Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER TEKNIK LINGKUNGAN DAN AMDAL

Dibuat Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Teknik Lingkungan dan AMDAL
yang Diampu oleh

Bapak Ir. Moh Sholichin MT Ph.D

Disusun Oleh:

Safira Anisah Haromain 185060401111016

Kelas A

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

MALANG

2021
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA- FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

Ujian : Ujian Tengah Semester (UTS) Dosen : Ir. Moh Sholichin MT.,PhD
Mata kuliah : Teknik Ling & Amdal Tanggal : 7 April 2021
Semester : Genap 2020/2021 Waktu : 120 menit
Jurusan : Teknik Pengairan Sifat : Buka

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan seksama dan teliti:


1. Apa manfaat dengan dilaksanakannya pekerjaan AMDAL?
2. Jenis jenis kegiatan pembangunan apa saja yang memerlukan Amdal ?
3. Pihak mana yang berkewajiban menyusun AMDAL?
4. Dokumen apa saja yang harus di buat dalam pekerjaan AMDAL suatu proyek?
5. Apa perbedaan yang mendasar antara AMDAL dengan UKL dan UPL?
6. Bagaimana Metode menentukan besarnya dampak?
7. Sebutkan Kriteria Dampak?
8. Apakah ada proyek pembangunan yang tidak memerlukan Amdal? Jika ada sebutkan contoh
proyek tsb dan jelaskan alasannya
9. Apakah ada sangsi yang pasti jika suatu proyek yang tidak melaksanakan Amdal? Dan pihak
mana yang menerapkan sanksi tsb?
10. Apa peran masyarakat dalam pekerjaan Amdal?

Jawaban :
1. Manfaat dilaksanakannya pekerjaan AMDAL
Secara garis besar manfaat AMDAL untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan agar layak secara lingkungan. Dengan AMDAL, suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup, dan mengembangkan dampak positif, sehingga sumber daya
alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Adapun manfaat AMDAL khususnya dalam menjaga kualitas lingkungan adalah :
a. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak, terutama sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui
b. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber daya alam
lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul pertentangan-pertentangan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA- FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

c. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, misalnya timbulnya


pencemaran air, udara, tanah, kebisingan dan sebagainya sehingga tidak mengganggu
kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat
d. Agar dapat diketahui manfaat yang berdayaguna dan berhasilguna bagi masyarakat,
bangsa, dan negara (Supardi, 2003).
2. Jenis kegiatan pembangunan yang memperlukan AMDAL di antaranya :
a. Pembangunan bendungan / waduk atau jenis tampungan air lainnya
b. Daerah irigasi
c. Pengembangan rawa, reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi
d. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan muara sungai
e. Normalisasi sungai dan pembuatan kanal banjir
f. Pembangnan jalan tol, jalan laying dan subway
g. Pembangunan atau peningkatan jalan dengan pelebaran diluar daerah milik jalan
h. Persampahan (TPA, dll)
i. Pembangunan perumahan atau pemukiman
j. Pembangunan pengolahan limbah (IPLT, IPAL, dll)
k. Pembangunan drainase pemukiman
l. Jaringan air bersih di kota
m. Pengambilan air di danau, sungai, mata air permukaan, atau sumber air permukaan
lainnya
n. Pembangunan pusat perkantoran, pendidikan, olahraga, kesenian, dll
o. Pembangunan kawasan pemukiman penduduk
3. Pihak yang berkewajiban menyusun AMDAL
Pihak yang berkewajiban adalah Pemrakarsa, Dokumen AMDAL harus disusun oleh
pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.Dalam penyusunan studi AMDAL,
pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun
dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan
Kepala Bapedal Nomor 09/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
4. Dokumen yang harus dibuat dalam perkerjaan AMDAL suatu proyek :
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA- FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian ANDAL. Ruang
lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak penting yang akan dikaji
secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting
dari suatu rencana kegiatan.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana
kegiatan.
5. Perbedaan yang mendasar antara AMDAL dengan UKL dan UPL
● Dokumen AMDAL
merupakan dokumen yang harus dibuat untuk perusahaan yang lebih besar. Dokumen
AMDAL dibuat untuk perusahaan yang memiliki dampak berskala besar. Selain berskala
besar, perusahaan yang harus membuat dokumen AMDAL adalah perusahaan yang
memiliki sifat yang kompleks. Dikarenakan skala yang besar, maka membuat perusahaan
ini menjadi perusahaan yang sedikit lebih rumit yang bisa saja mengakibatkan dampak
yang lebih besar dan lebih rumit jika dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Selain
itu, perusahaan yang wajib menggunakan dokumen AMDAL adalah perusahaan yang
berada di lokasi atau wilayah yang sensitif. . Sehingga, dengan kriteria tersebut
memerlukan perlakuan khusus dalam penanganan dampak negatif dari perusahaan
tersebut. Pada pembuatannya, Dokumen AMDAL ini harus melewati tahapan penilaian
AMDAL yang dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL.
● Dokumen UKL-UPL
Dokumen ini wajib dimiliki oleh perusahaan dengan skala yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan AMDAL. Dokumen UKL UPL
dipergunakan untuk perusahaan yang mengakibatkan dampak yang tidak terlalu besar
bagi lingkungan. Meskipun dampak yang ditimbulkan masih dalam skala yang kecil,
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA- FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

namun tetap harus diperhatikan dengan pembuatan dokumen UKL UPL sebagai
pedoman dalam mengelola lingkungan. Selain itu, dokumen UKL UPL diperuntukkan
bagi perusahaan yang memiliki dampak yang bisa dengan lebih mudah untuk dikekola.
Teknologi yang digunakan untuk mengelola pun merupakan teknologi yang sudah
tersedia dan bisa dioperasikan dengan lebih mudah. Sehingga, pemilik bisa
mengoperasikan dan bisa melakukan penganggulangan dan pengawasan sendiri.
6. Dalam pembuatan Dokumen UKL-IPL, di beberapa daerah mewajibkan presentasi/ ekspose
sebelum dikeluarkan surat rekomendasi dan di beberapa daerah tidak mewajibkan
eksposeMetode menentukan besarnya dampak :
a. Identifikasi dampak yang terjadi pada komponen lingkungan.
b. Penghitungan dampak.
c. Evaluasi dampak dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan keahlian.
d. Langkah terakhir menyusun strategi yang akan diusulkan untuk mengendalikan dampak
negatif dan meningkatkan dampak positip serta rencana pemantauannya.
7. Dampak penting suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan hidup, didasarkan pada
kriteria :
• Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
• Luas wilayah persebaran dampak.
• Lama dan intensitas dampak berlangsung.
• Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.
• Sifat kumulatif dampak.
• Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
8. Secara umum, baik itu proyek berskala besar maupun kecil memerlukan AMDAL.
Mengingat, setiap pembangunan akan berdampak pada lingkungan di sekitarnya. Akan
tetapi, ketentuan-ketentuan lanjutan seperti rincian proyek yang memerlukan AMDAL telah
diatur di Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001. Lebih lanjut, jika
mengacu pada pasal 23 UU No. 32 tahun 2009 tentang kriteria usaha yang wajib dilengkapi
dengan Amdal, maka semua proyek pembangunan fisik adalah wajib AMDAL. Sedangkan
proyek pembangunan non fisik masih ada beberapa yang tidak wajib AMDAL. Alasannya
adalah proyek ini bersifat non fisik yang berarti tidak tampak oleh mata dan tidak terlalu
berdampak pada kerusakan lingkungan.
Contoh proyek non fisik yang tidak memerlukan AMDAL antara lain :
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA- FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

● Subsidi pendidikan
● Peningkatan kesehatan masyarakat, dan
● Pembentukan organisasi kemasyarakatan.
9. Sanksi tidak dimilikinya AMDAL oleh pelaku usaha tidak diatur secara tegas di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Namun di dalam pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU No.
32/2009”) dinyatakan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal
wajib memiliki izin lingkungan. Selanjutnya ditentukan bahwa Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota wajib menolak setiap permohonan Izin lingkungan apabila permohonan izin
tidak dilengkapi dengan Amdal (pasal 37 ayat (2) UU No. 32/2009). Dengan tanpa adanya
izin lingkungan terancam dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3
tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000 dan paling banyak Rp3.000.000.000 (pasal
108 UU No. 32/2009). Jadi, pihak yang menerapkan sangsi tersebut adalah Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota.
10. Peran masyarakat dalam AMDAL setara dengan kedudukan pihak-pihak lain yang terlibat
dalam AMDAL. Di dalam kajian AMDAL, masyarakat bukan obyek kajian namun
merupakan subyek yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan AMDAL. Masyarakat juga ikut serta dalam proses pengawasan
pelaksanaan AMDAL tersebut karena secara langsung dan tidak langsung masyarakat akan
terkena dampak dari AMDAL tersebut.

Anda mungkin juga menyukai