Anda di halaman 1dari 22

Analisa QC(Quality Control) dan QA ( Quality Assurance) Produk Kopi

Hitam Sachet Merk Top Coffee

Tugas Kelompok Sebagai Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sistem Pengendalian


Mutu

Disusun oleh:

Sayidati Zulaikhah (151710301023)


Azwaril Aqsho (151710301046)
Geby Yogi A. (151710301059)
Mia Silvia Rahman (151710301078)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
SEPTEMBER 2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sering adanya komplauin konsumen terhadap produk yang dipasarkan
seringkali membuat masalah bagi produsen misalkan tentang rasa atau harga
produk yang terlalu mahal tetapi kualitas produk kurang membuat produk yang
dipasarkan kurang laku dipasaran maka perlu adanya sistem yang
mengendalikanya terutama antara produsen dan konsumen salah satunya dengan
menggunakan sistem QC dan QA. Quality Control (pengendalian mutu) adalah
semua usaha untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen. Tujuan quality control agar
tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan
(second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai
kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Tujuan
Pengusaha menjalankan QC untuk menperoleh keuntungan dengan cara yang
fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali,
serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang.
Sedangkan penjaminan mutu atau Quality Assurance merupakan istilah
yang seringkali didengar dalam dunia industri, krena berhubungan dengan
produsen, produk/jasa, dan konsumen sebagai pelanggan. Konsep mutu ini
menggambarkan baik buruknya suatu produk/jasa yang dihasilkan yang akan
mencerminkan tingginya harga dari produk tersebut, dan tinggi dari produsen
yang memasok barang tersebut. Akan tetapi kini mutu produk/jasa dinilai
berdasarkan kepada kepuasan pelanggan yang menggunakan produk/jasa tersebut.
Untuk menggambarkan mutu suatu produk/jasa maka diperlukan suatu standar
atau kriteria yang ditetapkan oleh produsen. Standar ini dibuat berdasarkan hasil
penelitian terhadap kebutuhan pelanggan.
Sehingga kelompok kami menganalisa QC dan QA dari produk Top
Coffee sebagai tugas pembelajaran dalam menganalisa atau mengidentifikasi
beberapa masalah yang terjadi pada sebuah produk.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Quality Control dan Quality Assurance.
2. Untuk mengidentifikasi masalah produk kopi merk Top Coffee yang terjadi
pada quality control.
3. Untuk mengetahui solusi dari kekurangan produk kopi merk Top Coffee.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian QC (Quality Control)


Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang
berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian
kegiatanyang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan,
melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa
produkmaupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi
kepuasan.(Dewan Produktivitas Nasional, 1985)
2. Pengendalian mutu (quality control) adalah sistem manajemen
yangMengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan,
denganmenerapkan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik,
untukmendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan. (Astra TQC, 1984)
3. Pengendalian mutu (quality control)) merupakan keseluruhan
rangkainanterpadu (sistem) yang efektif guna melakukan pengembangan
kualitas,menjaga dan meningkatkan mutu kerja, melalui usaha-usaha
berbagaikelompok di dalam organisasi, sehingga memungkinkan untuk
memproduksibarang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk memberikan
kepuasan kepadakonsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO).
Adapun teknik yang digunakan untuk sistem quality control.
1. Inspeksi atau Inspection adalah menguji produk-produk yang akan dikirim ke
pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai dengan
persyaratan kualitas yang telah ditentukan.
2. Statistical Sampling adalah memilih sejumlah unit/produk secara acak dari
suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali dengan tujuan untuk memastikan
produk yang akan dikirimkan tersebut tidak terdapat produk cacat dan sesuai
dengan persyaratan kualitas yang ditentukan.
Quality Control Circle (QCC), dikenal dengan Gugus Kendali Mutu
(GKM), adalah salah satu bentuk pengendalian mutu pada tingkat pelaksana. Bila
diartikan, maka Quality Control Circle adalah kelompok yang terdiri dari
beberapa karyawan ( biasanya antara 3 – 10 orang), pada suatu unit kerja yang
sama di sebuah perusahaan, yang melaksanakan program perbaikan atau
peningkatan mutu, dengan menggunakan metode pemecahan masalah ”PDCA
Cycle” secara berkesinambungan, dan bertujuan memberikan kepuasan pelanggan
yang optimal, pun juga memberikan kepuasan bagi anggota kelompok itu sendiri.
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat
langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
PDCA dikenal sebagai “siklus Shewhart”, karena pertama kali
dikemukakan oleh Walter Shewhart beberapa puluh tahun yang lalu. Namun
dalam perkembangannya, metodologi analisis PDCA lebih sering disebut “siklus
Deming”. Hal ini karena Deming adalah orang yang mempopulerkan
penggunaannya dan memperluas penerapannya. Namun, Deming sendiri selalu
merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Belakangan,
Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih
menggambarkan rekomendasinya.Dengan nama apa pun itu disebut, PDCA
adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
tanpa berhenti.
Konsep PDCA tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk
proses perbaikan kualitas secara terus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke
keadaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi
Pengidentifikasian masalah yang akan dipecahkan dan pencarian sebab-sebabnya
serta penentuan tindakan koreksinya, harus selalu didasarkan pada fakta. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindarkan adanya unsur subyektivitas dan pengambilan
keputusan yang terlalu cepat serta keputusan yang bersifat emosional. Selain itu,
untuk memudahkan identifikasi masalah yang akan dipecahkan dan sebagai
patokan perbaikan selanjutnya, perusahaan harus menetapkan standar pelayanan.
PDCA seringkali dipergunakan dalam kegiatan KAIZEN dan DMAIC
dipergunakan pada aktivitas LEAN SIX SIGMA. PDCA sangatlah cocok untuk
dipergunakan untuk skala kecil kegiatan continues improvement pada
memperpendek siklus kerja, menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan
produktivitas. Sementara DMAIC akan lebih powerfull dalam hal menghilangkan
varian output, kestabilan akan mutu, improve yield, situasi yang lebih komplek,
struktur penghematan biaya, dan efektivitas organisasi bisnis.
Manfaat dari PDCA antara lain : Untuk memudahkan pemetaan wewenang
dan tanggung jawab dari sebuah unit organisasi; Sebagai pola kerja dalam
perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah organisasi; Untuk menyelesaikan
serta mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang runtun dan sistematis;
Untuk kegiatan continuous improvement dalam rangka memperpendek alur
kerja;dan Menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan
produktivitas.
Secara ringkas, Proses PDCA dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. P (Plan = Rencanakan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa
yang dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI
tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-
sistem.
Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Meletakkan sasaran dan proses
yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
Mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan/ atau identifikasi
terhadap cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan. Terakhir mencari dan
memilih penyelesaian masalah.
2. D (Do = Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN.
Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin
kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti
pekerjaan akan bertambah banyak. Implementasi proses. dalam langkah ini, yaitu
melaksanakan rencana yang telah disusun sebelumnya dan memantau proses
pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji coba). Serta mengacu pada penerapan
dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.
3. C (Check = Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap sasaran dan proses serta melaporkan
apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah
sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan. Memantau dan
mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan
hasilnya. Pada pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau
dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi.
Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih
menemukan kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk
dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika
berhasil, dilakukan rutinitas. Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut
sesuai dengan rencana peningkatan dan perbaikan yang diinginkan.
4. A (Act = Menindaklanjuti)
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil sasaran, proses dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita
kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action
untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita
melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya. Menindaklanjuti hasil
untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh
langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi
berikutnya. Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan,
seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan, merevisi
proses yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan
kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan
suplier atas perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan
rencana yang jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu
memonitor perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses
secara teratur.
2.2 Pengertian QA (Quality Assurance)
Penjaminan kualitas adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis
yangpenting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk
memuaskankebutuhan tertentu dari kualitas (Elliot, 1993). Kebutuhan tersebut
merupakanrefleksi dari kebutuhan pelanggan. Penjaminan kualitas biasanya
membutuhkanevaluasi secara terus menerus dan biasanya digunakan sebagai alat
bagimanajemen. Menurut Gryna (1988), penjaminan kualitas merupakan
kegiatanuntuk memberikan bukti-bukti untuk membangun kepercayaan bahwa
kualitas
dapat berfungsi secara efektif (Pike dan Barnes, 1996).
Tujuan kegiatan penjaminan mutu bermanfaat, baik bagi pihak
internalmaupun eksternal organisasi. Menurut Yorke (1997), tujuan penjaminan
(Assurance) terhadap kualitas tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus
danberkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau
mengadakaninovasi.
2. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas
ataubantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu
secarakonsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah
dicapaidengan standar pesaing.
4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.Selain itu, tujuan
dari diadakannya penjaminan kualitas (Quality Assurance)ini adalah agar
dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait di dalamnya,sehingga dapat
berhasil mencapai sasaran masing-masing. Penjaminan kualitasmerupakan
bagian yang menyatu dalam membentuk suatu kualitas produk danjasa suatu
organisasi atau perusahaan. Mekanisme penjaminan kualitas yangdigunakan
juga harus dapat menghentikan perubahan bila dinilai perubahantersebut
menuju ke arah penurunan atau kemunduran (Yorke, 1997).
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Quality Control dan Quality
Assurance.
1. Quality Assurance (QA) fokus pada pencegahan cacat sedangkan Quality
Control (QC) fokus pada identifikasi atau menemukan cacat.
2. Di Quality Assurance (QA), kita mencari cara yang paling efektif untuk
menghindari cacat sedangkan di Quality Control (QC) kita untuk berusaha
untuk mendeteksi kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk
membuat kualitas produk menjadi lebih baik.
3. Quality Assurance (QA) adalah proses pro-aktif sedangkan Quality
Control (QC) adalah proses reaktif.
4. Quality Assurance (QA) merupakan pendekatan berdasarkan proses
(process base approach) sedangkan Quality Control (QC) merupakan
pendekatan berdasarkan produk (product base approach).
5. Quality Assurance (QA) melibatkan proses dalam menangani masalah
kualitas sedangkan Quality Control (QC) melakukan verifikasi terhadap
kualitas produk itu sendiri (pada produknya).
6. Kualitas Audit (Quality Audit) merupakan salah satu contoh proses pada
Quality Assurance (QA) sedangkan Inspeksi dan Pengujian (testing) terhadap
produk merupakan contoh proses pada Quality Control (QC).

3.3 Pembahasan
Pembahasan yang kelompok kami pilih ialah studi kasus produk Top
Coffee sachet dengan metode PDCA. Alasan mengapa kelompok kami megambil
merk Top Coffee, dikarenakan Top Coffee merupakan salah satu kopi instan
sachet yang baru namun iklannya sangat menggencar dan populer yaitu dengan
sebutan “Kopinya Orang Indonesia”. Sehingga hal ini membuat Top Coffee
menduduki startegi iklan di stasiun televisi yang hampir sama dengan pesaing
kopi instan lainnya yaitu Kapal Api, Torabika, Indocafe dan lainnya. Meskipun
termasuk baru, Top Coffee sudah mengeluarkan beberapa macam varian
diantaranya rasa mocca, kopi susu, kopi susu kental manis, kopi gula, dan white
Coffee.
1. Plan
Identifikasi masalah dari produk Top Coffee sachet, kami ambil dari
diskusi kelompok yang kami lakukan dan analisa informasi dari jurnal. Saat ini
kehadiran kopi mix instan mendapat respon yang cukup baik bagi konsumen.
Keunggulan kopi tidak hanya diunggulkan pada segi rasa, melainkan juga dari
segi desain kemasan, berbagai varian, kepraktisan, promosi, serta di tinjau dari
segi komposisi bagi kesehatan. Berikut adalah gambar kemasan Top Coffee dan
Data market atau pemasaran kopi instan di Indonesia.

Gambar 1. Kemasan Top Coffee

Sumber: pustakadunia.com,mix.co.id dalam Munawar (2015)

Gambar 2. Data Market Kopi Instan di Indonesia


Tabel 1. Data Perbandingan Belanja Iklan Kopi Instan

Sumber: pustakadunia.com,mix.co.id dalam Munawar (2015)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Gambar 1, Gambar 2, dan Tabel 1,


maka dilanjutkan dengan spesifikasi masalah sehingga tim kami dapat mengambil
beberapa hal yang perlu di kaji dan analisa pada kopi instan Top Coffee,
diantaranya sebagai berikut.
- Belum adanya kemasan dari Top Coffee yang menyendirikan antara gula dan
kopinya, sehingga konsumen belum bisa menakar gula sesuai dengan selera.
- Belum adanya kemasan yang minialis dari produk Top Coffee.
- Penjualan Top Coffee di Indonesia nyatannya belum cukup mampu menyaingi
kopi instan lainnya yang telah sama-sama mengeluarkan promosi berbentuk
iklan di stasiun tv ataupun lainnya, hal ini dapat di lihat pada Gambar 2 bahwa
menunjukkan Top Coffee memiliki nilai pemasaran terendah dibandingkan
merk kopi instan yang mengeluarkan iklan di stasiun tv. Hal ini bisa jadi
disebabkan kurang kuatnya konsep promosi iklan yang dilakukan.
- Biaya iklan sangat tinggi tetapi Top Coffee belum bisa mencapai 10% penjualan
dibandingkan dengan merk kopi instan lainnya.

Setelah mengetahui spesifikasi masalah yang ada pada produk Top Coffee
berdasarkan hasil diskusi dan data survei, maka selanjutnya ialah membuat
diagram fishbone dengan tujuan mengumpulkan data penunjang identifikasi
kekurangan dari produk Top Coffee yang kami bahas. Berikut diagram fishbone
dari kekurangan produk Top Coffee.
Gambar 3. Diagram Fishbone

Berdasarkan Gambar 3, maka dapat diketahui beberapa kendala masalah


yang terjadi diantaranya terdapat pada metode, bahan baku, mesin, dan pekerja.
Metode yang di analisa menurut kelompok kami dalam hal strategi pemasaran dan
pengiklanan masih dikatakan belum begitu berhasil, hal ini dapat di lihat bahwa
penjualan dari Top Coffee masih belum mencapai 10% yang artinya daya beli
terhadap Top Coffee masih rendah dibandingkan dengan merk kopi instan
lainnya. Padahal apabila di tinjau dari segi pengiklanan, Top Coffee sudah banyak
mengeluarkan tayangan iklan di stasiun tv yang hampir sebanding dengan iklan
merk kopi instan lainnya.
Setelah itu pada bahan baku, menurut analisa kelompok kami pada hal ini
atribut yang terdapat pada produk Top Coffee masih dikatakan biasanya saja
karena belum adanya tambahan kemasan yang lebih menarik dan praktis. Pada
kondisi ini, sebenarnya belum terdapat pembeda atau ciri khas dari kemaan Top
Coffe yang akhirnya kurang begitu memikat konsumen.
Begitu pula dengan hal mesin dan sistem mesin pada pabrik produksi Top
Coffee masih harus diperbaiki, karena belum adanya inovasi kemasan yang lebih
praktis dan menarik. Selanjutnya yang terakhir ialah pekerja, hal ini di rasa cukup
sangat penting dalam memperhatikan kualitas dari setiap pekerja karena kualitas
pekerja akan mempengaruhi tingkat inovasi yang diberikan kepada produk
sehingga dapat bertahan dan bersaing dengan produk pesaing lainnya yang
sejenis. Pekerja pada bagian produksi Top Coffee di rasa belum melakukan
inovasi yang lebih terhadap produk Top Coffee karena Top Coffee tidak memiliki
kelebihan dibandingkan dengan lainnya atau masih setara baik dari segi varian
rasa ataupun kemasan.
2. Do
Berdasarkan beberapa spesifikasi permasalahan dan sebab akibat
permasalahan yang telah di bahas pada kegiatan Plan, maka selanjutnya dilakukan
kegiatan Do yang merupakan kegiatan analisis kegiatan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan yang dikehendaki guna memperbaiki kegiatan yang di rasa
kurang tepat. Berikut merupakan strategi perbaikan yang kelompok kami usulkan
terhadap produk Top Coffee dengan melihat beberapa sebab yang menghasilkan
akibat produk Top Coffee memiliki daya penjualan rendah kurang dari 10%
berdasarkan Gambar 3.
a. Metode
Target: - melakukan kegiatan marketing promosi dengan menambahkan budaya
lokal Indonesia dengan kebiasaan pekerjaan menyesuaikan masyarakat
menengah ke bawah (seperti kegiatan daerah di Indonesia: mencari
nafkah, ronda malam, dan tukang bangunan yang kini banyak dilakukan
masyarakat).
b. Bahan Baku
Target: - melakukan adanya penambahan jenis kemasan pada produk Top Coffee
(seperti adanya kemasan yang menyendirikan antara kopi dengan varian
rasanya, kemasan minialis, dan kemasan praktis siap minum).
Sedangkan pada bagian komposisi dari Top Coffee di rasa sudah
memenuhi standart SNI syarat kopi instan yang telah ditetapkan.
c. Mesin
Target: - melakukan pembaruan atau penambahan koding bagi sistem koding
mesin pada produksi Top Coffee (seperti pembaruan dalam sistem
pengemasan).
d. Pekerja
Target: - melakukan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan tingkat inovasi yang
diberikan bagi setiap pekerja dan juga bisa melakukan kegiatan
pemberian penghargaan bagi pekerja yang bisa meningkatkan
produktifitasnya agar pekerja selalu semangat.
3. Check
Kegiatan selanjutnya setelah melakukan spesifikasi masalah dan
melakukan target yang diusulkan, ialah kegiatan Check. Kegiatan ini melakukan
pembandingan analisa target yang diberikan antara produk Top Coffee
sebelumnya dengan produk kopi lainnya, sehingga nantinya mengetahui
perkembangan yang akan terjadi jika target berhasil dilakukan dengan solusi
kelompok kami.
Dapat diketahui bedasarkan Gambar 1, 2, dan 3 bahwa menunjukkan
daya jual dari produk Top Coffee masih rendah namun biaya iklan yang
dikeluarkan sangat tinggi. Sehingga dalam hal ini kelompok penulis memberikan
solusi pada Tabel 2 dengan melihat perbandingan dengan produk kopi instan
lainnya. Namun perlu ditekankan, bahwa solusi yang kami berikan merupakan
solusi eksternal yang fokus pada produk, bukan pada kegiatan internal seperti
kegiatan menejemen. Hal ini dikarenakan kelompok kami tidak tahu persis
bagaimana kegiatan internal dari industri produk Top Coffee, sehingga nantinya
tidak terdapat kesalahan data akibat kurang validnya data informasi.
Tabel 2. Perbandingan Analisan dari Solusi yang Ditawarkan
Kegiatan Top Coffee Solusi yang diusulkan Strategi pesaing
Marketing dan Promosi
Strategi pengiklanan Memberikan promosi Merk produk Kapal Api
yang menggunakan yang melibatkan karena produk ini
penyanyi Iwan Fals langsung kegiatan tertinggi pemasarannya,
sebagai tokoh utama masyarakat Indonesia strategi prdduk ini ialah
dengan menyebut bahwa yang memiliki tingkat melakukan kegiatan
Top Coffee merupakan ekonomi menengah ke promosi dnegan
“Kopinya Orang bawah, contohnya: melibatkan langsung
Indonesia”. kegiatan meminum kopi kegiatan masyarakat
Hal ini di rasa kurang saat bekerja seperti Indonesia seperti
tepat, karena iwan Fals membecak, mengojek, melakukan kegiatan
ialah tokoh penyanyi tukang parkir, dan ronda nelayan yang malam hari
karena orang Indonesia malam. Sehingga sangat diindetikan
tidak semua melakukan nantinya mempunyai ciri dengan dinging dan
kegiatan konser kenyamanan dan kefokusan.
menyanyi khususnya bagi kehangatan dalam
kalangan menengah ke melakukan kesabaran
bawah. bekerja.
Kemasan
Kemasan pada Top Memberikan sentuhan Pada kegiatan kemasan,
Coffee masih dapat inovasi dalam penyajian dapat di lihat produk kopi
dikatakan wajar karena kopi instan, seperti instan seperti Torabika
masih sama dengan menyendirikan antara yang menyendirikan
kemasan produk lainnya. varian rasa dengan antara gula dengan kopi
Hal ini di rasa kurang kemasan kopinya. Hal ini aslinya. Hal ini nyatanya
cukup menarik perhatian dapat membuat mampu memikat
konsumen karena tidak konsumen merasa konsumen karena
adanya perbedaan nyaman, karena konsumen merasa
penyajian yang diberikan. konsumen bisa dinyamankan dengan
menentukan sendiri kadar pembuatan yang sesuai
varian rasa yang akan selera sendiri.
diberikan saat minum
kopi instan. Selain itu
juga menyediakan
kemasan yang minialis
sehingga cukup di saku
dan mudah di bawa
kemana-mana sehingga
mencirikan bahwa Top
Coffee merupakan kopi
instan yang sangat praktis
dan nyaman
penyajiannya.

3. Check dan Act


3.1 Kopi
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).Jenis kopi
yang bermacam-macam akan mempengaruhi komposisi kimia, sifat fisik dan
komposisi kopi biji yang dihasilkan. Perubahan warna kopi yang masak
merupakan akibat dari reaksi perombakan dan reaksi sintesis karotenoid yang
larut dalam lemak serta sintosis antosiani yang larut dalam air. Warna hijaupada
buah-buahan muda disebabkan oleh klorofil (Isbandi, 1985 dalam setyani).
3.1.1 Kopi Bubuk
Pengolahan kopi adalah merubah bentuk bahan baku buah kopi menjadi
produk yang dikehendaki baik berupa produk setengah jadi yaitu kopi biji atau
kopi beras, maupun produk yang siap dikonsumsi seperti kopi bubuk atau kopi
instan. Faktor yang memegang peranan penting yaitu pengadaan bahan baku
untuk diolah menjadi produk selanjutnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam kualitas produk setengah jadi dan produk akhir adalah mulai dari sistem
pemetikan, pasca panen dan sistem pengolahan bahan baku termasuk pengawasan
mutu dan penyimpanan (Setyani, 2002).
Pembuatan kopi bubuk di Indonesia seperti Bengkulu, Sumatera
Selatan,Sulawesi, dan Lampung banyak dilakukan oleh petani, pedagang, industri
kecil dan pabrik. Hasilnya biasanya hanya dipasarkan sendiri atau dipasarkan
kepada pedagang-pedagang pengecer lainnya yang lebih kecil. Pembuatan kopi
bubukoleh pedagang dan industri kecil sudah agak meningkat, dengan mesin
cukup baik, tetapi masih dengan jumlah yang terbatas. Pembuatan kopi bubuk
oleh pabrik biasanya dilakukan secara moderen dengan skala yang lebih besar.
Hasilnya dikemas dengan menggunakan kertas alumunium foil, agar terjamin
kualitasnya dan dipasarkan keberbagai daerah yang lebih luas. Pembuatan
kopibubuk bisa di bagi kedalam dua tahap, yaitu tahap perendangan dan tahap
penggilingan.
Tabel 3. Kompisisi Kopi Robusta Sebelum dan Sesudah Disangrai (%bobot
kering)
Komponen Kopi Robusta Kopi Robusta Sangrai
Mineral 4,0 - 4,5 4,6 - 5,0
Kafein 1,6 - 2,4 2,0
Gligonollen 0,6 - 0,75 0,3 - 0,6
Lemak 9,0 - 13,0 11,0 - 16,0
Total klorogenik acid 7,0 - 10,0 3,9 - 6,0
Asam alifatis 1,5 - 1,2 1,0 - 1,5
Oligosakarida 5,0 - 7,0 0 - 3,5
Total polisakarida 37,0 - 47,0 -
Asam amino - 0
Protein - 13,0 - 15,0
Humic acids - 16,0 - 17,0
Sumber : Clarke dan Macrae, (1987)

Apabila melihat Tabel 3, maka komposisi kopi hitam sachet plus gula
merk Top Coffee dikemasan Top Coffee ialah gula dan kopi bubuk 25%. Menurut
SNI 01-354 (2004) menyatakan Persyaratan Mutu dan cara uji kopi bubuk
mencakup keadaan, kadar air maks. 7 %, kadar abu maksimum 5 %, kealkalian
abu, sari kopi, cemaran logam, arsen dan cemaran mikroba, mutu I dan II. Untuk
mutu I, sari kopi 20-36 % b/b, untuk mutu II maks. 60 % b/b. Sehingga pada
komposisi Top Coffee di rasa tidka begitu masalah karena sudah sesuai dengan
standart kopi instan yang ditetapkan. Sedangkan prosedur pembuatan kopi dapat
di lihat pada gambar berikut.

Biji kopi

Sortasi

Penyangraian

Penggilingan

Kopi bubuk

Pengemasan

Gambar 4. Prosedur Pembuatan Kopi

Pembuatan kopi instan bubuk secara umum adalah yang pertama dengan
menyortir biji kopi agar pengelompokan kopi menurut kualitas dan ukuran akan
baik, lalu biji kopi yang sudah disortir dilakuan penyangrai sampai aroma kopi
terasa bila perlu sampai kopi terlihat kosong setelah penyangraian adalah
penggilingan biji kopi yang sudah disangrai sesuai sampai berbentuk bubuk dan
tahapa terakhir adalah pengemasan lalu dilakuakan distribusi atau pemasaran
produk. Hal ini tidak di bahas pada proposal kami, karena kelompok kami sendiri
tidak mengetahui standart proseduk yang ditetapkan pada perusahaan Top Coffee.
Namun apabila ditinjau dengan prosedur pembuatan kopi pada umumya tidak
terdapat masalah karena masih di batas wajar.
3.2 Hasil Peninjaun
Pada kegiatan Check dan Act, maka dilakukan peninjau dari solusi yang
kami usulkan atau tawarkan. Adapun hasil peninjauan dapat di lihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. Hasil Peninjauan
Solusi yang diusulkan Kelebihan Kekurangan
Memberikan promosi Banyak masyarakat Sasaran konsumen yang
yang melibatkan Indonesia yang diberikan bukan kalangan
langsung kegiatan mempunyai pekerjaan menengah ke atas, karena
masyarakat Indonesia tersebut dengan harga dan iklan yang
yang memiliki tingkat melibatkan minum kopi, berfokus pada konsumen
ekonomi menengah ke sehingga hal ini bisa menengah ke bawah
bawah, contohnya: menjadi image dan kesan
kegiatan meminum kopi bagi konsumen
saat bekerja
Memberikan sentuhan Membuat konsumen Adanya sebagian bahan
inovasi dalam penyajian merasa nyaman, karena dari kopi instan Top
kopi instan, seperti konsumen bisa Coffee yang terbuang
menyendirikan antara menentukan sendiri kadar karena kadar pemakaian
varian rasa dengan varian rasa yang akan yang berbeda-beda dari
kemasan kopinya diberikan saat minum setiap konsumen
kopi instan
Memberikan kemasan Memberikan kesan Adanya perubahan sistem
yang minialis praktis dan mudah di pada mesin pengemasan
bawa kemana-mana yang nantinya pasti akan
adanya perubahan biaya
di awal saat perubahan
Pengiklanan merupakan salah satu hal yang sangat penting. Pengiklanan
dapat diartikan pendekatan untuk menarik konsumen dan /atau untuk
mempengaruhi perasaan mereka terhadap produk, jasa, atau ide yang ditawarkan
(Avina, 2016). Respon konsumen nantinya dapat di lihat dari atribut produk yang
unik, menarik, serta memberikan kesan nyata bagi konsumen yang diberikan oleh
produsen. Hal ini menyatakan bahwa strategi iklan merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan karena dapat menjadi kesan bagi setiap konsumen yang
di target. Sebagai contoh tolak ukur yang menjadi produsen kopi dnegan
pemasaran tertinggi yaitu Kapal Api.
Kapal Api menguasai pasar aneka kopi mulai dari paradigma "jualan" dan
memasuki komunikasi "emosional". Menurut Ihsan dalam Arianty (2013), Kapal
Api melakukan Integrated Marketing Communication (IMC) melalui kampanye
holistik, baik above the line dan below the line, distribusi maupun social
responsibility marketing. Kapal Api mengusung tema kampanye "Secangkir
Semangat untuk Indonesia". Sehingga hal ini memberikan pesan bahwa produk ini
memberikan semangat kepada konsumen dan masyarakat Indonesia sera
mengajak mereka berpikir positif. Selain itu, terdapat unsuk bidang pendidikan
sebagai pondasi untuk membangun masyarakat yang lebih baik ke depan dengan
menggandeng Indonesai Mengajar yang memberikan buku gratis bagi anak-anak
sekolah yang membutuhkan di lndonesia. Hingga pada akhirnya, hal tersebut
memberikan citra positif bagi merek Kapal Api sebagai produk yang peduli
masyarakat.
Sedangkan untuk sebagai pembanding kemasan yang menarik, dapat di lihat
pada merek kopi instan Torabika. Saat ini, Torabika menyajikan kemasan yang
unik yaitu dengan menyendirikan antara kopi dengan gulanya sehingga konsumen
bisa mengatur sendiri takaran gula yang diinginkan yang dapat di lihat pada
Gambar 5.

Gambar 5. Kemasan Kopi Torabika


BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam paper ini antara lain adalah
1. Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan
yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan,
melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa
produkmaupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi
kepuasan.QA (Quality asssurance) adalah seluruh rencana dan tindakan
sistematis yangpenting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan
untuk memuaskankebutuhan tertentu dari kualitas
2. Pada produk kopi hitam sachet plus gula ini kekurangan dalam quality control
antara lain adalah dari rasa, rasanya terlalu manis, dari tekstur terlalu halus
kurang cocok untuk konsumen di indonesia, sangraian kopi kurang matang
atau gosong cita rasa kopi kurang tersasa dan pada kemasan tidak ada
peringatan kepada konsumen yang menderita penyakit lambung.
3. Perbaikan terhadap proses pembuatan kopi, pada proses penyangraian dan
penggilingan biji kopi, memberi inovasi penambahan gula terpisah sesuai
dengan selera konsumen, perbaikan atau penambahan peringatan pada kemsan
bagi penderita penyakit lambung.
DAFTAR PUSTAKA

Arianty, Novi T. 2013. Strategi Marketing Kopi Kapal Api. [di akses pada tanggal
1 Oktober 2017].
Astra International Tbk, PT. 1985. Pedoman Manajemen, Environment, Health
&Safety Division. 2003. PT. Astra International Tbk. Jakarta
Avina, Diyah A A. 2016. Strategi Kreatif Dan Daya Tarik Iklan. Materi Kuliah.
Malang: FISI-Universitas Brawijaya.
Clarke, R. J. and Macrae, R. 1987. Coffee Technology (Volume 2). Elsevier
Applied Science, London and New York.
Eliot j. 1993. Action research for education change. Philadelphia : open university
Juran, J.M. and Frank M. Gryna (1988). Juran’s Quality Control Hanbook. New
York: McGraw-Hill.
Juran, J.M. and Frank M. Gryna (1988). Juran’s Quality Control Hanbook. New
York: McGraw-Hill.
Munawar, Fansuri. 2015. Peran Celevrity Endorser dalam Meningkatkan Minat
Pembelian Konsumen Terhadap Top Coffee. Artikel. Bandung:
Universitas Widyatama.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta
Setyani, S. 2002. Teknologi Pengolahan kopi. Buku Ajar Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
60Hlm
Yorke, mantz .1999. Quality Assurance Customer Satisfaction. An indikator
report : washington.

Anda mungkin juga menyukai