Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4265/MANAJEMEN KUALITAS
Kode/Nama UPBJJ : 48/PALANGKARAYA
Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Fokus utamanya adalah untuk peningkatan kualitas dengan cara mengurangi pemborosan serta untuk membantu organisasi menghasilkan produk dan layanan lebih baik, cepat, dan biaya yang murah. Pada dasarnya, metodologi six sigma berguna sebagai langkah upaya perbaikan dan peningkatan proses berkesinambungan (Continuous Improvement). Saat ini Six Sigma menjadi sebuah sistem manajemen. Pengendalian kualitas produk merupakan usaha untuk mengurangi produk yang cacat dari yang dihasilkan perusahaan. Tanpa adanya pengendalian kualitas produk akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan yang tidak diketahui sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan terjadi secara berkelanjutan. Apabila pengendalian kualitas dapat dilaksanakan dengan baik maka setiap terjadinya penyimpangan maka dapat digunakan untuk perbaikan proses produksi dimasa yang akan datang. Dengan demikian, proses produksi yang selalu memperhatikan kualitas produk akan menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi dan bebas dari kecacatan dan kerusakan, sehingga harga produk tersebut dapat bersaing lebih kompetitif.
2. Lean Project Management adalah metode yang dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksi, memperbesar value-nya, serta mengurangi terjadinya pemborosan. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi pemborosan yang terjadi dari segi waktu, budget, dan sumber daya. Selain itu, metode Lean lebih berfokus meluangkan waktu untuk meningkatkan kualitas produksi. Oleh karena itu, dalam menerapkan metode Lean harus menghasilkan produk yang berkualitas dan tidak memakan biaya yang terlalu besar. Secara garis besar, perusahaan yang menggunakan metode ini lebih mengutamakan produksi berdasarkan permintaan, bukan penawaran. Sejalan dengan perkembangan, sekarang ini konsep Lean Management tidak hanya dapat diterapkan di industry manufaktur tetapi dapat diterapkan di perusahaan jasa, instansi pemerintah dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, dan sebagainya), maupun lembaga pendidikan, dapat menerapkan Lean Management untuk menghasilkan proses yang lebih efektif dan efisien, pelayanan yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, serta kualitas mutu dan pelayanan yang lebih baik. Dengan hal tersebut, maka lean management akan berpengaruh terhadap penciptaan kualitas produk dan layanan di dalam suatu bisnis.
3. Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metode
untuk menjaring permintaan dari user melalui Voice Of Customer (VOC) dan kemudian mengaplikasikannya sehingga menjadi sebuah produk dengan fungsi yang baik. Agar QFD ini bisa diterapkan dibutuhkan kerangka kerja yang dinamakan House of Quality (HoQ). House of Quality (HoQ) digunakan dengan menerjemahkan kebutuhan atau permintaan pelanggan, berdasarkan riset pasar dan benchmarking data, dalam jumlah yang sesuai target yang harus dipenuhi oleh desain produk baru. Metode HoQ ini didesain untuk membantu perusahaan agar dapat fokus pada karakteristik dari sebuah produk atau layanan yang ada dengan memperhatikan segmentasi pasar dan kebutuhan pengembangan teknologi. Setiap perusahaan selalu menggunakan data dan informasi untuk membantu dalam proses perencanaan sebuah produk. Metode House of Quality (HoQ) ini menggunakan format matriks untuk menangkap sejumlah isu yang sangat penting untuk proses perencanaan. Langkah pembuatan House of Quality: a) Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menentukan Voice Of Customer (VoC) b) Pembuatan Planning Matrix c) Tingkat Pelanggan dalam kompetisi d) Deskripsi Teknis (Voice of Engineer) e) Pembuatan Technical Response matrix (Substitute Quality Characteristics=SQC) f) Pembuatan Inter-Relationship matrix 4. Diagram Pareto adalah diagram batang yang dipadukan dengan diagram garis untuk menunjukan suatu parameter yang diukur. Dapat berupa frekuensi kejadian atau nilai tertentu, sehingga dapat diketahui parameter dominannya. Diagram pareto menjadi metode standar dalam pengendalian mutu supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan). Dalam aplikasinya, Diagram Pareto sangat bermanfaat dalam menentukan dan mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Permasalahan yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama kita untuk melakukan tindakan. Langkah- langkah dalam membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut : a) Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab kejadian b) Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per Bulanan, Mingguan atau per harian) c) Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet) d) Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi sampai terendah) e) Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif f) Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang g) Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis h) Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut i) Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan j) Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil. Dengan ke sepuluh Langkah tersebut, maka tentunya akan membuat produk atau layanan menjadi berkualitas dan sesuai dengan keinginan pasar. Hal itu tentunya akan membuat konsumen atau pelanggan menjadi semakin yakin terhadap kualitas produk dan akan dapat menaikkan rating bisnis atau usaha. 5. Fishbone diagram atau diagram tulang ikan adalah salah satu alat pengendalian kualitas yang diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang. Diagram ini sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram dan merupakan salah satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengetahui penyebab dari suatu masalah. Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua faktor penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. Dalam hal ini, fishbone diagram dapat membantu dalam mewujudkan produk/layanan berkualitas dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk/layanan tersebut dan menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram Fishbone telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya.