Transdisiplinaritas
Kemacetan merupakan suatu polemik yang sangat sulit untuk diatasi. Meningkatnya populasi manusia
menyebabkan kebutuhan-kebutuhan akan sumber daya alam meningkat pula seperti rumah,
transportasi, lapangan pekerjaan, pendidikan dan lain sebagainya. Peningkatan populasi ini tentu saja
tidak bisa lepas tangan dari permasalahan kemacetan karena kemacetan terjadi akibat dari penggunaan
kendaraan pribadi oleh manusia. Jadi, semakin tinggi laju populasi manusia akan berdampak kepada
Beberapa solusi yang dapat mengatasi kemacetan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta diantaranya
adalah :
1. Skywalk.
Bandung yang diberi nama Skywalk Cihampelas1. Bandung yang merupakan kota wisata
dengan jumlah wisatawan yang selalu meningkat setiap tahunnya menjadi sebuah potensi bagi
masyarakat sekitar untuk meraih pundi-pundi pendapatan sebanyak mungkin sehingga mulai
muncullah pedagang-pedagang kaki lima yang menghiasi sepanjang bahu jalan sekitar tempat
persamaan dengan DKI Jakarta yaitu kemacetan namun, perbedaannya adalah Bandung
merupakan kota wisata sedangkan DKI merupakan kota bisnis dan pusat pemerintahan.
Beban yang dipikul oleh DKI Jakarta tentu lebih besar dibandingkan Bandung tetapi,
permasalahannya yang dihadapi sama yaitu, kemacetan yang disebabkan oleh pedagang kaki
lima. Di DKI Jakarta seperti daerah Tanah Abang, PGC, belum lagi pasar-pasar yang berada
di pinggir jalan dan lain sebagainya sangat rawan terjadinya kemacetan karena pedagang kaki
lima yang tumpah ruah ke jalan dan kendaraan-kendaraan yang berhenti sembarangan untuk
membeli sesuatu. Selain itu, pemakaian trotoar yang diperuntukkan seharusnya untuk pejalan
1
Eliyanto, Eel. Skywalk Solusi Kemacetan Kota Wisata. https://www.indonesiana.id/read/110184/skywalk-
solusi-kemacetan-kota-wisata. 2017. Diakses pada 02 Mei 2019 pukul 14.33 WIB
kaki seringkali digunakan oleh pengendara-pengendara motor sehingga pejalan kaki mulai
kehilangan haknya untuk memakai fasilitas trotoar. Penggunaan skywalk menurut kami
merupakan suatu solusi yang dapat mengatasi kemacetan di DKI Jakarta. Dengan membuat
area khusus untuk pejalan kaki dan pedagang kaki lima diatas titik-titik kemacetan yang
terjadi karena adanya pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima yang sebelumnya menempati
trotoar atau bahu jalan dapat dipindahkan ke skywalk sehingga selain dapat mengurangi
kemacetan akibat pedang kaki lima juga dapat mengatur tata kota yang lebih baik dan
pengguna jalanpun dapat menikmati haknya tanpa adanya gangguan. Tentu saja
pembangunan skywalk ini membutuhkan anggaran atau dana yang cukup fantastis. Namun,
dengan membangun skywalk yang baik dapat menjadikannya potensi untuk mendatangkan
wisatawan. Melihat dengan fenomena selfie, youtuber, vloger, dan lain sebagainya yang
bagus untuk rekreasi keluarga dapat menjadi modal memperkenalkan skywalk sebagai tempat
wisata baru tentu saja pedagang-pedagang kaki lima yang menempati skywalk harus diatur
Beberapa faktor penyebab beralihnya pengguna angkutan umum kepada angkutan pribadi,
antara lain2 :
a. Aktivitas ekonomi belum mampu dilayani oleh angkutan umum yang memadai, baik dari
b. Meningkatnya harga tanah dipusat kota akan menyebabkan lokasi pemukiman jauh dari
pusat kota atau bahkan sampai keluar kota yang tidak tercakup oleh sistem jaringan
layanan angkutan umum, sehingga akan menambah biaya transportasi bagi masyarakat.
c. Dibukanya jalan baru akan merangsang pengguna angkutan pribadi, karena biasanya
dijalan baru tersebut pada saat itu belum terdapat jaringan layanan angkutan umum.
2
Setyawan, Henri. Kualitas Layanan Transportasi (strudi Kasus Transjakarta Busway di Privinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta). Jakarta. Universitas Indonesia. 2012. Hal. 5
d. Tidak tersedianya angkutan lingkungan atau angkutan pengumpan yang dapat
Berdasarkan faktor penyebab beralihnya pengguna angkutan umum kepada angkutan pribadi
diatas dapat diambil solusi dengan cara meningkatkan fasilitas transportasi publik seperti
dinilai dapat membuat masyarakat beralih menggunakan moda transportasi publik. Seperti
contoh, transjakarta seringkali mengalami keterlambatan kedatangan atau tidak sesuai dengan
jadwal yang tertera hal ini akan menyebabkan seseorang yang menggunakan transportasi
publik tersebut tidak dapat mengistimasi jadwal kedatangannya ketempat tujuan misalnya
kantor, kuliah, dan lain sebagainya yang akhirnya menyebabkannya terlambat sehingga
pengguna tersebut akhirnya lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi yang tidak perlu
menunggu. Selain karena keterlambatan, fasilitas gerbong kereta atau jumlah armada
muatan dan tak jarang pengguna harus berhimpit-himpitan ketika jam-jam tertentu. Hal ini
memilih kendaraan pribadi yang tentunya pasti dinilai lebih nyaman dibandingkan dengan
dengan uang muka Rp. 500.000 seseorang sudah bisa membawa pulang sebuah
Dengan adanya pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi tentu saja tidak dapat
mengurangi kemacetan apabila tidak diimbangin dengan peningkatan fasilitas
transportasi publik oleh karena itu, pembatasan tersebut ada baiknya diterapkan
apabila pemerintah telah siap dalam menyediakan transportasi publik yang memadai.
pribadi. Selain menghindari penggunaan kendaraan pribadi pada anak dibawah umur,