Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU DI

PABRIK TAHU PIJAY DENGAN METODE SEVEN TOOLS

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Pengendalian Kualitas

Disusun Oleh:

Mitha Mardhatilah M.P (190130047)

Novita Ulandari Polem (190130048)

Nikmaturrahmah (190130049)

Wulandari (190130063)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Salawat dan salam kami
sanjungkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan sekarang ini. Makalah yang tentang “Aplikasi
Pengendalian Kualitas Manufaktur Tahu Dengan Menggunakan Metode Seven Tools” disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengendalian Kualitas.
Dalam rangka penulisan tugas ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan kendala.
Namun berkat adanya arahan, dorongan moril dan material serta bimbingan dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala
kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Tim penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik
bagi penulis di kemudian hari.

Lhoksemauwe, 10 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas ................................................................................... 3
2.2. Seven Quality Control Tools ........................................................................................... 3
2.3. Jenis-jenis Seven Quality Control Tools .......................................................................... 4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Pengumpulan Data .......................................................................................................... 10
3.2. Pengolahan Data ............................................................................................................. 11
3.3. Pembahasan .................................................................................................................... 15

BAB IV KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
standar kualitas dengan standar yang telah ditentukan. Pengendalian kualitas berguna untuk
mengetahui sampai sejauh mana proses dan hasil produksi yang telah dibuat apakah sesuai
dengan standar kualitas yang telah diterapkan. Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan
cara pengawasan, uji tes terhadap produk, pengambilan produk secara acak dan sebagainya.
Setelah mencatat dan melakukan pengujian terhadap sampel produk maka kita bisa mengetahui
berapa proporsi kelayakan dari produk tersebut.
Produk yang berkualitas akan memiliki daya saing yang besar dan tingkat kemungkinan
untuk diterima oleh masyarakat yang tinggi. Selain itu, kualitas menjadi salah satu tolok ukur
keberhasilan suatu perusahaan karena kualitas sebuah produk sangat berpengaruh pada citra
perusahaan, keuntungan yang diperoleh perusahaan, produktivitas dan liabilitas perusahaan
(Herjanto, 2008). Perusahaan harus meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan
pengendalian kualitas (Handoko, 2000). pengendalian kualitas adalah alat bagi manajemen untuk
memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan
mengurangi 3 jumlah bahan yang rusak. Pengendalian kualitas merupakan upaya mengurangi
kerugian akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap Kegiatan pengendalian
kualitas dapat membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya
dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat kecacatan produk (product defect) sampai pada
tingkat kecacatan nol (zero defect).
Salah satu metode pengendalian kualitas yang mendekati zero defect adalah Seven Tools.
Seven Tools merupakan alat bantu statistik untuk memudahkan memecahkan masalah yang
terdiri dari 7 tools: (Pareto, Histogram, Fishbone, Scatter, Control Chart, Check Sheet,
FlowChart Diagram). Selain Seven Tools terdapat metode lain dalam pengendalian kualitas yaitu
Six Sigma, Fault Tree Analysis (FTA) & Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari
metode-metode pengendalian kualitas tersebut, metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah

1
Seven Tools, karena Seven Tools Of Quality Control tersebut untuk mengetahui akar
permasalahan terhadap produk yang mengalami cacat, serta dapat mengetahui penyebab-
penyebab terjadinya cacat dan memberikan solusi untuk memecahkan masalah. Dengan Seven
Tools diharapkan terjadi perbaikan secara terus menerus (continuous improvemet) agar mencapai
kesempurnaan dalam berproduksi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan metode seven Quality Control tools?
2. Apa saja jenis – jenis dari metode Seven Quality Control Tools?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode seven Quality Control tools
2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis dari metode Seven Quality Control Tools?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas


Menurut Assauri (1993), pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan
apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam hasil akhir.
Menurut Ahyari (1992), pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas
(manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau jasa
perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa pengendalian
kualitas adalah suatu proses pengaturan bahan baku sampai menjadi produk akhir dengan
memeriksa atau mengecek dan membandingkan dengan standar yang telah diharapkan,
apabila terdapat penyimpangan dari standar, dicatat dan dianalisa untuk menentukan di mana
penyimpangan terjadi, serta faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan
tersebut.Pengendalian memiliki arti keseluruhan cara yang kita gunakan untuk menentukan
dan mencapai standar. Kalau kita memutuskan untuk melakuan sesuatu, kita mulai dengan
sebuah rencana, kemudian bekerja menurut rencana tersebut dan meninjau kembali hasilnya.
Apabila hasilnya tidak sesuai dengan rencana, kita meninjau kembali prosedur kerjanya
atau meninjau kembali rencana itu tergantung pada mana yang cacat. Semua ini termasuk
masalah pengendalian.

2.2 Seven Quality Control Tools


Seven quality control tools adalah metode yang digunakan untuk membantu
memahami fungsi-fungsi organisasi kerja sebagai faktor-faktor peningkatan proses operasional
industrialisasi (Hidayat, 2007). Adapun maksud dan tujuan Seven quality control tools adalah
sebagai berikut (Arif, 2016):
1. Mengetahui masalah
2. Mempersempit ruang lingkup masalah
3. Mencari faktor yang dipikirkan merupakan penyebab
4. Memastikan faktor yang diperkirakan menjadi penyebab
5. Mencegah kesalahan akibat kurang hati-hati

3
6. Melihat hasil perbaikan
7. Mengetahui hasil yang menyimpang atau terpisah dari faktor lainnya.
Terdapat tujuh perangkat kerja dalam Seven quality control tools adalah diagram cause-and-
effect, check sheet, diagram control, flow chart, histogram, diagram pareto, dan diagram scatter.
Seven quality control tools dikembangkan oleh Kaoru 13 Ishikawa, seorang berkebangsaan
Jepang. Seven quality control tools merupakan penyederhanaan dari berbagai pendekatan
statistika ke arah yang lebih efektif dan lebih aplikatif agar dapat dipergunakan secara universal
dalam berbagai kepentingan pemecahan masalah dan upaya-upaya peningkatan efektivitas proses
organisasional kerja. Menurut Ishikawa 95% dari permasalahan yang timbul dalam
organisasional kerja dapat dipecahkan dengan Seven quality control tools (Hidayat, 2007).
Penggunaan Seven Tools terbukti memberikan kontribusi yang tinggi dalam peningkatan
mutu produk hasil industri Jepang pada masa kebangkitan industrinya di era tahun 1960-an.
Meskipun telah berkembang berbagai penemuan baru, namun teknik ini merupakan teknik
pengendalian mutu yang banyak digunakan dalam praktek (Herjanto, 2008).

2.3 Jenis-jenis Seven Quality Control Tools


1. Check Sheet
Check sheet adalah alat yang sering untuk menghitung seberapa sering sesuatu itu terjadi
dan sering digunakan dalam pengumpulan dan pencatatan data.Check sheet adalah alat bantu
yang digunakan pada saat suatu proses/kegiatan berlangsung. Manfaat yang dapat diperoleh
dari penggunaan check sheet dalam mengelola kualitas terutama untuk:
1. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana sesuatu
masalah sering terjadi. Kemudahan ini akan berdampak pada efisiensi dalam
pengumpulan data.
2. Memudahkan pemilahan data ke dalam kategori yang berbeda seperti penyebab-
penyebab, masalah-masalah dan lain-lain. Data-data yang telah terpilah secara rinci yang
dikumpulkan dengan menggunakan check sheet, sekaligus memudahkan pengolahan
lebih lanjut untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang relevan dengan
persoalan yang sedang dihadapi.
3. Memudahkan penyusunan data secara otomatis, sehingga data itu dapat dipergunakan
dengan mudah.

4
Tujuan pembuatan check sheet adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan
akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian
masalah.Data dalam check sheet tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat
dan mudah. Berikut ini adalah contoh dari check sheet:

Gambar 2.1 Check sheet

2. Flow chart
Flow chart atau diagram alir merupakan diagram yang menunjukkan seluruh langkah
dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama
lain. Flow chart digambarkan dengan simbol-simbol, dan setiap simbol menggambarkan proses
tertentu dan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.Flow
chart menunjukkan langkah-langkah atau urutan proses dalam suatu organisasi. Sehingga
dengan urutan tersebut, akan memudahkan dalam menggambaran suatu sistem, mengidentifikasi
masalah, dan melakukan tindakan pengendalian. Namun alat ini masih harus didukung dengan
tahapan alat lain untuk melihat frekuensi kesalahan yang terjadi pada setiap tahapan proses
tersebut. Berikut ini adalah contoh gambar dari flow chart:

5
Gambar 2.2. Flow Chart

3. Histogram
Histrogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan
variasi setiap proses. Digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi),
dengan menampilkan nilai tengah sebagai stndar nutu produk dan distribusi atau penyebaran
datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data
semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada
kelompok tersebut kurang bermutu. Sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan
kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati
spekfikasi yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah contoh dari histrogram :

Gambar 2.3 Histogram

6
4. Scatter Diagram
Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi)
antara pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan (tingkat) hubungan antara dua
variabel tersebut (kuat atau lemah) yang diwujudkan dengan koefisien korelasi. Scatter diagram
juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel dapat digunakan untuk mengganti
variabel yang lain. Dalam pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data pasangan sebagai
bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang independen berpasangan
dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor dependen. Diagram ini paling tidak menghubungkan
paling tidak dua variabel, X dan Y yang menunjukkan keeratannya, sehingga dapat dilihat
apakah kesalahan dapat disebut berhubungan atau terkait dengan masalah atau kesalahan lain.
Berikut ini adalah contoh scatter diagram:

Gambar 2.4 Scatter Diagram

5. Control chart
Control chart adalah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan stabilitas suatu
proses kerja. Untuk menentukan apakah proses kerja dalam keadaan in control atau out of
control. Karakteristik pokok dari alat bantu ini adalah adanya sepasang batas kendali (upper dan
lower control), sehingga dari data yang dikumpulkan akan dapat terdeteksi kecenderungan
proses yang sesungguhnya. Pada dasarnya alat bantu ini adalah rekaman data yang sedang
berjalan. Bila data terkumpul sebagian besar berada dalam batas pengendalian berarti proses
berjalan dalam kondisi stabil. Sebaliknya, sebagian besar data menunjukkan deviasi di luar batas
kendali, maka dapat dikatakan proses berjalan tidak normal. Sehingga dapat berdampak pada
penurunan mutu produk. Dapat diketahui sumber variansi dalam control chart,yaitu common

7
cause dan special cause. Jika common cause, maka tidak dapat mengadakan perubahan. Tetapi
jika special cause, dapat diadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan. Dalam
siklus PDCA, control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check).
Berikut ini adalah contoh dari control chart:

Gambar 2.5 Control Chart

6. Pareto diagram
Pareto merupakan diagram yang dikembangkan oleh Vildero Pareto. Diagram pareto ini
adalah suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran
ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu permasalahan yang paling penting
untuk segera diselesaikan (rangking tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera
diselesaikan (rangking terendah). Diagram pareto juga dapat mengidentifikasi masalah paling
penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, diagram
pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian
proses sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses (Mitra,1993). Berikut ini
adalah contoh gambar diagram pareto:

Gambar 2.6 Pareto Diagram

8
7. Fishbone diagram
Fishbone diagram sering disebut Cause and Effect diagram adalah sebuah diagram yang
menyerupai tulang ikan yang dapat menunjukkan sebab akibat darisuatu permasalahan (John
Bank, 1992). Fishbone diagram juga merupakan salah satu tool dari Seven basic quality tools.
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah
dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas. Faktor-faktor yang
menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kualitas pada fishbone diagram terdiri dari 5M +
1E yaitu machine (mesin), man (manusia), method (metode), material (bahan produksi),
measurement (pengukuran),dan environment (lingkungan). Faktor-faktor tersebut berguna untuk
mengelompokkan jenis akar permasalahan ke dalam sebuah kategori. Berikut ini adalah contoh
dari fishbone diagram yaitu:

Gambar 2.7 Fishbone Diagram

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data


Adapun hasil pengumpulan data yang diperoleh digambarkan kedalam bentuk check sheet
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Check Sheet
Jenis Cacat
Hari ke- Jumlah Sampel
Ukuran Tekstur Kotoran Total Cacat
1 25 2 1 1 4
2 25 3 2 1 6
3 25 1 1 2 4
4 25 3 1 0 4
5 25 2 1 1 4
6 25 2 0 0 2
7 25 2 1 1 4
8 25 1 0 1 2
9 25 3 3 2 8
10 25 2 2 1 5
11 25 4 2 0 6
12 25 2 1 0 3
13 25 1 1 1 3
14 25 3 2 0 5
15 25 2 0 1 3
16 25 3 3 2 8
17 25 3 1 1 5
18 25 2 2 2 6
19 25 2 1 2 5
20 25 2 1 0 3
Total 500 45 26 19 90
% 50 28,89 21,11

10
3.2 Pengolahan Data
Adapun pengolahan data dari data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:
3.2.1 Histogram
Adapun histogram jenis cacat yang ada pada Pabrik Tahu Pijay dapat dilihat pada
Gambar 3.1 berikut:

Histogram
50
45
40
35
30
Jumlah

25
20 Jumlah
15
10
5
0
Ukuran Tekstur Kotoran
Jenis Cacat

Gambar 3.1 Histogram

3.2.2 Pareto Chart


Adapun data jumlah dan persentase jenis cacat yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
3.2:
Tabel 3.2 Data Persentase Cacat
Jumlah Persentase
Jenis Cacat Jumlah Kumulatif Persentase Kumulatif
Ukuran 45 45 50% 50%
Tekstur 26 71 29% 79%
Kotoran 19 90 21% 100%
Total 90
Adapun pareto chart dari jenis cacat tahu di Pabrik Tahu Pijay dapat dilihat pada
Gambar 3.2 berikut:

11
Diagram Pareto
50 120%

40 100%
80%
30
60%
20
40%
10 20%
0 0%
Ukuran Tekstur Kotoran

Jumlah Persentase Kumulatif

Gambar 3.2 Pareto Chart

3.2.3 Control Chart


Pada penelitian ini menggunakan control p-chart karena data yang didapat merupakan
jenis data atribut. Berikut merupakan hasil dari pengolahan data untuk control p-chart:
Tabel 3.3 Pengolahan Data untuk p-Chart
Hari Ke- UKURAN SAMPEL JUMLAH CACAT PROPORSI
1 25 4 0,16
2 25 6 0,24
3 25 4 0,16
4 25 4 0,16
5 25 4 0,16
6 25 2 0,08
7 25 4 0,16
8 25 2 0,08
9 25 8 0,32
10 25 5 0,20
11 25 6 0,24
12 25 3 0,12
13 25 3 0,12
14 25 5 0,20
15 25 3 0,12

12
16 25 8 0,32
17 25 5 0,20
18 25 6 0,24
19 25 5 0,20
20 25 3 0,12
JUMLAH 500 90
Berikut merupakan hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data
pada Tabel 3.3:
 Perhitungan Nilai Kendali Tengah
∑𝑋 90
𝐶𝐿𝑃 = 𝑃̅ = =
𝑛𝑔 (20)(25)
= 0,18
 Perhitungan Nilai Kendali Atas

𝑃̅ (1 − 𝑃̅)
𝑈𝐶𝐿𝑃 = 𝑃̅ + 3√
𝑛

0,18(1 − 0,18)
𝑈𝐶𝐿𝑃 = 0,18 + 3√
20

= 0,41
 Perhitungan Nilai Kendali Bawah

𝑃̅(1 − 𝑃̅)
𝐿𝐶𝐿𝑃 = 𝑃̅ − 3√
𝑛

0,18(1 − 0,18)
𝐿𝐶𝐿𝑃 = 0,18 − 3√
20

= −0,05
Nilai LCL sama dengan Nol (0) dikarenakan bernilai negatif.
Adapun p-chart untuk pengolahan data diatas dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut:

13
p-Chart
0.45
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

PROPORSI UCL CL LCL

Gambar 3.3 p-Chart


3.2.4 Diagram Sebab-Akibat
Untuk mencari penyebab terjadinya kecacatan pada produk, maka dilakukan analisis
menggunakan diagram sebab-akibat. Adapun diagram sebab-akibat untuk jeniscacat diatas dapat
diliat pada Gambar 3.3 berikut:

Manusia Mesin
Bak penampung kurang bersih
Kurang
memahami SOP Kurang menjaga Alas tempat pemotong tidak rata
kebersihan
Kesalahan dalam Peralatan yang digunakan
pemisahan air tahu dan Kurang teliti masih manual
sisa proses pengendapan Cacat Ukuran,
Cacat Tekstur
dan Cacat
Penyimpanan bahan Ruangan
Tidak sesuai Area produksi Kotoran
baku kurang baik sempit
standar kurang bersih
Pencukaan tidak Bahan baku
terukkur dengan baik berkualitas buruk
Perendaman Area panas &
kurang nyaman Bahan penggumpal
kedelai terlalu lama
yang tidak sesuai
Metode Lingkungan Material
Gambar 3.4 Diagram Sebab-Akibat

14
3.3 Pembahasan
3.2.5 Histogram
Berdasarkan data histogram pada Gambar 3.1 di atas, dapat kita lihat jenis cacat yang
sering paling terjadi adalah cacat ukuran dengan jumlah kerusakan sebanyak 45 pcs, kemudian
disusul cacat tekstur dengan jumlah 26 pcs dan yang terakhir cacat adanya kotoran dengan
jumlah kerusakan sebanyak 19 pcs.

3.2.6 Pareto Chart


Berdasaran pareto chart dari jenis cacat diketahui bahwa jenis cacat ukuran menduduki
peringkat pertama yang paling sering terjadi yaitu sebanyak 45 dengan persentase sebanyak
50%, kemudian disusul cacat tekstur sebanyak 26 dengan persentase 29% dan yang terakhir
cacat kotoran sebanyak 19 dengan persentase 21%.

3.2.7 Control Chart


Berdasarkan control p-chart menunjukkan bahwa semua titik dari hari ke-1 sampai 25
berada dalam batas kendali. UCL (Upper Control Limit) memiliki nilai sebesar 0,41 CL (Control
Limit) memiliki nilai sebesar 0,18 dan LCL (Lower Control Limit) memiliki nilai sebesar -0,05
(karena bernilai negatif, maka nilai LCL sama dengan Nol). Dapat diketahui bahwa cacat yang
terjadi pada tahu yang diproduksi Pabrik Tahu Pijay masih masih terkendali.

3.2.8 Diagram Sebab-Akibat


Berdasarkan diagram sebab-akibat pada Gambar 3.4, dapat dilihat bahwa terdapat 5
faktor penyebab kecacatan yaitu: Manusia, dikarenakan kurang teliti kurang memahami SOP,
dan kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan. Mesin, karena mesin dan peralatan yang
digunakan masih manual, alas tempat pemotongan tidak rata, dan bak penampungan kurang
bersih. Metode, karena metode yang digunakan tidak sesuai standar, perendaman kedelai yang
terlalu lama, pencukaan tidak terukur dengan baik, dan penyimpanan bahan baku kurang baik.
Material, karena bahan baku yang digunakan berkualitas buruk, bahan penggumpal (asam cuka
dan kalsium sulfat) yang tidak sesuai. Lingkungan, karena area tempat produksi terbuka kurang
bersih, area yang panas dan kurang nyaman dan tempat yang sempit. Dikarenakan semua faktor
tersebut, maka mengakibatkan produk mengalami jenis cacat ukuran, tekstur, dan kotoran.

15
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dari makalah ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Seven quality control tools adalah metode yang digunakan untuk membantumemahami
fungsi-fungsi organisasi kerja sebagai faktor-faktor peningkatan proses operasional
industrialisasi. Seven quality control tools merupakan penyederhanaan dari berbagai
pendekatan statistika ke arah yang lebih efektif dan lebih aplikatif agar dapat
dipergunakan secara universal dalam berbagai kepentingan pemecahan masalah dan
upaya-upaya peningkatan efektivitas proses organisasional kerja. Menurut Ishikawa 95%
dari permasalahan yang timbul dalam organisasional kerja dapat dipecahkan dengan
Seven quality control tools (Hidayat, 2007).
2. Seven quality control tools terdiri dari check sheet, flowchart, scatter diagram, pareto
diagram, histogram, fishbone diagram dan control chart Dan dari ketujuh alat tersebut
tidak semua harus dipakai dalam melakukan analisi. Namun dari kesemua itu, Seven
quality control tools mempunyai kelemahan dalam melakukan analisis yaitu tidak mampu
menggambarkan keterkaitan antar faktor yang mempengaruhi target. Alat apa yang akan
digunakan, disesuaikan dengan data-data yang ada serta tujuan yang akan dicapai.
Sehingga, perusahaan dapat menjaga kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dorothea, A. W. 2003. Manajemen Kualitas (Pendekatan Sisi Kualitatif). Penerbit Ghalia


Indonesia : Jakarta.
Dorothea, A. W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam
Manajemen Kualitas). Penerbit Andi : Yogyakarta.
Syukron, Amin dan Kholil Muhammad. 2013. Six Sigma : Quality for Business Improvement).
Penerbit Graha Ilmu :Yogyakarta
LAMPIRAN

1. Check Sheet
Jenis Cacat
Hari ke- Jumlah Sampel
Ukuran Tekstur Kotoran Total Cacat
1 25 2 1 1 4
2 25 3 2 1 6
3 25 1 1 2 4
4 25 3 1 0 4
5 25 2 1 1 4
6 25 2 0 0 2
7 25 2 1 1 4
8 25 1 0 1 2
9 25 3 3 2 8
10 25 2 2 1 5
11 25 4 2 0 6
12 25 2 1 0 3
13 25 1 1 1 3
14 25 3 2 0 5
15 25 2 0 1 3
16 25 3 3 2 8
17 25 3 1 1 5
18 25 2 2 2 6
19 25 2 1 2 5
20 25 2 1 0 3
Total 500 45 26 19 90
% 50 28,89 21,11

2. Foto

Anda mungkin juga menyukai