Presenter :
Agung Rizka Ramadhani
Agus Tri Ardiansyah
Astari Dewi W
Atika Detty K
Reviewer :
Azri Adhitya
Bangkit Pratama
STROBERI
Quality and Innovation in The Era of Digital Economy
A. PENDAHULUAN
I. Kualitas dan Strategi
Perusahaan yang pada era digital saat ini harus memiliki kualitas produk yang sangat
baik. Banyak keuntungan yang didapatkan dengan memiliki kualitas produk yang baik dan
sangat berguna bagi pengembangan strategi perusahaan. Membangun kualitas produk dapat
membantu perusahaan untuk melakukan diferensiasi produk,memastikan produk dengan
HPP yang rendah dan memiliki respon yang strategis terhadap perubahan.
Memiliki produk berkualitas juga sangat berdampak pada performa perusahaan.
Dimana dengan memiliki kualitas produk yang baik dapat meningkatkan nilai penjualan
(improve response, flexible pricing, improve reputation) dan menurunkan biaya (increase
productivity, lower rework and scrap cost, lower warranty cost). Sehingga laba yang
didapatkan oleh perusahaan akan maksimal.
Dalam rangka menghasilkan suatu produk yang berkualitas tentu diperlukan
ornganisasi yang berkualitas pula. Dimana pengembangan organisasi yang berkualitas pada
era saat ini merupakan suatu keharusan untuk dilakukan.
Arus aktifitas yang diperlukan untuk menerapkan TQM
II. Definisi Kualitas
Kualitas adalah kemampuan sebuah produk atau jasa untuk bertemu pada kebutuhan
konsumen. Tujuan manajer operasi adalah untuk membangun sistem TQM yang
mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
Selain menjadi elemen penting dalam operasi, kualitas memiliki implikasi lain. Di sini adalah
tiga alasan lain mengapa kualitas itu penting:
1. Company Reputation : Sebuah organisasi dapat mengharapkan reputasinya untuk
kualitas baik. Persepsi kualitas akan muncul dalam produk baru perusahaan, praktik
ketenagakerjaan, dan hubungan pemasok. Mepromosikan diri itu baik bukanlah
pengganti produk berkualitas.
2. Product Liability : Pada era saat ini banyak sekali ditemukan kasus pengadilan yang
menghukum prusahaan karena produk yang ada dipasaran tidak memiliki kualitas
yang standar.
3. Global Implication : Pada era teknologi saat ini, sebuah produk harus memiliki standar
internasional untuk dapat bersaing tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
Dalam membangun kualitas yang baik, setidaknya ada empat kategori biaya yang
berhubungan yang disebut dengan cost of quality.
1. Prevention Cost : biaya yang terkait dengan pengurangan potensi suku cadang atau
layanan yang rusak (misalnya, pelatihan, program peningkatan kualitas).
2. Appraisal Cost : biaya yang berkaitan dengan evaluasi produk, proses, suku cadang, dan
layanan (misalnya, pengujian, laboratorium, inspektur).
3. Internal Cost : biaya yang diakibatkan dari produksi suku cadang atau layanan yang rusak
sebelumnya pengiriman ke pelanggan (mis., pengerjaan ulang, memo, waktu henti).
4. External Cost : biaya yang terjadi setelah pengiriman suku cadang atau layanan yang
rusak (misalnya,pengerjaan ulang, barang yang dikembalikan, kewajiban, niat baik yang
hilang, biaya untuk masyarakat).
IV. Total Quality Management
Total Quality Management merupakan sebuah konsep yang digunakan oleh organisasi
untuk mempertahankan keunggulan bersaing dan memasikan efektivitas operasional
perusahaan (Sari, Surachman, & Ratnawati, 2018). Kualitas merupakan kemampuan suatu
produk atau jasa dimana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. kualitas menjadi faktor
yang sangat penting bagi produsen yang menghasilkan baik barang maupun jasa. Salah satu
alat yang dapat digunakan dalam mengukur produk yang berkualitas adalah dengan
menggunakan alat Total Quality Management (TQM). Terdapat 7 alat dasar yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan produksi, terutama pada
permasalahan yang berkaitan erat dengan kualitas atau mutu suatu produk yaitu:
1. Lembar Periksa (Cheek Sheet)
Lembar periksa merupakan alat yang dapat mengolah proses produksi menjadi
informasi dan hasil yang bisa dimanfaatkan dengan cara membantu analis menemukan fakta
atau pola yang dapat membantu analisis selanjutnya. Contohnya mungkin gambar yang
menunjukkan penghitungan area di mana cacat terjadi atau lembar periksa yang
menunjukkan jenis keluhan pelanggan.
Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini dipergunakan untuk: (Kho, 2016)
a. Meng-identifikasikan akar penyebab dari suatu permasalahan
b. Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk pemecahaan suatu
masalah
c. Membantu dalam penyelidikan dan penyelidikan fakta lebih lanjut mengenai
pemecahan
5. Flowchart
Flowchart secara grafis menyajikan proses atau sistem menggunakan kotak beranotasi
dan garis yang saling berhubungan. Mereka adalah alat yang sederhana namun hebat untuk
mencoba memahami suatu proses atau menjelaskan suatu proses (Heizer, Render, & Chuck,
2017).
6. Histogram
Histogram lebih menampilkan bentuk grafis yang menyajikan data visual atau
perbedaan nilai dalam sebuah kumpulan data. Sehingga pada Diagram Histogram ini dapat
memperlihatkan variasi dalam proses dan membantu mnajemen dalam membuat keputusan
dalam upaya meningkatkan proses.
Bagan kendali adalah penyajian grafik data dari waktu ke waktu yang menunjukkan
batas atas dan bawah untuk proses yang ingin kita kendalikan. Bagan kontrol dibuat
sedemikian rupa sehingga data baru dapat dengan cepat dibandingkan dengan data kinerja
sebelumnya.
V. Manfaat TQM
Kualitas dipastikan menjadi salah satu faktor penting dalam melakukan operasional
perusahaan. Berikut penjelasan mengenai apa manfaat Total Quality Management (TQM)
bagi sebuah perusahaan (Soetjitro, 2010):
1. Reputasi perusahaan akan mengikuti kualitas. Kualitas akan muncul sebagai persepsi
tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok.
2. Kualitas akan memberi keandalan produk. Perusahaan yang memiliki desain, memproduksi
atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau
kecelakaan, akan menanggung biaya yang besar pada aspek legal, penyelesaian kerugian
dan publisitas yang buruk.
3. Kualitas menjadi suatu perhatian internasional atau menarik keterlibatan global.
Perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara efektif dalam ekonomi global, maka
produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan harga global. Jika tidak,
akan mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran negara.
Menurut Suhayda, V., et al. (2020), virtual collaboration merupakan suatu kegiatan
yang mengkolaborasikan semua kegiatan organisasi melalui media online. Kegiatan yang
biasanya berlangsung secara manual (pertemuan secara fisik) biasanya costly karena perlu
diadakan pertemuan yang membutuhkan ruang pertemuan dan waktu yang dihabiskan.
Perkembangan teknologi yang ada telah memunculkan virtual collaboration yang memberi
kemudahan dalam bekerjasama, berkoordinasi intra organisasi maupun ekstra organisasi.
Perusahaan yang memimpin suatu industri biasanya telah mengetahui keuntungan yang
didapatkan melalui virtual collaboration yang tergambar dalam kondisi sebagai berikut:
Procter & Gamble dengan Walmart: Walmart selalu menyediakan informasi atas semua
produk P&G yang terjual secara harian. Hal ini dapat memastikan ketersediaan yang efektif
pada suatu tenant melalui pengelolaan inventory replenishment yang akurat.
• Kolaborasi Retailer-Supplier
Asda.com menyediakan teknologi electronic data interchange (EDI) kepada 650 suplier
dengan standar AS2 (data secara real time dan improved efficiency and speed).
• Biaya Transportasi dan Inventaris yang menurun serta mengurangi tingkat stockouts
Unilever telah mengembangkan Transportation Business Center (TBC), sebuah sistem yang
menyediakan informasi spesifik yang dibutuhkan dalam pengiriman seperti kontak, jam
kerja, nomor dock doors, pallet configuration dan kebutuhan informasi lainnya (tersedia
selama 24 jam). Hal ini efektif dalam menurunkan biaya transportasi serta proses delivery
yang efektif.
- Definisi:
- Kebutuhan:
- Benchmarking:
Kompetitor (sistem belanja online seperti Tokopedia, Shopee dan lain-lain), hal yang BRI
lakukan adalah Modify (dengan melakukan perubahan target user terutama transaksi
pedagang UMKM)
- Konsep:
- Review:
Sumber: BRI
STROBERI terdiri dari dua layanan utama, yakni STROBERI Tagihan untuk pengelolaan
tagihan dan STROBERI Kasir untuk pengelolaan transaksi dan inventory management. Melalui
platform ini, transaksi jual beli serta pengelolaan tagihan sewa kios, kebersihan hingga
retribusi keamanan di pasar bisa dilakukan secara cashless, tersistem dan real time.
Melalui sistem STROBERI telah terjadi virtual collaboration yang
menyambungkan kepentingan antara pihak Eksternal (Desperindag,
Pengelola Pasar, Pedagang, Agen BRILink, Pemda, Bumdes, Perangkat
Desa) dan Internal (BRI sebagai penyedia layanan STROBERI).
STROBERI yang selalu menyediakan informasi secara real time,
memastikan kelancaran sistem tagihan antara pedagang dengan
pengelola pasar dan peran kasir online yang dapat mempermudah
transaksi antara user terhadap pedagang
Sumber: BRI
- Definisi:
- Kebutuhan:
- Benchmarking:
Kompetitor (sistem belanja online seperti Tokopedia, Shopee dan lain-lain), hal yang
BRI lakukan adalah Modify (dengan melakukan perubahan target user terutama
transaksi pedagang UMKM)
- Konsep:
- Review:
Selalu mereview konsep dan melalukan uji coba sampai memenuhi ekspektasi
manajemen dan sesuai dengan kbutuhan nasabah, dengan tetap mempertimbangkan
4 (elemen sebelumnya).
4. Road Map (Konsep) & Timeline
Sumber: BRI
Roadmap STROBERI menjadi super platform untuk ekosistem UMKM yang terdiri dari
STROBERI Kasir dan STROBERI Tagihan. Para stakeholder seperti end user, pedagang dan
pengelola pasar akan mendapatkan benefit melalui sistem yang terintegrasi. Inspeksi
dilakukan oleh tenaga pemasar BRI setiap saat menggunakan sistem checklist, untuk
mengetahui critical point mana saja yang harus menjadi perhatian dan segera ditindaklanjuti
apabila terdapat permasalahan.
Sumber: BRI
- Piloting :
Merupakan suatu kegiatan uji coba dalam skala kecil yang dilakukan pada suatu
sampel. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi timbulnya masalah sehingga
dapat dilakukan langkah mitigasi.
- Live Implementasi :
Pelepasan produk STROBERI kepada user dari bulan April 2020, feedback yang ada
menjadi masukan terhadap perbaikan yang diperlukan.
5. Evaluasi
6. Continuous improvement
Walaupun aplikasi telah diluncurkan, namun pengembangan terus dilakukan. Hal
tersebut untuk mengantisipasi adanya perubahan jaman yang berdampak pada customer
behaviour. Sehingga aplikasi perlu untuk terus dikembangkan secara terus menerus sesuai
dengan kebutuhkan nasabah. Beberapa pengembangan yang dilakukan antara lain :
enhancement registrasi Stroberi Kasir, enhancement relasi tenaga pemasar dan ekosistem
UMKM, serta menu bantuan dan tanya jawab. Pengembangan tersebut, diharapkan
selesai pada triwulan 1 2021.
C. KESIMPULAN
1. Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa dimana dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan. kualitas menjadi faktor yang sangat penting bagi produsen
yang menghasilkan baik barang maupun jasa. Salah satu alat yang dapat digunakan
dalam mengukur produk yang berkualitas adalah dengan menggunakan tool Total
Quality Management (TQM).
2. Untuk dapat bersaing di era digital, BRI meluncurkan produk-produk yang disesuaikan
dengan kharakteristik nasabahnya, yaitu nasabah mikro dengan menghadirkan
aplikasi STROBERI.
4. Namun demikian, aplikasi STROBERI masih mendapatkan rating 3,9 sehingga tetap
diperlukan adanya perbaikan dan continuous improvement.
D. REFERENSI
• Suhayda, V., et al. (2020), 18th International Conference on Management, Enterprise,
Benchmarking. Proceedings.
• Karbhari, V. M., et al. (1994), Benchmarking for Quality Management & Technology,
Vol. 1 No. 1, 1994, pp. 65-88. MCB University Press, 1351-3036
• Heizer, J., Render, B., & Chuck, M. (2017). Tools of TQM. In Operation Management
Suistainability and Supply Chain Management (p. 266). England: Pearson Education
Limited.Indonesia Productivity and Quality Institute. (2016).
• QC Seven Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas). Retrieved from Indonesia
Productivity and Quality Institute: https://ipqi.org/qc-seven-tools-tujuh-alat-
pengendalian-kualitas/Kho, B. (2016, June 27).
• Pengertian Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram) Cara Membuatnya.
Retrieved from Ilmu Manajemen Industri:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-cause-effect-diagram-fishbone-
diagram-cara-membuat-ce/Poerwanto, G. H. (2014, April 27).
• Quality Management. Retrieved from Google Site:
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/HistogramSari, D. E., Surachman, &
Ratnawati, K. (2018).
• Pengaruh Total Quality Management (Tqm) Terhadap Kinerja Kayawan Dengan
Mediasi Kepuasan Kerja. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 58.Soetjitro, P. (2010).
• Instrumen Total Quality Management (TQM), 58.Syarifuddin, & Sofyan, D. K. (2016).
• Analisis Biaya Kehilangan (LOSS COST) dari Produk Air Minum dalam Kemasan
Menggunakan metode Poka Yoke. 238.
• Mercurius Broto Legowo et al., 2020. A Conceptual Framework Of Technological
Innovation For The Financial And Banking Industry In
Indonesia. International Journal of Information, Business and Management, Vol. 12,
No.4, 2020.
• Diener, F.; Špaˇcek, M. Digital Transformation in Banking: A Managerial Perspective
on Barriers to Change. Sustainability 2021, 13, 2032.
https://doi.org/10.3390/su13042032