Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : DWI HARYANTO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030340571/

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4265/MANAJEMEN KUALITAS

Kode/Nama UPBJJ : 48/PALANGKARAYA

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Fokus utamanya adalah untuk peningkatan kualitas dengan cara
mengurangi pemborosan serta untuk membantu organisasi
menghasilkan produk dan layanan lebih baik, cepat, dan biaya yang
murah. Pada dasarnya, metodologi six sigma berguna sebagai
langkah upaya perbaikan dan peningkatan proses
berkesinambungan (Continuous Improvement). Saat ini Six Sigma
menjadi sebuah sistem manajemen. Pengendalian kualitas produk
merupakan usaha untuk mengurangi produk yang cacat dari yang
dihasilkan perusahaan. Tanpa adanya pengendalian kualitas produk
akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, karena
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diketahui sehingga
perbaikan tidak bisa dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan
terjadi secara berkelanjutan. Apabila pengendalian kualitas dapat
dilaksanakan dengan baik maka setiap terjadinya penyimpangan
maka dapat digunakan untuk perbaikan proses produksi dimasa
yang akan datang. Dengan demikian, proses produksi yang selalu
memperhatikan kualitas produk akan menghasilkan produk yang
memiliki kualitas tinggi dan bebas dari kecacatan dan kerusakan,
sehingga harga produk tersebut dapat bersaing lebih kompetitif.

2. Lean Project Management adalah metode yang dilakukan


perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksi,
memperbesar value-nya, serta mengurangi terjadinya pemborosan.
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi pemborosan yang
terjadi dari segi waktu, budget, dan sumber daya. Selain itu,
metode Lean lebih berfokus meluangkan waktu untuk
meningkatkan kualitas produksi. Oleh karena itu, dalam
menerapkan metode Lean harus menghasilkan produk yang
berkualitas dan tidak memakan biaya yang terlalu besar. Secara
garis besar, perusahaan yang menggunakan metode ini lebih
mengutamakan produksi berdasarkan permintaan, bukan
penawaran. Sejalan dengan perkembangan, sekarang ini konsep
Lean Management tidak hanya dapat diterapkan di industry
manufaktur tetapi dapat diterapkan di perusahaan jasa, instansi
pemerintah dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, dan
sebagainya), maupun lembaga pendidikan, dapat menerapkan Lean
Management untuk menghasilkan proses yang lebih efektif dan
efisien, pelayanan yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, serta
kualitas mutu dan pelayanan yang lebih baik. Dengan hal tersebut,
maka lean management akan berpengaruh terhadap penciptaan
kualitas produk dan layanan di dalam suatu bisnis.

3. Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metode


untuk menjaring permintaan dari user melalui Voice Of Customer
(VOC) dan kemudian mengaplikasikannya sehingga menjadi sebuah
produk dengan fungsi yang baik. Agar QFD ini bisa diterapkan
dibutuhkan kerangka kerja yang dinamakan House of Quality
(HoQ). House of Quality (HoQ) digunakan dengan menerjemahkan
kebutuhan atau permintaan pelanggan, berdasarkan riset pasar dan
benchmarking data, dalam jumlah yang sesuai target yang harus
dipenuhi oleh desain produk baru. Metode HoQ ini didesain untuk
membantu perusahaan agar dapat fokus pada karakteristik dari
sebuah produk atau layanan yang ada dengan memperhatikan
segmentasi pasar dan kebutuhan pengembangan teknologi. Setiap
perusahaan selalu menggunakan data dan informasi untuk
membantu dalam proses perencanaan sebuah produk. Metode
House of Quality (HoQ) ini menggunakan format matriks untuk
menangkap sejumlah isu yang sangat penting untuk proses
perencanaan.
Langkah pembuatan House of Quality:
a) Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan
menentukan Voice Of Customer (VoC)
b) Pembuatan Planning Matrix
c) Tingkat Pelanggan dalam kompetisi
d) Deskripsi Teknis (Voice of Engineer)
e) Pembuatan Technical Response matrix (Substitute Quality
Characteristics=SQC)
f) Pembuatan Inter-Relationship matrix
4. Diagram Pareto adalah diagram batang yang dipadukan dengan
diagram garis untuk menunjukan suatu parameter yang diukur.
Dapat berupa frekuensi kejadian atau nilai tertentu, sehingga dapat
diketahui parameter dominannya. Diagram pareto menjadi metode
standar dalam pengendalian mutu supaya mendapatkan hasil yang
maksimal. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling
banyak terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Dalam Grafik,
ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik
terendah (paling kanan). Dalam aplikasinya, Diagram Pareto sangat
bermanfaat dalam menentukan dan mengidentifikasikan prioritas
permasalahan yang akan diselesaikan. Permasalahan yang paling
banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama kita untuk
melakukan tindakan.
Langkah- langkah dalam membuat Diagram Pareto adalah sebagai
berikut :
a) Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan
penyebab-penyebab kejadian
b) Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis
(misalnya per Bulanan, Mingguan atau per harian)
c) Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa
(check sheet)
d) Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi
kejadian (dari tertinggi sampai terendah)
e) Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif
f) Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang
g) Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis
h) Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut
i) Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian /
permasalahan
j) Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan
tindakan improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan
perbandingan hasil.
Dengan ke sepuluh Langkah tersebut, maka tentunya akan
membuat produk atau layanan menjadi berkualitas dan sesuai
dengan keinginan pasar. Hal itu tentunya akan membuat konsumen
atau pelanggan menjadi semakin yakin terhadap kualitas produk
dan akan dapat menaikkan rating bisnis atau usaha.
5. Fishbone diagram atau diagram tulang ikan adalah salah satu alat
pengendalian kualitas yang diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang. Diagram ini sering
juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram dan
merupakan salah satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality
tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengetahui
penyebab dari suatu masalah. Diagram ini menggambarkan
hubungan antara masalah dengan semua faktor penyebab yang
mempengaruhi masalah tersebut. Dalam hal ini, fishbone diagram
dapat membantu dalam mewujudkan produk/layanan berkualitas
dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
produk/layanan tersebut dan menemukan solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)
karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong
kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan
sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan
berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai
moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab
sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram
Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut
menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan
pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat
dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab
(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh
faktor-faktor penyebab itu. Diagram Fishbone telah menciptakan
ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap
orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah
dengan tuntas sampai ke akarnya.

Anda mungkin juga menyukai