Anda di halaman 1dari 71

ISO

(INTERNASIONAL ORGANIZATION
FOR STANDARDIZATION)

IVANA WARDANI.S.K.M.,M.K.M
• Merupakan badan non-pemerintah
• Suatu Lembaga/organisasi yang menerbitkan standar internasional
• ISO terdiri dari sekumpulan/beberapa badan standarisasi negara-negara lebih dari
160negara, termasuk Indonesia.
• Di Indonesia yg mewakili Badan Standarisasi Nasional (BSN  Menerbitkan SNI)
• ISO dibentuk tahun 1947 di jenewa swiss
• ISO = ISOS = EQUAL = SAMA.
• ISO bersifat Dasar SUKARELA, tetapi akan menjadi WAJIB apabila ada kebutuhan dari
pemangku kepentingan (stakeholder)
• Dimulai ketika pada tahun 1946, delegasi dari 25 negara bertemu di London dan
sepakat untuk membentuk suatu organisasi yang akan memfasilitasi Koordinasi
Internasional dan menyatukan standard di bidang Industri. Pada 23 Februari 1947 ISO
mulai operasional.
• Bertujuan membuat standard untuk spesifikasi produk, layanan dan system sebagai
instrumen untuk memfasilitasi pedagangan internasional.
• Bersifat Market driven / digerakkan oleh pasar
• Bukan merupakan anggota PBB atau WTO
• ISO telah mempublikasikan lebih dari 21.000 standard yang mencakup seluruh bidang
industri
ISO adalah singkatan dari The International Organization
for Standardization, yaitu Organisasi Internasional untuk
Standardisasi yang menetapkan standar internasional di
bidang industrial dan komersial dunia dimana tujuan
pembentukannya untuk meningkatkan perdagangan antar
negara-negara di dunia.

Pengertian ISO adalah salah satu badan penetap standar


internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan
standardisasi nasional (BSN  Menerbitkan SNI) setiap
negara untuk mengukur mutu sebuah organisasi. Artinya,
setiap perusahaan yang ingin bersaing secara global
dapat diukur kredibilitasnya dengan standar ISO.
LATAR BELAKANG

 Perkembangan industri semakin pesat


 Persaingan semakin ketat
 Setiap Perusahaan berusaha menjadi yang terbaik
 Manajemen yang baik menjadi kunci kesuksesan
 Tuntutan pasar untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam produk maupun jasa yang
dihasilkan tetapi tidak melupakan dampak lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang
terjadi dari segala aktivitas perusahaan.
Beberapa jenis ISO

sistem manajemen mutu yang memiliki karakteristik pendekatan proses untuk


memperbaiki efektivitas manajemen mutu di suatu perusahaan. Standar ISO 9001
merupakan standar yang paling banyak diterapkan perusahaan di Indonesia.

Seperangkat aturan yang mengatur standar lembaga pengujian atau laboratorium


yang bertujuan untuk menjamin keakuratan hasil pengujian pada berbagai bidang
seperti kesehatan, perlindungan konsumen, perdagangan, dan produksi.

Perangkat aturan standar yang mengatur sistem keamanan pasokan untuk


perusahaan berisiko tinggi, seperti hotel, perbankan, pertambangan, dan sejenisnya.
merupakan standar untuk sistem manajemen energi yang bertujuan agar perusahaan
mempunyai sistem untuk memperbaiki konsumsi energi, kinerja, dan efisiensi.

merupakan standar yang berkaitan dengan sistem manajemen lingkungan dengan


berbagai aspek yang wajib dipenuhi, seperti penghematan air, bahan bakar, energi, dan
pengelolaan limbah industri.

diterapkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang minuman dan makanan. Setiap
perusahaan yang ingin mendapatkan standar ini harus melakukan kontrol internal serta
memiliki rencana proses dan pengendalian untuk setiap produk yang dihasilkannya.
aturan yang mengatur standar  Informasi Security Management System
 (ISMS) atau sistem manajemen keamanan informasi. Standar ini
diterapkan pada perusahaan aplikasi IT dan yang sejenisnya.

standar sistem manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) untuk


mengelola perusahaan. Jenis ISO 45001 bertujuan meningkatkan,
mengembangkan dan menerapkan kebijakan untuk pencegahan terhadap
accident.

ISO ini mengatur standar yang berhubungan dengan sistem manajemen


mutu untuk industri otomotif dengan konsep perbaikan berkelanjutan,
tindakan pencegahan dan perbaikan, serta pengendalian rantai pemasok.
TUJUAN ISO

1. Meningkatkan kredibilitas
2. Mengoptimalkan kinerja karyawan
3. Meningkatkan good will perusahaan
4. Mencegah pemborosan

Penerapan sistem manajemen mutu adalah suatu keputusan


strategis bagi suatu organisasi yang dapat membantu organisasi
untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan dan
menyediakan dasar yang kuat untuk inisiatif pembangunan
berkelanjutan.
Manfaat potensial suatu organisasi yang mengimplementasikan
sistem manajemen kualitas berdasarkan standar internasional
adalah :
1.Kemampuan untuk menyediakan produk dan jasa secara
konsisten yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan persyaratan
hukum serta peraturan yang berlak
2. Memfasilitasi peluang untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan
3.Menangani risiko dan peluang yang terkait dengan konteks
dan tujuannya
4. Kemampuan untuk menunjukkan kesesuaian terhadap
persyaratan sistem manajemen mutu yang ditentukan
Standar ini dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal

Standar Internasional ini mempergunakan pendekatan proses,


yang menggabungkan siklus Plan-Do- Check-Act (PDCA) dan
pemikiran berbasis risiko.

Siklus PDCA menggerakkan sebuah organisasi untuk memastikan bahwa


proses-proses mendapat sumberdaya dan pengelolaan secara sesuai, dan
peluang untuk peningkatan dapat ditentukan dan dilakukan.

Secara konsisten memenuhi persyaratan dan menangani kebutuhan dan harapan masa
depan merupakan sebuah tantangan bagi organisasi dalam sebuah lingkungan yang
semakin dinamis dan kompleks. Untuk mencapai sasaran ini, organisasi dapat melakukan
adopsi yang diperlukan dari berbagai bentuk peningkatan untuk melengkapi koreksi dan
peningkatan terus-menerus, seperti terobosan perubahan, inovasi dan re-organisasi.
Prinsip-prinsip manajemen mutu

•—  customer focus (Fokus kepada pelanggan)


•—  leadership (Kepemimpinan)
•—  engagement of people (Keterlibatan orang)
•—  process approach (Pendekatan proses)
•—  improvement (Peningkatan)
•—  evidence-based decision making (Pengambilan keputusan berbasis bukti)
•—  relationship management (hubungan Manajemen )
MANAJEMEN MUTU K3 ISO 45000

ISO 45001 adalah standar internasional mengenai


persyaratan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja.

Tujuan standar ini adalah untuk membantu organisasi


dalam :
•memperbaiki kinerja K3 atau kesehatan dan keselamatan
kerja,
•pencegahan kecelakaan kerja, dan
•meningkatkan kesehatan karyawan.
Tujuan Penerapan ISO 45001

Hasil yang diharapkan dari penerapan standar ini adalah:


•Perbaikan yang berkelanjutan atau continual improvement terhadap performa K3
dari organisasi.
•Memenuhi peraturan perundang-undangan dan berbagaipersyaratan lainnya.
•Untuk mencapai tujuan dari K3 yaitu : Zero Accident (tidak ada kecelakaan
kerja), Zero Harm (tidak ada cedera kerja), Zero Fatality (tidak ada kematian
akibat kerja).
Alasan penggunaan ISO 45001
•K3 merupakan kebutuhan dasar manusia.

•Bentuk tanggung jawab atau respect dari organisasi.

•Organisasi bertanggung jawab terhadap Keselamatan dan Kesehatan karyawan


sebagai aset dan pihak lainnya yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas.

•Sesuai dengan amanat dari Undang Undang No. 13 / 2003 Pasal 86 dan 87.

•Sebagai bekal untuk menghadapi tantangan Industri dan persaingan di


perdagangan Global.
• Standar ISO 45001 diterbitkan oleh lembaga ISO pertama kali
pada Oktober 2013.

• Disusun oleh komite ISO/PC 283, yakni suatu komite yang


bertanggung jawab langsung untuk proses standardisasi.

• Tidak kurang dari perwakilan 70 negara ikut terlibat dalam proses


penyusunannya.

ISO 45001 ini disusun untuk menggantikan OHSAS


18001.

ISO 45001 menggunakan panduan struktur yang sesuai standar sistem manajemen
yaitu Annex SL, untuk memudahkan integrasi dengan standar sistem manajemen lain,
seperti ISO 9001 dan ISO 14001.
Quality
Management
Quality
Management
ISO 9001
Health &
Safety
IM
S Environment
Health and
al Environment
Safety
Management Management
ISO 45001 &
PP NO ISO 14001
50/2012

Integrated Management
System
Annex SL

Annex SL adalah kerangka untuk Standar Sistem Manajemen secara umum


(Management System Standards – MSS), yang berisi :

• Pedoman mengenai struktur tingkat tinggi atau High Level Structure.


• “Core Text” yang identik .
• Istilah dan Definisi yang umum untuk berbagai standar.

PDCA Cycle atau Siklus PDCA adalah suatu metode


pemecahan masalah dalam pengendalian kualitas, melalui
siklus empat langkah : Plan, Do, Check, Action.
Prosedur
mutu
ANNEX SL (STRUKTUR TINGKAT TINGGI)
• ANNEX SL ADALAH ISTILAH UNTUK KERANGKA SISTEM MANAJEMEN SECARA UMUM UNTUK
SEMUA STANDAR SISTEM MANAJEMEN BARU DI MASA MENDATANG.
• ANNEX SL TELAH MENETAPKAN STRUKTUR SEMUA STANDARD SISTEM MANAJEMEN KEDEPAN
DALAM 10 KLAUSUL.
• STANDARD YANG SUDAH DAN SEDANG MENERAPKAN ANNEX SL ADALAH ISO 9001:2015, ISO
14001:2015, ISO 45001:2018.
1. Lingkup aplikasi

10 KLAUSUL 2.Persyaratan normatif

3. Istilah & Definisi

4. Konteks organisasi

STANDAR
5. Kepemimpinan
PLAN
6. Perencanaan

7. Pendukung

8. Operasi DO

9. Evaluasi Kinerja CHECK

10. Peningkatan ACTION


ANNEX SL (STRUKTUR TINGKAT TINGGI)
4. Context of the organization
Mengenai Konteks organisasi
4.1 Understanding the organization and its context (new)
Memahami organisasi dan konteksnya, termasuk klausa baru di versi 2018, dapat dilakukan dengan
cara :
• Menetapkan isu eksternal dan internal yang relevan
• Menentukan faktor dan kondisi yang mempengaruhi operasional organisasi, misalnya :
peraturan, tata kelola stakeholders, visi-misi perusahaan.
4.2 Understanding the needs and expectations of workers and other interested parties (new)
Memahami kebutuhan dan harapan dari pekerja dan pihak pemangku kepentingan yang lain,
maksudnya adalah :
• Pihak berkepentingan yang relevan, seperti : pekerja, pemerintah, pelanggan atau
customer, masyarakat, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), anggota dewan, competitor,
regulator dan lainnya.
• Kebutuhan dan harapan yang relevan dari pekerja dan pihak berkepentingan. Sebaiknya
perusahaan mengutamakan kebutuhan dan harapan dari sisi “Pekerja” terlebih dahulu
sebelum pihak lain.
4.3 Determining the scope of the OH&S management system

Menentukan ruang lingkup sistem manajemen OH&S dilakukan


dengan cara :
• Menentukan batasan penerapan SMK3, termasuk aktivitas
yang dalam kendali atau pengaruh organisasi yang dapat
berdampak terhadap performa SMK3.

4.4 OH&S management System

Sistem manajemen OH&S termasuk pada proses organisasi dan


interaksinya yang termasuk dalam scope SMK3.
5.Klausa kelima memuat mengenai Kepemimpinan dan partisipasi dari pekerja

5.1 Leadership and commitment

Kepemimpinan dan Komitmen dapat dilakukan dengan :

• Penekanan pada akuntabilitas manajemen puncak untuk memastikan konsultasi


dan partisipasi dengan para pekerja
• Meningkatkan kinerja dan mendukung SMK3 serta integrasinya ke dalam proses
bisnis lainnya
• Perlindungan terhadap pekerja dari “serangan balik” (reprisal) ketika melaporkan
kejadian kecelakaan, bahaya, risiko (termasuk social or sexual harassment)
• Mendukung terbentuknya dan berjalannya fungsi komite K3 (P2K3)
• Delegasi diperbolehkan namun tetap terlibat
• Perwakilan Manajemen tidak lagi disebutkan secara eksplisit (Management
Representative)
5.2 OH&S Policy
Kebijakan terhadap OH&S ditentukan oleh Manajemen Puncak atau Top Management.
Top Management adalah orang atau kelompok orang yang secara langsung mengendalikan
organisasi pada posisi tertinggi.

Manajemen Puncak harus menetapkan, mengimplementasikan dan memelihara kebijakan K3


yang :
• Termasuk komitmen untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk
mencegah KK dan PAK
• Menyediakan kerangka kerja untuk mengatur sasaran K3
• Termasuk komitment untuk pemenuhan perundangan dan persyaratan lainnya
• Termasuk komitmen untuk mengeliminasi hazard dan mengurasi risiko K3
• Termasuk komitmen untuk melakukan continual improvement
• Termasuk komitmen untuk konsultasi dan partisipasi pekerja

Kebijakan tersebut harus :


• Tertulis
• Dikomunikasikan
• Tersedia untuk pihak berkepentingan
5.3 Organization roles, responsibilities and authorities

• Wewenang, tanggung jawab dan peran dari organisasi juga ditentukan


oleh Top Management.
• Top manajemen harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang
untuk peran yang relevan dalam SMK3 diberikan dan dikomunikasikan
kepada seluruh level serta terdokumentasi.
• Jobdesc mengenai tanggung jawab dan wewenang terhadap K3 juga
harus tercantum.

5.4 Participation and consultation

Konsultasi dan partisipasi dari pekerja, maksudnya adalah penekanan


terhadap keterlibatan pekerja dalam proses SMK3.
6. Perencanaan

6.1 Menyebutkan tindakan tentang Risiko dan Peluang ( risk


based thinking)
• Mempertimbangkan :
•isu utama (Int & ekst), aspek (ABC), bahaya (Fisika, kimia, bio, ergo,psiko)
•Kegiatan/pekerjaan--- rutin/non, normal/abnormal/emergency,
•menetapkan nilai risiko dan peluang, Tindakan intervensi, legal,
•PJ/otoritas
6.1 Menyebutkan Tindakan ttg risiko &
peluang
Standar Nama Dokumen Isi Dokumen

ISO 9001 : 2015 Risk Register / Problem 4.1 & 4.2


Identification Risk
Assessment (PIRA)

ISO 14001 : 2015 Identifikasi Aspek Aspek Lingkkungan ( ABC)

Dampak Lingkungan
(IADL)
ISO 45001 : 2018 Hazard Identification Risk Faktor Bahaya ( fisika, kimia, bio, ergo,
psiko)
Assessment Opportunity
Control (HIRAOC/
Dokumen 6.1.2
Standar Nama Dokumen Isian Dokumen

ISO 9001 : 2015 SMM RISK REGISTER / PROBLEM 4.1


IDENTIFICATION RISK 4.2
ASSESSMENT (PIRA)

ISO 14001:2015 SML IDENTIFIKASI ASPEK DAMPAK 4.1


4.2
LINGKUNGAN (IADL) 6.1.2 Aspek Lingkungan (ABC)

ISO 45001 : 2018 SMK3 HAZARD IDENTIFICATION RISK 4.1


ASSESSMENT DETERMINE CONTROL 4.2
(HIRADC/HIRAOC) 6.1.2 Faktor Bahaya (permenaker No 5
th 2018 : Fisika, Kimia, Bio, ergo, Psiko)
ISO 31000 : 2018 ttg Risk Management
KONTEKS PEKERJAAN/
SCOPE
2. Komunikasi &
Konsultasi IDENTIFIKASI ISU/BAHAYA/

KOMUNIKASI & KONSULTASI


Menetapkan SOP ASPEK
Manajemen risiko (6.1)

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
KEPARAHAN KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO

REKAMAN & PELAPORAN

Source: AS/NZS 4360 (2004)


ISO 31000 : 2018
6.1.3 Kewajiban Pemenuhan PUU
6.2. Sasaran mutu/K3/LINGK dan rencana pencapaian

Ditetapkan pada seluruh level , fungsi dan proses


Perencanaan meliputi:
• Apa yang harus dikerjakan (konsisten)
• Apa sumber daya yang dipersyaratkan(terukur)
• Siapa yang bertanggungjawab(relevan) Kuantitatif
• Kapan waktu penyelesaian(dipantau)
• Bagaimana hasil akan dievaluasi(dikomunikasikan)
• SAMPAI DENGAN RENCANA TINDAKAN KE DEPAN
YANG SESUAI

Spesific Measurable

Time
Frame

Achievable Relevant
CONTOH SASARAN MUTU
7. Dukungan ISO Series
Menetapkan
Dan
Menetapkan dan Menyediakan
menyediakan sumberdaya Sumberdaya
manusia yang dibutuhkan,
dengan mempertimbangkan :
 Kemampuan dan
batasan sumberdaya
yang ada di internal.
 Apa yang perlu
diperoleh oleh
sumberdaya eksternal
Lingkungan
meliputi
 Sosial: (misalnya non-
Menetapkan dan Menyediakan Infrastruktur
diskriminatif, ketenangan,
orang sesuai dengan kebutuhan meliputi
 Gedung :
non- konfrontatif) *
organisasi
 Peralatan  Psikologis (misalnya
hardware maupun mengurangi-stess, mencegah
software kelelahan, meredam emosi).
 Kendaraan *
 Sistem Informasi  Fisik (misalnya suhu, panas,
kelembaban, cahaya, aliran
udara, kebersihan,
7.1.3 Infrastruktur (Sarpras)
a. Sarana Kebakaran
b. Sarana P3K
c. Sarana IPAL
d. Setiap mesin wajib riksa uji
e. Setiap alat takar wajib kalibrasi
Sebagai gambaran
• (7.1.2)Manusia : inspektor/pengawas, Boiler, Forklift, genset harus
kompeten (dibuktikan dengan Surat Izin Operasi / SIO)
• (7.1.3) Infrastruktur : alat ukur dikalibrasi & riksa uji
Boiler, Forklift, genset pastikan layak digunakan dibuktikan dengan surat
izin layak operasi (SILO dari disnaker setempat)
• (7.1.4) Lingkungan : pencahayaan yang memadai, kelembapan udara
yang tepar, dsb
7.1.5 Monitoring measuring resource
• Definisi Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary
of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur,
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain: Kalibrasi adalah
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
7.2. Kompetensi

Departemen HRD memastikan


Pemenuhan kompetensi dapat melalui :

• Training/pelatihan (TNA)
Pendidikan
• Mentoring
• Penerimaan pegawai baru
• Kontrak
Pelatihan
• dll

Pengalaman
7.3 Kesadaran
Organisasi harus memastikan orang yang bekerja di bawah kendali
organisasi harus menyadari akan :
• Kebijakan system manajemen
• Sasaran yang relevan
• Kontribusi untuk meningkatkan efektivitas system manajjemen
7.4. Komunikasi

Organisasi menetapkan komunikasi internal dan eksternal meliputi:

— Apa yang akan dikomunikasikan


— Kapan komunikasi dilakukan
— Kepada siapa dikomunikasikan
— Bagaimana komunikasi dilakukan
— Siapa yang mengkomunikasikan

CONTOH KOMUNIKASI
CONTOH
KOMUNIKASI
WORK PERMIT
7.5 Pengendalian Informasi yang Terdokumentasi

KATEGORI DOK WAJIB


Informasi yang
terdokumentasi

DOKUMEN PEDOMAN RECORD


Digunakan sebagai Bukti hasil
pedoman dalam bekerja
pekerjaan
• Ada pengesahan sebelum diterbitkan (tidak • Disimpan dengan baik sehingga :
semua orang bisa mengeluarkan pedoman)
 Record mudah dicari
• Semua karyawan harus berpedoman pada
dokumen yang terbaru  Record tidak rusak
• Distribusi dokumen dikontrol, sehingga bila • Disimpan sesuai standard lama
terjadi revisi, dokumen lama dapat ditarik penyimpanan
dan diganti dengan yang baru Contoh : PO, Form Cuti, dll
Contoh : Kebijakan Perusahaan, Prosedur,
IK, dll
Hierarki Dokumentasi Sistem
Manajemen

I. Manual / Pedoman
SMMK3

II. SOP / Prosedur Kerja

III. Instruksi Kerja

IV. Formulir Catatan


Hierarki dokumentasi

I. Pedoman/manual

II. SOP

III. Instruksi Kerja

IV. Formulir & Catatan


8.Operasional (ISO 9001)  tinggal intepretasikan saja

• 8.1. Pengendalian dan perencanaan operasional


• 8.2. Persyaratan produk dan layanan
• 8.3. Desain dan pengembangan produk dan layanan
• 8.4. Pengendalian penyedia proses, produk dan jasa eksternal
• 8.5. Ketentuan produksi dan layanan
• 8.6. Pelepasan produk dan layanan (tidak diloloskan apabila
belum sesuai)
• 8.7. Pengendalian ketidaksesuaian output ISO 45K KLAUSUL
8.1.2.4
CSMS

45K & 14 K
8.2 ERP
8.2 melaksanakan program Tanggap Darurat
1. Mitigasi (mengidentifikasi ada keadaan
darurat apa saja ditempat kerja)
2. Kesiapsiagaan (merencanakan keb Tim,
Sarana, Prasarana, SOP)
3. Response (Melakukan Simulasi  min 1 th 1x)
4. Recovery (pemulihan)
8.1 perencanaan pengendalian operasional Lingkungan (ISO 14001)
8.2. Upaya Menghadapi Keadaan Darurat
INTERNAL AUDIT
1. ADALAH SEBUAH KEGIATAN YANG DILAKUKAN MINIMAL SEKALI DALAM 12 BULAN,
2. ADA YANG MENGKOORDINASI KEGIATAN INTERNAL AUDIT
3. AUDITOR HARUS SUDAH IKUT PELATIHAN INTERNAL AUDIT
4. AUDITOR TIDAK BOLEH MENGAUDIT DEPAREMENNYA SENDIRI
5. ADA MEMBUAT RENCANA AUDIT/AUDIT PLAN (risk based thinking)
6. AUDITOR DILENGKAPI AUDIT CHECKLIST
7. MEMBUAT LAPORAN AUDIT (AUDITOR)
8. AUDITOR DIEVALUASI (jeli/detail/mampu menemukan ketidaksesuaian dan
memberikan nilai tambah utk melakukan perbaikan)
9. Non Conformity Report (NCR) DIANALISA DAN DIEVALUASI (Auditor) diberikan ke
auditee (klausul 10.2 Corrective Action Report)
Dokumen: Prosedur audit, rencana audit, audit checklist, laporan audit, NCR/CAR
Klausul ISO 9001, 14001, 45001 : 9.2
Klausul OHSAS : 4.5.5
9. Evaluasi Kinerja
9.3. Tinjauan Manajemen
• Dilaksanakan secara regular minimal 1 tahun bisnis berjalann dan dilakukan
oleh TOP Manajemen
• Agenda :
• Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
• Hasil pengukuran dan pemantauan
• Hasil Audit
• Kepuasan pelanggan
• Isu-isu tentang penyedia eksternal dan pihak pihak terkait
• Kecukupan sumber daya
• Kinerja proses dan kesesuaian barang dan jasa

• Efektifitas tindakan terhadap risiko dan peluang


• Peluang pengembangan yang baru untuk peningkatan berkesinambungan

Contoh RTM
10.1 UMUM

Menentukan dan memilih Peluang Peningkatan

Peningkatan Produk / Jasa 01


Meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi
persyaratan (juga untuk mengatasi kebutuhan masa
depan).

Mengurangi Ketidaksesuaian 02
Mengoreksi, mencegah atau mengurangi
pengaruh yang tidak diinginkan

03
Meningkatkan kinerja &efektivitas SMM

Contoh :
1.Koreksi 4.perubahan terobosan
2.Tindakan perbaikan 5.Inovasi
3.perbaikan terus-menerus 6.Re-organisasi
10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif

Pencegahan &
Perubahan
Update Resiko SMMK3L (jika
Ketidaksesuaian Tindakan Tinjauan
dan Peluang
Efektifitas perlu)
Perbaikan

Ketidaksesuaian Bereaksi mengambil Mengevaluasi


termasuk keluhan tindakan mengendalian
pelanggan, Meninjau & dan memperbaiki serta kebutuhan tindakan
menganalisis serta sepakat terhadap untuk mencegah
menentukan penyebab konsekuensi terulang kembali
Informasi terdokumentasi
10.3 Peningkatan berkelanjutan

Hasil Analisa dan


Evaluasi Kebutuhan dan Peningkatan
Berkelanjutan
Peluang
Output Tinjauan
Manajemen

Kinerja

Waktu
TAHAPAN IMPLEMENTASI ISO

1. LANGKAH PERSIAPAN & GAP ANALYSIS

2. PELATIHAN IMPLEMENTASI BAGI KARYAWAN

3. IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGEMBANGAN DOKUMENTASI SESUAI PERSY ISO

4. AUDIT INTERNAL & TINJAUAN MANAJEMEN

5. TINDAK LANJUT & PROSES SERTIFIKASI


PROSES SERTIFIKASI ISO 9001, 14001, 45001

Badan Akreditasi

Badan sertifikasi

Organisasi KONSULTAN
CONTOH SERTIFIKAT
BEBERAPA CONTOH
PENERAPAN ISO
9001:2015, 14001:2015, &
45001:2018
MEMBUAT BISNIS PROSES/MAPING PROSES

SUPPLY CHAIN/ HR, FINANCE, HSE, SECURITY ENGINEERING


PURCHASING ADMIN,

SUPPLIERS MATERIAL RAW PRODUCTION QA/QC


RECEIVING MATERIAL
DEPT WAREHOUSE

DISTRIBUTORS SALES/ FINISH GOOD


/CUSTOMERS MARKETING WAREHOUSE
Matriks Korelasi SMK3 PP 50 & ISO
45001
MANFAAT DAN HAMBATAN INTEGRASI SISTEM

MANFAAT

 Mengurangi duplikasi pekerjaan


 Mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan
 Menselaraskan sasaran
 Menselaraskan tanggung jawab dan wewenang
 Lebih fokus dalam penyelesaian masalah
 Menciptakan konsistensi
 Meningkatkan efektifitas komunikasi
MANFAAT DAN HAMBATAN INTEGRASI SISTEM
HAMBATAN
 Komitmen manajemen yang kurang dan konflik operasional dengan
MR
 Belum ada persyaratan sistem manajemen terintegrasi di dunia
internasional
 Beban kerja
 Keterbatasan sumber daya untuk mendesain dan mengelola sistem
manajemen integrase
 Pelatihan lebih banyak dilakukan untuk auditor internal dan MR
 Peraturan-peraturan yang terpisah antara:
Mutu, Lingkungan, K3, dsb
Plan vs Reality
Analisa video lingkungan
1. Apakah PT telah menerapkan SML?
Sudah/belum
Apabila sudah apa buktinya (klausul)
Apabila belum apa alasanya?
Daftar Pustaka
www.iso.org
www.SafetySign.co.id
www.wqa-apac.com/10-langkah-mudah-bagi-transisi-iso-9001-2008-ke-iso-9001-2015/
QMS Auditor/Lead Auditor version 4 revision 0.0

#A7C4BA #E5DCCB #EA7B58 #CD4646 #504554

Anda mungkin juga menyukai