Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adellin Feblika Ananda

No. Tar. : 16.01.005


Kelas : 4B

Plagiarism Scan Report


Report Generation Date: February 05,2020 Exclude URL : , , , , , Words: 1208
Characters: 8875

5% 95%
Plagiarism Unique

3 54
Plagiarized Sentences Unique Sentences

Content Checked for Plagiarism


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yaitu observasi atau
kegiatan pengamatan langsung pada suatu objek di lapangan yang berhubungan dengan
kurikulum perkuliahan jurusan Program Diploma IV Transportasi Darat. Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) untuk angkatan 38 dilaksanakan pada semester VII (tujuh) Program Diploma IV
Transportasi Darat yang dilakukan di Kota Surabaya dan Malang untuk mengamati sistem
transportasi serta melakukan kunjungan ke instansi guna mengimplementasikan serta
mengembangkan ilmu transportasi selama perkuliahan. Hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini
dirangkum dalam sebuah laporan yang berisi data–data sekunder serta data pendukung yang
berhubungan dengan marka jalan Yellow Box Junction di Kota Surabaya. Adapun sistem
pengumpulan data yakni data sekunder yang bersumber dari instansi terkait berupa data dalam
bentuk buku maupun softfile dan data primer berupa observasi atau pengamatan langsung di
lapangan. Dari hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tersebut akan mempermudah taruna/i untuk
menambah pengetahuan serta wawasan terhadap kemajuan bidang transportasi darat di Kota
Surabaya terutama marka jalan yellow box junction. Dengan adanya Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) ini, diharapkan sumber daya manusia yang terbentuk dari Politeknik Transportasi Darat
Indonesia – STTD ini dapat mengembangkan kemampuan serta kualitas diri agar dapat
menerapkan ilmu transportasi secara maksimal di daerah tempat bekerja maupun mendukung
perkembangan transportasi darat dalam skala nasional. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud
penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas
baik mengenai kondisi eksisting maupun identifikasi permasalahan yang ada pada Kota
Surabaya khususnya marka jalan Yellow Box Junction. Berdasarkan maksud penyusunan, maka
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk megetahui
tingkat pemahaman pengendara terhadap penerapan dan aturan marka jalan Yellow Box
Junction di Kota Surabaya; 2. Sebagai sarana implementasi dan evaluasi terhadap kemampuan
Kuliah Kerja Lapangan. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dalam penyusunan Laporan Kuliah
Kerja Lapangan ini adalah marka jalan Yellow Box Junction di Kota Surabaya. D. SISTEMATIKA
PENULISAN Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini berpedoman pada ketentuan-
ketentuan yang ada pada Buku Pedoman Kuliah Kerja Lapangan Sekolah Tinggi Transportasi
Darat Tahun 2020. Adapun sistematika penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini sebagai
berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM Berisi tentang uraian dan
gambaran secara umum Kota Surabaya mengenai kondisi geografis, wilayah administrasi,
kondisi penduduk, kondisi perekonomian, kondisi transportasi baik transportasi darat, laut dan
udara. BAB III HASIL PENGAMATAN Berisi tentang marka jalan Yellow Box Junction. BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Berisi tentang marka jalan Yellow Box Junction. BAB V
PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil dari pengamatan.
BAB II GAMBARAN UMUM Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta
dimana Kota Surabaya memiliki luas wilayah administratif yang cukup besar, yaitu 326,81 km2
dengan 31 kecamatan yang terbagi atas 163 kelurahan dan jumlah penduduk yang mencapai
sekitar 3.457.409 jiwa di Tahun 2019 menjadikan Kota Surabaya berkembang sebagai Kota
Metropolitan. Hal ini menyebabkan transportasi menjadi kunci penting untuk menopang seluruh
kegiatan masyarakat Kota Surabaya agar berjalan aman dan lancar. Pada tahun 2017, total
panjang jalan yang ada di Kota Surabaya adalah 1689,29 Km dengan presentase 99% jalan
dalam kondisi baik. Transportasi umum juga siap melayani warga Kota Surabaya diantaranya
yaitu Suroboyo bus, bus sekolah, bus kota, angkutan perkotaan (angkot), angguna (angkutan
serba guna) dan becak. Di wilayah kota Surabaya terdapat 7 stasiun kereta api yaitu Stasiun
Pasar Turi, Stasiun Tandes, Stasiun Kandangan,Stasiun Benowo, Stasiun Surabaya Kota/Semut,
Stasiun Gubeng, dan Stasiun Wonokromo. Terdapat angkutan perahu di beberapa titik pusat
kota yang melintasi Sungai Mas untuk tujuan pariwisata. Transportasi laut melayani kapal
penumpang dengan rute ke seluruh kawasan Indonesia dari kawasan Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya dan menyediakan fasilitas 2 buah garbarata untuk kapal. Di Kota Surabaya juga
terdapat Bandar Udara

Internasional Juanda yang melayani penerbangan domestik maupun internasional yang telah
terintegrasi dengan bus
Damri dengan tujuan Terminal Purabaya. BAB III HASIL PENGAMATAN Keberadaan transportasi
sebagai pendukung pergerakan masyarakat akan memberikan dampak positif terhadap semakin
meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan suatu kota. Namun, perkembangan
transportasi sampai saat ini tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak
negatif, seperti kemacetan, kesemrawutan, dan kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan fenomena
tersebut kemungkinan yang terjadi adalah kemacetan dijalan raya, hal serupa terjadi di kota
Surabaya. Konflik pergerakan kendaraan di persimpangan maupun di ruas jalan merupakan
penyebab kemacetan lalu lintas.
Tingginya volume kendaraan di beberpa simpang di kota Surabaya menyebabkan
ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan yang tersedia. Hal ini
mengakibatkan terjadinya antrian dan tundaan kendaraan pada masing – masing lengan
simpang. Selain itu keinginan pengguna jalan untuk segera sampai ke tempat tujuan terkadang
sering menerobos atau mengabaikan lampu APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) walau
sudah berwarna merah. Hal tersebut mengakibatkan tersendatnya arus kendaraan di simpang.
Melihat kenyataan masih banyak kemacetan lalu lintas yang terjadi di persimpangan khususnya
di pusat kota, dimana belum ada sistem pengaturan dan pengendalian pada persimpangan
yang tepat. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat pesat
sistem pengendalian dan pengaturan pada sebagian persimpangan sudah perlu dilakukan.
Salah satu alternatif untuk menanggulangi kemacetan tersebut adalah dengan menggunakan
marka kotak kuning (Yellow Box Junction). Marka jalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas,
memperingatkan, atau menuntun pengguna jalan dalam berlalu lintas . BAB IV PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN Marka kotak kuning (Yellow Box Junction) adalah marka jalan berbentuk
segi empat berwarna kuning yang berfungsi melarang kendaraan berhenti di suatu area. Yellow
Box Junction ini adalah garis pembatas yang tidak boleh dilintasi oleh pengendara ketika
antrean kendaraan di area persimpangan padat. Jika dalam bidang kuning ini masih padat dan
terus diisi kendaraan, imbasnya terjadi kemacetan. Lalu lintas akan terkunci di bagian tengah
persimpangan. Ini akan diperparah jika dari arah sebaliknya, lampu lalu lintas juga menyalah
hijau. Pergerakan lalu lintas akan semakin banyak menimbulkan konflik. Kota Surabaya sendiri
awalnya sudah menerapkan marka Yellow Box Junction di 7 titik persimpangan, dan kemudian
berkembang di banyak persimpangan. Dinas Perhubungan Kota Surabaya bersama Polrestabes
Surabaya telah melakukan sosialisasi terkait marka Yellow Box Junction sejak 2016 . Penerapan
marka tersebut diharapkan dapat mengatasi kemacetan yang terjadi di persimpangan, sehingga
kinerja simpang menjadi lebih baik. Namun pada kenyataannya pada kawasan yang terdapat
marka yellow box masih banyak pengguna kendaraan bermotor yang tetap menerobos traffic
light saat antrian belum terurai dan masih sering ada kendaraan yang berhenti pada marka
kotak kuning tersebut, sehingga menghalangi kendaraan yang semestinya lewat. Bagi
pengendara yang tetap memaksa maju memasuki area yellow box,sedangkan masih ada
kendaraan lain di dalamnya, maka akan ditilang. Hukuman pidana bagi pelanggar Yellow Box
Junction adalah kurungan dua bulan penjara atau denda Rp 500.000 . Peraturan ini juga
dikuatkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 34 Tahun 2014 pasal 37 ayat 1, 2, dan 3
tentang Marka jalan. Dengan yellow box junction ini kendaraan yang berhenti di dalam kotak
kuning akan kena tilang meskipun lampu lalu linta saat itu berwarna hijau. BAB V PENUTUP A.
KESIMPULAN 1. Pemerintah Kota Surabaya telah menyediakan sarana dan prasarana
transportasi darat, transportasi sungai, transportasi laut serta transportasi udara. 2. Masih
banyak masyarakat/pengendara yang belum mengetahui fungsi dan aturan penggunaan serta
adanya sanksi bagi pelanggar marka yellow box junction. B. SARAN Adanya penyuluhan /
sosialisasi yang intensif dan berkala tentang fungsi dan aturan penggunaan dari marka yellow
box junction dan lainnya kepada masyarakat, terutama di kalangan : • Mahasiswa atau
mahasiswi serta pelajar

SMA dengan rentsng usia 17-24 tahun • Masyarakat kelas menengah ke bawah • Perkantoran
pemerintah/swasta

Sources Similarity

Pengaruh Transportasi Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 8%


keberadaan transportasi sebagai pendukung pergerakan. masyarakat
akan memberikan.4. mengetahui permasalahan transportasi kota
beserta dampaknya terhadap ekonomi kota.ke majuan transportasi
akan meningkatkan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi
dan...
https://www.scribd.com/doc/306802654/Pengaruh-Transportasi-Kota-Terhadap-
Pertumbuhan-Ekonomi
Yellow box junction (kotak kuning persimpangan) marka jalan
adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas
permukaan jala n yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk
garis membujur, garis melintang, gar 3% is serong, serta lambang yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan... https://perhubungan2.wordpress.com/2015/10/17/yellow-box-junction-
kotak-kuning-persimpangan/

Anda mungkin juga menyukai