LOGAM
Materi :
1. Memotong logam 7. Bentuk Serpihan dan Penimbulannya
2. Pemotongan logam 8. Media Pendingin
3. Perkakas pemotong logam 9. Penggunaan media pendingin
4. Bentuk dan Sudut Pahat 10.Kemampumesinan dan Penyelesaian Permukaan
5. Bahan Pahat 11. Kerusakan pahat
6. Umur Pahat 12.Kecepatan Potong dan Hantaran
Perkakas pemotong logam
• Dalam menganalisa proses pemotongan, dianggap bahwa serpihan disobek dari benda
kerja dengan gerakan menggeser melintasi bidang AB. Serpihan akan mengalami gaya
gesek yang tinggi dengan permukaan pahat. Oleh sebab itu kerja untuk membuat
serpihan harus bisa mengatasi gaya geser dan gaya gesek yang timbul.
• Untuk mengukur gaya gaya yang bekerja pada perkakas digunakan alat yang disebut
dynamometer
• Gaya-gaya yang biasa bekerja pada perkakas potong yang bisa diukur oleh
dinamometer yaitu gaya potong, tangensial dan radial.
• Bentuk paling sederhana dari perkakas pemotong adalah pahat mata tunggal seperti
yang digunakan dalam pekerjaan mesin bubut dan pengetam
Bentuk dan Sudut Pahat
untuk memahami gerakan memotong dari pahat mata tunggalyang dipakai pada mesin bubut
ditunjuk pada gambar samping
• sudut-sudut yang ada digambar adalah untuk sebuah pahat pemotong yang dipasang
horizontal atau tegak lurus
• diatas terlihat pahat mata tunggal yang dipakai pada mesin bubut dimana pahatnya
berbentuk baji, dan sudut yang tercakup disebut sudut potong.
• Sudut pengaman samping antara sisi perkakas dengan benda kerja adalah untuk mencegah
penggesekan perkakas.
• Sudutnya kecil sekitar 6 sampai 8 derajat untuk bahan pada umumnya
Memotong Logam
Mengerti tentang prinsip pemotongan dengan baik akan membantu dalam proses
produksi yang ekonomis.Prinsip pemotongan banyak digunakan pada pembubutan,
penyerutan, pengetaman, pemfris-an ataupun pengeboran.
Pemotongan Logam
• Perkakas pemotong logam
• Bentuk dan Sudut Pahat
• Bahan Pahat
• Bentuk Serpihan dan Penimbulannya
• Pengendalian Serpihan
• Media Pendingin (Coolant)
• Kemampumesinan dan Penyelesaian Permukaan
• Umur Pahat
• Kecepatan Potong dan Hantaran
Bahan Pahat
1. Baja Karbon Tinggi 4.Karbida
Kandungan karbon berkisar 0,80 sampai 1,20% dan baja Perkakas karbida yang hanya mengandung wolfram
ini mempunyai kemampuan baik untuk dikeraskan. Pada karbida dan kobalt (94% wolfram karbida dan 6% kobalt)
kekerasan maksimum maka baja agak rapuh dan kalau cocok untuk memesin besi cor dan semua bahan lain
dikehendaki sedikit keuletan, maka harus dikorbankan kecuali baja.
kekerasannya Kekerasan bahan karbida mengungguli bahan lain karena
dapat mempertahankan tepi potong pada suhu diatas 1200
2.Baja Kecepatan Tinggi 5.Intan
oC.
Baja ini mengandung unsur paduan yang tinggi sehingga Intan digunakan sebagai pahat mata tunggal dan digunakan
mempunyai kemampuan dikeraskan sangat baik dan tetap untuk pemotongan ringan dan kecepatan tinggi, harus
mempertahankan tepi pemotongan yang baik sampai suhu didukung dengan kaku karena intan mempunyai kekerasan
sekitar 650 derajat. Beberapa jenis baja kecepatan tinggi al: dan kerapuhan yang tinggi. Perkakas ini digunakan untuk
a.Baja kecepatan tinggi 18-4-1 bahan keras yang sulit dipotong dengan bahan perkakas
b.Baja kecepatan tinggi Molibden yang lain
c.Baja kecepatan sangat tinggi
3.Paduan Cor Bukan Besi 6.keramik
Sejumlah bahan paduan bukan besi yang mengandung Serbuk aluminium oksida (salah satu bahan keramik)
unsur paduan utama seperti kobalt, chrom dan tungsten dengan beberapa bahan tambahan dibuat sebagai sisipan
dengan sedikit unsur pembentuk karbida (1 sampai 2%) pahat pemotong. Sisipan ini diapitkankepada pemegang
seperti tantalum, molibden atau boron pahat atau diikatkan padanya dengan epoxy resin. Bahan
Paduan ini dibentuk dengan cor dan mempunyai kekerasan ini mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi tetapi agak
merah yang tinggi yaitu sampai suhu 925 oC rapuh. Titik pelunakan keramik pada umumnya adalah
diatas 1100 oC
Bentuk Serpihan dan Penimbulannya
Jenis I
• serpihan tidak kontinyu atau terputus-putus, menunjukan suatu kondisi yaitu logam didepan pahat diretakkan menjadi
potongan-potongan agak kecil.
• Serpihan jenis ini didapatkan dalam memesin bahan rapuh seperti besi cor dan perung
Jenis II
• jenis kontinyu adalah jenis ideal dari serpihan.
• Dalam hal ini logam diubah bentuknya secara kontinyu dan meluncur dipermukaan pahat tanpa retak.
• Serpihan jenis ini timbul pada kecepatan potongan tinggi dan agak sering kalau pemotongannya dilakukan dengan
pahat karbida.
Jenis III
• adalah ciri serpihan yang dimesin dari bahan ulet yang mempunyai angka gesekan tinggi.
• Pada saat dimulai pemotongan, beberapa bahan tertegak didepan tepi pemotongan.
• Beberapa bagian benda kerja ada kalanya menempel pada perkakas
Kerusakan pahat
• Penggerindaan yang tidak tepat atas sudut pahat.
• Kehilangan kekerasan pahat. Disebabkan oleh pemanasan yang berlebihan
• Pematahan atau penyerpihan tepi pahat. Disebabkan karena pengambilan pemotongan terlalu
berat atau karena sudut potong terlalu kecil.
• Aus alamiah dan pengamplasan.
• Pahat retak karena beban berat