DISUSUN OLEH :
JONTAR MATIUS SIAHAAN
12.104.059
TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Medan sebagai kota yang sedang berkembang dalam segala hal, tidak
bisa dihindari lagi arus keluar masuk barang dan manusia semakin tinggi. Oleh
karena itu kebutuhan akan transportasi dari dan ke kota Medan maupun dalam
kota sendiri akan semakin meningkat. Hal ini membuat konsekuensi pada kota
Medan melakukan peranannya. Salah satu peranan penting pemerintah kota
Medan adalah menata kota Medan hingga teratur baik dari segi tata bangunan
maupun transportasinya, sehingga kota Medan Nampak menjadi kota yang indah,
teratur, rapid an terhindar dari kemacetan yang diakibatkan semakin banyaknya
pertambahan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
Saat ini, yang selalu menjadi permasalahan umum dalam bidang
transportasi adalah kemcetan. Masalah seperti ini muncul pada setiap kota dengan
mobilitas tinggi dan kota yang sedang berkembang. Untuk menghindari
kemacetan di Kota Medan yang disebabkan padatnya lalu lintas, maka dibuatlah
jalan-jalan alternatif serta pembangunan terminal untuk angkutan umum yang ada
di Kota Medan.
Berdasarkan data dari Profil dan Kinerja Perhubungan darat 2013 di
sebutkan bahwa
sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 1-2% pada Jalan
Kabupaten/kota, yaitu dari 31.047 kilometer di tahun 2011 menjadi31.616 di
tahun 2012.
Untuk prasarana transportasi jalan, Jumlah terminal di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2013 adalah sebanyak 40 lokasi dengan rincian untuk terminal Tipe
A sebanyak 10 lokasi, terminal Tipe B sebanyak 21 lokasi, terminal Tipe C
sebanyak 9 lokasi. Unit penimbangan (UPPKB) di Provinsi Sumatera Utara
terletak di
13 lokasi yang semuanya masih beroperasi. Sedangkan Unit Pengujian Kendaraan
Bermotor terletak di 26 lokasi dengan total penguji 117 orang dan jumlah
dan
waktu
perlambatan/percepatan;
yang
cukup
untuk
melakukan
Kecamatan Medan Tuntungan harus melalu terminal Pinang baris terlebi dahulu
kemudian kembali ke jalan sebelumnya untuk menuju ke Pasar induk, hal ini
menjadi permasalahn akses yang tidak efektif (Melviza, 2013)
Dari masalah yang sudah dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk
membangun sebuah terminal tipe A yang memenuhi persyaratan dari Dirjen
DATA
Teori Literatur
ANALISA
Feed Back
Pengolahan data
KONSEP
DESAIN
Gambar 1.2 Kerangka Berfikir
Sumber : Data Diolah Pribadi
BAB II
TINJAUAN PROYEK
(AKAP), bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) bus Angkutan Pedesaan
(ADES).
B. Pengenalan Objek
Objek rancangan adalah terminal angkutan umum yang merupakan sarana
jasa transportasi publik dengan jalur darat yang melayani aktifitas transportasi
antar kota dalam provinsi. Maka perlu untuk dijelaskan sekilas kajian tentang
transportasi, terutama terkait dengan perancangan terminal angkutan umum
yang merupakan wilayah kajian transportasi darat.
C. Transportasi
Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik
manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa
mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga manusia,
binatang, alam ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun
tidak bermesin (Abbas Salim, 1993: 5). Konsep transportasi didasarkan pada
adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination).
Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan
yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam
masyarakat. Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang
menghubungkan asal dan tujuan, menggunakan alat angkut atau kendaraan
dengan kecepatan tertentu. Jadi perjalanan adalah proses perpindahan dari
satu tempat ke tempat yang lain.
Ada lima unsur pokok dari transportasi, yaitu sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
kecil,
rekreasi,
ataupun
sarana-sarana
transportasi
di
E. Defenisi judul
Judul dari seminar tugas akhir ini adalah Perencanaan dan
Perancangan Terminal tipe A di Medan Tuntungan.
1. Perencanaan
terminal
berperan
menunjang
tersedianya
jasa
maka
angkutan
umum
harus
menginap
di
tempat
angkutan
umum
dan
akhirnya
angkutan
umum
meninggalkan terminal.
Dengan demikian, maka fungsi terminal bagi seorang
penumpang adalah:
a. Tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan
dengan angkutan umum
b. Tempat penumpang dapat berganti lintasan rute
(transfer)
c. Tempat penumpang menunggu angkutan umum yang
akan dinaikinya
d. Tempat penumpang naik angkutan umum
e. Tempat penumpang berganti dengan moda lainnya
(becak, mobil atau berjalan kaki) menuju tujuan akhir
perjalanannya.
3. Calon Penumpang yang diantar (kiss & ride)
saat
sampai
angkutan
umum
dimaksud
datang.
dengan
mengakhiri
perjalannya
dengan
Terminal
Transportasi
Jalan,
yang
isinya
menyatakan
Ga
mbar 2.3 Lokasi
Sumber : Google Earth
1. Memiliki Jalan Kolektor Primer
2. Tidak berdekatan dengan kawasan industri;
3. Pada lingkungan sekitar terdapat tempat-tempat pelayanan umum
seperti Pusat Perbelanjaan , SPBU,tempat penginapan ,Bank,Tempat
rekreasi, dll.
4. Tersedianya lahan 3 Ha
BAB III
TINJAUAN TEMA
A. Tema
Tema yang akan diterapkan pada bangunan ini adalah tema Green
Architecture dengan penambahan unsur-unsur adat batak. Tema ini diterapkan
di karenakan tingkat keramaian, polusi dan kebisingan yang tinggi pada
terminal bus yang ingin di rencanakan, tema ini dipakai untuk meredam polusi,
kebisingan , dan menyadarkan kita pentingnya pengaruh lingkungan terhadap
kesehatan manusia, terlebih pada saat keramian, dan penambahan unsur adat
batak ini diterapkan di karenakan tujuan dari bus-bus yang ada di terminal yang
akan di rencanakan ialah perjalanan medan-kabanjahe, medan- sidikalang,
medan-samosir, medan-sibolga, medan-sibolga, dll, yang keseluruhan bus
bertujuaan ke daerah batak, dan juga untuk mempertahankan rumah ciri khas
adat batak.
B. Green Architecture
Menurut Siregar (2012) green architecture adalah gerakan untuk
pelestarian alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi
(arsitektur ramah lingkungan). Menurut Pradono (2008) green (hijau) dapat
diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earth friendly (ramah
lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa
sangat baik)
Green architecture, pada dasarnya berupaya membentuk suatu lingkungan
yang lebih menyenangkan bagi manusia sebagai pemakainya, dan memberi
nilai tambah bagi generasi masa depan yang akan menggunakannya, dan ini
ramah terhadap lingkungan.
Desain arsitektur ramah lingkungan sendiri hampir tidak bisa terlepas
dalam pembahasan desain arsitektur. Melihat kondisi ekologi global yang
semakin memburuk akhir-akhir ini, Ekologi dan desain yang berkelanjutan
merupakan topik yang penting di dalam desain arsitektur modern.
Di beberapa negara maju, kesadaran terhadap desain arsitektur ramah
lingkungan sudah lama diimplementasikan. Tidak hanya dalam skala bangunan
besar seperti gedung-gedung, tetapi juga dalam skala kecil yaitu rumah tinggal.
Berbagai macam metode diterapkan, mulai dari penerapan teknologi mutahir
sampai hanya penggunaan teknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh
semua orang.
Konsep desain ramah lingkungan ini muncul akibat kondisi lingkungan
global yang semakin hari mengalami pendegradasian kualitas. Kondisi udara
yang semakin memburuk, Suhu muka bumi yang semakin panas, fenomena
deforestation yaitu penggudulan hutan untuk perluasan penunjang habitat
manusia, jumlah minyak bumi yang semakin berkurang, penggunaan bahan
bangunan yang tidak ramah lingkungan secara berlebihan, dan sebagainya.
Pada dasarnya apa yang kita perbuat di muka bumi ini adalah proses
pengrusakan terhadap bumi dan menipiskan peluang anak cucu kita untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya secara aman di masa yang akan datang.
Upaya memperbaiki kondisi bumi ini sudah selayaknya menjadi tanggung
jawab semua umat. Arsitek dengan kapasitas dan kemampuan profesionalnya
bisa menjadi salah satu ujung tombak dalam proses penciptaan lingkungan
buatan yang berwawasan lingkungan, demi menjaga kelangsungan umat
manusia di masa kini dan di masa yang akan datang. Telah cukup banyak
arsitek-arsitek terkenal didunia yang dengan sadarnya menempatkan isu-isu
lingkungan di dalam diskusi mereka. Arsitek seperti Ken Yeang, Renzo Piano,
Shigeru Ban, Sir Richard Rogers, Minsuk Cho dan YB. Prinsip dasar Green
Building:
a. Prinsip dasar Green Building
1. Manajemen Lahan (Site Managament)
a. Lokasi bangunan yang terbaik adalah lokasi yang dekat dengan
pelayanan publik dan transportasi.
b. Maksimalisasi fungsi area hijau
c. Memberikan akses nyaman bagi pejalan kaki
d. Mengurangi panas iklim mikro pada lingkungan sekitar bangunan
2. Manajemen Air (Water Management)
a. Rainwater harvesting, pemanfaatan air hujan untuk air toilet dan
penyiraman tanaman
b. Pemasangan meteran air sebagai alat kontrol
c. Penggunaan peralatan yang hemat air
Green architecture adalah sebuah konsep yang menghargai bumi dan isi
pada alam semesta, sehingga dalam membangun sebuah bangunan harus
menghargai lingkungan disekitarnya agar keberadaan bangunan tersebut tidak
menggangu ekosistem dan sumber daya yang ada di sekitar bangunan tersebut.
Green architecture, pada dasarnya berupaya membentuk suatu lingkungan
yang lebih menyenangkan bagi manusia sebagai pemakainya, dan memberi
nilai tambah bagi generasi masa depan yang akan menggunakannya, dan ini
ramah terhadap lingkungan.
Terminal yang kita sadari dengan kepadatan manusia, polisi udara, dan
kebisingan yang tinggi di dalam maupun di luar area terminal. Green arsitektur
mampu menjadi solusi untuk menciptakan lingkungan terminal yang sehat,
dengan menghemat energi, meminimalisir polusi, dan meredam kebisingan
pada perancangan ini.
Penerapan unsur batak pada bangunan ini yaitu :
1. Rumah adat batak dengan ukiran-ukiran, atap dan bentuk konstruksi
rumah adat di terapkan pada rancangan terminal.
2. Pakain khas batak seperti ulos di terapkan pada rancangan terminal.
E.
BAB IV
KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN
A. Program Ruang
1. Fasilitas Terminal Penumpang
Biasanya didalam Terminal terdapat fasilitas-fasilitas yang disediakan
bagi penumpang dan penghantar atau penjemput, kenderaan dan pengemudi,
dan pengelola. Sesuai dengan Pasal 2 Bab II Keputusan Menteri Perhubungan
RI Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, fasilitas
Terminal terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang, adalah sebagai
berikut :
a. Fasilitas Utama, fasilitas utama merupakan suatu fasilitas yang mutlak
dimiliki dalam suatu Terminal, yang antara lain :
1) Areal keberangkatan, yaitu pelataran yang disediakan bagi kenderaan
angkutan penumpang umum untuk menaikkan penumpang (loading)
dan untuk memulai perjalanan.
2) Areal kedatangan, atau pelataran yang disediakan bagi kenderaan
angkutan
penumpang
umum
untuk
menurunkan
penumpang
BAB V
KONSEP DASAR
A. Ide Dasar
Terminal adalah sarana transportasi darat yang berfungsi menghubungkan
antar daerah, sehingga terminal juga menjadi sarana bagi angkutan barang
atapun orang pada daerah tersebut. Terminal memiliki peranan penting dalam
perkembangan ekonomi dan juga pembangunan daerah, karena sarana
DAFTAR PUSTAKA
Tabloidimaji, 2015. http://tabloidimaji.com/2015/12/24/foto-padatnya-lalu-lintasdi-jalan-jamin-ginting-medan/, diakses pada selas tanggal 8 nopember 2016 pukul
12.30 WIB
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003.
Keputusan Mentri Perhubungan No.31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi
Jalan, Jakarta.
Mentri Perhubungan republik Indonesia. 2015.
Melviza,
tuntungan.
2013.
Terminal
dibangun
di
:http://dishub.pemkomedan.go.id/berita-21-terminal-dibangun-di-
tuntungan.html, diakses pada selasa tanggal 15 nopember 2016 pukul 20.00 WIB
Poerwadarminta. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Pradono, B. 2008. Green Design dalam Perspektif Arsitek Muda. Good Business
With Green Design. 8 November 2008. Universitas Brawijaya, Malang.
Profil dan Kinerja Perhungan darat. 2013
Salim, Abbas. 1993. Manajemen transportasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Setijowarno, D. dan Frazila, R.B. 2001. Pengantar Sistem Transportasi. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata
Siregar, HH. 2012. Pengembangan Kawasan Pasar Sei Sikambing Medan. Jurnal
Arsitektur dan Perkotaan Koridor. Medan
SK Walikota Medan 551.21/060/K/2006 tanggal08.02.2008
Snyder, James C. dan Catanese, Anthony J. 1979. Pengantar Arsitektur.