojek dan

angkot yang membuat tidak nyaman. Untuk itu diperlukan adanya

rancangan baru guna memperbaiki kondisi Terminal Induk Raja Basa

seperti terminal bertipe-A.


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

I.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang, bisa didapat rumusan masalah yaitu

bagaimana membangun suasana terminal yang aman dan nyaman bagi calon

penumpang dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Bioklimatik.

I.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

I.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu skematik desain yang

baru atau pra-rancang baru dari sebuah bangunan Terminal Induk Raja

Basa dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik yang dapat digunakan

masyarakat sebagai tempat transit atau pemberangkatan utama untuk

menuju kesuatu tempat tujuan.

I.3.2 Sasaran Penelitian

Mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada pada Terminal Induk

Raja Basa saat ini dengan pendekatan konsep Arsitektur Bioklimatik dan

dengan mempertimbangkan standar-standar dari aspek keamanan,

kebersihan serta kenyamanan bagi pengunjung Terminal Induk Raja Basa.

Adapun beberapa poin dalam pembahasan yaitu:

a. Menyusun landasan konsep

1). Makro meliputi mengenal pemilihan lokasi atau site juga bentuk

yang sesuai dan sistem tata massa bangunan.

2). Mikro meliputi pola penataan ruang dalam bangunan,

mengungkapkan kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan dan pelayanan


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

yang diberikan, sistem struktur, material dan utilitas bangunan yang

diterapkan dengan sistem bangunan pintar pada bangunan, sistem

bangunan pintar yang diterapkan pada sistem pengendalian akses,

sistem pengawasan video, sistem alarm kebakaran, sistem parkir dan

konsep penampilan bangunan atau facade yang telah menggunakan

sistem bangunan pintar.

b. Membuat gambar desain meliputi denah, tampak, potongan, detail dan

perspektif

c. Membuat maket dan banner

d. Membuat laporan perancangan

I.4. Batasan Penelitian

Batasan masalah pada penelitian ini difokuskan pada :

1. Hanya mengahasilkan skematik desain atau prarancang sebuah bangunan

Terminal Induk Raja Basa, Lampung dengan Pendekatan Arsitektur

Bioklimatik.

2. Hanya memberikan informasi terkait kepadatan jumlah kendaraan dan

kondisi pengguna jalan pada saat hari libur

3. Sumber data yang digunakan yaitu berupa data tabel yang dikeluarkan

oleh Mentri Perhubungan Republik Indonesia, data dari situs terkait dan

data survey lapangan.

4. Memberikan analisa terkait lahan dan pengguna Terminal Induk Raja

Basa.
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

5. Penyajian skematik desain berupa bentuk grafis visual.

I.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah:

1. Memberikan masukan kepada Dinas Perhubungan dalam menyikapi

keadaan serta kondisi Terminal Induk Raja Basa, Lampung di masa

sekarang.

2. Dengan adanya Redesain Terminal Induk Raja Basa, Lampung yang

didesain dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Bioklimatik diharapkan

dapat memperbaiki kondisi dan keadaan Terminal Induk Raja Basa. Dan

juga diharapkan mampu menarik kembali minat masyarakat untuk

menggunakan transportasi umum kota guna mengurangi kemacetan yang

sering terjadi dijalan-jalan protokol.

I.6. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian

kualitatif, dimana dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis. Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) tahap,

diantaranya :

a. Pengumpulan data.

Data Primer :

Pengumpulan data ini dengan melakukan observasi sehingga dapat

mengetahui dan membandingkan, terutama mengetahui terhadap objek


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

sejenis yang sudah ada sebelumnya maupun membandingkan antara

objek satu dengan yang lainnya.

Data Sekunder :

Pengumpulan data ini dengan melakukan pengambilan data melalui

dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi yang

diperlukan untuk mendukung kelengkapan data lain.

b. Analisis data

Tahap analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi perilaku pengguna

2. Identifikasi kebutuhan ruang


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon. (0721) 704947, Fax. (0721) 704947
Laman : http://eng.unila.ac.id/

LEMBAR PENGESAHAN

PENDEKATAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK


PADA REDESAIN TERMINAL INDUK RAJA BASA
Bioclimatic Architecture Concept Approach to the Re-Design of
Raja Basa Bus Station

Proposal penelitian untuk Seminar Arsitektur


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Seminar Arsitektur

Diusulkan oleh:

Mahardika Clara Ditama


1415012026

Telah diperiksa dan disetujui oleh :


Dosen Mata Kuliah

Agung Cahyo Nugroho. S.T,.M.T

NIP. 197603022006041002

Anda mungkin juga menyukai