Anda di halaman 1dari 13

UTS PERANCANGAN TEKNIK

INDUSTRI

Disusun Oleh :
Muhammad Yusril N
19032010176 / Paralel A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produk adalah segala hal yang bisa ditawarkan, dipunyai, dimanfaatkan ataupun
dikonsumsi agar mampu memuaskan kebutuhan ataupun keperluan konsumen.
Didalamnya mencakup wujud fisik, jasa, orang, tempat organisasi ataupun suatu ide.
Produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yangdihasilkan
tersebut tidak sesuai denganstandar mutu yang ditetapkan, tetapi secaraekonomis produk tersebut
dapat diperbaikidengan mengeluarkan biaya tertentu, danbiaya yang dikeluarkan harus lebih rendah
darinilai jual setelah produk tersebut diperbaiki. Secara umum, produk cacat biasanya
adalah kesalahan minor dalam produksi. Sebagai contoh di perusahaan
sepatu, defective goods yang terjadi adalah jahitan yang tidak rapih, warna yang kurang
cocok, tali sepatu panjang sebelah dll. Jika melihat dari segi produksi, defective
goods tentu sedikit lebih baik dibandingkan dengan spoiled goods. Sebab, produk cacat
masih bisa diperbaiki ulang dan dijual dengan harga yang sama. Hal itu tentunya tidak
akan membuat sebuah perusahan merugi.
Seven Tools adalah 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh produksi, terutama pada permasalahan yang
berkaitan dengan kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC ini pertama kali diperkenalkan oleh
Kaoru Ishikawa pada tahun 1968. Ketujuh alat tersebut adalah Check Sheet, Control
Chart, Cause and Effect Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Scatter Diagram dan
Stratification
Untuk dapat mengurangi defect produk atau produk cacat maka dapat dilakukan
dengan menggunakan cara seven tools, dalam makalah ini akan membahas aplikasi
metode seven tools dan analisis 5w+1h untuk mengurangi produk cacat pada pt.
Berlina, tbk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode
seven tools yang diterapkan dalam sebuah proses produksi yang ada sehingga dapat
mengurangi defect produk yang dihasilkan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu kebutuhan dan
keinginan seseorang (Kotler & Amstrong, 2008). Sedangkan menurut (Kotler & Keller,
2009) mendefinisikan produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan juga ide. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat dijual atau ditawarkan kepada
pelanggan, untuk dikonsumsi atau digunakan guna memenuhi keinginan dan kebutuhan
pelanggan.
2. Produk Cacat
Cacat produk adalah karakteristik produk yang menghalangi kegunaannya untuk
tujuan yang dirancang dan diproduksi. Cacat produk muncul paling menonjol dalam
konteks hukum mengenai keamanan produk, di mana istilah ini diterapkan untuk "apa
pun yang membuat produk tidak cukup aman".
Terdapat beberapa pengertian mengenai produk cacat, menurut (Bustami &
Nurlela, 2007) produk cacat merupakan produk yang dihasilkan dalam proses produksi,
dimana produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan,
tetapi masih bisa diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa produk cacat merupakan produk yang dihasilkan melalui suatu
proses dan produk tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi atau standar, yang sudah
ditetapkan oleh produsen pembuat produk tersebut, tetapi masih dapat diperbaiki
dengan mengeluarkan beban atau biaya tertentu.
3. Pengertian Kualitas
Kualitas adalah kemampuan atau upaya produsen untuk memenuhi kepuasan
konsumen, dengan memberikan kebutuhan, ekspektasi, dan bahkan harapan dari
konsumen, kepuasan tersebut dapat dilihat dan diukur dari hasil akhir produk yang
dihasilkan oleh suatu produsen. Terdapat dua aspek yang menjadi konsentrasi bagi
produsen dalam menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu kualitas dalam desain
(Quality of Design), yang merupakan kualitas pada rancangan awal seperti target
performa yang diharapkan, ukuran, kekuatan, dan tidak rusak apabila digunakan dalam
jangka waktu yang lama. Aspek kedua yaitu kualitas dalam kesesuaian teknis (Quality of
Conformance) yaitu kesesuaian dari tahapan pengerjaan teknis, dengan kriteria
spesifikasi yang telah dirancang
4. Pengertian Seven Tools
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh setiap
komponen dalam perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan produksinya
agar produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan standar kualitas. Dalam
pengendalian proses statistik dikenal adanya metode Seven Tools. Metode ini merupakan
salah satu metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah. Seven tools
adalah 7 alat yang digunakan untuk mendukung pengendalian kualitas. Pada dasarnya
seven tools digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam proses
produksi. Dalam industri manufaktur, seven tools sebenarnya tidak hanya digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kualitas saja. Masalah lain seperti losstime atau
waktu proses yang hilang karena sesuatu hal dalam proses produksi juga bisa
diselesaikan dengan seven tools. Seven tools merupakan alat yang didesain cukup
sederhana agar mudah dipahami oleh setiap orang membacanya.
Penggunaan seven tools tidak harus digunakan secara berurutan. Sebab, kita bisa
memakai alat – alat tersebut sesuai dengan kebutuhan penelitian kita.Dalam penyelesaian
suatu masalah dengan menggunakan seven tools, kita perlu metodologi untuk
mempermudah tahapan dalam menyelesaikan masalah. Sebab, seven tools tidak bisa
berdiri sendiri. Perlu adanya metodologi untuk mengelola pengunaan peralatan tersebut.
Secara umum seven tools biasanya digunakan bersamaan dengan
metode PDCA , DMAIC atau six sigma.
1. Check sheet
Check sheet adalah sebuah lembar periksa yang digunakan untuk proses
pengumpulan data – data sebelum diolah ataupun dianalisa. Pada umumnya format
pembuatan check sheet dibuat sesuai dengan kondisi area kerja jika diperuntukkan
sebagai kontrol proses ataupun diperuntukkan untuk pengambilan data dalam penelitian.
2. Diagram pareto
Diagram pareto digunakan untuk mengetahui urutan masalah terbesar berdasarkan
frekuensi yang didapatkan dari check sheet. Masalah yang terbesar ditampilkan dalam
bentuk grafik paling kiri,sedangkan masalah yang terkecil ditampilkan disebelah kanan.
Masalah yang terbesar biasanya akan lebih diutamakan dan segera ditindak lanjuti dari
pada masalah yang lain.
3. Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram)
Cause and Effect Diagram adalah alat QC yang dipergunakan untuk meng-
identifikasikan dan menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat agar dapat
menemukan akar penyebab dari suatu permasalahan. Cause and Effect Diagram dapat
dipergunakan untuk menunjukkan Faktor-faktor penyebab dan akibat kualitas yang
disebabkan oleh Faktor-faktor penyebab tersebut.Karena bentuknya seperti Tulang Ikan,
Cause and Effect Diagaram disebut juga dengan Fishbone Diagram
4. Histogram
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data
secara visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu
kumpulan data. Manfaat dari penggunaan Histogram adalah untuk memberikan
informasi mengenai variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat
keputusan dalam upaya peningkatan proses yang berkesimbungan (Continous Process
Improvement).
5. Control Chart (Peta Kendali)
Control chart (Peta Kendali) merupakan salah satu dari alat dari QC 7 tools yang
berbentuk grafik dan dipergunakan untuk memonitor/memantau stabilitas dari suatu
proses serta mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu. Control Chart ini
memiliki Upper Line (garis atas) untuk Upper Control Limit (Batas Kontrol tertinggi),
Lower Line (garis bawah) untuk Lower control limit (Batas control terendah) dan
Central Line (garis tengah) untuk Rata-rata (Average).
6. Scatter Diagram (Diagram Tebar)
Scatter Diagram adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap
seberapa kuatnya hubungan antara 2 variabel serta menentukan jenis hubungannya.
Hubungan tersebut dapat berupa hubungan Positif, hubungan Negatif ataupun tidak ada
hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran grafis yang terdiri
dari sekumpulan titik-titik dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan Variabel Y).
Dalam Bahasa Indonesia, Scatter Diagram disebut juga dengan Diagram Tebar.
7. Stratification (Stratifikasi)
Yang dimaksud dengan Stratifikasi dalam Manajemen Mutu adalah Pembagian dan
Pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik
yang sama. Tujuan dari penggunaan Stratifikasi ini adalah untuk mengidentifikasikan
faktor-faktor penyebab pada suatu permasalahan.
5. Latar Belakang Penerapan Seven Tools Pada PT. BERLINA, Tbk
Pengendalian kualitas sangat diperlukan agar bisa terus bersaing dengan
perusahaan lain dan meningkatkan nilai jual, dan yang paling penting adalah mendapat
kepercayaan penuh dari pelanggan. Dengan kualitas yang tetap terjaga maka akan
berdampak positif pada perusahaan berupa kepercayaan konsumen akan produk
perusahaan dengan akan terus memakai produk perusahaan dan selanjutnya akan
memberikan keuntungan ke perusahaan.
PT. Berlina merupakan perusahaan industri pembuatan botol plastik, salah satu
produknya adalah Galon AQUA. Untuk memenuhi permintaan pemesan yang terus–
menerus, dalam melakukan proses pembuatannya harus dilakukan dengan cepat namun
sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan. Dalam upaya melakukan peningkatan
kualitas dan peningkatan pencapaian target produksi, manajemen PT. Berlina setiap
bulan meninjau ulang kembali hasil pencapaian target produksi. Dari hasil catatatn
pencapaian target produksi tersebut, didapatkan hasil produksi tidak maksimal terjadi
pada bulan Agustus 2015. Setelah dilakukan penelitian mengenai hal ini, ternyata
ditemukan persentase cacat yang cukup besar, seperti bintik hitam, bottom melipat,
lengket, ndlendeng (lumer), gelembung, dll. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, maka
diperlukan analisa mengenai penyimpangan yang terjadi didalam produksi dan mencari
penyebab cacat produk yang ditimbulkan serta memberikan saran perbaikan sebagai
upaya untuk meminimalisasi cacat produk. Metode yang cocok untuk digunakan untuk
permasalahan ini adalah menggunakan metode seven tool yang merupakan bagian dari
statistical process control dan 5W+1H untuk mengidentifikasi cacat kualitas produk yang
terjadi yang nantinya diharapkan dapat memberikan usulan perbaikan.

6. Penerapam Metode Seven Tools Pada PT. BERLINA, Tbk


1. Check sheet
Pemeriksaan cacat pada PT. Berlina Tbk. menggunakan lembar pengamatan check sheet
yang bertujuan untuk memberikan informasi berupa data cacat produk yang berisi mengenai
waktu pengamatan, jenis permasalahan/ cacat, dan jumlah cacat. Tabel 1 adalah contoh check
sheet data cacat produk Galon AQUA yang dicatat oleh operator departemen produksi untuk
bulan Agustus 2015. Dimana sumbu y memperlihatkan frekuensi data dari setiap kelas,
sedangkan sumbu x menunjukkan jumlah cacat masing-masing kelas atau bagian. Dengan
menggunakan software SPSS berikut akan ditampilkan histogram dari jumlah cacat. Gambar 1-6
berikut merupakan diagram histogram dari data cacat produk.
2. Parietto Diagram
Tujuan dari diagram pareto ini adalah untuk memperjelas faktor yang paling
penting (atau yang paling besar) dari beberapa faktor yang ada. Gambar 18 berikut ini
adalah output diagram pareto dengan menggunakan software Minitab.

Berdasarkan tampilan output diatas, dapat diketahui bahwa cacat produksi yang
terjadi pada proses produksi Galon AQUA pada bulan Agustus 2015 didominasi oleh
jenis cacat kotor hitam, bottom melipat dan lengket. Jadi sebaiknya perbaikan dapat
dilakukan dengan memfokuskan pada cacat produksi yang paling dominan atau terbesar
tersebut.
3. Stratifikasi

Dari data jenis dan jumlah cacat pada produk Galon AQUA maka dapat dilakukan
pengklasifikasian data menjadi kelompok sejenis yang lebih kecil sehingga terlihat lebih
jelas. Stratifikasi pada produk Galon ini didasarkan pada 6 jenis cacat, dimana cacat
paling tinggi dari data keseluruhan adalah jenis cacat bintik hitam. Lima jenis cacat
lainnya antara lain sebagai berikut : bottom melipat, lengket, ndlendeng, gelembung dan
lain-lain (tebal tipis, mulut botol tidak press, bintik putih dan mulut tertutup). Dari
jumlah total yang diperiksa sebanyak 2.628 unit, terdapat 2.041 unit yang berkualitas
baik dan 587 unit yang dinyatakan cacat.
4. Histogram
Histogram merupakan salah satu alat yang digunakan untuk membantu
menemukan variasi distribusi dari suatu pengukuran dan frekuensi dari setiap
pengukuran. Histogram menunjukkan karakteristik- karakteristik dari data yang dibagi-
bagi menjadi kelas-kelas

Berdasarkan tampilan output diatas, dapat diketahui bahwa proses produksi produk
Galon AQUA sudah terkendali karena tidak ada data yang berada diluar batas pengendali
atas maupun batas pengendali bawah.
5. Scatter Diagram
Diagram pencar menggambarkan korelasi atau hubungan dari suatu penyebab
(faktor) terhadap faktor lain atau terhadap akibat atau karakteristik lain. Dengan
menggunakan diagram scatter akan terlihat kedekatan dari dua data. Pada permasalahan
ini, dua data yang dicari kedekatan hubungannya yaitu antara jumlah total produksi dan
jumlah cacat produksi.
6. Control Chart
Control chart adalah peta yang digunakan grafik untuk mengevaluasi suatu proses,
apakah dalam keadaan terkendali atau tidak. Dalam penelitian kali ini, peta kendali yang
digunakan adalah peta kendali p untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan
masih dalam batas yang disyaratkan atau tidak. Selain itu karena perusahaan melakukan
100% inspeksi, maka pengukuran control chart harus menggunakan peta pengendali
proporsi kesalahan (p-chart).
7. Fishbone Diagram (Cause and Effect Diagram)
Diagram sebab akibat atau fishbone diagram adalah bagian dari seven tools yang
digunakan untuk menganalisa penyebab - penyebab dari masalah utama yang terjadi di
PT. Berlina, Tbk. Pada penelitian ini masalah yang menjadi pangkal pada fishbone
diagram adalah banyaknya cacat yang terjadi pada proses produksi Galon AQUA. Dari
pangkal masalah ini akan dianalisis Berdasarkan pengolahan data yang telah dibuat,
tidak lancarnya produksi diakibatkan oleh beberapa faktor. Untuk itu melalui fishbone
diagram akan ditelusuri sebab-sebab dari aspek tersebut. Penyebabnya dikelompokkan
menjadi 5 elemen, yaitu man, machine, method, material dan environment. Gambar 19
berikut adalah fishbone diagram dari produksi Galon AQUA. Penyebab terjadinya
masalah ini dari cabang hingga ke akar sehingga didapatkan akar permasalahan utama
yang kemudian dipikirkan apakah langkah perbaikan untuk hal tersebut.

Dari fishbone diagram diatas, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan cacat


bintik hitam pada produk Galon AQUA, maka perlu dilakukan langkah– langkah
perbaikan sebagai berikut:
1. Faktor Machine
a. Melaksanakan prosedur perawatan mesin meliputi :
-Waktu pencucian mesin dilakukan secara berkala sesuai SOP
-Mengganti part-part mesin yang sudah tidak layak pakai
-Perawatan pada part yang memerlukan perawaran seperti re-chrome screw
-Melakukan polishing pada bagian screw dan barel
b. Melakukan perawatan dan perbaikan pada mesin secara berkala
-Mengisi oli dengan bersih agar tidak mengganggu kebersihan material
-Mengasah pisau cutting secara berkala
2. Faktor Method
a. Melakukan prosedur pembersihan mesin secara berkala, karena selama ini terjadi
bahwa prosedur belum dijalankan sepenuhnya disebabkan oleh jadwal prosuksi
yang padat, tetapi langkah ini harus diambil untuk menghindari kerugian yang
semakin besar akibat kerusakan mesin.
b. Membuat perintah kerja kepada operator dan staf yang bertanggung jawab
melaksanakan prosedur tersebut
c. Mengenalkan contoh jenis-jenis cacat pada operator, hal ini dapat dilengkapi di
lembar checksheet, agar saat cacat didapat, langsung dilakukan tindakan perbaikan
3. Faktor Man
a. Diberi pelatihan secara berkala mengenai perintah kerja yang telah dibuat
sebelumnya dengan lebih detail kepada operator dan staf
b. Operator dan karyawan harus menjalankan SOP secara keseluruhan dengan baik
dan benar, yang terbaik akan mendapatkan award, jika tidak melaksanakan akan
mendapatkan punishment.
4. Faktor Material
a. Tempat penyimpanan masing-masing material harus dalam keadaan tertutup,
sehingga tidak memusahkan kotoran asing/benda asing masuk kedalamnya.
b. Sisa material setelah produksi dituang ke wadah yang ada penutupnya sendiri
(dibedakan) dan diberi label agar tidak tertukar saat pengambilan material.
c. Menyediakan tempat avfal (material sisa setelah pembentukan botol), sehingga
sisa yang jatuh dari mesin jatuh ketempat/.wadah yang bersih dan tidak jatuh ke
tempat yang kotor, karena meskipun sisa, masih dapat digunakan.
5. Faktor Environment
a. Lantai produksi dan alat-alat dibersihkan secara berkala pada saat sebelum
proses produksi dimulai setiap pergantian shift.
b. Menyediakan tempat untuk alat-alat bekas pakai diberbagai tempat yang mudah
dijangkau (dekat mesin dan operator)
c. Membuat papan peringatan untuk memakai APD dan melakukan 5S dengan
tertib, serta perlu tindakan yang tegas dengan memberikan peringatan kepada
karyawan yang tidak memakai APD dengan benar
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian diatas
sebagai berikut :
Kualitas merupakan suatu persepsi dan konsep yang harus diterapkan oleh
perusahaan dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan. Hal ini dikarenakan
pengembangan konsep kualitas akan membawa pengaruh yang besar bagi
perusahaan terutama dalam pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil dari
penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa, jenis kerusakan yang terjadi pada proses
produksi Galon AQUA PT. Berlina Tbk terdapat 6 jenis, yang di dominasi oleh jenis
cacat bintik hitam. Dengan menggunakan metode fishbone diagram, dapat diketahui
faktorfaktor yang menyebabkan cacat tersebut, yaitu terdapat pada faktor machine,
method, man dan material. Usulan perbaikan diberikan mengacu pada faktor
penyebab cacat hasil fishbone diagram. Pengendalian kualitas dengan metode seven
tools ini dilakukan dapat dilakukan agar produksi produk Galon AQUA pada PT.
Berlina, Tbk dapat lebih efektif dan lebih efisien, sehingga dapat memuaskan
pelanggan dengan kualitas yang baik dan menambah keuntungan bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai