Anda di halaman 1dari 2

Velyna Ardelia Palupi Marnoto 2004056055

Hukum Pranata Pembangunan Tugas 4


Pemukiman Liar Di Pinggir Rel Kereta Api DKI Jakarta

Landasan Teori
Permukiman liar
Permukiman yang terbangun pada lahan kosong di kota, baik milik swasta ataupun
pemerintah tanpa hak legal terhadap lahan dan/atau izin dari pemilik lahan, didiami oleh
masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak mempunyai akses terhadap pemilikan lahan
tetap.Tingginya harga lahan dan penghasilan yang rendah, menyulitkan masyarakat untuk
memperoleh perumahan legal yang layak sebagai tempat tinggal.
Transportasi
Salim (2000) Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang
dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu
pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat dari barang (comoditi)
dan penumpang ke tempat lain.
Kereta Api
Menurut (Nasution, 2004: 151) Kereta api adalah salah satu jenis transportasi darat yang
tersedia di masyarakat. Angkutan kereta api adalah jenis angkutan yang bergerak di atas rel.
Kereta api yang diciptakan dalam masa revolusi industri merupakan alat angkutan untuk
mengangkut barang dalam jumlah besar dan jarak jauh. Satu gerbong barang dengan tekanan
gandar 18 ton dapat memuat puluhan ton barang; kereta penumpang mempunyai tempat duduk
untuk 90 orang dan satu lokomotif memiliki kapasitas sampai 5.000 tenaga kuda.
Garis sempadan
Garis batas luar pengaman yang ditetapkan dalam mendirikan bangunan dan atau pagar
yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi sungai,
tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api, jaringan
tenaga listrik dan pipa gas, tergantung jenis garis sempadan yang dicantumkan. Di bagian luar
dari garis ini, pemilik tanah tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan. Sedangkan garis
sempadan jalan rel kereta api adalah garis batas luar pengamanan rel kereta api.
Menurut peraturan gubernur DKI Jakarta nomer 135 tahun 2019 tentang pedoman tata
bangunan Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah batas terluar
bangunan gedung terhadap rencana jalan, jalan rel, sungai, drainase, waduk, pantai dan jalur
tegangan tinggi.
GSKa merupakan garis batas luar pengamanan rel kereta api.
Fungsi
fungsi GSB adalah untuk menjamin kemanan, kenyamanan, keteraturan dan estetika di
sekitar. Adanya jarak suatu bangunan akan meminimalisir sebuah risiko. Juga sebagai Batas
untuk dinding bangunan terdepan di sebuah lahan

Sanksi
Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Sanksi
administratif akan dikenakan kepada setiap pemilik bangunan. Sanksi tersebut berupa peringatan
tertulis, pembatasan kegiatan pembangunan, penghentian sementara atau tetap pekerjaan
pelaksanaan, pencabutan izin yang telah dikeluarkan dan perintah pembongkaran bangunan.
Selain itu jika ketahuan membangun bangunan yang melebihi GSB, maka juga akan
dikenakan sanksi yang lain. Sanksinya berupa denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari
nilai bangunan yang sedang atau telah dibangun.

Peraturan Perundang-Undangan
• wilayah DKI Jakarta peraturan GSB terdapat dalam Peraturan Daerah DKI Jakarta
Nomor 7 Tahun 1991 Tentang bangunan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta:
Pasal 15
(1) GSB yang telah ditetapkan dalam rencana kota tidak boleh dilanggar dalam mendirikan
atau memperbaharui seluruhnya atau sebagaian dari bangunan.
(2) Apabila GSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini belum ditetapkan dalam
rencana kota, Gubernur Kepala Daerah dapat menetapkan GSB yang bersufat sementara
untuk lokasi tersebut pada setiap permohonan bangunan.
(3) GSB yang disyaratkan dalam izin membagun sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal
ini dipatok di lapangan oleh Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

• pasal 178 Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 pasal 178 :


”Setiap orang dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul, bangunan
lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang pada jalur kereta
api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan keselamatan
perjalanan kereta api”
• Pegub DKI Jakarta nomer 135 tahun 2019 tentang pedoman tata bangunan GSB :
Besarnya GSB terhadap GSKa sebesar 9 m (sembilan meter)dihitung terhadap ruang
milik jalan rel kecuali pada bangunan stasiun.

Anda mungkin juga menyukai