Dr. rer. nat Sophi Damayanti Prof. Dr. Slamet Ibrahim S., DEA, Apt. KK Farmakokimia Sekolah Farmasi ITB
KONSEP MUTU
1. Dalam dunia bisnis industriindustri (penghasil produk dan jasa) saling bersaing dalam tiga hal : Harga, penyampaian dan Mutu
dan penyampaian sangat tergantung pada faktor luar industri seperti situasi moneter, daya beli masyarakat dan kondisi geografik. Sedang mutu produk dan jasa sepenuhnya tergantung pada industri itu sendiri
2. Harga
3. Hanya produk dan jasa yang bermutu yang memenangkan persaingan bisnis sehingga eksistensi dan posisinya dapat bertahan di pasaran
DEFINISI MUTU
Mutu (quality) didefinisikan secara sederhana sebagai pemenuhan persyaratan konsumen (meeting the requirement of the costumer) dan ini dinyatakan dalam berbagai cara : a. Kesesuaian dengan tujuan/manfaat (JURAN) b. Keseluruhan sifat dan karakter produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang jelas ataupun tersamar dinyatakan (SNI 19-8402-1991/ISO 8402)
c. Memenuhi kebutuhan konsumen sekarang dan masa yang akan datang (DEMING) d. Keseluruhan karakteristik produk dan jasa meliputi pemasaran, perencanaan, desain, rekayasa dan pemeliharaan) yang pemanfaatannya sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen (FEIGENBAUM) e. Kesesuaian dengan persyaratan (CROSBY)
f.
g.
Sesuatu yang berbeda untuk setiap orang dan bergantung pada waktu, tempat dan tujuannya (ELLIOT) Suatu kondisi dinamis yang berkaitan erat dengan produk, jasa, orang, proses dan lingkungan yang dapat memenuhi atau melebihi yang diharapkan (GOETCH dan DAVIS)
Mutu Kesesuaian Spesifikasi Tujuan/penggunaan Zero deffect Right time Biaya produksi
Suatu Standar yang disepakati bersama yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan produsen dan konsumen
a. Search quality Mutu yang dapat dievaluasi konsumen sebelum produk digunakan. Dapat digunakan untuk menilai produk dan tidak untuk menilai mutu jasa
b.Experience quality Mutu yang hanya dapat dievaluasi setelah membeli dan mengkonsumsi produk atau jasa tertentu
c. Credence Quality Mutu yang sukar atau tidak dapat dievaluasi walaupun setelah konsumen membeli atau mengkonsumsi barang/jasa tertentu Baik Experience Quality dan Credence Quality keduanya bersifat subjektif sering digunakan untuk mengevaluasi jasa yang intangible (tak dapat dilihat)
DIMENSI MUTU
Digunakan untuk melihat dari sisi manakah mutu dinilai (Garvin, 1996) A. DIMENSI MUTU PRODUK
Performance : kinerja dengan fungsi utama atau karakteristik operasional suatu produk Feature : Ciri khas yang membedakan dengan produk lain (fungsi dan karakteristik)
Conformance : kesesuai produk dengan syarat atau spesifikasi yang telah ditetapkan
Pengukuran mutu jasa sangat sulit dilakukan, karena karakteristik jasa tidak tampak (Intangible)
Jasa
adalah layanan yang diberikan suatu pihak (provider) ke pihak yang lain (client) baik yang dapat dilihat (explisit service) maupun yang tidak dapat dilihat (implisit service)
Karakteristik jasa adalah : a. Keluaran proses yang tidak tampak (intangible output) dan tidak baku b. Tidak dapat disimpan tetapi dapat dirasakan setiap kali diproduksi dan tidak dapat diproduksi secara massal
c. Konsumen berpartisipasi dalam proses produksi d. Terdapat hubungan langsung dan erat melalui proses pelayanan e. Keterampilan personel diberikan langsung kepada pelanggan
Responsiveness : daya tanggap pemberi jasa Competence : kemampuan dan ketrampilan pemberi jasa
Accessibility : kesopanan dan keramahan serta perhatian pemberi jasa Tangible : dapat diukur dan dirasakan oleh penerima jasa Communication : komunikasi antara penerima jasa dengan pemberi jasa
DIMENSI MUTU Penilaian konsumen terhadap jasa yang diberikan pemberi jasa (Johnson, 1998)
7C
3F
PROSES
Pengubahan/transformasi berbagai masukan oleh kegiatan produksi dan bisnis menjadi keluaran yang berbentuk Produk dan jasa
MASUKAN - Bahan
Keluaran suatu proses merupakan masukan bagi proses yang lain. Keluaran mensyaratkan pengukuran kinerja produk / jasa yang dihasilkan proses. Proses harus dapat berulang, efektif, efisien, terkontrol dan adaptable
Proses merupakan berbagai kegiatan untuk melaksanakan instruksi dan prosedur. Kegiatan industri beragam dan sangat bergantung pada produk yang dihasilkan Pencegahan terjadinya kegagalan proses dapat dilakukan jika proses telah definitif di mana semua masukan, keluaran dan kegiatannya telah disepakati dan terdokumentasi dengan baik (GMP)
Proses yang bermutu dan terkendali akan menghasilkan produk yang bermutu
Dokumentasi berguna untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu produk dan mencegah kegagalan. Proses yang tidak sesuai dapat dihindarkan (error-free work), serta produk yang dihasilkan menjadi zero defects
Masukan
Proses
Proses berulang
I
Gagal cacat
Produk bermutu
Inspeksi berfungsi mendeteksi produk yang gagal/cacat dan meloloskan produk yang bermutu saja. Proses inspeksi ini tidak ekonomis dan tidak ada pencegahan proses yang buruk dan juga tidak ada upaya peningkatan mutu
Masukan
Proses
Proses dst
Barang bermutu
Merupakan proses inspeksi yang dilakukan pada setiap tahap proses yang ada dalam kegiatan industri. Masih berfungsi mendeteksi produksi yang tidak sesuai spesifikasi (cacat) saja tanpa ada upaya pencegahnnya dan peningkatan mutu
PENGAWASAN MUTU
PEMASOK KERJA ULANG
QA/QC
MASUKAN
PROSES
PRODUK
QA/QC
MARKETING
MANAJEMEN MUTU
KONSUMEN
PENJAMINAN MUTU
Upaya untuk memastikan bahwa sistem, proses, prosedur, karakter dan kinerja telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan melalui AUDIT (internal dan eksternal) dan PEDOMAN (panduan mutu, instruksi kerja, prosedur tetap, dll)
Dokumen pendukung JAMUT : Panduan mutu Instruksi kerja SOP Formulir-formulir Prosedur dan instrumen audit
PENJAMINAN MUTU
PANDUAN MUTU STANDAR MUTU PROSEDUR TETAP INSTRUKSI KERJA
MASUKAN
PROSES-PROSES
PROSES :
QC
QA :
PENERAPAN TQM
Total Quality Management (TQM) = Management approach of an organization, centered on QUALITY based on PARTICIPATION OF ALL ITS MEMBERS and aiming at LONG TERM SUCCESS through
CUSTOMER SATISFACTION and BENEFITS to all members of the ORGANIZATION and the SOCIETY (ISO 8402 1994) Total Made up of the WHOLE
Quality degree og excellence through CUSTOMER SATISFACTION Management Act, art or manner of handling controlling, directing, etc TQM id the art of managing the whole to achieve excellence
4. Perbaikan yang berkelanjutan pada proses produksi dan bisnis 5. Memandang dan memperlakukan pemasok sebagai mitra kerja 6. Melakukan dan menegakkan pengukuran kinerja pada semua proses
CONTINOUS IMPROVEMENT
UNSUR MUTU 1. Orientasi/definisi 2. Prioritas 3. Penekanan pemeriksaan pada : 4. Tanggung jawab 5. Problem solver 6. Procurement
BUDAYA LAMA Pada produk Produk Deteksi Divisi pengawasan mutu Manager Patokan harga
BUDAYA TQM Pada konsumen Layanan dan harga Pencegahan dan perbaikan sinambung Semua orang Team Siklus yang kecil
PENGUBAHAN SIKAP
KONSEP DIRI MOTIVASI KARAKTER
KOMPETENSI
TQM mengubah budaya dan sikap. Pengubahan (transformasi) sangat substansial, tapi membutuhkan waktu. TQM memerlukan kesadaran semua pihak bahwa mutu perlu perbaikan yang berkelanjutan
CONTINOUS IMPROVEMENT IMPERATIVE : Understanding of customer needs Improvement in systems Co-operation with suppliers Managing variation Involvement of employees Planning
MODEL TQM
TEAM WORK
PROCESS
COMMITMENT
SPC (Statistical Process Control) SQC (Statistical Quality Control) SQC = SPC + Acceptance sampling
SEVEN TOOLS OF STATISTICS 1. Process flowchart 2. Check sheets 3. Histogram 4. Graphs 5. Pareto analysis 6. Cause Effect Diagram 7. Control Chart
KONSUMEN
JENDELA KONSUMEN
KONSUMEN INGIN
AWAS
AMAN
GAP