1
Nama Dosen, 2Prycilia Pingkan Mamuaja, 3Deviana Pratiwi Munthe
1,2,3
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Manado, Manado, Indonesia
Email: rymamaluhima@gmail.com(email mahasiswa)
NIM: 18704110
Kelas : B
Abstrak
Penyakit jantung koroner terjadi karena adanya kolesterol darah yang menumpuk pada
dinding pembuluh darah arteri di jantung. Peristiwa ini disebut dengan ateriosklerosis. Faktor
risiko penyakit jantung koroner diantaranya adalah faktor gaya hidup yang terdiri dari
kebiasaan konsumsi makanan berlemak dan berkolesterol, kebiasaan merokok, kebiasaan
olahraga, dan tingkat stres. Dewasa ini, penyakit jantung koroner tidak hanya menyerang
golongan usia tua, tapi juga sudah banyak menyerang orang berusia produktif.
Pendahuluan
Penyakit jantung koroner termasuk ke dalam kelompok penyakit
kardiovaskuler, dimana penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di
negara dengan pendapatan rendah dan menengah seperti Indonesia (Delima, Mihardja dan
Siswoyo, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) (2013) kematian akibat
penyakit kardiovaskuler mencapai 17,1 juta orang per tahun. Penyakit kardiovaskuar
diantaranya penyakit jantung koroner dan stoke menjadi urutan pertama dalam daftar penyakit
kronis di dunia. Di Indonesia sendiri prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan
wawancara terdiagnosis oleh dokter sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan terdiagnosis atau
gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013).
Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi sangat penting terutama
untuk manusia. Salah satu fungsi jantung yaitu memompa dan mengalirkan darah yang
berisikan oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh. Seiring dengan bertambahnya
usia seseorang, pola makan salah, gaya hidup tidak sehat, kurangnya aktivitas akan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Hal itu akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan fungsi jantung. Kemampuan fungsi jantung akan terus menerus menurun yang
kemudian dapat menimbulkan penyakit jantung koroner
Pembahasan
Subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau sumber informasi
oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya.
Syarat Penelitian
1. Sistematis
Penelitian dilaksanakan dan disusun dengan menggunakan pola, mulai dari yang paling
sederhana hingga yang paling kompleks.
2. Terencana
Penelitian dilaksanakan dengan pertimbangan dan rencana yang matang. Hal ini termasuk
penggunaan metode penelitian yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung. Terdapat dua
jenis arteri koroner, yang sama-sama bercabang dari aorta atau pembuluh darah besar, yaitu
1. Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA) – Arteri ini berfungsi mengalirkan
darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung. LMCA terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Left anterior descending (LAD) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian depan dan kiri jantung.
- Circumflex (LCX) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian belakang dan sisi luar jantung.
2. Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA) – Arteri ini mengalirkan darah ke serambi
kanan dan bilik kanan. Selain itu, RCA juga mengalirkan darah ke nodus sinoatrial dan nodus
atrioventrikular, yang mengatur ritme jantung. RCA terbagi menjadi right posterior
descending dan acute marginal artery. Bersama LAD, RCA juga mengalirkan darah ke bagian
tengah jantung, dan septum (dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung).
Berdasarkan data WHO, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular
penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2015 saja, tercatat lebih dari 7 juta orang meninggal
karena PJK. Sedangkan di Indonesia sendiri, lebih dari 2 juta orang terkena PJK di tahun 2013. Dari
jumlah tersebut, PJK lebih sering terjadi pada rentang usia 45-54 tahun
Gejala
Berkurangnya asupan darah ke jantung mungkin saja tidak menimbulkan gejala apa pun pada
awalnya. Namun, bila lemak makin menumpuk di arteri, maka akan mulai muncul gejala penyakit
koroner (PJK), seperti:
Angina
Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Meskipun pada umumnya
tidak mengancam nyawa, tetapi angina dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan
jantung atau stroke
Angina dapat berlangsung beberapa menit, dan biasanya muncul karena dipicu oleh aktivitas fisik
atau stres. Sakit yang dialami akibat angina juga beragam. Angina ringan hanya menimbulkan rasa
tidak nyaman seperti sakit maag. Tetapi, serangan angina berat dapat menimbulkan nyeri dada
seperti tertindih. Sensasi nyeri dada tersebut bisa menyebar ke lengan, leher, dagu, perut, dan
punggung.
Serangan jantung
serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya. Kondisi ini harus segera
ditangani, agar tidak terjadi kerusakan permanen pada otot jantung.
Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan angina. Hanya saja, nyeri pada serangan jantung akan
terasa lebih berat, dan dapat terjadi walaupun penderita sedang beristirahat.
Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher, perut, dan
punggung. Nyeri tersebut dapat berlangsung selama lebih dari 15 menit. Selain gejala tadi, penderita
juga bisa mengalami pusing, berkeringat, mual, dan tubuh terasa lemas.
Serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba, terutama pada penderita diabetes dan lansia.
Gagal jantung
Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung bila jantung terlalu lemah
untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan darah menumpuk di paru-
paru, sehingga penderita mengalami sesak napas.
Gagal jantung dapat terjadi seketika (akut), atau berkembang secara bertahap (kronis).
Pada beberapa kasus, penderita PJK mengalami gejala yang berbeda, seperti palpitasi (jantung
berdebar). Sebagian penderita bahkan tidak merasakan gejala apa pun, sampai didiagnosis menderita
PJK.
Faktor Resiko
-Usia
-Jenis kelamin
Pria lebih berisiko mengalami PJK dibanding wanita, kecuali apabila wanita telah mengalami
menopause
Faktor risiko lain yang dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup adalah:
Merokok
Kolesterol tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Diabetes yang tidak terkontrol
Obesitas/kegemukan
Kurang olahraga
Stress
Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner?
Berhenti merokok
Merokok meningkatkan risiko serangan jantung 2 kali lebih besar dibandingkan yang bukan perokok.
Perokok pasif yang secara rutin terpapar asap rokok juga berisiko mengalami penyakit jantung.
Nilai tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Jaga tekanan darah dengan menjaga pola makan
dan rajin berolahraga.
Nilai kolesterol total normal adalah di bawah 200 mg/dL, kolesterol baik atau HDL harus di atas 40
mg/dL untuk laki-laki dan di atas 50mg/dL untuk wanita, sedangkan nilai kolesterol jahat atau LDL
harus di bawah 130 mg/dL. Diet rendah lemak dan olahraga rutin juga dapat membantu menurunkan
kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik.
-Nilai gula darah puasa normal adalah di bawah 100 mg/dL dan gula darah sewaktu adalah di bawah
140 mg/dL. Kontrol diabetes dengan diet yang sehat, olahraga, jaga berat badan, dan minum obat
yang diresepkan dokter (jika diperlukan).
-Aktif berolahraga. Olahraga harus rutin dilakukan paling tidak 5 kali dalam seminggu masing-masing
selama 30 menit dengan intensitas sedang. Pilih jenis olahraga sesuai dengan kemampuan dan usia
Anda.
Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berhenti merokok
dan membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, kelolah stres dengan baik, misalnya dengan melakukan
relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.
Langkah pencegahan lain adalah dengan rutin menjalani peneriksaan jantung, gula darah dan
kolesterol tiap dua tahun. Pemeriksaan lebih rutin akan disarankan, pada pasien dengan riwayat
hipertensi dan penyakit jantung.
Perbanyaklah mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah. Selain itu, batasi kadar
garam pada makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh sehari. Hindari makanan dengan kadar kolesterol
tinggi, terutama bila kadar LDL Anda cukup tinggi. Beberapa jenis makanan tinggi kolestrol tersebut
antara lain:
Jenis makanan lain yang harus dihindari adalah makanan berkadar gula tinggi, karena dapat
meningkatkan risiko terkena diabetes, salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner.
Sebaliknya, tingkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dengan memperbanyak konsumsi makanan
tinggi lemak tak jenuh, seperti minyak ikan, alpukat, kacang-kacangan, serta minyak zaitun dan
minyak sayur.
Pola makan sehat yang dikombinasikan dengan olahraga rutin dapat menjaga berat badan ideal. Di
samping itu, olahraga rutin dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga tekanan darah tetap
normal.
Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat. Penting untuk diingat
bahwa jangan menghentikan pengobatan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, karena
dapat mengakibatkan gejala makin memburuk.
Kesimpulan
Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berhenti merokok
dan membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, kelolah stres dengan baik, misalnya dengan melakukan
relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.Perbanyaklah mengonsumsi makanan tinggi serat,
seperti sayur dan buah. Selain itu, batasi kadar garam pada makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh
sehari. Hindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi, terutama bila kadar LDL Anda cukup tinggi
Pola makan sehat yang dikombinasikan dengan olahraga rutin dapat menjaga berat badan ideal.
Daftar Pustaka
http://sosiologis.com/subjek-penelitian/amp
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/26/173807369/penelitian-definisi-ciri-sikap-
jenis-dan-syaratnya?page=all
http://kampus4u.blogspot.com/2015/04/etika-penelitian-riset.html?m=1
https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner