Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Respon Konsumen terhadap Perkembangan IT khususnya Laptop


Dan Pendingin Laptop di Wilayah Kota Meulaboh merupakan
tantangan bagi para Produsen barang - barang IT khususnya Laptop
dan pendingin laptop, untuk terus mengeluarkan inovasi produk.
Dengan adanya inovasi yang berkelanjutan, maka berbagai
kebutuhan maupun keinginan konsumen pada suatu segmen tertentu,
tentunya akan dapat terpenuhi dan berdampak positif kepada
produsen laptop dan pendingin laptop itu sendiri. Pada saat ini,
laptop dan pendingin laptop bukan hanya alat komplenter yang
berfungsi sebagai media untuk bekerja, namun sudah merupakan hal
yang wajib untuk dimiliki yang lebih berfungsi dalam menaikkan
prestige seseorang. Oleh karena itu, laptop dan pendingin laptop bagi
konsumen sekarang sudah menjadi kebutuhan penting bagi masing-
masing orang. Dengan Pemetaan Kesesuaian Mengendalikan
Menggunakan Informasi Spasial dari Survey Pasar, dan Validasi
Menggunakan Pemetaan Rinci, Kuesioner dan Survei Lapangan
1.1.1. Pendahuluan
Dalam dunia bisnis, tema pemasaran memang tidak pernah kehabisan
bahan, selalu menarik untuk didiskusikan. Tak jarang para pelaku usaha,
menempatkan perhatian khusus dalam masalah ini, dan harus berpikir keras untuk
merencanakan berbagai hal dengan baik agar dapat mendukung kemajuan
bisnisnya. Apa pentingnya riset pasar sebelum memasarkan produk? Berbicara
pemasaran, maka kita tidak hanya membicarakan tentang bagaimana cara
memasarkan produk, bagaimana agar produk kita bisa laku dipasaran. Namun
jauh sebelum itu, bahkan sebelum produk tercipta, maka pemasaran sudah lebih
dahulu kita diskusikan. Sebelum kita menciptakan produk, maka kita sudah harus
merencanakan “riset pasar”. Karena disinilah inti dari bisnis kita, bagaimana kita

I-1
I-2

menciptakan sebuah produk yang dibutuhkan oleh pasar, bukan memaksakan


produk kita agar diterima oleh pasar.  Hasil dari riset pasar inilah yang kemudian
kita olah menjadi ide bisnis. Berangkat dari hasil riset ini pula kita  menentukan
strategi pemasaran, yang kemudian kita bangun potitioning-nya atau lebih kita
kenal sebagai branding (Brand Building), dan kemudian disusul oleh rencana
pemasaran lainnya. Jadi dapat kita katakan bahwa riset pasar adalah otak utama
dalam berbisnis. Mengapa kita sebut otakny bisnis, karena ia merupakan bagian
yang bertanggung jawab menentukan kemana langkah strategi bisnis kita
kedepanya. Apa akibatnya jika kita tidak melakukan riset pasar setelah bisnis
berjalan? Hasilnya  adalah bisnis kita menjadi besar hanya dalam fikiran dan
dunia kita sendiri. Kita tidak akan tahu bagaimana perkembangan pasar diluar
sana, bagaimana perkembangan permintaan pasar terhadap produk kita sendiri,
bagaimana pertumbuhan pesaing dalam dunia bisnis sejenis. Maka kita hanya
tinggal menunggu waktu, kapan bisnis kita akan segera tutup. Berikut ini
beberapa cara yang umum dilakukan dalam riset pasar :
1. Lakukan survey pasar
2. Amati perkembangan pasar
3. Lakukan uji coba pasar
4. Perhatikan tingkat persaingan pasar

1.1.2. Metode
Daerah yang termasuk dalam studi ini adalah kabupaten Aceh Barat,
khususnya mahasiswa universitas teuku umar. Daerah ini yang paling besar
permintaan terhadap laptop dan pendingin laptop, karena tingkat permintaan
terhadap laptop dan pendingin laptop sangat besar mereka dicirikan oleh
perubahan tren teknologi . Karena semakin mudahnya konsumen dalam
mendapatkan akses Internet cepat dan instant lewat koneksi browsing akan terus
mewarnai tren perubahan setiap tahunnya. Kemudahan untuk mengakses konten-
konten seperti audio/video streaming, video conference, webinar, animasi
interaktif, dll akan semakin memudahkan para mahasiswa, pelajar, dosen dan
masyarakat dalam mendapatkan konten berkualitas untuk mendukung proses
I-3

belajar mengajar. Di tahun ini para penyedia layanan Internet masih akan terus
menyelami pasar pendidikan sebagai market yang potensial dengan berbagai
program.

Gambar 1.1. Meulaboh Daerah yang Diteliti .

1.1.2.1.Studi Kelayakan
Kami telah menggunakan data elevasi digital (total dari 79 dataset), tipe
penggunaan laptop dan pendingin laptop (45 data set) dan jenis laptop dan
pendingin laptop (34 data set). Semua data yang diproses dengan perangkat lunak
ArcInfo 75. Dalam gambar 1.2, skematis tinjauan tentang prosedur penanganan
data yang disajikan, sehingga (i) nilai laptop dan pendingin laptop terhadapa
permintaan konsumen, penggunaan laptop dan pendingin laptop dan (ii)
kesesuaian klasifikasi untuk mengontrol laptop dan pendinginnya. Banyaknya
Dataset dan nilai laptop dan pendinginlaptop terhadapa permintaan konsumen,
rating terbanyak pada dataset diproduksi oleh wilayah meulaboh (mahasiswa
universitas teuku umar). Ini berisi banyaknya permintaan terhadap nilai dengan
satu desimal dalam setiap silang-titik dalam 50m x 50m grid. Setiap Dataset
terdiri dari unit pemetaan 25km x 25km. Data dikirim dalam format teks dengan.
I-4

high demand for Laptop and laptop type of laptop and


laptop and laptop cooling using a data laptop cooling use
cooling type (data base) (data base format)

Data converted from original format to raster format 50 x 50

calculating the slope of the


consumer's demand for laptop and
laptop cooling

Assessment of consumer Reclassification of the Reclassification of


demand for laptop and type of use laptop and types of laptop and
laptop cooling laptop cooling laptop cooling into the
capacity of advanced
technology

Land suitability classes


keunggulan unit laptop and laptop cooling
Class 1 = High laptop and laptop cooling capacity and 0.0 – 0.5 % unit
Class 2 = High laptop and laptop cooling capacity and 0.5 – 1.0 % unit
Class 3 = Modern laptop and laptop cooling capacity and 0.0 – 0.5 % unit
Class 4 = Modern laptop and laptop cooling capacity and 0.5 – 1.0 % unit
Class 5 = High laptop and laptop cooling capacity and 1.0 – 1.5 % unit
Class 6 = High laptop and laptop cooling capacity and 1.5 – 2.0 % unit
Class 7 = Modern laptop and laptop cooling capacity and 1.0 – 1.5 % unit
Class 8 = Modern laptop and laptop cooling capacity and 1.5 – 2.0 % unit
laptop and laptop cooling capacity
laptop and laptop cooling > 2.0 % unit

Gambar 1.2. Perlakuan Skema Presentasi dari Data dalam Studi


Kelayakan.

nilai titik, yang dikonversikan ke format grid (raster) di ArcInfo. Data elevasi
akhir disajikan dalam 50m x 50m piksel. Selanjutnya nilai laptop dan pendingin
laptop untuk setiap pixel diperkirakan dalam kaitannya dengan sekitarnya piksel
sesuai dengan Burrough & McDonell (1998). Berikut nilai ke lima kelas data
I-5

Laptop dan pendingin laptop : (1) kurang dari 0,5%, (2) 0,5-1,0%, (3) 1,0-1,5%,
(4) 1,5-2,0% dan (5) lebih dari 2%.
Dataset dan klasifikasi dari jenis penggunaan laptop dan pendingin laptop
daerah peta yang dihasilkan oleh Survei diwilayah meulaboh Otoritas dalam skala
1:50.000, masing-masing mewakili 25km x 25km daerah, digunakan untuk
permintaan konsumen terhadap garis besar dalam studi zona. Berisi peta-peta
rinci klasifikasi elemen lanskap dan karena itu nyaman di perencanaan fisik.
Dataset terdiri dari beberapa permintaan konsumen dengan informasi seperti
penggunaan laptop dan pendingin laptop, teknologi, browsing dan jaringan
internet. Dalam penelitian kami hanya penggunaan laptop dan pendingin laptop
merek acer, yang terdiri dari: aplikasinya dari berbagai jenis laptop dan pendingin
laptop, aksesoris laptop dan pendingin laptop, sofwer, termasuk jenis pendingin
laptop dan dan acesoris lainnya. Setelah reklasifikasi, penggunaan laptop dan
pendingin laptop ini diatur dalam: (i) laptop dan pendingin laptop, termasuk
semua jenis acecorisnya (pendingin laptop, speker, most, dll), (ii) laptop acer,
termasuk banyak peminatnya dan banyak di cari oleh para konsumen, dan (iii)
penggunaan laptop dan pendingin laptop termasuk semua jenis selain yang
ditentukan dalam (i) atau (ii).

1.1.2.2.Jenis Dataset Laptop dan Pendingin Laptop


Semua data laptop dan pendingin laptop yang digunakan dalam studi ini
berasal dari Survei kelompok II. Akses ke digital bahan peta dengan skala
1:50.000 yang nyaman ini relatif terbatas. Oleh karena itu, lokal, regional dan
nasional dataset pada berbagai skala, antara 1:50.000 (lokal) dan 1:1,000,000
(nasional), yang digunakan. Lokal dataset dari kelompok II. Peta menunjukkan
perpanjangan dari jenis laptop dan pendingin laptop yang berbeda di bagian
wilayah kota meulaboh dan berbagai peminat konsumen. Jenis laptop dan
pendingin laptop dikelompokkan menurut cara wawancara dengan konsumen di
lapangan dan jenis laptop, pendingin laptop distribusi sesuai permintaan
konsumen. Laptop merek acer dan pendingin laptop kurang dari 80% peminat.
Pemetaan awalnya dikompilasi pada skala yang rinci, tetapi untuk 1:50.000
I-6

umumnya lebih mudah dibaca. Untuk menyajikan informasi peta selengkap


mungkin, masing-masing permintaan laptop dan pendingin laptop dijelaskan
dengan salah satu dari tiga atribut: L1 (permintaan laptop acer dan pendingin
laptop di atas 70%), L2 (normal 50% pemetaan sesuai permintaan konsumen) dan
L3 (jenis Laptop 50%). Atribut L2 yang digunakan dalam studi karena sesuai
dengan permintaan konsumen di mana permintaan konsumen memiliki
signifikansi yang besar.

1.1.2.3.Data Preprocessing
Dalam rangka mencapai kombinasi yang tepat dari parameter, semua
vektor dan data tabel data raster dikonversikan ke dengan ukuran sel 50m x 50m
piksel. Ukuran piksel telah ditentukan dari akurasi elevasi data. Sejak empat pixel
yang setara dengan 1 cm, kita mengasumsikan bahwa variabilitas spasial di
tingkat lapangan akan diwakili dengan cukup akurat. Misalnya, karakteristik
lanskap diwakili dalam 1 pixel per cm. Setelah setiap pixel rasterization mendapat
nilai numerik:nilai ini dapat mewakili banyak properti dari lokasi seperti bentuk
laptop,pendingin laptop, penggunaan laptop dan elevasi. Geografis sudut pandang,
setiap parameter yang persis diwakili oleh ini didefinisikan pemetaan dalam
sistem grid. Serangkaian matematika operasi dapat digunakan untuk
menggabungkan efek dari berbagai properti.

1.1.2.4.Kesesuaian Kelas untuk dikontrol Laptop dan Pendinginnya


Kesesuaian kelas ditentukan oleh analisis lapangan tiga parameter
(kemiringan penilaian konsumen, jenis dan penggunaan laptop serta
pendinginnya) yang terlihat jelas pada (Gambar 1.3). Dua parameter tiga kelas dan
salah satu dari mereka lima, sehingga dalam 45 berbeda subclass. Setelah
merekombinasi subclass tersebut dalam kelompok-kelompok berbagai macam
jenis laptop dan pendingin laptop (semua jenis laptop).dengan berbagai macam
jenis laptop serta pendinginnya dan 8 kesesuaian kelas dan 2 kelas unsuitability
didefinisikan. Daerah di kelas 1-2 yang dianggap sangat sangat cocok, di kelas 2-3
I-7

sangat cocok, di kelas 5-6 moderat cocok dan sesuai marginal kelas 7-8 untuk
mengontrol laptop dan pendinginnya.

1.1.2.5.Studi Validasi
Studi validasi meliputi dua tingkat di wilayah studi. Satu ikhtisar tingkat,
dengan tujuan untuk menguji apakah terbukti laptop dan pendingin laptop yang
mempunyai potensi untuk dikontrol di studi kelayakan dalam pengujian laptop
serta pendinginnya agar permintaan, disajikan di bagian informasi tentang kondisi
laptop serta pendinginnya. Yang kedua adalah pada acesoris laptop dan tingkat
permintaan konsumen dilapangan, di mana beberapa persyaratan untuk fungsi
laptop terkendali dievaluasi untuk bidang-bidang khusus dengan kuesioner dan
penyelidikan lapangan.

1.1.2.6.Kuesioner
Tujuan dari studi kuesioner adalah untuk mengumpulkan informasi dari
pengguna laptop dan pendingin laptop tentang (i) jenis laptop dan berbagai
macam bentuk pendingin laptop yang di inginkan oleh para konsumen, terutama
permintaan para mahasiswa dan para karyawan dan masyarakat meulaboh, (ii)
permintaan konsumen terhadap laptop serta pendinginnya, (iii) terjadinya
pergeseran dalam persaingan penjualan laptop dan pendinginnya (iv) kisaran
normal tingkat permintaan laptop dan pendinginnya.
Kuesioner terdiri dari 11 pertanyaan. Pertanyaan no. 1-4 jenis laptop serta
pendinginnya yang bersangkutan, no.5-7 kapasitas dan fungisi laptop serta
pendinginnya, no. 8 terjadinya penurunan terhadap permintaan laptop dan
pendinginnya, dan no.9 tingkat persaingan pasar. Pertanyaan no. 10 dan 11 yang
dimasukkan untuk mendapatkan informasi apa pengguna laptop serta
pendinginnya tahu atau percaya tentang pelaksanaan pengontrol laptop dan fungsi
pendinginnya. Selain kuesioner, peta dari pengguna laptop dan pendingin laptop
yang banyak permintaan konsumen di mana seharusnya titik laptop dan
pendinginnya dari pelaksanaan survey pasarnya yang terlihat pada (Gambar 1.3).
Selanjutnya, dua folder informasi tentang dikendalikan sebuah laptop dan
I-8

pendinginnya yang terpasang. Kuesioner terutama dikirim ke pengguna laptop


dan pendinginnya dimana lapangan fisik dilakukan penyelidikan (lihat sub bagian
sebelumnya), agar dapat membandingkan hasil dari kedua sub-studi. Selain itu,
seorang jumlah kuesioner yang dikirim ke pengguna laptop serta pendinginnya di
mana setiap fisik dilakukan penyelidikan. Sebanyak 79 kuesioner yang dikirim ke
pengguna laptop di kabupaten Aceh Barat yang terlihat pada (Tabel 1.1). Dari
jumlah tersebut, antara 35-70% menanggapi studi kuesioner.
Tabel 1.1 Kompilasi dari Jumlah yang Dikirim dan Menjawab
Kuesioner
Kecamatan Sent Farms where field Responded Total Pengguna
(no.) investigation were (no.) Laptop
(Unit)
carried out (no.)
Johan Pahlawan 30 28 17 157
Meureubo 25 23 17 115
Bubon 10 11 8 40
Samatiga 23 15 11 70
Kaway XVI 15 8 6 20
Pante Ceureumen 8 5 3 11
Woyla 6 3 1 10
Jumlah 117 93 63 423
I-9

Gambar 1.3 Contoh Informasi Sampel dari Pengguna Laptop Mengenai


Konsep yang Merupakan Permintaan dari Para Konsumen : (a) Dikirim
Bahan untuk Permintaan Konsumen, (b) Menjawab Informasi dari
Pengguna Laptop
1.1.3. Hasil
1.1.3.1.Studi Kelayakan
Sebanyak lebih dari 371 orang yang menggunakan laptop dan
pendinginnya termasuk dalam studi ini (Tabel 1.2). Sekitar dua-pertiga dari
pengguna laptop dan pendinginnya terletak di kecamatan johan pahlawan, 30% di
Meureubo, 25% di Bubon, Sama Tiga 23%, Kaway XVI 15%, Pante Ceureumen
8% dan 6% di Kecamatan Woyla. Sekitar 60% dari penggunaan laptop dan
pendingin laptop diklasifikasikan tidak cocok karena masih banyak yang kurang
mengerti dalam penggunaannya atau bisa disebut dengan Gaptek (Gagap
Teknologi). Dengan demikian, sebagian besar dari Wilayah Aceh Barat, 40% atau
289 Unit, diperkirakan tahu dalam penggunaan laptop dan pendingin laptop.
Proporsi terbesar ditemukan di kecamatan Johan Pahlawan dengan kesesuaian
sangat tinggi (kelas 1-2), sekitar 300 orang yang tahu dalam penggunaan laptop
dan pendinginnya, dan di kecamatan mereubo sekitar 250 orang yang tahu dalam
penggunaan laptop dan pendinginnya dengan kesesuaian moderat (kelas 5-6),
91unit. Daerah dengan tinggi (kelas 3-4) atau marjinal (kelas 7-8) kesesuaian
terdiri 6-7% dari luas wilayah Aceh Barat. Johan Pahlawan memiliki proporsi
terbesar dalam penggunaan laptop dan pendinginnya yang sesuai
dengan cara kerja atau aturan penggunaan teknologi ini. Proporsi penggunaan
laptop yang diklasifikasikan non-cocok adalah, rata-rata, seperti Meureubo, sama
tiga dan Kaway XVI, antara 62-71%. Dalam Kecamatan Pante Ceureumin, hanya
31% adalah non-cocok untuk dikontrol dalam penggunaan laptop dan
pendinginnya.

1.1.3.2.Studi Validasi
Informasi tentang Penggunaan Laptop dan Pendingin Laptop Rata-rata,
67% dari wawancara dilapangan dengan potensi untuk penggunaan Laptop dan
I-10

pendinginnya dalam studi kelayakan (kelas 1-8) adalah ditemukan dalam jaringan
penggunaan laptop dan pendingin laptop. Sebagian besar kecamatan diwilayah
Aceh Barat ini, sekitar 300 unit pengguna laptop, ditemukan di kecamatan johan
pahlawan, dibandingkan untuk kecamatan meureubo (250 unit),Bubon (100 unit)
dan Sama Tiga (230unit), Kaway XVI (150 unit), Pante Ceureumen (80Unit) dan
Woyla (60 unit). Luas wilayah dengan kesesuaian tinggi (kelas 1-4) sekitar76.000
dan merupakan 13,5% dari penggguna laptop dan pendinginnya atau 21% dari
pengguna laptop dan pendinginnya dalam jaringan teknologi kawasan dengan
asosiasi.

1.1.3.3.Kuesioner
Sebuah kompilasi hasil dari penelitian ini adalah kuesioner. Ditemukan
bahwa laptop dan pendinginnya yang mendominasi jenis di wilayah Aceh Barat.
Hanya lima dari pengguna Laptop menjawab bahwa proporsi dari penguna Laptop
dan pendinginnya merupakan lebih dari 60% dari hasil kuesioner mereka.
Mayoritas pengguna laptop dikecamatan johan pahlawan,meureubo, bubon, sama
tiga, kaway XVI, pante ceureumin dan dikecamatan Woyla menunjukkan bahwa
sebagian besar dari pengguna laptop dan pendingin laptop, adalah 60% yang
dapat menjawab kuesioner dan yang tidak bisa menjawab kuesioner kurang dari
30% di seluruh kecamatan dalam hasil studi dilapangan.

1.1. Segmentasi Pelanggan dan Kemampuan untuk Menjanjikan dalam


Sebuah Kapasitas Terbatas Lingkungan Manufaktur
1.2.1. Pendahuluan
Dalam masa meningkatkan daya saing dan resesi global pentingnya
perencanaan operasi menjadi jelas dalam berbagai industri. Ini, dalam kombinasi
dengan perkembangan baru-baru ini sistem pendukung keputusan, meletakkan
fokus pada penggunaan Perencanaan Advanced Systems (APS), karena sistem ini
menawarkan kemungkinan untuk perusahaan meningkatkan efektivitas dan daya
saing keseluruhan. Ketika mempelajari APS berbeda satu akan menemukan
beberapa solusi untuk membantu dalam menetapkan prioritas yang berbeda untuk
I-11

perintah dan / atau pelanggan. Ide dasar dari pendekatan ini adalah dengan
menggunakan segmentasi pelanggan sebagai alat untuk meningkatkan total
pendapatan, misalnya dengan hanya menerima perintah yang paling
menguntungkan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah untuk
mengalokasikan Tersedia-untuk-Janji (ATP) di muka jumlah segmen pelanggan
yang berbeda dan kemudian hanya menjual produk kepada pelanggan termasuk
segmen dengan alokasi yang tersedia. Dalam industri manufaktur ini sangat
relevan, terutama dalam kasus-kasus ketika kendala kapasitas memaksa
perusahaan untuk terus memilih antara berbagai pelanggan, dan juga untuk
menolak perintah karena kekurangan kapasitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis segmentasi pelanggan
dan mampu-untuk- janji fungsionalitas dalam sebuah proses pemenuhan
permintaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan efek teoritis yang
diharapkan dari segmentasi pelanggan dan untuk kontras ini dengan studi kasus,
di mana pemenuhan permintaan APS modul yang digunakan.
Dari sudut pandang metodologis, penelitian ini didasarkan pada tinjauan
pustaka dan studi kasus; kasus yang konseptual dan deskriptif dalam alam. Itu
tinjauan literatur didirikan di bidang manajemen rantai pasokan, operasi
manajemen, dan sistem perencanaan lanjutan. Studi kasus ini didasarkan pada
data yang dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan di tempat
kunjungan di pabrik, serta data dari internal perusahaan dokumentasi. Para penulis
juga memiliki akses ke data primer di istilah laporan perusahaan yang
menggambarkan proses, data kinerja, dll. Biasanya, wawancara dilakukan dengan
manajer proyek, pemilik proses dan perencana. Itu bertujuan mengevaluasi kasus
berdasarkan aspek-aspek teoritis segmentasi pelanggan, ATP, dan manajemen
pendapatan, sehingga untuk contoh dan meningkatkan pemahaman tentang
penggunaan modul canggih APS dalam praktek.
Kasus menggambarkan dan menganalisis proses memprioritaskan dalam
kapasitas terbatas pengaturan dengan kedua saham pesanan (make-to-stock,
MTS) dan pesanan pelanggan (merakit / membuat-untuk memesan, A/MTO).
Menempatkan fokus pada pemenuhan pesanan proses dan faktor penting
I-12

mengenai segmentasi pelanggan pada perusahaan kasus, tetapi juga


menggambarkan fungsi ATP seperti itu. Perusahaan beroperasi di pasar global
dengan manajer penjualan regional di lebih dari 45 negara. Selama bertahun-
tahun, perencanaan kapasitas terbatas telah sangat penting bagi mereka, karena
biasanya permintaan mereka secara luas melebihi kapasitas produksi mereka.
Sebuah pelaksanaan komersial dari rak APS suite beberapa tahun yang lalu
memberi mereka kemungkinan untuk menggunakan segmentasi pelanggan dalam
terstruktur. Sekarang perusahaan telah menggunakan segmentasi pelanggan dalam
master perencanaan dan proses ATP selama beberapa tahun, memperlakukan baik
MTO, MTS dan produk, dan mereka telah mengalami hasil yang baik dari itu.
Sebelum masuk ke lebih lanjut tentang kasus ini, kita mulai dari dengan
singkat di proses pemenuhan pesanan, termasuk segmentasi pelanggan dan
fungsionalitas ATP, di sistem perencanaan lanjutan. Setelah mengikuti studi kasus
dan analisis kasus. Akhirnya kita simpulkan dan memberikan pelajaran yang
paling penting dari kasus dan memberikan ide-ide untuk penelitian lebih lanjut
pada subjek.

1.2.2. Tinjauan Literatur


1.2.2.1.Proses Pemenuhan Pesanan
Salah satu isu yang paling penting bagi perusahaan adalah untuk dapat
memberikan perintah janji akurat. Dengan demikian urutan proses yang
menjanjikan harus didasarkan pada perencanaan yang sebenarnya kendala-kendala
yang dihadapi perusahaan; kendala baik yang didasarkan pada materi atau
kapasitas (atau keduanya). Bahan kendala yang berkaitan dengan terbatasnya
ketersediaan bahan (mentah materi, modul, barang jadi, dll), sedangkan kapasitas
kendala adalah hasil dari kapasitas produksi yang terbatas. Secara tradisional,
mengutip janji pengiriman telah didasarkan pada tersedia persediaan, dan jika
tidak ada seperti itu ada, berdasarkan produksi direncanakan lead-time. Solusi
pemenuhan pesanan modern berdasarkan kemampuan perencanaan APS
menawarkan untuk lebih canggih menjanjikan prosedur dengan tujuan untuk;
meningkatkan on-time-delivery dengan menghasilkan kutipan diandalkan,
I-13

mengurangi jumlah peluang bisnis terjawab dengan mencari lebih efektif untuk
kutipan layak dan untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas dengan
meningkatkan harga penjualan rata-rata. Dalam berikut kami menjelaskan secara
singkat APS pada umumnya, dimana setelah kita mendeskripsikan tersedia-to-
promise (ATP) fungsionalitas di APS menjadi agak lebih detail.

1.2.2.2.Advanced Perencanaan Sistem


Tidak seperti sistem ERP tradisional, APS layak mencoba menemukan,
rencana dekat yang optimal di seluruh rantai pasokan secara keseluruhan,
sementara potensi kemacetan dianggap secara eksplisit. Dalam hal perangkat
lunak, APS berarti kelompok luas perangkat lunak aplikasi yang dikembangkan
oleh berbagai vendor perangkat lunak, seperti i2 teknologi, Laptop dan Pendingin
Laptop, JDA, Oracle, SAP dan Lawson. APS bertujuan mempertimbangkan sifat
kapasitas sumber daya yang terbatas dan kendala lainnya dalam rangka
memberikan perencanaan dapat diandalkan. Mereka tidak, sebagai sistem ERP
tradisional, menganggap bahwa kapasitas terbatas, bahwa semua pelanggan,
produk dan bahan yang sama pentingnya, dan bahwa parameter tertentu (seperti
lead time) dapat diperbaiki. Selama dekade terakhir, penggunaan APS untuk
desain, integrasi dan pengendalian persediaan proses rantai telah meningkat. APS,
cobalah untuk mengotomatisasi dan perencanaan computerize melalui simulasi
dan pengoptimalan. Masih pengambilan keputusan dilakukan oleh para perencana,
yang memiliki wawasan ke dalam rantai pasokan tertentu, tahu tentang kendala
sistem dan juga memiliki pengetahuan umum tentang kelayakan dalam rencana
yang dibuat.
Perencana juga melakukan pemodelan dan keputusan mengenai
penggunaan input untuk model, misalnya bisnis aturan untuk memandu
perencanaan mesin. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan standar kategori
APS adalah dengan modul perangkat lunak yang berbeda tergantung pada panjang
cakrawala perencanaan di satu sisi, dan rantai suplai modul proses yang
mendukung di sisi lain. Gambar 1.4 kategorises yang paling umum modul APS
standar menurut dua dimensi. Studi ini berfokus pada pemenuhan permintaan,
I-14

karena itu ATP modul menganalisa tergantung pada permintaan perencanaan,


menguasai perencanaan, dan produksi perencanaan / penjadwalan modul dalam
proses pemenuhan pesanan, yang divisualisasikan dalam Gambar 1.4.

Gambar 1.4 Typical APS Modul. Modul Berbayang dalam Fokus untuk
Penelitian

1.2.2.3.Segmentasi Pelanggan
Dalam kapasitas pengaturan terbatas, tidak semua permintaan pelanggan
dapat dipenuhi dan terpenuhi. Dengan demikian permintaan perencanaan dan
menguasai perencanaan menjadi lebih penting, tidak hanya untuk merencanakan
operasi secara efektif, tetapi juga untuk mengalokasikan kapasitas tertentu yang
paling penting pelanggan. Kuantitas manajemen pendapatan berbasis metode
dapat digunakan untuk segmen pelanggan dalam beberapa kelompok, tergantung
pada perbedaan-perbedaan dalam perilaku membeli, strategis, rata-rata
keuntungan, dan sejenisnya. Untuk review komprehensif pada manajemen
pendapatan, terutama berfokus pada industri penerbangan, kami sarankan McGill
dan Van Ryzin. Dukungan segmentasi pelanggan APS untuk mengoptimalkan
usaha struktur kinerja dan ketertiban kelas secara keseluruhan biasanya hierarkis.
I-15

Kuantitas ATP kemudian dialokasikan ke kelas-kelas agar sesuai dengan aturan


bisnis yang telah ditetapkan. Alokasi ini mewakili hak untuk mengkonsumsi ATP,
dan digunakan dalam urutan proses menjanjikan.
Alokasi ATP untuk memesan kelas dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan dan profitabilitas bisnis. Prosedur untuk melakukan hal
ini ditentukan perencanaan alokasi. Dalam proses seperti prakiraan yang
disesuaikan (dari permintaan perencanaan modul) diubah menjadi jumlah ATP
oleh master modul perencanaan. Setelah jumlah ATP dialokasikan kepada
pelanggan sesuai dengan standar hierarki aturan bisnis, dan kuantitas yang
dialokasikan ini pada gilirannya digunakan oleh permintaan pemenuhan modul.

1.2.2.4. Fungsionalitas Tersedia untuk Janji (ATP)


Pertimbangkan sebuah perusahaan yang merakit pra-dirancang dan
diproduksi pra-modul untuk pesanan pelanggan dimana perintah proses
menjanjikan untuk fokus pada dua masalah utama. Pertama, dalam buffer yang
tersedia di modul, yang biasanya bertepatan dengan titik arus barang pesanan
pelanggan di mana diletakkan dalam proses produksi (yaitu pelanggan decoupling
urutan titik, CODP). Isu kedua adalah tersedia kapasitas (kemampuan) dalam
perakitan akhir produksi. Biasanya fungsi berlabel tersedia-untuk-janji (ATP)
dalam perencanaan produksi dan kontrol terminologi, didefinisikan seperti
sebagai bagian bahwa tangan yang di inventarisasi dan direncanakan produksi
(master jadwal produksi) yang belum dialokasikan untuk tuntutan spesifik dan
masih tersedia untuk memenuhi tuntutan baru atau permintaan perubahan
konfigurasi (Higgins, et al., 1996). ATP memungkinkan pengiriman janji-janji
yang akan dibuat, dan pesanan pelanggan dan pengiriman yang akan dijadwalkan
secara akurat. Masalah yang terakhir, mengenai kapasitas tersedia, yang berlabel
fungsionalitas Capable To Promise (CTP), yang merupakan perluasan dari ATP
tradisional dengan mengambil pilihan tambahan yang tersedia kapasitas (kapasitas
terbatas kendala) ke rekening sehingga untuk menghitung ketika sebuah
perusahaan mampu menyusun modul ke dalam produk akhir, atau menghasilkan
bagian-bagian yang hilang dalam urutan. Akibatnya, fokus pada perusahaan
I-16

manufaktur MTO yang lebih berorientasi pada sumber daya faktor, bukan pada
aspek ekonomi saja.

1.2.2.5.Revenue Management, Segmentasi Pelanggan dan ATP dalam Praktek


Chen et al. (2001, 2002) alamat logika ATP menggunakan model
pemrograman bilangan bulat campuran berfokus pada penggunaan optimal dari
kapasitas yang terbatas sehingga untuk menentukan pengiriman tanggal untuk
batch dari pesanan pelanggan. Quante et al. (2009) menyatakan bahwa masalah
dalam praktek penggunaan modul pemenuhan permintaan adalah bagaimana
untuk mendapatkan keseimbangan yang baik antara solusi kualitas dan waktu
respon untuk pesanan janji. Replanning utama atau batch pemrosesan order
permintaan akan meningkatkan derajat kebebasan dan meningkatkan solusi, tapi
batch processing juga pasti akan mengakibatkan respons lagi. Tujuan makalah ini
adalah untuk memperkenalkan segmentasi pelanggan dan profitabilitas
pertimbangan dalam urutan proses menjanjikan. Masalah ini sebagai kapasitas
dinamis terbatas yang didasarkan pada model pengelolaan analisis profitabilitas.
Menggunakan model pemrograman bilangan bulat campuran, mereka
menyimpulkan bahwa kapasitas aturan keputusan mengabaikan permintaan untuk
memberikan profitabilitas hasil yang sama di bawah kondisi paling. Meskipun
demikian, mereka berpendapat bahwa manajemen berbasis pendapatan adalah
penting di sebagian besar industri menghadapi kapasitas terbatas. Mengakui
bahwa proses perusahaan memiliki kapasitas yang terbatas berarti bahwa suatu
perusahaan akan bersedia untuk menolak beberapa perintah jika mereka tidak
dapat disampaikan pada tanggal jatuh tempo tanpa menyakiti keseluruhan
profitabilitas perusahaan. Selain itu, dengan menolak beberapa perintah dengan
profitabilitas rendah, dengan perusahaan membuka kesempatan untuk menerima
perintah dari profitabilitas yang lebih tinggi dalam depan. Pertanyaan mendasar
untuk mengatasi adalah apakah suatu perusahaan harus menerima pesanan
pelanggan dalam kaitannya dengan dampak keputusan seperti ini pada masa kini
dan masa depan profitabilitas. Berikut akan kami jelaskan kasus pelanggan
perusahaan menggunakan segmentasi, didasarkan pada laba kotor, dalam
I-17

kombinasi dengan sebuah suite APS termasuk CTP alokasi dan perhitungan dalam
kapasitas lingkungan terbatas.

1.2.3. Studi Kasus: SSAB Plate


1.2.3.1.Latar Belakang Perusahaan
SSAB Plate adalah produsen terbesar kekuatan baja ceruk tinggi dan
nordik produsen pelat baja yang berat. Pada tahun 2008 mereka mempekerjakan
2.500 orang, telah tahunan SEK penjualan 13,2 miliar dan keuntungan sebesar
SEK 3,1 miliar. Fungsi penjualan di SSAB Plate ini disusun dalam area bisnis
yang berbeda (pada umumnya wilayah geografis yang berbeda). Setiap area bisnis
memiliki pengelola kawasan bisnis (BAM), dan dibagi menjadi lebih kecil
Wilayah Penjualan Geografis dan Penjualan Kawasan bahkan lebih kecil, masing-
masing dengan manajer Area Sales Manager (ASM) dan Regional Sales Manager
(RSM). Pelanggan dilayani oleh sekitar 200 RSM's yang semua memiliki tujuan
umum, untuk memenuhi pelanggan dan memberikan pelat baja yang mereka ingin
membeli.
SSAB Plate menjalankan sebuah pabrik terpadu sepenuhnya, dari pabrik
ke selesai coking plate di Asia. Meskipun perusahaan dapat dicirikan sebagai
proses industri dengan bahan berbeda profil, kincir dioperasikan sebagai
pekerjaan toko dengan variabel produksi dan rute batch, terutama disebabkan oleh
fakta bahwa perusahaan adalah sebuah ceruk pemain dengan lebih dari 10.000
pelanggan, yang hanya dua dari rekening mereka untuk lebih dari 10.000 ton.
Dalam konteks industri baja, ini berarti bahwa sebagian besar pelanggan SSAB
Plate cukup kecil. Produk seperti itu cukup standar, tetapi dengan set luas jenis
produk akhir dan banyak pesanan kecil, perencanaan pabrik adalah tantangan.
Penggilingan telah ditetapkan sekitar 120 sumber daya, di mana beberapa
dianggap 18-20 sebagai potensi kemacetan, tergantung pada bauran produk,
hambatan yang sebenarnya berbeda-beda. Sekitar 40% dari produksi dikirim ke
beberapa 80 titik saham yang menyebar di seluruh dunia, sedangkan sisanya 60%
terdiri dari pesanan pelanggan yang sebenarnya. Produksi itu dapat dicirikan
sebagai pabrik Finish-To-Order (FTO) meskipun produksi dengan CODP kira-
I-18

kira setengah. penyangga CODP yang terdiri dari apa yang disebut lembaran,
yang diselesaikan sesuai dengan pesanan pelanggan saham atau spesifikasi.

1.2.3.2.Perencanaan Situasi
SSAB Plate telah bertahun-tahun, memiliki permintaan yang luas melebihi
kapasitas produksi mereka, yang telah membuat perusahaan mencari cara untuk
meningkatkan output mereka. Selama resesi saat ini dapat dengan mudah
memahami bahwa masalah perencanaan telah mengubah dan terbatasnya
kapasitas bukanlah masalah besar. Manfaat keadaan di bawah ini yang diperoleh
dari segmentasi pelanggan dan perencanaan alokasi dalam sebuah APS dapat
dipertanyakan. Namun, studi ini mempertimbangkan kapasitas terbatas
lingkungan, yang merupakan keadaan operasional normal SSAB Plate, yang
berarti bahwa pabrik di Asia menghasilkan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, masih
belum mampu memenuhi permintaan pelanggan. Dengan demikian, analisis akan
didasarkan pada asumsi bahwa permintaan tidak dapat puas dan bahwa beberapa
jenis segmentasi diperlukan. Pada tahun 2001 dilaksanakan sebuah SSAB Plate
APS i2 suite dari teknologi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan output
dengan melakukan perencanaan yang lebih efektif (Cederborg dan Rudberg,
2008). I2 suite yang dilaksanakan meliputi modul berikut (lihat Gambar 1 dan
Gambar 2); Permintaan Planner, yang kemudian ditingkatkan menjadi Demand
Manager (i2 DM), Supply Chain Planner (i2 SCP) dan Permintaan Pemenuhan
(i2 DF). Setelah SSAB Plate memiliki modul APS untuk perencanaan dan
penjadwalan produksi yang disebut PMSIM (formal Lawson M3 Advanced
Production Planning Modul). Plate SSAB juga memiliki seperangkat di rumah
system, dikembangkan untuk mendukung proses perencanaan, yang satu disebut
Beppe adalah paling penting untuk studi ini. Beppe menyimpan catatan dari semua
rute untuk semua produk dan karenanya menerjemahkan pesanan pelanggan ke
persyaratan kapasitas sebenarnya, yang digunakan ketika mengalokasikan
kapasitas sumber daya terbatas (biasanya 18-20 keluar dari sekitar 120 sumber
daya di pabrik). Urutan proses pemenuhan pesanan dapat menyebabkan janji kata
I-19

yang akan dilantik oleh tiga bagian; 1) permintaan perencanaan, 2) alokasi


perencanaan, dan 3) pemenuhan permintaan (lihat Gambar 1.5).

Gambar 1.5. Sekilas Dari Proses Pemenuhan Pesanan (Termasuk


Permintaan dan Menguasai Perencanaan).

1.2.3.3.Permintaan Perencanaan
Dalam proses penganggaran tahunan bingkai untuk total volume produksi
tahunan yang ditetapkan oleh manajer pemasaran yang mengubah frame ini
menjadi batas atas untuk ramalan tiap area bisnis. Setiap BAM kemudian
menggunakan batas-batas ini untuk memutuskan batas atas untuk setiap RSM di
kawasan bisnis, yang kemudian membuat perkiraan sesuai dengan batas-batas ini.
Itu ditetapkan prakiraan mengenai pelanggan, kelompok produk (disebut setara
kelompok ketebalan, ETG) dan harga. Setelah perkiraan awal ini, yang dibuat
dalam ton, yang ramalan dikirim ke i2 SCP yang menggunakan rute dari Beppe
untuk membuat rencana tahunan sesuai dengan prakiraan. Rencana ini terdiri dari
I-20

alokasi aktual dalam jam dalam mengalokasikan sumber daya. Rencana


ditransformasikan kembali ke ton dan dikirim ke i2 DM di mana digunakan
sebagai batas atas ketika sebuah prakiraan terkendala dibuat.

1.2.3.4.Perencanaan Alokasi
Peramalan dari DM i2 adalah dasar bagi master proses perencanaan.
Ramalan akan mengurangi perintah yang terbuka dari ramalan akhir dan
memprioritaskan jaring ramalan menurut seperangkat aturan bisnis. Master
perencanaan mengoptimalkan rencana untuk ramalan bersih, dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang tersedia, yang margin kotor
yang terkait untuk setiap permintaan dan pembatasan lain berdasarkan himpunan
aturan bisnis. Hasil dari perencanaan master dialokasikan per kelompok ton
produk, penerima dan waktu, tetapi juga dialokasikan per jam sumber daya, RSM,
kelompok prioritas dan waktu. Mengenai status alokasi di diekspor ke i2 DM
setiap seminggu sekali, sehingga setiap RSM akan telah memperbarui informasi.
Alokasi dalam jam ini sudah diekspor ke i2 DF dan digunakan dalam proses
pemenuhan permintaan. Dalam hal perencanaan alokasi, i2 SCP dipandu oleh
seperangkat aturan bisnis yang berdasarkan segmentasi pelanggan. SSAB Plate
menggunakan 4 kelompok luas untuk memprioritaskan pelanggan, yang juga
menentukan prioritas perintah:
Rank 1. pesanan pelanggan dari kelompok pelanggan yang paling penting
Rank 2. pesanan pelanggan dari kedua kelompok pelanggan yang paling penting
Rank 3. pesanan pelanggan dari kelompok pelanggan paling tidak penting.
Rank 4. saham SSAB Plate perintah dari gudang sendiri
Aturan untuk pelanggan mana yang seharusnya menjadi milik kelompok
yang paling penting hanya diputuskan oleh manajer pemasaran, kelompok lain
ditentukan oleh masing-masing BAM eksklusif untuk setiap area bisnis. Dalam
tiga kelompok pertama (Ranking 1-3), kelompok-kelompok dibagi lagi
berdasarkan klasifikasi ABC.

Anda mungkin juga menyukai