MALANG”
Diajukan Oleh :
LARA TRIANA
NOTAR : 16.01.095
BEKASI, 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yaitu observasi atau kegiatan pengamatan
langsung pada suatu objek di lapangan yang berhubungan dengan
kurikulum perkuliahan jurusan Program Diploma IV Transportasi Darat.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) untuk angkatan 38 dilaksanakan pada
semester VII (tujuh) Program Diploma IV Transportasi Darat yang
dilakukan di Kota Surabaya untuk mengamati sistem transportasi serta
melakukan kunjungan ke instansi guna mengimplementasikan serta
mengembangkan ilmu transportasi selama perkuliahan.
Hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dirangkum dalam sebuah laporan yang
berisi data–data sekunder serta data pendukung yang berhubungan
dengan fasilitas pejalan kaki pelican crossing di Kota Surabaya. Adapun
sistem pengumpulan data yakni data sekunder yang bersumber dari
instansi terkait berupa data dalam bentuk buku maupun softfile dan data
primer berupa observasi atau pengamatan langsung di lapangan.
Dari hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tersebut akan mempermudah
taruna/i untuk menambah pengetahuan serta wawasan terhadap kemajuan
bidang transportasi darat di Kota Surabaya terutama fasilitas pejalan kaki
pelican crossing.
Dengan adanya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, diharapkan sumber daya
manusia yang terbentuk dari Politeknik Transportasi Darat Indonesia –
STTD ini dapat mengembangkan kemampuan serta kualitas diri agar dapat
menerapkan ilmu transportasi secara maksimal di daerah tempat bekerja
maupun mendukung perkembangan transportasi darat dalam skala
nasional.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah
fasilitas penyeberangan pelican crossing di Kota Surabaya.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini berpedoman pada ketentuan-
ketentuan yang ada pada Buku Pedoman Kuliah Kerja Lapangan Sekolah
Tinggi Transportasi Darat Tahun 2020. Adapun sistematika penulisan
laporan Kuliah Kerja Lapangan ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Berisi tentang uraian dan gambaran secara umum Kota Surabaya
mengenai kondisi geografis, wilayah administrasi, kondisi
penduduk, kondisi perekonomian, kondisi transportasi baik
transportasi darat, laut dan udara.
BAB III HASIL PENGAMATAN
Berisi tentang fasilitas pelican crossing.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
Berisi tentang fasilitas pelican crossing.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil
dari pengamatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta dimana Kota
Surabaya memiliki luas wilayah administratif yang cukup besar, yaitu
326,81 km2 dengan 31 kecamatan yang terbagi atas 163 kelurahan dan
jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3.457.409 jiwa di Tahun 2019
menjadikan Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan.
Pada tahun 2017, total panjang jalan yang ada di Kota Surabaya adalah
1689,29 Km dengan presentase 99% jalan dalam kondisi baik. Transportasi
umum juga siap melayani warga Kota Surabaya diantaranya yaitu Suroboyo
bus, bus sekolah, bus kota, angkutan perkotaan (angkot), angguna
(angkutan serba guna) dan becak. Bus antarkota dilayani oleh dua terminal
bus besar yaitu Terminal Bus Purabaya dan Terminal Bus Tambak.
Terminal Bus Purabaya merupakan terminal bus tersibuk di Indonesia
dengan jumlah penumpang mencapai 120.000 per hari dan merupakan
terminal bus terbesar di Asia Tenggara.
Wilayah Surabaya dan Sidoarjo telah dihubungkan oleh kereta api dan
komuter. Di wilayah kota Surabaya terdapat 7 stasiun kereta api yaitu
Stasiun Pasar Turi, Stasiun Tandes, Stasiun Kandangan, Stasiun Benowo,
Stasiun Surabaya Kota/Semut, Stasiun Gubeng, dan Stasiun Wonokromo.
Terdapat angkutan perahu di beberapa titik pusat kota yang melintasi Sungai
Mas untuk tujuan pariwisata. Transportasi laut melayani kapal penumpang
dengan rute ke seluruh kawasan Indonesia dari kawasan Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya dan menyediakan fasilitas 2 buah garbarata untuk
kapal. Di Kota Surabaya juga terdapat Bandar Udara Internasional Juanda
yang melayani penerbangan domestik maupun internasional yang telah
terintegrasi dengan bus Damri dengan tujuan Terminal Purabaya.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil laporan Operasi Keselamatan Semeru Tahun 2018 yang telah
dilaksanakan selama 21 hari tercatat bahwa telah terjadi 58 kecelakaan lalu
lintas di Kota Surabaya yang menjadikan Kota Surabaya berada di urutan ketiga
setelah Jember dan Banyuwangi dalam hal kecelakaan lalu lintas di Provinsi Jawa
Timur, kendaraan roda dua masih mendominasi kasus kecelakaan. Pada tahun
2018 ada 9 korban meninggal dunia, 5 korban luka berat dan 57 korban luka
ringan.
Beberapa faktor penyebab kecelakaan yaitu human error seperti mengantuk dan
kelelahan masih menjadi penyebab kecelakaan yang tertinggi kemudian faktor
salah mendahului, berbelok dan pindah jalur.
Semakin berkembangnya suatu daerah maka diikuti pula dengan peningkatan
jumlah kepemilikan kendaraan terutama kendaraan roda dua dimana tingkat
keselamatan kendaraan ini rendah serta banyak menghasilkan karbon dioksida
yang mengakibatkan polusi udara. Berjalan kaki memiliki andil besar dalam
mengurangi polusi kendaraan khususnya di kota-kota besar seperti Kota
Surabaya.
Sama halnya dengan pengguna jalan lain, pejalan kaki memiliki hak dan prioritas
yang sama yaitu :
1. Pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung berupa trotoar,
tempat penyeberangan dan fasilitas lain.
2. Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang jalan di
tempat penyeberangan.1
1
Undang-Undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 131 ayat (1)
dan ayat (2).
Kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi seringkali menyulitkan pejalan
kaki untuk menyeberang tanpa bantuan fasilitas penyeberangan untuk menjamin
keselamatan dalam berlalu lintas.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
Pelican crossing memiliki kepanjangan dari pedestrian light controlled crossing . Kata
Pelican berasal dari kata Pelicon yang memiliki kepanjangan a portmanteau of
pedestrian light controlled.2
Secara sederhana pelican crossing yaitu fasilitas penyeberangan jalan zebra cross
yang dilengkapi dengan alat kontrol lampu pengatur lalu lintas dan speaker
untuk bunyi peringatan. Bunyi peringatan ini mencegah tabrakan beruntun
dimana pengendara sudah diperingatkan dari jauh dengan bunyi bel dalam
volume tinggi, bunyi ini memperingatkan pengemudi untuk mengurangi
kecepatan sehingga diharapkan untuk tidak berhenti mendadak.
Pelican crossing juga memudahkan kaum disabilitas untuk menyeberang yaitu
bagi orang-orang yang menggunakan kursi roda daripada harus menyeberang
menggunakan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO).
Kota Surabaya sudah memiliki lebih dari 90 pelican crossing. Pelican crossing ini
sudah tersedia dikawasan pusat kota, daerah utara di dekat Monumen Yos
Sudarso arah Suramadu dan Pelabuhan Tanjung Perak dimana kawasan ini
termasuk kategori rawan laka lantas.
Salah satu pelican crossing juga sudah tersedia di kawasan komersil yaitu di
Jalan Tunjungan dimana kawasan ini terdapat Tunjungan Plaza, Gedung Siola
Surabaya, Hotel Yamato. Uniknya saat pengguna jalan akan menyeberang, maka
akan terdengar lagu Rek Ayo Rek. Tidak jauh dari pelican crossing tersebut
terdapat jembatan penyeberangan orang sekaligus Taman Gantung yang
menjadi salah satu ikon Kota Surabaya.
Fasilitas penyeberangan di Kota Surabaya ini dinilai berhasil dimana pengguna
kendaraan memprioritaskan pejalan kaki yang akan menyeberang bila bunyi
peringatan sudah terdengar, pejalan kaki juga diperbolehkan menyeberang jika
lampu hijau dari lampu pengatur lalu lintas sudah berwarna hijau dengan
mempertimbangkan situasi maupun kondisi jalan pada saat itu dimana biasanya
2
Agung Pratnyawan dan Rezza Dwi,”Pelican Crossing, Teknologi dan Asal Muasalnya”
(https://www.hitekno.com/sains/2018/07/25/170000/pelican-crossing-teknologi-dan-asal-
muasalnya, Diakses pada 4 Januari, 2020)
pelican crossing dipasang di ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan yang cukup
besar dengan jumlah lajur lebih dari 2.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kota Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua setelah Kota
Jakarta.
2. Pemerintah Kota Surabaya telah menyediakan sarana dan prasarana
transportasi darat, transportasi sungai, transportasi laut serta transportasi
udara.
3. Di Kota Surabaya terdapat Terminal Purabaya yang merupakan terminal
penumpang Tipe A dan merupakan terminal penumpang tersibuk di
Indonesia.
4. Pemerintah Surabaya telah menyediakan fasilitas penyeberangan orang yaitu
zebra cross, pelican crossing dan jembatan penyebrangan orang.
B. SARAN
1. Marka pita penggaduh hendaknya dilengkapi diseluruh lokasi pelican
crossing yang ada di Kota Surabaya.
2. Memperbarui zebra cross lama dengan zebra cross yang di cat seperti tiga
dimensi sehingga lebih mudah dilihat.
3. Melengkapi lampu pada zebra cross agar mempermudah pejalan kaki di
malam hari.
4.
LAMPIRAN
Tabel 1. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi Jalan Beraspal, dan
Kelas Jalan di Kota Surabaya
1 Jenis Permukaan
Kerikil - - - - -
Tanah - - - - -
3 Kelas Jalan
Khusus - - - - -
Tidak Dirinci - - - - -
No
Kode Lyn Jalur yang Ditempuh
.
1 BJ Benowo- Kalimas PP
3 BM Mananggal- Bratang PP
No
Kode Lyn Jalur yang Ditempuh
.
18 IM Benowo- Simokerto PP
19 J Joyoboyo- Kalianak PP
No
Kode Lyn Jalur yang Ditempuh
.
52 WB Wonosari- Bratang PP
56 Y Joyoboyo- Demak PP
Sumber: travelblog.id
Sumber: tempo.co
Gambar 2. Zebra Cross tiga dimensi
Sumber: brightside